Beranda / Romansa / Gadis Mantan Napi Yang Teraniaya / 007 – KENYATAAN YANG PAHIT

Share

007 – KENYATAAN YANG PAHIT

Penulis: Cowok Inisial R
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-13 22:44:53

Verawati akan menjawab pertanyaan TT tentang kenapa Alanis diperlakukan kejam oleh Tresno.

“Alanis, itu, pelayan baru itu....”

Perkataan Verawati terhenti saat seorang pelayan masuk dan mengabarkan Alanis terjatuh saat disuruh membersihkan toren penampungan air.

TT langsung cemas. Saat Verawati menanyakan kondisi Alanis, sebelum pelayan menjawab TT terlebih dahulu secepat kilat keluar dari kamarnya.

Verawati agak aneh melihat reaksi anaknya, tapi tidak memusingkannya saat ini. Ia fokus dulu ke kondisi Alanis. Pelayan bilang kakinya terkilir saja. Tujuan pelayan datang ingin bertanya apakah perlu dibawa ke rumah sakit atau tidak.

Sedang terjadi perdebatan hebat di pos security antara Imas si kepala  pelayan dan pak Tatang si security kepercayaan TT tentang kondisi Alanis yang saat ini ada di depan mereka.

Gadis malang itu merintih kesakitan memegangi kakinya. Para pekerja yang jabatannya di bawah Imas dan Pak tatang hanya bisa menyaksikan tanpa mampu melerai.

“Nggak perlu ke rumah sakit!” bentak Imas

“Harus! Kalau neng Alanis kenapa-napa bagaimana?” balas Pak Tatang.

“Izin sanah sama Pak Tresno kalau berani!” sentak Imas lagi.

Pak Tatang langsung diam saat nama tuannya disebut.

CEKITTTT! Tiba-tiba mobil milik TT berhenti disana. Semua pekerja termasuk Alanis kompak memandang ke arah orang yang baru turun dari mobil tersebut.

Seorang lelaki bermasker dan mengenakan jaket hoodie yang tak lain adalah TT berjalan ke arah Alanis. Semua bertanya-tanya apakah ini si putra bungsu atau bukan?

Walaupun keyakinan mereka adalah memang benar si putra bungsu karena dilihat dari ciri-cirinya sama persis dengan si lelaki bermasker itu.

TT tiba-tiba langsung menggendong Alanis dan membawa Alanis menuju mobil Alanis makin bingung.

“Siapa dia? Kok berani-beraninya gendong gue tanpa ijin?”

Sekelumit pertanyaan dalam hati Alanis terhenti saat dia beradu pandang dengan sosok pria bermasker, Alanis sangat mengenal sorot mata tersebut.

“Apa mungkin dia?” batin Alanis bertanya-tanya

Hati Alanis jadi berdebar-debar menghadapi momen tak terduga ini.

“Mas TT?” bisik Alanis yang hanya bisa di dengar oleh TT.

Kembali dia merasakan sebuah perlakuan lembut dari perhatian tulus yang diberikan oleh TT.

Mata Alanis tak lepas untuk terus menatap TT. Dalam pelukan TT, Alanis merasa nyaman dan damai.TT tak menjawab pertanyaan Alanis, dia terus melangkah cepat membawa Alanis ke dalam mobil.

Semua yang ada disana tidak berani mencegah karena sudah meyakini bahwa sosok bermasker itu adalah putra bungsu pemilik rumah ini. Mereka hanya membiarkan mobil TT berlalu pergi meninggalkan rumah.

Dalam perjalanan, suasana masih hening. Kedua orang yang ada di dalam mobil membisu.

Alanis masih belum bisa memastikan sepenuhnya kalau sosok pria bermasker itu adalah TT, meski dia cukup yakin.

“Boleh dibuka sebentar maskernya?” pinta Alanis hati-hati sambil menggigit lidahnya di akhir kalimat.

TT melirik tipis melihat gesture wajah Alanis.

“Imut juga.”

Otak TT mulai berkelana melihat lidah Alanis yang menjulur dan tertahan di ujung bibirnya.

DUARRRR! TT menggelengkan kepalanya membuang semua pikiran kotor dan menggantinya dengan sikap jaim yang sudah menjadi ciri khasnya.

“Jangan banyak tanya dulu! Kaki kamu obatin dulu. Itu yang penting!” balas TT terhadap pertanyaan Alanis.

“Kita mau ke rumah sakit? Terus pekerjaan saya gimana, mas TT?” tanya Alanis cemas.

