Share

Melarikan diri

Penulis: Rosemarry
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-19 21:38:48

"Uhmm..."

Belle tampak meregangkan tubuhnya yang terasa kaku dan remuk redam. Terlebih dia juga merasakan perih di bagian bawahnya.

Saat dia membuka matanya, pandangan mata Belle langsung tertuju kearah langit-langit kamar hotel.

"Bagaimana aku bisa sampai disini?" Belle tampak masih bingung dengan keadaan. Dia belum bisa mengingat apa yang terjadi padanya tadi malam. "Astaga!" Belle membungkam mulutnya yang hampir saja berteriak karena kaget.

Bagaimana bisa dia tak terkejut, saat dia melihat seorang laki-laki tampan tengah terbaring dengan mata tertutup, tepat di sebelahnya saat dia baru saja menolehkan kepalanya.

Refleks, Belle langsung meraba tubugnya sendiri dan buru-buru menarik selimut sambil berdiri, saat dia menyadari jika tak ada sehelai kainpun di tubuhnya.

Belle memakai selimut itu untuk menutupi tubuhnya, tanpa dia sadari jika Bryan ternyata juga sama seperti dirinya yang polos bagai bayi baru lahir.

Tentu saja Belle terkejut melihatnya, namun bukannya segera menutupi tubuh Bryan, Belle justru menikmati tubuh Bryan yang terpampang nyata di hadapanya.

"Wow, roti sobek." Belle ingin sekali menyentuh hamparan roti sobek itu, tapi akal sehatnya tentu saja menolak keras keinginan gilanya itu.

Belle segera mengambil handuk yang ada di atas nakas, lalu bergegas memakainya dan menutup kembali tubuh Bryan dengan selimut tadi.

Karena bagian bawahnya masih terasa sakit, Belle berjalan ke kamar mandi dengan tertatih.

Di dalam kamar mandi, Belle mengisi bathup dengan air hangat dan juga sabun untuk berendam sejenak untuk menghilangkan rasa lelahnya.

Dia meraup kasar wajahnya, saat menatap tubuh yang kini sudah dipenuhi dengan stempel kepemilikan dari Bryan.

"Astaga, apa yang sudah kulakukan semalam? Apa aku sembarangan mencari pria dan menggodanya hingga ini yang terjadi?" Belle merutuki kebodohanya karena minum terlalu banyak, "Seharusnya aku tidak terlalu banyak minum."

Belle mencoba mengingat-ingat kejadian tadi malam, dan secara perlahan ingatan tentang apa saja yang sudah dia lakukan tadi malam pun, mulai terlintas dibenaknya. Dan tentu saja hal itu membuat Belle merasa malu.

Selesai mandi, Belle berjalan kembali ke kamar dan dengan segera memunguti pakainnya yang berserakan di lantai lalu memakai kembali.

Dia melirik ke arah Bryan yang masih tertidur pulas, di atas ranjang yang besar yang menjadi saksi bisu bagaimana mereka melewati malam panas itu bersama.

"Namamu Bryan kan? Maafkan aku dan terimakasih untuk malam ini," ucap bell lirih agar tidak membangunkan Bryan, "Oh ya, semoga kita tidak bertemu lagi," tambahnya.

Belle berjalan mengendap-endap keluar dari kamar hotel itu menuju lift.

Dan disaat itulah dia baru teringat dengan teman-temanya. Belle sedikit takut, jika teman-temanya khawatir padanya yang tidak kembali sejak malam.

"Aku harus segera pulang. Mereka pasti khawatir karena aku tiba-tiba menghilang," ujar Belle pada dirinya sendiri.

Sesampainya di jalan raya, Belle segera menghentikan taksi yang lewat untuk bergegas pulang menuju markas.

*

Begitu tiba, Belle berlari kecil masuk ke markas mereka. Tapi pemandangan yang dilihatnya, sungguh tak sesuai ekspektasinya tadi.

"Mengkhawatirkanku?" gumam Belle dengan wajah tak percaya, sambil memijit pelipisnya.

