Pertengkaran mereka pun berakhir di meja makan. Leonardo dan Arabella memaafkan sikap gila Maximo memburu sampai ke Saint Tropez, namun tidak bagi Celine masih marah telah terancam dan menyebabkan sahabat jatuh pingsan. Luka lebam pria brengsek itu belum membuatnya iba malah bersyukur menyebabkan harga diri tumbang di depan semua orang. Siang tadi Master Anthony banyak bercerita ke Maximo tentang hubungan Tuan Muda dan ibunya Matteo di luar urusan kerja sama perusahaan mereka. Arabella tak pernah dibiarkan melarikan diri lagi, itulah alasan mengapa Leon membawa ke Saint Tropez yang dipikir lebih aman ternyata membawa masalah lebih besar. "Bella, aku mohon maaf atas kata-kata jahat terucap tadi," sesal Max berulangkali. "Andai besok kalian belum kembali ke Milan, mungkin kita dapat menghabiskan waktu sebentar, terutama bersama ponakanku." "Bullshit!" guman Celine keceplosan. Sontak Leon dan Arabella tersenyum geli tapi dibalas lirikan tajam Max ke gadis muda pernah menjadi la
Maximo Brando mencibir sinis mencengkram lengan seseorang yang membuat makin marah, berpergian jauh-jauh tapi belum menemukan apa yang dicari. Kekhawatiran kehilangan Arabella menghancurkan logika. "Lepaskan dia!" Teriakan keras menggelegar di dapur terdengar hingga ke kamar. "Apa kau tak punya sopan santun terhadap wanita, begitu lancang masuk ke property pribadi tanpa seijinku?" Tangan Celine dilepaskan, dan Maximo malah balik menyerang ke pria yang mempermainkan pikirannya selama ini. "Pintarnya kau menyembunyikan Bella di villa keluargamu yang lain sampai istrimu sedang hamil pun tidak bisa melacak posisi suaminya sendiri!" cecarnya kesal. Bugh! Sebuah tinju mendarat ke wajahnya membuat jatuh tumbang ke lantai yang dingin. Tamu angkuh tak diundang merusak rahasia mereka. Jeritan tertahan dari mulut Celine tidak menyangka tiba-tiba Tuan Leonardo datang menolong, memukul keras pria brengsek mengancam tadi. Ia berdiri kaku menyaksikan dua orang pria berseteru meributkan A
Di luar gerbang villa Saint Tropez terjadi kericuhan, pengawal berusaha menghalangi seseorang yang datang tanpa diundang. Mereka tak boleh menerima sembarang tamu kecuali atas persetujuan Tuan Muda Leonardo yang belum kembali dari perjalanan bisnis sejak seminggu lalu.Sebuah mobil sports Bugatti dihalangi empat orang penjaga sekaligus mengusirnya memasuki ke kediaman pribadi milik keluarga Dario Constanzo. "Maaf Tuan, anda tidak diperkenankan masuk," ujar salah seorang penjaga. "Silakan putar balik mobil ini sebelum kami bertindak lebih lanjut!" Perintahnya tegas sesuai instruksi sang pewaris sebelumnya. "Bedebah kalian, aku bukan orang asing, tetapi kerabat Bella!" teriak Maximo Brando dari dalam mobil. Sudah berminggu-minggu mencari keberadaan sepupu ternyata Leonardo menyembunyikan di sebuah villa lain, pantas saja dia tak menemukan di villa di Nice lagi. "Minggirlah, atau aku tabrak kalian semua!" Mendengar pengakuannya sebagai kerabat dari tamu kehormatan keluarga Dario Con
Pesawat jet mengantarkan sang pewaris ke Perancis Selatan setelah perjalanan bisnis dari German. Rindu menggebu memeluk Matteo, dan ibunya."Apa yang kau bilang tadi ke jalang tadi," tanya Leon sambil memeriksa dokumen penting perusahaan. Master Anthony sedikit gugup, istri kontrak Tuan Muda menelepon sebelum mereka berangkat ke bandara. "Dia menanyakan kapan kau pulang ke Milan, dan ku jawab urusan bisnismu hampir selesai di Eropa Barat." "Bukan urusannya mengatur kemanapun aku pergi, lagipula jalang brengsek tidak betah di Mansion malah tidur di penthouse sepupuku!" Betapa muak Leonardo menyaksikan iblis betina berulangkali tak mematuhi aturan merusak reputasi keluarganya. Berbelanja barang mahal di Paris menghamburkan uangnya, belum lagi bercumbu rayu dengan Duncan McCarthy di club malam begitu mudah dikenali para kolega. Benar-benar memalukan tanpa disadari istri kontrak sendiri, kecemburuannya terhadap Arabella membuat suami semakin membenci. "Sudah aku jawab tadi, jika dia t
Dua minggu berlalu Esperanza menahan diri tetap tinggal di Paris. Hatinya resah menunggu kabar suami belum pulang ke Milan. Kemana lagi harus mencari ketika semua orang sudah menutup akses informasi darinya lalu mencoba lagi menghubungi Master Anthony. "Ya, Nyonya, ada apa?" tanyanya pura-pura bodoh. "Katakan dimana suamiku sekarang, mengapa belum kembali ke Italia juga?" desak Esperanza penasaran cemburu tak karuan. "Apa dia sedang bersama Bella dan anaknya, huh?" "Tuan Leonardo sedang perjalanan bisnis ke German sejak dua hari lalu, dan Nyonya Bella telah kembali ke kerabatnya," sahut Anthony sedikit berdusta tak mau kericuhan memenuhi pikiran majikan. Wow! Esperanza senang mendengar kejadian usai fashion show ternyata memberi pencerahan baginya telah berhasil memisahkan Arabella dan Matteo dari jeratan suami. Akhirnya mereka menyingkir secara perlahan tanpa harus berbuat kekerasan lagi. "Oya, kapan Leon pulang ke Milan?" "Mungkin tak lama lagi setelah urusan bisnis di Erop
Saint Tropez Tak ada seorang pun yang tahu kepergian mereka pagi tadi ke Perancis Selatan. Jika melacaknya hanya sampai di Villa Nice, bukan Villa Saint Tropez. Esperanza mengontak suaminya tidak pernah diangkat sama sekali, pesannya diabaikan. Berbagai alasan sakit dan kehamilan diacuhkan Leonardo. Kepergian ke Paris berubah jadi malapetaka. Pewaris Dario Constanzo semakin jatuh cinta ke musuh besar. Maximo mencoba menghubungi Bella masih tak ada jawaban. Seluler dimatikan sejak kejadian usai fashion show. Lalu mencoba menelepon partner bisnis barulah panggilannya diterima. "Leon, istrimu tadi mengomel ke kantorku, bilang kalian meninggalkan penthouse sejak pagi; lalu di mana Bella dan Matteo saat ini, bagaimana kabar mereka?" Sang pewaris sedang berada di teras Villa didampingi Anthony, dan berkata, "Mereka bersamaku, bukankah aku berhak atas anak kandungku sendiri dan ibunya asisten CEO, jadi kalian tak usah repot mencari kami!" "Tapi aku sepupunya Bella, dan Matteo ke