Share

Rencana

Author: Rosemarry
last update Last Updated: 2023-08-19 21:39:46

Keenam orang itu, kini sudah berkumpul di ruangan Belle, untuk membahas rencana untuk misi mereka selanjutnya.

Dan misi yang akan segera mereka jalankan kali ini, akan lebih sulit dan pastinya lebih beresiko daripada misi mereka sebelumnya.

"Baiklah, misi kita kali ini mungkin sedikit lebih sulit dari misi kita yang biasanya." Belle memulai pembicaraan, "Aku mendapat pesanan dari pasar gelap, yaitu sebuah guci kuno dari Dinasti Tang yang baru di temukan. Dan besok, guci itu akan dikirim ke museum nasional. Dan pengawalan pengiriman itu pasti akan sangat ketat, jadi kita harus lebih berhati-hati."

Mereka mendengarkan penjelasan Belle dengan serius. Karena itu menyangkut kesuksesan misi dan tentunya keselamatan mereka semua.

"Pasar gelap akan memberi harga yang sangat tinggi untuk guci itu. Dan mereka bersedia memfasilitasi kita dengan mobil sport yang sudah di modifikasi, karena kita akan mencegatnya saat pengiriman." Belle membuka sebuah kertas, berisi gambaran strategi yang sudah dirancangnya. Dia menerengkan keseluruhan strategi itu secara rinci.

"Besok kita akan berangkat," kata Belle seraya mengulurkan tangannya kedepan, diikuti yang lainnya.

"Sukses!" teriak mereka secara serentak.

Setelah rapat itu selesai, Belle berpamitan dengan teman-temannya. Dia ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk kakaknya, sebelum dia menjalankan misi berbahaya itu, besok.

Mendengar hal itu, Leo langsung menawarkan dirinya untuk mengantar Belle, ke rumah sakit. Dan Belle pun mengiyakan tawaran itu.

"Aku saja yang menyetir." Leo mengambil kunci mobil dari tangan Belle.

Sepanjang perjalanan, tak ada obrolan diantara mereka dan ada hanya keheningan.

Leo tampak fokus pada jalanan di depannya, sambil sesekali melirik Belle. Sedangkan Belle sendiri, masih memikirkan kejadian semalam. Gambaran betapa panasnya adegan ranjang antara dirinya dan Bryan semalam, benar-benar masih terekam jelas dalam otaknya.

"Aku tidak menyangka, pengalaman pertamaku justru bersama orang asing," batin Belle, "Walaupun Bryan itu perfect dan sesuai dengan tipe pria idamanku, tapi tetap saja aku hanya tau namanya."

Belle berfikir, apa mereka masih punya kesempatan untuk bertemu lagi atau hanya sebatas one night stand saja.

*

Sementara itu, Bryan kini sudah berada di markasnya. Dia mendapatkan info bahwa kelompok yang tengah menjadi targetnya, kemungkinan besar akan beraksi besok demi mendapatkan guci Dinasti Tang.

"Aku akan berusaha sebisaku, karena kudengar mereka sangat sulit di tangkap." Bryan menatap sang Kapten dengan serius.

Sang kapten tersenyum sambil menepuk bahu Bryan, "Setidaknya dapatkan informasi tentang identitas mereka. Meskipun sedikit, itu akan sangat berguna,"

"Baiklah, kalau tidak ada yang lain saya permisi dulu, Kapten." Bryan memberi hormat pada sang Kapten, sebelum dia meninggalkan markasnya.

Dia akan pergi ke rumah sakit, untuk menjenguk adiknya yang baru beberapa hari lalu melahirkan.

Ya, adiknya menikah di usia muda karena dia hamil. Jadi untuk menutupinya, kedua belah pihak keluarga sepakat untuk menikahkan mereka berdua, meskipun harus melangkahi Bryan yang belum menikah.

Sesampainya di rumah sakit, Bryan berjalan menuju kamar rawat adiknya.

Namun langkahnya terhenti tatkala matanya menangkap sosok yang tidak asing untuknya, "Bukankah itu Belle, si Kucing Kecil?"

