Share

Permintaan yang Tak Bisa Diwujudkan

Badan terasa sangat lelah. Hari ini, hari yang sibuk untukku. Usai pulang bekerja, aku berkeliling mencari rumah kontrakan untuk Naura. Andai rumah lama milik keluarganya tak dijual, pasti dia bisa datang kapan saja.

Pukul sebelas malam, aku baru tiba. Seharusnya, aku pulang pukul sembilan tadi. Aldo menelepon, dia mengajakku nongkrong di kafe.

Selepas mandi, aku merebahkan diri. Badan terasa pegal semua. Sejenak aku melirik ponsel yang ada di dekat bantal. Menyala. Ada beberapa pesan masuk. Naura. Wanita itu sejak kemarin tak henti-hentinya menelepon dan mengirimkan pesan. Suasana hatinya sedang buruk karena pertikaian kedua orang tuanya.

Sore tadi, Naura dan ibunya memilih keluar dari rumah. Ayahnya sudah di luar kendali. Tak hanya melukai ibunya secara batin, pria itu juga memukulinya. Sementara mereka tinggal di rumah teman ibunya. Rencana, besok pagi mereka akan kemari.

“Ngga, aku tak bisa tidur.” Hampir tiap malam, Naura berkata seperti itu. Hampir tiap malam juga aku menemani
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status