Mag-log inMata Jackson menatap tajam ke arah Elena. Dia berharap mendapatkan ucapan terima kasih dari wanita itu, namun Elena malah menegurnya.
"Itu bukan caraku dan mulai sekarang kamu harus belajar mengerti caraku," ucap Jackson yang kemudian membawa Elena pergi ke toko lain, toko yang selama ini bersaing dengan toko yang Elena datangi sebelumnya.
Di toko tersebut jenis pakaiannya lebih beragam, warnanya lebih cerah, tetapi tidak menghilangkan unsur elegan pemakaianya.
Mata Elena menatap kagum semua pakaian di situ, dalam hati dia menginginkannya, namun ketika melihat label harganya yang begitu mahal, matanya terbelalak dan menjauhkan tangannya dari pakaian tersebut.
Tubuh Elena terlonjak kaget ketika seorang pria muncul dari balik pakalan tersebut. Dengan ramah dia menyapa Elena. "Ada yang bisa aku bantu, Nona?"
"A-aku tidak ehm... pakaian ini sangat mahal," jawab Elena gagap karena tidak tahu harus berkata apa.
Pria itu pun tersenyum dengan mempesona. "Aku selalu melihat kecantikan wanita yang tidak terlihat langsung dari luar, seperti dirimu sehingga aku akan memberikan yang terbaik untuk mereka dan untukmu. Soal harga adalah nomor dua."
Jackson yang melihat seorang pria sedang bersama Elena dan tampak sedang menggodanya, langsung berjalan mendekati mereka.
Dia melingkarkan tangannya ke pinggang Elena, membuat wanita itu menggeliat kurang nyaman.
Bukannya melonggarkan dekapannya Jackson malah semakin mengeratkan tangannya di pinggang wanita itu.
"Aku ingin kamu mengeluarkan koleksi pakaian terbaikmu dan berikan pakaian yang membuatnya anggun dan elegan!" ucap Jackson sambil menatap wanita yang berada di dalam pelukannya seolah sedang berkata, "kamu adalah milikku, jangan macam-macam!"
Pemilik toko itu hanya tersenyum santai dengan sikap yang Jackson tunjukkan. Dia menatap Elena dari atas sampai bawah, membuat Elena merasa gugup.
"Aku punya yang kamu butuhkan, ikut aku!" pria itu mengajak Elena untuk ikut dengannya.
Elena lalu berusaha melepaskan diri dari pelukan Jackson untuk mengikuti pemilik toko tersebut, namun Jackson langsung menahannya.
"Apakah kamu tidak memiliki karyawan wanita?" tanya Jackson yang tidak rela Elena pergi berdua bersama pria itu.
"Hanya ada aku di sini. Aku tidak terbiasa bekerja dengan banyak orang," jawab pria itu.
Mendengar hal itu, Jackson melepaskan pelukannya, bukan untuk mengizinkan Elena pergi dengan pria pemilik toko tersebut, tetapi dia menggulung lengan kemejanya dan mengikuti pria itu.
"Berikan koleksi pakaianmu padaku! aku sendiri yang akan memakaikannya pada wanitaku."
Melihat raut cemburu Jackson, pemilik toko itu pun tersenyum penuh arti. Dia lalu berjalan menuju lemari kaca besar, tempatnya menyimpan semua koleksi pakaian eksklusif yang paling mahal di antara semua yang mahal di tokonya.
Pria itu mengambil beberapa pakaian yang dirasa cocok untuk Selena dan menyerahkannya kepada Jackson.
"Ini adalah pakaian yang istimewa untuk wanitamu, aku yakin akan cocok dengan karakternya."
Jackson pun mengambil pakaian itu dari tangan sang pemilik toko. "Aku akan memakai kamar gantimu, jangan pernah masuk tanpa izinku!"
"Pakailah selama yang kamu mau, aku ada di depan jika membutuhkan sesuatu," ujar pemilik toko itu yang kemudian meninggalkan Jackson dengan baju koleksi miliknya.
Jackson kemudian menemui Elena yang masih mengagumi pakaian yang ada di toko tersebut. "Ikut aku!" ucapnya sambil menggerakkan kepala mengajak Elena untuk mencoba pakaian yang wanita itu butuhkan.