Bryan mendekat dan mencoba mencuri dengar percakapan Belle dan seorang pria, yang tidak dia ketahui siapa.

"Apa yang dokter katakan?" tanya Leo pada Belle.

Mendengar pertanyaan Leo, tampak kesedihan yang mendalam pada raut wajah Belle, "Belum ada perkembangan."

"Sabarlah, kakakmu pasti akan sembuh." Leo menenangkan Belle dan menyanderkan kepala Belle di bahunya.

"Jadi kakaknya sakit? Tapi siapa pria itu? Apa itu pacarnya?" Bryan yang mendengar percakapan mereka sedikit merasa iba pada Belle, tapi tak dapat dipungkiri jika dia tidak suka melihat Belle dekat dengan pria lain.

Bryan pun memilih untuk segera menemui adikanya, karena rasanya ini bukan waktu yang tepat untuk menemui Belle.

Sesampainya di depan kamar rawat sang Adik, Bryan terlebih dahulu menghela napas panjang kemudian baru membuka pintu ruangan itu.

"Kapan kau akan menikah Bryan? Kau itu sudah kepala 3, mau sampai kapan kau jadi perjaka tua?" tanya seorang wanita yang tengah duduk di sebelah ranjang pasien.

Inilah yang Bryan tidak suka. Pertanyaan yang selalu saja dia dengar setiap harinya, sungguh membosankan.

"Ma, aku tidak ingin buru-buru," jawab Bryan pada wanita yang ternyata adalah ibunya itu, "Lagipula aku sudah bukan perjaka lagi sekarang," lanjut Bryan dalam hati.

Seraya menggendong sang cucu dia berkata dengan nada menyindir, "Lihatlah Angel, dia bahkan sudah memberikan mama cucu."

"Itu salahnya sendiri. Siapa suruh dia hamil duluan." Namun celetukannya itu, justru membuatnya seketika teringat kembali pada Belle. "Astaga, bagaimana kalau dia juga hamil?" ucap Bryan lirih.

"Apa kau bilang? Siapa yang hamil?" tanya sang ibu.

"Tidak ada. Mama salah dengar, aku pulang dulu."

Tanpa menunggu jawaban, Bryan bergegas keluar dari ruang rawat sang adik.

Sepanjang jalan menuju tempat parkir, pikiran Bryan tetus tertuju pada Belle yang mungkin saja hamil. Mengingat mereka tak menggunakan pengaman, semalam.

"Arghh!" Bryan mengusap kasar wajahnya, "Kalau dia hamil, maka aku harus bertanggung jawab padanya bukan?"

Kepala Bryan terasa pusing, karena sejak tadi sampai saat ini, saat dia sudah mengemudikan mobilnya untuk pulang keruma, pikirannya masih tak bisa lepas dari sosok Belle.

Bryan memukul setir kemudinya dengan kesal, "Sial! Wanita itu memenuhi otakku."

Tak berapa lama, mobil Bryan berbelok ke halaman sebuah rumah dengan pagar besi yang tinggi dan kokoh.

"Selamat datang, Tuan," sapa seorang wanita paruh baya, yang tidak lain adalah asisten rumah tangga di rumah itu.

"Bi tolong buatkan aku makanan ya,, aku agak lapar" katanya sambil mengusap perutnya, "Dan antarkan saja ke kamarku," tambahnya sebelum ia naik ke lantai atas, dimana kamarnya berada.

"Baik, Tuan."

Bryan merebahkan tubuhnya yang terasa sangat lelah ke atas ranjang besarnya.

"Lebih baik aku mandi dulu agar pikiranku jernih dan terbebas dari bayangan wanita itu." Bryan mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.

Namun saat air dari shower mulai membasahi tubuhnya, Bryan justru kembali terbayang dengan adegan ranjang panasnya bersama Belle.

Bryan merutuki dirinya, "Sial! Bagaimana bisa, seorang wanita membuatku hilang kendali."

Tidak salah jika Bryan merasa heran. Pasalnya, selama ini banyak wanita yang berusaha naik ke ranjang Bryan dab melemparkan dirinya secara suka rela.