TT jadi kesel sendiri. Ini orang sudah yakin betul kalau dirinya adalah TT. Harapan TT saat menyamar adalah Alanis tidak akan menyangka siapa dirinya.

Dan kini tampaknya rencana dia untuk menyembunyikan jati dirinya sebagai putra Tresno kepada Alanis akan segera terbongkar.

 “Siapa itu TT? Saya enggak kenal!” sangkal TT sok akting di depan Alanis.

Alanis mengerutkan keningnya. Masa sih pikirnya. Sorot matanya dia sangat kenal. Suaranya jelas suara TT.

Tiba-tiba Alanis jadi parno sendiri memikirkan kemungkinan lain yang datang begitu saja menyusup ke otaknya.

“Kalau dia bukan mas TT? Jadi? Satu-satunya orang yang belum gue liat di rumah itu adalah purta bungsunya Pak Tresno. Tapi suara si putra bungsu menyebalkan itu beda banget sama cowok yang ada di samping gue sekarang. Jadi siapa orang ini?”

Alanis makin pusing. Dia memang menyangkal kemungkinan kalau orang yang disampingnya adalah putra bungsu keluarga Tresno.

Alanis menganggap sosok putra bungsu itu adalah sosok yang kejam, sama seperti bapaknya. Tidak mungkin mau menolong dirinya hingga mengantar ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit, TT memapah Alanis yang kesulitan berjalan akibat kakinya terkilir. TT memperlakukan Alanis dengan sangat lembut.

Dia tak segan memperlambat laju langkahnya untuk agar Alanis tidak perlu merasakan sakit yang lebih jika memaksakan untuk melangkah lebih cepat.

Alanis semakin yakin bahwa orang yang disampingnya adalah TT. Kini tidak ada keraguan lagi. Meski TT tetap bungkam tak mau menyebutkan siapa dirinya, perhatian tulus dan perlakuan lembut dari TT, Alanis tidak akan lupa bagaimana rasanya.

“Terima kasih, mas TT,” ucap tulus Alanis dalam hatinya sembari menatap wajah TT yang sedang memapahnya.

**

Imas mengadu pada Tresno soal putra bungsunya yang membawa Alanis ke rumah sakit. Yang buat Imas heran kenapa sampai memakai masker dan jaket hoodie untuk menutupi wajahnya.

BRAGHHH! Tresno menggebrak meja setelah mendengar laporan dari Imas.

“Sok baik! Dia belum tahu saja siapa gadis itu sebenarnya!” Umpat Tresno.

Verawati yang juga ada di sana coba menenangkan suaminya.

“Sudahlah mas, nggak perlu dikasitahu sama Bagus soal itu. kasian juga si Alanis. Nanti dia malah ikut-ikutan kayak kamu untuk bersikap kejam sama gadis itu,” bujuk Verawati.

“Harus begitu! Jadi bukan saya saja menyiksa dia. Biar saja si Bagus ikutan menyiksa dia. Biar tahu rasa! Salah sendiri dia sudah membunuh anak sulung saya! Kamu Vera, harusnya kamu juga ikut menyiksa dia. Gampang sekali kamu memaafkan pembunuh anak kandung kamu sendiri!” tegas Tresno.

“Alanis sudah menjalani hukuman di penjara, mas. Cukup. Tidak baik kita lama-lama menyimpan dendam, lebih baik mas Tresno maafkan Alanis ya, dan sudahi semuanya. Adam juga pasti sedih melihat sikap kamu seperti ini,” kata Verawati yang masih coba terus membujuk suaminya untuk merubah sikapnya terhadap Alanis.

“Sebelum saya puas, saya tidak akan berhenti!” bentak Tresno pada Verawati.

Verawati cuma bisa menghela nafas untuk bersabar menghadapi sikap keras suaminya.

Tiba—tiba...BRAAK!

Pintu terdorong keras dari luar dan TT muncul dengan wajah yang sangat marah.

“Papi bisa nggak bersikap lebih baik kepada Alanis?” teriak TT kepada Tresno.

Semua yang ada di sana kaget melihat kemunculan TT yang tiba-tiba dan langsung menyerang Tresno.

“Papi enggak jahat sama pelayan lain! Kenapa cuma sama Alanis papi begitu?” lanjut TT.

Mendengar TT membentaknya, Tresno jadi tersulut emosi juga dan langsung membalas tak kalah garang.

“Jangan sok jadi pahlawan! Kalau kamu tahu siapa dia sebenarnya, kamu juga akan bersikap yang sama seperti papi!” bentak Tresno.