Di depannya saat ini, dia melihat Anne tidur memeluk Sky tanpa pakaian, dan hanya setengah tubuh bagian bawah mereka saja yang tertutup dengan selimut.

Begitu pula dengan Jessy dan Max. Namun saat Belle menscan setiap sudut ruangan itu untuk mencari sosok Leo, dia tak mendapati Leo disana.

Hingga tiba-tiba saja terdengar suara dari arah belakang, "Apa kau mencariku? Darimana saja kau semalam? Bisa-bisanya kau meninggalkanku sendirian untuk mengurus mereka berempat?" Leo tampak kesal pada Belle.

Sesaat Belle bingung apa yang harus dia katakan pada Leo, "Euhm... semalam aku mengunjungi kakakku di rumah sakit."

Tentu saja Belle tidak mau Leo mengetahui kejadian memalukan apa yang terjadi padanya semalam, apalagi soal malam panasnya bersama Bryan.

"Kukira kau meninggalkanku untuk berkencan dengan laki-laki lain," kata Leo dengan nada menyindir.

Jantung Belle berdetak cepat mendengar ucapan leo, Belle pun dengan cepat menyangkalnya, "T-tentu saja tidak. Aku lapar, boleh masakkan sesuatu untukku?"

Leo mengangguk dan berkata, "Ok, tunggu sebentar."

*

Di kamar hotel...

"Hoam..."

Bryan baru saja terbangun dari tidurnya. Dia membuka mata dan melihat sekililing, tapi yang di carinya sudah tidak ada di dalam kamar itu.

"Dasar kucing kecil nakal."

Bryan sedikit kesal karena menganggap Belle memperlakukannya seperti seorang gigolo. Setelah selesai di gunakan lalu di tinggalkan begitu saja.

"Lihat saja nanti saat aku bertemu denganmu lagi, aku akan pastikan kau membayarnya." Bryan tersenyum smirk.

Dia beranjak dari ranjang menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya yang lengket karena keringat hasil olahraganya semalam.

"Hachiu!"

"Apa kau sakit?" tanya Leo.

Belle menggeleng, "Mungkin ada orang yang sedang memarahiku," jawab Belle yang teringat pada Bryan.

Belle pun kembali melanjutkan sarapannya dengan Leo yang setia mendampinginya.

"Belle, sampai kapan kau tidak mau melirikku?" tanya Leo dalam hatinya, dengan pikiran yang tengah melayang jauh ke atas awan.

Belle melambaikan tanganya di depan leo, "Apa yang kau pikirkan?"

Leo menggelenglengkan kepalanya sebagai jawaban, kemudian bertanya balik padanya, "Apa kau tidak pernah berencana untuk berhenti dari pekerjaan ini?"

"Sejujurnya aku nyaman dengan pekerjaan kita sekarang, dan aku juga tidak rela jika harus meninggalkan kalian."

Leo menghela napas panjang, "Kau tau pasti kalau kau berhenti, aku juga pasti akan berhenti, Belle."

"Tapi bagaimana Dengan mereka? Kurasa mereka tak ingin kita berhenti." Belle menatap pada teman-temannya yang masih tertidur.

Leo menatap Belle dengan harapan Belle akan setuju, "Apa kau tidak ingin hidup normal dan punya keluarga selayaknya orang lain di luar sana?"

"Aku belum terpikir untuk menikah dan berkeluarga."

Leo menghela napas panjang dan berujar dalam hati, "Tapi aku ingin kau menjadi istriku, Belle."

Tiba-tiba saja Belle teringat sesuatu. Dia berjalan menghampiri teman-temanya, yang masih tertidur lelap.

"Kukira kalian mengkhawatirkanku, karena aku meninggalkan kalian tanpa pamit. Tapi kalian malah—" Belle membangunkan mereka dengan menahan geram melihat teman-temanya, "Walaupun aku juga sama sih seperti kalian." Belle juga merutuki dirinya sendiri didalam hati.