Tapi Bryan selalu menanggapinya dengan dingin dan acuh. Tapi kenapa Belle bisa membuatnya hampir gila seperti ini? Itulah yang membuatnya bingung.

Setelah beberapa menit berkutat dengan air dan sabun, Bryan pun selesai dengan ritual mandinya.

Dia keluar dari kamar mandi kemudian berganti baju, dan tak lupa untuk menyantap makanan yanh sudah tersedia, sebelum dia tidur.

*

Disisi lain, Belle dan Leo juga sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.

"Lelah sekali rasanya. Lebih baik aku tidur saja. Aku tidak mau mengingat-ingat lagi, kejadian semalam." pikir Belle

Belle merebahkan tubuhnya di kasur dan berusaha menutup matanya, hingga akhirnya dia terlelap.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 151

    "Sudahlah ma, sekarang ayo kita mulai makan malamnya saja. Aku sudah sangat lapar karena terlalu banyak bicara."Bryan pun mengajak semua orang untuk memulai makan malam mereka, BBQ yang di masak oleh koki yang Bryan panggil untuk datang ke rumah mereka pun sudah matang dan siap untuk di santap."Baiklah ma, ayo kita mulai makan saja. Kasihan teman-teman Bryan yang jadi menunda makan malam mereka karena obrolan kita ini." Sahut Adrian.Pria itu sedang dalam mood yang baik, hanya karena satu perkataan yang tadi sempat Bryan ucapkan. Yaitu permintaannya untuk bekerja di kantor milik Adrian, dan meninggalkan pekerjaanya di kepolisian demi keluarganya.Rasa bangga pun menyeruak di dalam hatinya, karena anak laki-lakinya itu lebih memikirkan keluarganya, memikirkan istri dan calon anak-anaknya dari pada memikirkan keinginan pribadinya.Bagiamanapun mengurus bisnis milik ayahnya itu tidak memiliki resiko yang bisa mengancam nyawa, lain halnya dengan tugas-tugas yang dia dapatkan di kepolisi

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 150

    Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun sampai di mansion milik Bryan, dan benar saja di sana sudah ada beberapa mobil sport yang terparkir.Mereka pun masuk ke dalam mansion taoi tidak dapat menemukan siapapun di sana."Kemana anak nakal itu?" Gumam Riana smabil celingukan ke sana ke mari mancari keberadaan Belle maupun Bryan, namun Riana tidak juga kunjung menemukan mereka."Mungkin ada di halaman belakang mah?" Sahut Angel sembari berjalan lebih dulu mendahului mama, papa da suaminya.Angel berjalan menuju ke halaman belakang, dan benar saja semua orang tengah berkumpul di sana dan sedang membuat BBQ, Riana pun mendekat ke arah mereka dan menghampiri anak serta menantunya itu."Aww!!! Sakit ma!!" Seru Bryan yang tiba-tiba saja merasakan sakit akibat jeweran dari sang mama di telinga sebelah kananya."Kau masih tau sakit, hah? Kemana saja kau beberala hari ini? Seenaknya saja pergi membawa menantu mama tanpa pamit, dasar anak kurang ajar!" Riana kembali menjewer telinga Bryan.

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 149

    "Tidak benar-benar sesuai dengan rencana, tapi hasil akhirnya benar-benar sama seperti yang kita semua inginkan. Jadi datanglah ke mansionku untuk berpesta malam ini, ok?" Jawab Belle yang langsung mendapatkan sorakan gembira dari teman-temanya."Kau tenang saja Belle, kami pasti akan datang." Sahut Sky yang langsung merebut hp Leo dari tangan si empunya."Astaga kau ini Sky, selalu saja seperti monyet melihat pisang saay mendengar kata party." Gurau Anne yang membuat Sky auto nyengir kuda dan semua orang pun tertawa geli melijay tingkah dua sejoli itu."Kau salah Anne, kasihan si monyetnya, kenapa dia kau samakan dengan Sky? Turun sudah derajat para monyet di dunia ini, ha.. ha.. ha.." Tawa semua orang kembali pecah akibat selorohan yang di lontarkan oleh Max itu."Aku benar-benar jai angat merindukan kalian teman-teman, cepatlah kesini sekarang juga oke? Aku tunggu!" Seru Belle yang sudah sangat rindu dengan kawan seperjuanganya itu.Dan Bryan juga tengah menelfon orang tuanya saat

