Share

Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda
Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda
Penulis: Allyaalmahira

Perkara Hutang Dua Puluh Juta

Hiks hiks!

"Ayah kenapa Ayah pergi? aku bener bener ngga nyangka, takdir akan memisahkan kita secepat ini, Yah. aku belum bisa membuat Ayah bahagia, aku belum bisa menjadi Ginda yang dibanggakan oleh Ayah, tapi sekarang ayah malah pergi ninggalin aku."

Tangis seorang gadis buta pecah di tengah tengah pusara sang Ayah, yang meninggal dunia akibat sebuah kecelakaan.

Air mata yang tak dapat terhenti terus mengucur membasahi wajahnya, sebuah dendam membara yang membuat Ginda begitu marah.

Seketika ingatannya tertuju pada kejadian dua bulan yang lalu, saat dimana sebuah mobil mercy berwarna hitam tiba tiba menabraknya dari belakang, hingga menyebabkan kematian serta kebutaan.

Takdir yang seketika membawanya dalam sebuah kegelisahan, karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan kedua matanya buta, kini indahnya dunia ia lalui dengan kegelapan.

Tak hanya itu, setelah kecelakaan itu terjadi, rasanya banyak sekali kesialan yang menimpa. Salah satunya adalah Ginda harus dikeluarkan dari universitas tercinta, dan membuatnya harus merelakan semua mimpi mimpinya.

"Andai saja kecelakaan itu tidak terjadi. Takdirku tidak akan seperti ini. Aku berjanji, aku akan mencari pembunuh itu sampai mana pun, aku tidak akan pernah membiarkan hidupnya bahagia, karena dia lah penyebab semua penderitaan ini," tambah Ginda dengan pandangan mata tajam.

Cukup lama bersujud dihadapan sebuah tanah gundukan, kini Ginda beranjak perlahan hendak meninggalkan pusara dan kembali ke rumah. Berat, sungguh berat, rasanya Ginda tak ingin meninggalkan sang Ayah sendiri, namun bagaimanapun Ginda harus tetap bangkit.

Langkah pelannya berjalan meraba, tak mengerti bagian mana yang harus ia lalui, Ginda berjalan hanya menggunakan mata hati, hingga tiba tiba…

Ciiittt!

Bruaaakkk!

Terdengar suara mobil yang menabrak sesuatu di dekatnya.

"Astagfirullah," gumamnya terkejut.

Entah apa yang terjadi di hadapannya saat ini, Ginda tak tahu, suara benturan keras itu hanya membuat Ginda penasaran.

Sementara pengendara mobil, Marvin Marcello. Yang seketika terbelalak kala memperhatikan mobil mewah berwarna merah miliknya menabrak pohon.

"Astaga, Mobil saya!" gumamnya dengan mata melebar.

Kini ginda mencoba memahami kejadian apa yang ada dihadapannya, namun tetap saja ia tak dapat mengetahui ada apa sebenarnya.

Keterbatasannya saat ini, benar benar membuatnya seperti orang bodoh, bahkan riuhnya lokasi saat ini ia tak mengetahui.

"Yaallah, ada apa ini sebenarnya? Kenapa sepertinya ramai sekali?" gumam Ginda dengan ekspresi wajah bingung.

Wanita berhijab dengan tubuh mungil itu, terus terdiam ditempat, dengan harapan tak akan terjadi apa apa.

Sementara sebuah mobil yang kini telah terhenti karena menabrak pohon itu, terlihat rusak parah.

Melihat itu membuat sang pemilik geram, dengan cepat ia berjalan menghampiri. Hingga tercium aroma wangi yang berasal dari tubuh laki laki itu, yang kini menyeruak diindra penciuman Ginda.

Parfum yang berasal dari tubuh Marvin membuatnya mengerti jika seorang laki laki sedang berada didekatnya saat ini.

"Apa maksudmu? Apa kamu sudah bosan hidup? Karena ulahmu mobil baru saya terkena imbasnya," Ucap Marvin berekspresi marah.

Memperhatikan wanita muda itu dari samping, wajahnya cantik dengan hidung mancung, yang bertahan dengan pandangan lurus kedepan.

"Hey, apa kamu tidak mendengar ucapan saya? Saya sedang bicara dengan anda," tambah Marvin geram.

Belum menjawab, Ginda tetap terdiam dan lalu berkata.

"Maaf, Tuan. Saya tidak melihat!"

"Tidak melihat? Kamu tidak melihat mobil saya? Apa kamu buta sehingga kamu tidak melihat mobil saya yang sebesar itu?"

"Sekali lagi saya minta maaf, Tuan, saya tidak tahu, permisi," ucap Ginda yang kini melangkah kembali.

Langkahnya sangat berhati hati dengan tangan yang kini meraba di udara, yang membuat Marvin terkejut dengan pemandangan dihadapannya itu, ekspresi wajah Marvin seketika berubah setelah melihat Ginda berjalan.

"Jadi, gadis itu benar benar buta?" celetuknya dengan mata tak berkedip.

Namun tiba tiba, kembali Marvin teringat akan mobilnya yang terlihat rusak parah pada bagian depannya, membuat Marvin memanggil Ginda kembali.