Dengan patuh, Elena mengikuti pria itu untuk mencoba pakaian yang dibawa Jackson. Dirinya kaget ketika melihat Jackson ikut masuk ke dalam ruang ganti.
"Ke-kenapa kamu ikut masuk?" tanya Elena.
"Aku akan membantumu memakai pakaiannya karena tidak semua pakaian bisa kamu pakai sendiri," jawab Jackson.
"Kamu bisa menunggu di luar, jika aku butuh bantuan, aku akan memanggilmu," tolak Elena.
"Jangan banyak bicara dan jangan membantahku! Aku paling tidak suka dibantah. Sekarang, lepaskan pakaianmu!" ucap Jackson sesaat setelah pintu ruang ganti dia tutup.
"Bisakah kamu membalikkan tubuhmu sebentar? A-aku ti-tidak..." Elena bingung ingin mengatakan jika dirinya tidak memakai penutup dada karena semua yang dia miliki sudah kotor dan dia tidak memiliki pakaian ganti di hotel.
"Aku akan tetap di sini melihatmu mengganti pakaianmu jadi lepaskan pakaianmu sekarang juga!" ujar Jackson tidak ingin dibantah.
Elena sedang memasukkan mantel yang sebelumnya dia pakai ke dalam tas ketika pintu kamarnya terbuka.Mengira jika Ariana yang masuk, Elena bertanya tanpa melihat siapa yang datang."Apakah David sudah selesai bicara dengan papanya? Apakah kita sudah mau pergi? Tunggu sebentar, Ariana! Ada beberapa barang yang masih harus aku siapkan," ujar Elena dengan tangan yang masih sibuk mencari barang-barangnya yang tercecer."Ini aku, aku bukan Ariana," suara bariton seorang pria mengagetkan Elena.Wanita itu langsung menghentikan kegiatannya dan menegakkan tubuhnya.Dia menoleh ke arah pintu dan menegang melihat Jackson berdiri beberapa meter di depannya. Nafasnya seketika tercekat dengan jantung berdetak kencang.Harusnya saat ini dia membenci Jackson dan berharap pria itu menjauh darinya, namun apa yang dia rasakan malah sebaliknya, matanya menatap pria itu penuh rindu dan keberadaan Jackson seperti magnet yang menariknya untuk mendekat.Beruntung kesadaran Elena masih berfungsi dengan baik
"Apakah kamu yakin akan keluar dan menemui keluarga Collins sekarang?" tanya Ariana yang masih khawatir dengan kesehatan Elena."Ya, aku yakin. Aku sudah baikan dan ingin segera keluar dari rumah ini,” tegas Elena."Kamu mau pergi ke mana setelah dari sini?" Ariana semakin mengkhawatirkan Elena dan kehamilan wanita itu."Aku belum tahu, tetapi aku ingin menjauh dari keluarga Collins dan mencari pekerjaan. Aku ingin mengakhiri hubunganku dengan Jackson.”"Kalau begitu, tinggallah bersamaku," ajak Ariana yang tidak mungkin membiarkan saudaranya itu berkeliaran sendiri tanpa tempat tinggal dan pekerjaan.Elena langsung menggeleng dan menolak ajakan Ariana. "Aku tidak ingin tinggal bersama kalian dan menjadi beban di dalam keluarga kalian. Lagi pula rasanya akan tidak nyaman jika aku serumah dengan suamimu."Ariana terdiam dan mengakui apa yang Elena katakan memang benar. "Aku tidak mungkin membiarkan kamu tinggal sendiri, apalagi dalam keadaan hamil. Aku akan bicara pada David untuk bisa
"Aku tidak mungkin hamil," gumam Elena dengan tatapan sendu"Apa maksudmu tidak mungkin hamil?" tanya Ariana memastikan apa yang saudaranya itu katakan."Selama kami berhubungan, aku selalu meminum obat pencegah kehamilan dan aku tidak pernah melupakannya. Bagaimana ini bisa terjadi?" Elena tampak syok dan putus asa."Maaf jika aku menanyakan sesuatu yang mungkin menyinggungmu. Apakah anak yang kamu kandung adalah benar anak Jackson? Apakah janin dalam kandunganmu adalah keturunan Collins?"Pertanyaan itu membuat Elena menatap tajam ke arah Ariana, lalu tak lama setelahnya mata itu berkabut dan berkaca-kaca, setetes air mata jatuh membasahi pipinya. "Aku tidak pernah berhubungan dengan siapapun selain Jackson. Pria itu yang mengambil kehormatanku dan satu-satunya pria yang pernah menyentuhku. Jika benar saat ini aku sedang hamil, maka anak yang aku kandung adalah benar anak Jackson."Kini ganti mata Ariana yang berkabut, dia mengusap wajahnya. tampak tertekan. "Efektifitas obat pence
