Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson

Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson

last updateLast Updated : 2025-06-24
By:  Nhaya_97Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
61Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Elena tak pernah membayangkan dirinya akan dijebak, dilelang, dan dibeli dengan harga fantastis: satu juta dollar! Namun, Jackson Collins "membeli" Elena—bukan untuk cinta, melainkan sekadar memenuhi kebutuhan biologisnya setelah patah hati menghancurkan kepercayaannya pada wanita. Lantas, bagaimana nasib Elena? Akankah ia berhasil membebaskan diri, atau justru terjebak selamanya dengan Jackson yang begitu dingin dan dikabarkan ... kejam?

View More

Chapter 1

Harga yang Fantastis

“Perkenalkan, wanita cantik ini bernama ELENA,” suara pembawa acara bergema seperti genderang maut yang menandai giliran Elena untuk dilelang, seakan namanya kini hanyalah sebuah label yang tidak ada hubungannya lagi dengan identitasnya.

Di barisan paling depan, duduk seorang pria yang tampak seperti patung marmer hidup. Rahangnya kokoh, dan matanya yang tajam bagaikan pisau mengiris suasana.

Tatapannya tidak sekadar melihat; dia menelanjangi setiap inci gadis yang dipamerkan, menghitung nilai mereka dalam skala yang hanya dia ketahui. Pria itu adalah Jackson Collins, pewaris keluarga Collins yang kekayaan dan kekuasaannya sudah menjadi legenda.

Namun, malam ini, Jackson adalah pria yang berbeda. Pikirannya diselimuti oleh kabut yang tebal, dihantui bayangan wanita yang pernah dia cintai—Ariana.

Wanita itu, dengan kecantikan yang begitu sempurna namun hati yang tak pernah menjadi miliknya, kini telah menjadi istri sepupunya sendiri, David. Luka itu begitu dalam, seperti belati yang ditancapkan ke jantungnya dan diputar perlahan-lahan.

Sejak awal acara, Jackson menatap dengan pandangan dingin yang kosong. Wanita-wanita yang ditawarkan, meski dilapisi make-up tebal dan pakaian menggoda, hanyalah cangkang kosong di matanya. Tak ada satu pun yang mampu menyentuh hatinya yang kini terkunci dalam sangkar kebencian dan luka.

Namun, ketika dia bersiap untuk pergi, lampu panggung kembali menyala terang, kali ini memunculkan sosok yang membuat napasnya tercekat.

Di atas panggung, berdiri seorang wanita dengan tubuh gemetar, mata penuh ketakutan, dan wajah yang menyimpan bayangan Ariana. Meski riasannya tebal, lekuk-lekuk wajahnya menciptakan ilusi yang mengganggu hati Jackson.

Tubuh wanita itu bagai ukiran patung dewi, lekukannya sempurna, namun tidak vulgar. Kulitnya bersinar dengan pigmen eksotis yang tidak pernah Jackson temukan dalam lingkaran wanita yang dia kenal—kulit pucat dingin yang terasa kosong.

Ini adalah kecantikan yang liar, murni, dan penuh misteri, seperti malam tropis yang gelap namun menenangkan.

Sesuatu dalam dirinya yang telah lama mati mendadak menyala kembali. Bukan rasa cinta, tapi obsesi, dorongan primitif yang mendominasi dirinya.

Langkah Jackson yang semula hendak meninggalkan tempat itu terhenti. Dia kembali duduk, pandangannya tidak berpaling dari Elena, seakan dia telah menemukan alasan untuk tetap tinggal.

“Satu lagi wanita yang paling spesial dari semua yang kami miliki! Namanya ELENA, dan aku membuka harga terendah dari 10 ribu dollar!” seru pembawa acara dengan suara yang menggelegar, memecah keheningan seperti petir di tengah malam.

Kata-kata itu diucapkan dengan nada bangga, seolah Elena adalah mahakarya seni yang dipamerkan, bukan manusia dengan hati yang terluka.