"Tunggu," cegahnya yang membuat langkah Ginda seketika terhenti.

"Ada apa lagi, Tuan?"

"Ada apa? Hey, kamu sudah menyebabkan mobil saya rusak. Dan sekarang kamu bilang ada apa? Saya tidak mau tau kamu harus ganti rugi," ucap Marvin pada Ginda.

Seperti seseorang tak punya hati, ia tak peduli dengan keadaan fisik Ginda saat ini yang terpenting ia mendapat ganti rugi.

"Ganti rugi? Berapa banyak saya harus mengganti rugi, Tuan?"

"Dua puluh juta!"

Terbelalak kala Ginda mendengar nominal kerugian tersebut. Harus dengan apa Ginda membayarnya? Jangankan dua puluh juta, Marvin meminta satu juta saja, Ginda tak memilikinya.

Gadis berhijab bernama lengkap Ginda Almaneta itu adalah gadis buta berusia dua puluh lima tahun, yang memiliki paras ayu dan terlahir dari keluarga sederhana.

Perekonomian keluarga Ginda tidaklah seberuntung keluarga Marvin Marcello, keluarga Ginda hanyalah keluarga sederhana yang jauh dari kemewahan.

"Tapi saya tidak mempunyai uang sebanyak itu, Tuan," jawabnya dengan pandangan lurus kedepan.

"Kamu tenang saja saya akan memberikan kamu waktu, karena saya tau kamu tidak akan mampu membayarnya sekarang. Ini kartu nama saya, dan saya harap kamu tidak lari dari tanggung jawab," ucap Marvin yang menyodorkan sebuah kartu nama di tangan Ginda dengan paksa.

Ginda yang hanya dapat menghela nafas berat, memikirkan perkara ganti rugi yang baru saja terjadi.

Karena sedikit merasa kesal melayani laki laki yang dianggapnya menyebalkan, sombong dan angkuh tersebut, kini gadis berhijab itu pun melanjutkan langkahnya kembali.

"Lagi lagi karena mata ini," gumam Ginda dengan mata memerah.

Permasalahan yang datang rasanya membuat Ginda melemah, kini ia harus mendapat ujian berupa sebuah hutang.

"Semua ini karena pembunuh itu."

Beberapa menit kemudian. Sesampainya dirumah, Ginda terduduk lemah di teras rumahnya, Rumi yang melihat itu pun dengan cepat menghampiri.

"Ginda, udah pulang nak?"

"Udah, Bu," jawab Ginda tersenyum lemah.

Rasanya tiada semangat ia menjalani hari hari, harus sampai kapan ia hidup dalam kebutaan? Sementara dunia seperti tak berpihak padanya, banyak sekali ujian yang menimpa setelah keadaannya begini.

Sementara sang Ibu yang sepertinya mengerti dengan apa yang Ginda rasa saat ini.

"Sabar ya nak, kamu harus tetap semangat," ucap Rumi menepuk bahu sang anak.

Ditengah tengah perbincangannya, tiba tiba pandangan Rumi tertuju pada sebuah kartu nama yang sedari tadi ada digenggaman Ginda.

"Nda, apa yang kamu bawa itu nak?" Tanya Rumi yang membuat Ginda terkejut.

Perlahan Rumi pun meraihnya dan terpaksa Ginda melepaskan. Rumi memperhatikan kartu nama itu dengan seksama, sebelum akhirnya ia berkata.

"Nda, ini kartu nama siapa? Kenapa ada sama kamu? Dan kenapa kamu bisa berurusan dengan orang kaya seperti ini nak?" Teter Rumi yang membuat Ginda gelagapan.

Entah harus menjawab apa ia saat ini, Ginda tak ingin membuat sang Ibu bingung, sebenarnya Ginda tak berniat memberitahu sang Ibu tentang permasalahannya ini. Namun pertanyaan dari sang Ibu seolah memaksanya untuk menjawab.

Sedikit ragu, sebelum akhirnya Ginda menjelaskan apa yang telah terjadi antara ia dan pemilik kartu nama tersebut.

Ginda berkata jika diantaranya telah terjadi sebuah hutang, dua puluh juta dan harus ia bayar. Mendengar itu Rumi pun terkejut, terbelalak, dan kemudian terduduk lemah.

"Hutang, Dua puluh Juta? Lalu kita harus membayar hutang itu dengan apa, Nda? dua puluh juta itu besar sekali, dan kamu harus melunasinya. Hutang warung saja kita tidak bisa membayar, apalagi sampai dua puluh juta seperti ini, Nda," ucap Rumi dengan wajah frustasi.

Tak dapat berkata apa apa Ginda hanya terdiam menunduk, dengan perasaan bersalah.

"Maafin aku ya, Bu."

BERSAMBUNG...

Komen (22)
goodnovel comment avatar
Zetha Salvatore
Kasian Ginda, udah gelap dunianya, ech kena hutang pula
goodnovel comment avatar
Rakhmad
ayoo kuat Ginda
goodnovel comment avatar
dian muh
cari ke mana uangnya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status