TT tersentak mendengar perkataan Tresno. Siapa Alanis sebenarnya sampai-sampai Tresno begitu jahat sama dia. Apa ada hal penting yang berhubungan dengan keluarganya tentang Alanis dan TT tidak tahu?

Batin TT bertanya-tanya. Dia penasaran meski hati kecilnya pun merasa takut jika rahasia tentang Alanis itu akan berdampak buruk untuk perasaan sukanya terhadap Alanis yang semakin-hari semakin besar.

Siap tidak siap, TT akhirnya memberanikan untuk membunuh rasa penasarannya tentang siapa sebenarnya Alanis di mata Tresno.

“Oke! Jelasin semuanya tentang Alanis kepada Bagus, pi!” tantang TT kepada Tresno.

To be continue >>> 008

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Zi Aldina
nah loh ketahuan
goodnovel comment avatar
Alnayra
aarggg gemes
goodnovel comment avatar
Inthary
duh ketahuan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gadis Mantan Napi Yang Teraniaya   038 – KONTRAK KERJA PEMBAWA PETAKA

    Di sebuah masjid di lingkungan perumahan mewah, Boril terlihat sudah berbusana muslim lengkap, bersiap untuk shalat Dzuhur berjamaah. Boril masih sibuk memainkan ponselnya baca-baca postingan orang sambil tersenyum-senyum sendiri“Siapa tahu abis shalat berjamaaah, doa-doa gue buat dapet pacar cewek cantik bisa terkabul! Nggak perlu jadi pacar boongan lagi buat si Alanis! Aamin… Aamiin… Aamiin ya robb… “Boril mengusap wajahnya serius berharap doanya terkabul. Seorang jamaah masjid akan segera iqomah, tanda shalat berjamaah akan dimulai.Akibat masih sibuk mainkan ponselnya, Boril ditegur sama jamaah lain.“Bang, udah komad! Simpen dulu dong hapenya!”“Iya iya bawel!” jawab Boril sebal sama si penegur.Boril menyimpan ponsel di saku baju kokonya. Boril masuk barisan menyusul para jamaah lain yang sudah duluan shalat lalu segera niat sholat bersamaan dia melakukan takbiratul ihram.“ALLAHU AKBAR…” ucap Boril dengan khusyu.Baru saja mau shalat dimulai, terdengar sayup-sayup suara ribut

  • Gadis Mantan Napi Yang Teraniaya   037 – UNTUNG ADA BORIL

    Tresno agak menciut melihat Verawati sudah marah. Selalu begitu seperti sebelum-sebelumnya. Namun, dia pantang dan gengsi untuk menunjukkan kelemahannya di hadapan banyak orang kalau dia gentar menghadapi sang istri.“Saya akan lepaskan dia, tapi setelah dia bicara dengan mulutnya sendiri kalau dia sudah punya hubungan terlarang dengan si Bagus!” tegas Tresno.Verawati mendelik, dia tak terlalu terkejut. Dia sudah menduganya dari awal.“Kamu tahu dari siapa, mas?” tanya curiga Verawati.Tresno hanya tersenyum sinis. Verawati lalu melihat sosok Yanto di dekat Tresno, sosok yang tampak asing dimatanya.Verawati menduga orang itulah yang memberi tahu meski dia tak tahu apa hubungan orang itu dengan Alanis dan TT.Tresno lalu mengalihkan tatapan tajamnya pada Alanis.“Tapi jangan senang dulu setelah saya lepaskan! Hidup kamu di luar sana akan saya buat lebih menderita!” ancam Tresno pada Alanis.JRENG! Alanis makin ketakutan mendengar ancaman Tresno. Dia tahu Tresno bukan orang yang cuma

  • Gadis Mantan Napi Yang Teraniaya   036 – ALANIS DIHUJAT, ALANIS DIBELA

    “ALAAANIIIIIIIIS!”Teriakan murka Tresno menggelegar di seisi rumah megah miliknya.Tresno melangkah cepat dengan wajah yang garang dan berhenti di ruang tengah rumah. Di belakang Tresno, ada Yanto yang mengekor disana.Imas dan beberapa pelayan berlarian menuju ke ruang tengah saat mendengar teriakan sang majikan. Mereka berkumpul dan menghadap dengan ekspresi wajah yang tegang.“Mana Alanis?” teriak Tresno bertanya pada para pelayannya.Semua pelayan diam, tak ada yang berani menjawab. Hanya saling pandang ketakutan dengan isyarat-isyarat wajah yang menggambarkan rona kekesalan dari kalimat yang sangat ingin mereka katakan.“Pasti si Alanis bikin ulah lagi! Dasar cewek pembawa bencana!” Begitulah kira-kira isi otak para pelayan saat ini.Saat semua terdiam, hanya Imas yang akhirnya berani menjawab pertanyaan Tresno.“Tadi saya suruh untuk bersihin gudang lama di lantai 4, pak.” Kata Imas dengan sangat sopan.“Panggil!” perintah Tresno.Imas menyuruh salah satu pelayan untuk segera m

