Share

Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi
Gadis Pencuri Hati Tuan Polisi
Author: Rosemarry

One Night Stand

Di sebuah ruangan karaoke, tampak beberapa orang tengah bernyanyi, menari, dan juga menikmati wine yang sudah mereka pesan.

"Bersulang untuk keberhasilan kita malam ini!" seru seorang gadis cantik, yang tampaknya sudah terlalu banyak minum.

Mereka semua pun bersulang, dan kembali menari juga menyanyi.

Gadis yang masih saja terus menenggak, satu demi satu gelas sloki wine itu bernama Belle. Dia adalah ketua atau pimpinan dari kelompok mereka.

Kelompok belajar? Tentu saja bukan. Mereka adalah salah satu kelompok pencuri kelas kakap, yang sudah sangat terkenal dikalangan kepolisian.

Itu karena kelompok mereka sangat sulit untuk diselidiki, apalagi ditangkap. Bahkan identitas asli mereka semua, belum mampu untuk diselidiki oleh pihak kepolisian sampai saat ini.

Benda-benda yang mereka curi bukanlah benda sederhana. Melainkan benda-benda antik yang dihargai ratusan hingga milyaran, di pasar dunia bawah.

Dan hari ini, mereka baru saja berhasil mencuri Sebuah kalung bernama "Blue sea diamond" yang dipakai oleh seorang konglomerat wanita, di sebuah pesta besar.

Kelompok mereka berisi enam orang, dengan Belle sebagai ketua dan lima lainnya sebagai anggota. Belle adalah seorang gadis cantik berusia 25 tahun.

Belle hendak meminum satu sloki lagi wine pesanan mereka, tapi dia mengumpat kesal karena ternyata semua wine itu sudah habis.

Dia berdiri dan berkata, "Aku akan pesan minuman lagi."

Tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya, Belle pun berjalan sempoyongan keluar dari ruangan itu dan melewati lorong panjang.

Hingga tanpa sengaja, dia menabrak seorang pria. Namun bukannya meminta maaf, Belle justri terpesona oleh paras pria itu.

"Hei tampan ...." Panggil Belle dengan nada menggoda, pada pria di depannya itu, bahkan dengan berani Belle mengalungkan tangannya di leher si pria.

"Pergilah!!" Pria tampan berusia kisaran 35 tahun itu mengusir Belle dengan ketus.

"Ayolah tampan, temani aku." Belle terus merayu dan meraba dada pria itu dengan jemari lentiknya.

Pria yang juga dalam keadaan setengah mabuk itu, merasakan darahnya berdesir saat Belle menyentuh tubuhnya.

"Ada apa dengan tubuhku?" Pria itu merasa bingung, pasalnya dia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Padahal ada banyak wanita yang mencoba mendekati dan menggoda dirinya secara terang-terangan..

Bahkan kalaupun wanita-wanita itu memperlihatkan tubuh mereka yang polos tanpa sehelai benang pun melekat di tubuh, dia tak pernah terpengaruh sama sekali.

Namun kali ini terasa begitu berbeda. Entah kenapa, Belle mampu membangkitkan hasrat terpendam, yang selama ini selalu dia tahan dan simpan dengan baik.

Pria itu tersenyum miring pada Belle dan berbisik di telinganya, "Kau yang memintanya, jadi jangan salahkan aku." Pria itu menggendong Belle ala bridal, dan membawanya menuju mobil miliknya yang terparkir di basement.

Namun Belle sama sekali tak menghiraukan perkataan pria itu dan justru menjadi semakin liar. Dia terus menyentuh dan meraba di sana-sini, yang tentu saja membuat Pria itu semakin pusing atas bawah dengan kelakuan Belle itu.

Sesampainya di dalam mobil, pria itu mendudukkan Belle di kursi penumpang di sebelahnya. Namun Belle enggan melepaskan dirinya dari si Pria.

Bahkan Belle duduk di pangkuan pria yang sudah memegang setir kemudi itu. Dan jadilah pria itu menyetir, dengan Belle yang duduk di pangkuannya.

"Shitt!" umpatnya, saat dia merasakan jika adik kecilnya sudah menggeliat di bawah sana dan meronta untuk segera di keluarkan dari sarangnya.