Sky yang baru saja membuka matanya pun bertanya pada Belle, "Kenapa wajahmu tampak kesal?"

"Cepat bangun dan kenakan pakaianmu. Kau menodai mataku!" Belle bertambah kesal karena pertanyaan Sky.

Sky menatap Belle dengan tatapan mengejek, "Kau kan juga sudah dewasa, kenapa reaksimu berlebihan seperti itu?"

Belle mengambil bantal dan melemparkanya pada sky.

"Leo, cepat pacari Belle agar dia tau nikmatnya bercinta dan tidak marah-marah lagi seperti itu," sahut Max.

Leo menatap tajam pada Max, "Kau pikir aku tidak mau? Aku hanya takut Belle menolakku," jawab Leo dalam hati.

"Sudahlah jangan banyak bicara, cepat mandi dan segera ke ruanganku!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 151

    "Sudahlah ma, sekarang ayo kita mulai makan malamnya saja. Aku sudah sangat lapar karena terlalu banyak bicara."Bryan pun mengajak semua orang untuk memulai makan malam mereka, BBQ yang di masak oleh koki yang Bryan panggil untuk datang ke rumah mereka pun sudah matang dan siap untuk di santap."Baiklah ma, ayo kita mulai makan saja. Kasihan teman-teman Bryan yang jadi menunda makan malam mereka karena obrolan kita ini." Sahut Adrian.Pria itu sedang dalam mood yang baik, hanya karena satu perkataan yang tadi sempat Bryan ucapkan. Yaitu permintaannya untuk bekerja di kantor milik Adrian, dan meninggalkan pekerjaanya di kepolisian demi keluarganya.Rasa bangga pun menyeruak di dalam hatinya, karena anak laki-lakinya itu lebih memikirkan keluarganya, memikirkan istri dan calon anak-anaknya dari pada memikirkan keinginan pribadinya.Bagiamanapun mengurus bisnis milik ayahnya itu tidak memiliki resiko yang bisa mengancam nyawa, lain halnya dengan tugas-tugas yang dia dapatkan di kepolisi

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 150

    Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun sampai di mansion milik Bryan, dan benar saja di sana sudah ada beberapa mobil sport yang terparkir.Mereka pun masuk ke dalam mansion taoi tidak dapat menemukan siapapun di sana."Kemana anak nakal itu?" Gumam Riana smabil celingukan ke sana ke mari mancari keberadaan Belle maupun Bryan, namun Riana tidak juga kunjung menemukan mereka."Mungkin ada di halaman belakang mah?" Sahut Angel sembari berjalan lebih dulu mendahului mama, papa da suaminya.Angel berjalan menuju ke halaman belakang, dan benar saja semua orang tengah berkumpul di sana dan sedang membuat BBQ, Riana pun mendekat ke arah mereka dan menghampiri anak serta menantunya itu."Aww!!! Sakit ma!!" Seru Bryan yang tiba-tiba saja merasakan sakit akibat jeweran dari sang mama di telinga sebelah kananya."Kau masih tau sakit, hah? Kemana saja kau beberala hari ini? Seenaknya saja pergi membawa menantu mama tanpa pamit, dasar anak kurang ajar!" Riana kembali menjewer telinga Bryan.

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 149

    "Tidak benar-benar sesuai dengan rencana, tapi hasil akhirnya benar-benar sama seperti yang kita semua inginkan. Jadi datanglah ke mansionku untuk berpesta malam ini, ok?" Jawab Belle yang langsung mendapatkan sorakan gembira dari teman-temanya."Kau tenang saja Belle, kami pasti akan datang." Sahut Sky yang langsung merebut hp Leo dari tangan si empunya."Astaga kau ini Sky, selalu saja seperti monyet melihat pisang saay mendengar kata party." Gurau Anne yang membuat Sky auto nyengir kuda dan semua orang pun tertawa geli melijay tingkah dua sejoli itu."Kau salah Anne, kasihan si monyetnya, kenapa dia kau samakan dengan Sky? Turun sudah derajat para monyet di dunia ini, ha.. ha.. ha.." Tawa semua orang kembali pecah akibat selorohan yang di lontarkan oleh Max itu."Aku benar-benar jai angat merindukan kalian teman-teman, cepatlah kesini sekarang juga oke? Aku tunggu!" Seru Belle yang sudah sangat rindu dengan kawan seperjuanganya itu.Dan Bryan juga tengah menelfon orang tuanya saat