  • Gadis Mantan Napi Yang Teraniaya   035 – RAHASIA

    Mendapat kabar tentang TT, Boril langsung pergi menuju bar sesuai informasi yang Boril terima. Dia di sambut hostes bar yang sebelumnya menemani TT minum dan yang juga menelepon Boril.Boril sempat melirik jahil pada penampilan menggoda si hostes. Dress ketat merah menyala di atas lutut dengan belahan dada terbuka plus tanpa lengan. Body-nya semok pula!“Kacau si TT mainnya sama yang bohai-bohai! Itu pantat tebel banget dagingnya! Tapi soal muka sih jauhlah menang si Alanis!” bisik pelan Boril.Ucapan Boril samar-samar terdengar oleh si hostes yang langsung melirik dan melempar senyum manis nan menggoda pada Boril.“Mau aku temenin minum, mas? Aku masih ada waktu sampai jam 3 malam nanti,” tanya ramah si hostes paada Boril.Boril langsung menyambar dengan gelengan kepalanya.“Langsung aja anter ke temen saya, mbak!” jawab rusuh Boril yang tampak ngeri langsung ditembak rayuan yang bisa saja membuatnya tergoda.“Gue mau tobat main cewek!” lanjut Boril bergumam sendiri, kali ini volume

  • Gadis Mantan Napi Yang Teraniaya   034 – Penghalang Besar Sebuah Hubungan Spesial

    Alanis tertunduk sembari menutup wajahnya. Tak tahu lagi harus berkata apa. Hanya bisa menyesali kenapa Yanto bisa begitu tega melakukan hal itu kepadanya.Boril memang tidak tahu siapa penyebab kematian kakak dari sahabat dekatnya karena dulu dia berada di Amerika bersama TT. Boril mengikuti sikap TT yang tidak ikut campur dalam urusan hukum tentang kasus kecelakaan tersebut.Meski ada rasa kaget dan juga kecewa bahwa ternyata penyebab kecelakaan itu adalah gadis yang ada di sampingnya, namun Boril tak bereaksi berlebihan. Hanya satu yang kini menjadi pertimbangannya untuk bersikap.“TT melupakan kecelakaan itu dan tulus menerima Alanis sebagai kekasihnya, berarti Alanis adalah gadis spesial. That’s All!” bunyi otak Boril menentukan sikapnya.Boril melebarkan senyumnya, manis saat menatap Alanis namun sinis saat memalingkan wajah kepada Yanto.“Yang justru lebih gue pengen tahu, Apa sih yang lo mau kasitau ke orang lain yang lo maksud? Dan siapa orang lain itu?”Yanto terperangah men

  • Gadis Mantan Napi Yang Teraniaya   033 – PERANG BATIN DALAM DIRI TT

    Masih terus berulang terdengar di telinga TT pertanyaan sang ibu yang baru saja dilontarkan. Tatapan TT pada Verawati tetap tak bergerak, sorot mata yang terarah pada wajah cemas sang ibu tampak sangat gelisah namun bercampur rasa harap.TT tetap terpaku dalam diam tanpa kata dan bahasa. Mulutnya rapat terkunci seolah tak yakin.Apakah sosok wanita yang sangat menyayangi TT itu akan menyimpan rahasia ini rapat-rapat jika TT menjawab jujur pertanyaan yang tertuju kepadanya?“Kamu diam, berarti mami tahu jawabannya. Memang Alanis gadis itu,” ucap sang ibu lembut namun terlontar sangat yakin.Jantung TT makin berdetak kencang. Dia seakan tak punya celah untuk mengelak lalu melarikan diri dari situasi ini.Bibirnya kelu tanpa ada rasa ingin untuk menjawab walau sebenarnya dia bisa saja menyangkal apa yang diyakini oleh Verawati.“Kalau tidak bisa, tidak perlu menjawab. Mami sangat tahu kamu dan sangat mengenal kamu, nak. Apa arti gurat cemas di wajah kamu itu, mami sudah paham,” ccap Vera

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status