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 148

    "Tentu saja, aku akan memenuhi keinginanmu itu. Jadi sekarang pergilah dengan tenang..." Rian baru saja akan menarik pelatuk senjatanya, namun Belle menendang senjata kakaknya hingga terjatuh ke lantai.Prak!!"Hentikan kakak, jangan bunuh mereka. Mereka hanya ingin membalaskan dendam orang tua mereka, dan aku tidak ingin menjadi sama seperti mereka yang di butakan oleh dendam. Aku akan mengampuni kalian, tapi kalian harus berjanji untuk berubah. Aku akan menyuntikkan sebuah virus ke tubuh kalian, dan itu butuh penawar untuk setiap bulanya. Jadi bersikap baiklah, berubahlah menjadi orang yang lebih baik lagi." Ujar Belle."Kau yakin adik?" Tanya Rian memastikan keputusan adiknya itu."Aku yakin kakak." Jawabnya singkat dan terdengar tidak sedang main-main."Baiklah, terserah kau saja." Balas Rian mengalah."Kalau begitu, biar mereka berdua ikut denganku saja kembali ke kepolisian. Aku membawa mereka sebagai penebusan kesalahanku yang mangkir dari tugas, dan untuk membebaskanmu dari ke

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 147

    "Aku juga tidak tahu apa yang terjadi, tapi apa mungkin jika ini adalah ulah dari nona Belle Gabriel?" Tanya Joseph yang baru saja ingat kalau Belle akan datang ke pulau kembar untuk menjatuhkan Gabriel."Belle? Sepertinya tidak mungkin, meskipun dia jenius dalam bidang penelitian, tapi dia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu sampai sejauh ini." Jawab Gabriel yang tidak oercaya dalang di balik semua ini adalah orang yang dia sebut sebagai wanita miliknya."Kenapa tidak mungkin? Suami nona Belle adalah seorang anggota keplisiam khusus, bahkan dia lahnyang ada di oeringkat pertama. Apa itu masih belum cukup untuk membuatmu percaya kalau semua ini adalah ulah mona Belle?" Tanyanya lagi."Entahlah, tapi jika memang benar ini ulah dari Belle, ku rasa ini merupakan karma untukku karena telah membunuh kedua orang tuanya." Jawab Belle.Belle dan Rian pun akhirnya sampai di pulau yang satu lagi, dan semua anggota pasukan elite sudah bersiap di eoan gedung lab untuk menyerbu, tapi

  • Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi   Episode 146

    "Yup. Aku pernah mengalami mimpi buruk yang amat sangat mengerikan itu, apa lagi saat dia memanggilku atau mendatangiku dengan jarum suntik di tangannya dan senyum manis atau senyum pepsodent yang dia perlihatkan padaku. Di saat itu pula lah mimpi burukku yang baru akan segera di mulai. Jadi sebelum kau mengingatkanku tentang senyum manis terkutuk adik kita itu, aku sudah lebih dulu faham betul apa arti ari senyuman itu."Kevin pun menceritakan bagaimana ekspresi Belle dulu saat akan mulai mencoba virus baru temuanya pada tubuh Kevin.Di saat hal itu terjadi, Belle pasti memanggil Kevin atau dia yang menghampiri Kevin dengan membawa jarum suntik di tangannya dan menebar senyuman manis atau terkadang juga senyum ala iklan pespsodent miliknya.Biasanya sebuah senyuman adalah pertanda untuk sesuatu yang baik. Namun berbeda dengan Belle, senyumannya justru acap kali membawa hal buruk bagi orang di sekitarnya.Namun saat dia benar-benar sedang tersenyum tanpa ada niatan di baliknya, senyum

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status