Tak ingin lebih lama lagi tersiksa akibat ulah brutal dari Belle, pria itu pun segera mempercepat laju kendaraannya menujunke sebuah hotel yang jaraknya tak jauh dari tempat karaoke itu.

"Hey tampan, kenapa kau hanya diam saja. Apa milikmu ini tidak berfungsi?" Belle dengan gilanya menyentuh bagian bawah pria itu yang membuat si pria semakin menggila dan mempercepat laju kendaraannya

Sesampainya di hotel, dia berjalan menuju ke meja resepsionis dengan Belle yang berada dalam gendongannya, sambil terus meraba ke segala tempat yang dapat ia gapai.

Resepsionis yang seolah mengerti apa yang kedua tamunya itu inginkan pun, segera memberikan kunci kamar.

Dengan langkah cepat, dia membawa Belle menuju kamar yang sudah di pesannya. Karena saat ini, Belle sudah semakin menggila.

Mungkin saja itu efek dari Belle yang terlalu sering membaca novel CEO mendominasi, maka dari itu dia selalu membayangkan jika dirinya adalah seorang CEO wanita.

Pria itu menghempaskan tubuh Belle ke atas ranjang dan bertanya sambil melepas kemeja yang di pakainya, "Siapa namamu? Setidaknya aku harus tau nama wanita pertamaku, bukan?"

"Belle, namaku Belle." Jawab Belle dengan suara yang terdengar parau, karena efek alkohol yang diminumnya.

Pria itu naik ke atas ranjang dan membisikkan sebuah nama ke telinga Belle, "Namaku Bryan, ingat itu. Dan jangan menyalahkanku, karena kau yang meminta ini."

Tanpa menunggu lama, pria yang mengaku bernama Bryan itu pun mengukung tubuh Belle. Dan Belle juga tak kalah liarnya, dia terus menyentuh dan meraba setiap inci tubuh Bryan.

Suara khas percintaan pun, mulai menggema memenuhi setiap sudut kamar hotel itu. Bahkan terpaan angin dingin dari AC kamar hotel pun, tak mampu mendinginkan suasana panas di kamar itu.

Belle terus meracau dan sesekali menyebut nama Bryan, membuat Bryan semakin bersemangat untuk segera mencapai puncak permainan, yaitu penyatuan.

Dia yang mengira Belle sudah tidak lagi virgin, karena melihat bagaimana liarnya Belle pun, melakukan penyatuan dengan sedikit terburu-buru.

"Aw!" Belle menjerit saat dia merasakan adanya benda besar yang mencoba mengoyak tubuhnya secara paksa, dari bawah sana.

Bryan yang terkejut dengan jeritan kesakitan dari Belle pun menghentikan kegiatannya, dan mencabut adik kecilnya yang bahkan belum sempat mencapai bagian dalam sarangnya itu.

Dia menatap lekat ke arah Belle yang tengah meringis kesakitan, "Kau? Apa kau masih—"

Belle tak menjawab, namun darah yang terlihat mengalir dari sela kaki Belle sudah menjawab semua pertanyaan Bryan. Bryan menepuk keras jidatnya, dia tak menyangka jika Belle yang tampak seperti seorang player ternyata masih virgin.

Di satu sisi dia menyesal karena sudah menuruti nafsunya. Tapi di sisi lain, dia bersyukur karena orang yang menjadi wanita pertama baginya ternyata masih orisinil.

Karena Bryan sudah melihat darah virgin Belle, yang artinya dia sudah merenggut kesucian gadis itu, Bryan berpikir jika dia tak bisa berhenti di tengah jalan.

Dia pun kembali melanjutkan kegiatannya, namun kali ini dia melakukannya dengan sangat lembut. Dia memperlakukan Belle seperti benda antik yang mudah rusak.

Hingga akhirnya dia pun berhasil menembus pertahanan Belle, dan perlahan tapi pasti rasa sakit yang Belle rasakan kini berganti dengan rasa nikmat yang tak tertahankan.

"Aku berjanji, aku akan bertanggung jawab atas semua ini. Namamu Belle kan? Mulai detik ini kau adalah milikku, dan hanya akan menjadi milikku."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status