Bab 14 PergiPeter menatap ke arah Hana yang sedang sibuk memasukkan barang-barang ke dalam paper bag yang dia bawa. "Kamu mau ke mana?" tanya Peter sambil berjalan ke arah Hana dan ketika Hana menoleh, Peter sedikit kaget melihat penampilan Hana. Wajah gadis itu pucat, matanya bengkak dan sembab, dia juga tampak lemah."Aku mau berhenti kerja," jawab Hana yang kemudian kembali fokus mengambil barang-barangnya, tanpa memperdulikan Peter."Loh kenapa," Peter kaget dengan jawaban Hana," memang kamu sudah mendapatkan pekerjaan yang lain di luar sana itu menjadi pekerjaan susah, Hana. Apa kamu nggak ingat tentang hutang-hutang ibu kamu?" Lanjut Peter berusaha mengingatkan dan menasehati Hana, Peter tahu bagaimana keadaan keluarga Hana bahkan dia juga tahu bagaimana history Hana yang berhenti sekolah dan pergi ke Jakarta.Hana diam Gadis itu menarik nafas dalam dia ingin menceritakan semuanya agar bebannya terkurungi. Namun, baginya apa yang terjadi adalah aib, apalagi dia juga belum tah
Bab 15 Kecurigaan DinaHana tidak menjawab pertanyaan dari Dina sebaliknya Gadis itu justru memilih membaringkan tubuhnya sambil merenungi nasibnya, dia sendiri tidak tahu harus bagaimana serta kemana harus mencari pekerjaan setelah ini."Yah malah diam, lama-lama Lo kesambet tau diam aja," ujar Dina berusaha mencairkan suasana. Namun, Hana tetap diam tak bergeming."Jadi sampai sekarang Hana itu masih di rumah Dia nggak bekerja?"tanya Peter setelah 1 minggu kemudian bahkan setelah satu minggu itu Hana juga tidak mau bertemu dengannya, ketika Peter ingin memberikan uang yang dia janjikan pun Hana terkesan tidak begitu bersemangat. "Iya Pak Saya sendiri juga heran sebab Hana itu diem aja, dia juga sekarang jarang sekali ngobrol dengan saya saya jadi kuatir jangan-jangan dia kesambet Pak." Dina menggelengkan kepalanya beberapa kali mengingat sikap aneh Hana."Kamu ini aja ada aja di zaman sekarang mana ada orang kesambet. Apa mungkin Hana itu sudah memikirkan sesuatu atau dia ada masal
Prolog"Tidak..."Seorang gadis berteriak pilu, suaranya memenuhi ruangan mewah itu. Tubuhnya yang tak berpakaian sehelai pun, darah yang mengotori sprei sudah cukup menjadi bukti bahwa dia sudah tak perawan lagi, mahkota yang selama dua puluh tahun ini dia jaga semuanya terenggut sia-sia entah siapa yang merenggutnya karena gadis itu tak ingat semuanya selain suasana pesta yang meriah dan kepalanya menjadi pusing setelah meminum segelas air.Gadis itu terus menangis meratapi nasib malang yang menimpanya hingga tatapannya tertuju pada sebuah kertas yang di letakkan di atas nakas. Secepat kilat, gadis itu meraih kertas itu. [Hallo baby you are the besth this tip for you.] Ttd SeanHana meremas kertas itu apalagi setelah dia sadar ada tumpukan uang di sampingnya. dadanya terasa panas dan bergelombang, dia kenal pria bejat itu."Bangsat!" teriaknya sambil meremas rambutnya frustasi.Bab 1 Awal Mula"Pokoknya kalau kalian tidak bisa membayar hutang maka anak kalian yang cantik itu harus
Bab 2 Musibah Datang"Bapak!" teriak Hana yang kemudian berlari mendekat ke arah Fahmi yang di bopong oleh beberapa orang kampung teman kerjanya."Gak usah lebay, bapak masih hidup itu," kata Laura santai."Parah banget sih kamu itu Kak, dia itu kan bapak kita. Memangnya harus menunggu bapak mati dulu baru boleh histeris," kesal Hana sambil memeluk bapaknya yang pingsan."Hana, tadi bapak kamu itu jatuh dari ketinggian waktu kerja bangunan, kami mau membawa ke rumah sakit. Tapi, bapak kamu menolak katanya gak punya uang, jadinya kami bawa saja bapak kamu pulang, eh pas di jalan bapak kamu malah pingsan. Sepertinya lebih baik kamu bawa bapak kamu ini ke Puskesmas untuk periksa takut ada luka dalam," ujar tetangga."Iya, Pak," jawab Hana sedih. Air mata gadis itu menetes bahkan sebagian membasahi wajah Bapaknya yang kepalanya masih diperlukan."Baiklah kalau begitu kami permisi dulu," pamit orang itu yang kemudian pergi meninggalkan rumah Hana."Baru juga mau kerja, belum dapat duit, e