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 148

    "Tentu saja, aku akan memenuhi keinginanmu itu. Jadi sekarang pergilah dengan tenang..." Rian baru saja akan menarik pelatuk senjatanya, namun Belle menendang senjata kakaknya hingga terjatuh ke lantai.Prak!!"Hentikan kakak, jangan bunuh mereka. Mereka hanya ingin membalaskan dendam orang tua mereka, dan aku tidak ingin menjadi sama seperti mereka yang di butakan oleh dendam. Aku akan mengampuni kalian, tapi kalian harus berjanji untuk berubah. Aku akan menyuntikkan sebuah virus ke tubuh kalian, dan itu butuh penawar untuk setiap bulanya. Jadi bersikap baiklah, berubahlah menjadi orang yang lebih baik lagi." Ujar Belle."Kau yakin adik?" Tanya Rian memastikan keputusan adiknya itu."Aku yakin kakak." Jawabnya singkat dan terdengar tidak sedang main-main."Baiklah, terserah kau saja." Balas Rian mengalah."Kalau begitu, biar mereka berdua ikut denganku saja kembali ke kepolisian. Aku membawa mereka sebagai penebusan kesalahanku yang mangkir dari tugas, dan untuk membebaskanmu dari ke

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 147

    "Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, tapi apa mungkin jika ini adalah ulah dari nona Belle Gabriel?" Tanya Joseph yang baru saja ingat kalau Belle akan datang ke pulau kembar untuk menjatuhkan Gabriel."Belle? Sepertinya tidak mungkin, meskipun dia jenius dalam bidang penelitian, tapi dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu sampai sejauh ini." Jawab Gabriel yang tidak oercaya dalang di balik semua ini adalah orang yang dia sebut sebagai wanita miliknya."Kenapa tidak mungkin? Suami nona Belle adalah seorang anggota keplisiam khusus, bahkan dia lahnyang ada di oeringkat pertama. Apa itu masih belum cukup untuk membuatmu percaya kalau semua ini adalah ulah mona Belle?" Tanyanya lagi."Entahlah, tapi jika memang benar ini ulah dari Belle, ku rasa ini merupakan karma untukku karena telah membunuh kedua orang tuanya." Jawab Belle.Belle dan Rian pun akhirnya sampai di pulau yang satu lagi, dan semua anggota pasukan elite sudah bersiap di eoan gedung lab untuk menyerbu, tapi

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 146

    "Yup. Aku pernah mengalami mimpi buruk yang amat sangat mengerikan itu, apa lagi saat dia memanggilku atau mendatangiku dengan jarum suntik di tangannya dan senyum manis atau senyum pepsodent yang dia perlihatkan padaku. Di saat itu pula lah mimpi burukku yang baru akan segera di mulai. Jadi sebelum kau mengingatkanku tentang senyum manis terkutuk adik kita itu, aku sudah lebih dulu faham betul apa arti ari senyuman itu."Kevin pun menceritakan bagaimana ekspresi Belle dulu saat akan mulai mencoba virus baru temuanya pada tubuh Kevin.Di saat hal itu terjadi, Belle pasti memanggil Kevin atau dia yang menghampiri Kevin dengan membawa jarum suntik di tangannya dan menebar senyuman manis atau terkadang juga senyum ala iklan pespsodent miliknya.Biasanya sebuah senyuman adalah pertanda untuk sesuatu yang baik. Namun berbeda dengan Belle, senyumannya justru acap kali membawa hal buruk bagi orang di sekitarnya.Namun saat dia benar-benar sedang tersenyum tanpa ada niatan di baliknya, senyum

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status