Di sudut ruangan, rahang Jackson mengeras seperti batu pahat. Tatapannya berubah dingin, penuh amarah yang hampir tidak bisa dia kendalikan. Dalam benaknya, wajah Elena seolah melebur menjadi wajah Ariana, kenangan yang terus menghantuinya.

Pemandangan ini bagaikan mimpi buruk yang hidup—Ariana yang ia cintai, kini dalam wujud Elena, dipertontonkan tanpa daya di hadapan serigala-serigala kelaparan yang haus akan kekuasaan atas tubuh dan harga dirinya.

Jackson merasakan darahnya mendidih. Dia tahu niatnya berkontradiksi: menyelamatkan Elena, tapi di sisi lain, ia hanyalah serigala lain di tengah kawanan yang haus. Meski begitu, sebuah dorongan—entah obsesi, cinta, atau kesedihan—memaksa tangannya untuk bertindak.

"50 ribu," suara seorang pria di dekatnya membelah ruangan seperti pecahan kaca. Tawaran itu membuat semua mata menoleh, menciptakan gelombang keheningan penuh keterkejutan.

“50 ribu... apakah ada yang lebih tinggi lagi?” suara pembawa acara seperti bara api yang disiram minyak, menyalakan kompetisi di antara para penawar.

"50 ribu pertama... 50 ribu kedua..."

"100 ribu," seru Jackson, suaranya tegas dan bergema seperti guntur. Ruangan yang tadinya tenang tiba-tiba menjadi riuh, suasana berubah menjadi sorakan dan bisikan.

Setiap kepala berbalik ke arahnya, memandangnya dengan tatapan tercengang, kecuali pria yang pertama kali menawar.

Pria itu menatap Jackson dengan mata menyala penuh amarah. "200 ribu," katanya lantang, seakan tantangan itu ditujukan langsung ke arah Jackson.

Pembawa acara terkesiap, suaranya berubah menjadi seruan dramatis. "Wooow... ini adalah harga tertinggi selama lelang ini pernah dibuka. Ada lagi yang lebih tinggi?"

"300 ribu," balas Jackson tanpa ragu, tatapannya tajam seperti bilah pedang, menembus pria itu yang kini tampak mulai gusar.

Namun, pria itu menolak menyerah. "400 ribu," ujarnya, suaranya seperti raungan binatang yang terluka.

"500 ribu," Jackson membalas tanpa kehilangan ketenangannya, meskipun di dalam, darahnya berdegup seperti genderang perang.

Pria itu akhirnya menyerah, mengumpat keras sambil menatap Jackson dengan kebencian yang membara. "Ambil saja wanita itu. Dia hanya wanita jalang yang tidak pantas mendapatkan harga setinggi itu."

Suasana ruangan kembali hening sejenak sebelum pembawa acara mengambil alih kendali, meski dengan nada bergetar akibat intensitas yang baru saja terjadi. "500 ribu untuk Tuan Jackson. Apakah ada yang ingin menawar lebih tinggi lagi?" tanyanya, suara penuh antisipasi yang menyayat keheningan seperti pisau tajam.

"500 ribu pertama... 500 ribu kedua..."

Tiba-tiba, suara dari sudut ruangan belakang menggema seperti gelombang pasang. "600 ribu," seru seorang pria yang duduk di belakang. Semua kepala langsung menoleh ke arahnya, dan sejenak, waktu terasa berhenti.

Jackson menatap pria itu dengan tatapan membunuh. Dadanya naik-turun, amarahnya meluap seperti magma yang siap meletus.

Pembawa acara dengan penuh semangat berkata, "Apakah ada yang berani menawar lebih tinggi dari 600 ribu?" Keheningan menyelimuti ruangan, seolah udara tersedot keluar.

Jackson berdiri perlahan, tatapannya menyapu ruangan seperti badai yang menghancurkan. "Satu juta dollar," katanya dengan suara yang dalam, dingin, dan penuh ketegasan. "Aku akan membayar wanita itu satu juta dollar."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Ita Lismiantari
ceritanya menarik, buat penasaran mudahan happy ending
2025-03-22 11:03:26
1
61 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status