Bab 3 Mulut Pedas Tetangga Lelaki itu mendekat dan menepuk pundak Hana. "Yang sabar ya, Nak. Bapak kamu sudah meninggal," ucap pria lembut."A-apa?" tanya Hana dengan suara yang bergetar. Gadis itu mundur ke belakang sambil menggelengkan kepalanya beberapa kali, dia tak percaya dengan apa yang didengarnya tadi."Bapak," hanya itu yang terucap dari bibirnya yang gemetar, air matanya tumpah bagaikan air bah yang tak bisa dibendung lagi.Seketika Hana berlari menuju rumahnya tak perduli walau kaki terkena batu dan kerikil karena jalanan di kampung Hana yang masih belum di aspal, dia terus berlari kencang hingga sampai di depan rumah."Bapak.." Hana berlari ke dalam rumah tak peduli dengan para tetangga yang memperhatikan dirinya."Bapak, kenapa bapak pergi Pak, Bapak kan janji gak akan ninggalin Hana dan Hana juga janji mau bawa Bapak naik haji. Tapi, kenapa Bapak pergi sebelum semuanya tercapai Pak," Hana mulai menangis, " Pak, bangun, Pak!" seru Hana yang berharap Bapaknya hanya ping
Bab 4"Astaghfirullahaladzim, ibu, kenapa ibu gak ada sedih-sedihnya di tinggal bapak?" tanya Hana yang tak mengerti dengan sikap Ibunya.Selayaknya seorang istri pasti akan sedih ditinggal suami. Tapi, Ibunya tampak biasa saja."Memangnya ibu harus ngapain, kalau sudah meninggal dan sudah dikubur mau apa lagi semua orang di dunia ini juga nanti bakalan mati," jawab Mutia sinis."Eh bukan begitu Bu seenggaknya kalau orang-orang itu ditinggal oleh suaminya dia pasti akan bersedih," jawab Hana."Ngapain, kayak orang yang gak ada kerjaan saja, kalau sudah mati itu ya dikubur habis itu sudah kok repot sih," jawab Mutia sambil melipat tangan di dada dan memalingkan wajahnya. Sementara Hana hanya menggelengkan kepalanya."Terus Bapak -bapak ini mau apa lagi kenapa masih di sini?" tanya Mutia yang kali ditujukan kepada Bapak-bapak yang masih berkumpul di situ termasuk Pak Ustad, wajah wanita itu tampak sinis."Begini Ibu Mutia, jadi tadi itu saya tanya sama anak ibu, biasanya kan di kamp
Bab 5 Bertemu Bos Galak"Ini seragam kamu, tugas kamu tiap pagi menyiapkan minuman, mengepel lantai dan membantu para karyawan di sini apabila mereka memerlukan bantuan kamu," ujar seorang lelaki yang memakai pakaian khas cleaning servis.Beberapa hari setelah kejadian ibunya dipukul preman itu, Hana pergi ke kota di jemput oleh sahabatnya yang kebetulan bekerja di kota. Mereka menempuh perjalanan naik kereta hingga membutuhkan waktu satu hari satu malam barulah Hana sampai di kota, beruntung di kota itu dia langsung mendapat pekerjaan cleaning servis sesuai dengan ijazah yang dia punya yang hanya lulusan SMU. Hans di janjikan gaji Rp 4.000.0000.00 perbulan belum dihitung jika dia ada lemburan atau yang lainnya, kata temannya itu bisa mencapai 5 atau 6 juta tergantung seberapa banyak lemburnya dan sebagai gadis kampung yang hanya lulusan SMP tentu nominal itu sudah termasuk banyak bagi Hana.Gadis itu sudah berkhayal banyak dia akan mengirimkan uang gajinya sebagian ke kampung dan s
Kesan pertama sebuah perkenalan adalah saat kita pertama kali bertemu.Sean WijayaSeorang lelaki dengan pakaian rapi berjalan dengan tergesa setelah turun dari mobilnya, dia begitu kesal setelah mendapat laporan bahwa tender perusahaan yang nilainya milyaran rupiah gagal. "Suruh Dave datang sekarang juga, jika tidak, bilang saja padanya tak perlu datang selamanya ke kantor," ujar pria itu dengan nada kesal.Dave adalah sahabat sekaligus merangkap sebagai asisten pribadinya, dia memiliki paras tampan dan hobi bermain wanita, semua orang tahu dia playboy."Iya, siap Pak," jawab sekretaris Sean dengan suara centil seperti biasa."Bagus!"Sean mematikan ponsel setelah memberikan perintah pada sekretarisnya. Namun, sial saat terburu-buru kakinya menyandung selang hingga membuat pria itu hampir terjatuh."Shit! Perbuatan siapa ini!" Sean meletakkan tangan di pinggang, dengan wajah yang terlihat tegang dan kesal karena tak pasal-pasal dia hampir saja tersungkur gara-gara selang air yang