Jackson menatap Ariana dengan wajah pucat. Pandangannya kosong seolah otaknya berusaha keras mencerna kalimat yang baru saja keluar dari mulut perempuan di hadapannya."Elena... hamil?"Nafas Jackson tersengal, dan cangkir kristal yang sedari tadi digenggamnya jatuh ke lantai, pecah berhamburan. Suara pecahan itu seperti meretakkan ketenangan semu yang sempat ia pertahankan selama ini.Ariana menatapnya penuh kemarahan. Matanya sembab, bukan karena takut, tetapi karena marah dan kecewa. “Jangan berpura-pura tidak tahu! Elena hamil, Jackson. Dan kamu satu-satunya pria yang pernah dekat dengannya selama ini!”Jackson menggeleng, mulutnya terbuka, tapi tak satu pun kata keluar. Tenggorokannya tercekat. Wajahnya pucat, seperti seseorang yang melihat bayang-bayang dosanya bangkit dari kubur."Ariana..." gumamnya, akhirnya berhasil bersuara. "Aku... aku benar-benar tidak tahu...""Apa kau ingin bilang itu bukan anakmu?" potong Ariana dengan nada getir. “Setelah kau tidur dengannya, kau perg
"Keadaan Nona Elena masih dalam batas aman tetapi jangan disepelekan. Dia butuh banyak istirahat dan juga banyak cairan karena tubuhnya kurang minum dan mengalami dehidrasi.“Jauhkan juga Nona Elena dari hal yang membuatnya terkejut atau tertekan, dia mengalami stress dengan tekanan darah yang cukup tinggi," ucap Dokter sebelum mengakhir perkataannya."Baik Dok, aku akan merawatnya dengan baik dan memastikan Elena meminum obat yang kamu berikan."Dokter itu kemudian memberikan obat untuk beberapa hari ke depan dan menulis resep untuk rawat jalan. "Karena Nona Elena sedang hamil, maka aku akan memberikan obat yang aman untuk ibu hamil."Deg...Tubuh Ariana seketika menegang dan mematung saat menerima obat dari dokter tersebut mengetahui jika Elena sedang hamil."Hamil...? ma-maksud Dokter? Elena saat ini sedang hamil?" gumamnya lirih yang masih bisa di dengar oleh dokter itu.Dia tampak syok bukan karena berita yang dia dengar tetapi nasib Elena selanjutnya akan seperti apa."Apakah ka
Belum sempat Elena mengatakan sesuatu, pandangan wania itu tiba-tiba menggelap. Tubuhnya terasa sangat ringan dan bruuuukkk.. wanita itu jatuh dari tempatnya berdiri.Beruntung sebelum tubuhnya jatuh ke lantai, David sudah menangkap dan menyangganya."Ada apa dengan Elena?" tanya Ariana tampak khawatir."Tadi dia sedang sakit, papanya menjualkan untuk dijadikan pemuas hasrat pria kaya. Aku menolongnya melarikan diri dari sindikat yang menjualnya hingga tidak sempat membawanya rumah sakit," terang David."Bawa dia ke kamar tamu, aku akan memanggil dokter," ujar Ariana kepada suaminya.Baru saja David ingin menggendong Elena, sepasang tangan kekar menghentikannya. "Biar aku yang membawanya. Kamu sudah beristri, tak pantas menyentuh wanita lain."David menoleh dan menatap Jackson dengan penuh tanda tanya. Kenapa pria itu berkata demikian?Siapa pun di ruangan itu tahu, dia tidak ada niatan apapun apalagi mengambil kesempatan saat menolong Elena.Dengan cepat Jackson mengambil Elena dari







