Home / Romansa / Gadis Terakhir / Belanja Bulanan

Share

Belanja Bulanan

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-06-04 22:05:48

“Lo bisa masak, enggak?” Aarav yang sedang mendorong troli di belakang Sifabella bertanya.

“Enggak!” jawab Sifabella tanpa perlu berpikir.

Mereka sedang berada di pusat perbelanjaan untuk membeli perabotan rumah tangga.

“Terus ngapain kita beli wajan ini, spatula, terus tadi oven, memangnya microwave enggak cukup?”

“Enggak, Mas … microwave enggak bisa buat kue.”

Sifabella memasukan beberapa piring saji dan mangkuk dengan motif bohemian ke dalam troli.

Barang-barang di sini bagus dan lucu, Sifabella yang tidak suka masak saja jadi kalap membeli perabotan rumah tangga.

“Memangnya lo bisa bikin kue?” Aarav sebetulnya bukan bertanya melainkan mencibir.

“Nanti belajar dari YouTube.” Sifabella sedang konsentrasi memilih barang-barang jadi tidak terprovokasi ucapan Aarav.

“Buruan donk, Bel ….” Aarav sedang menggerutu, tanpa terasa sudah tiga jam mereka memutari toko itu.

“Mas mau ke mana sih? Kan Mas Aarav tadi yang ngajak belanja, sekarang udah belanja mau buru-buru selesai … aku ‘kan eng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
May_maya🌸
bahaya mulai manampakan batang hidungnya Bella, hati" kamu sayang..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gadis Terakhir   Aarav Masih Meyakini Sesuatu Yang Salah

    Selesai dengan urusan serah terima jabatan dan tour bertemu klien—Aarav menghubungi sahabat semasa kuliah.Dia dan Henry sepakat untuk bertemu di salah satu club malam langganan mereka dulu.Henry mengatakan kalau dia telah memesan meja VIP jadi Aarav langsung menuju ke area VIP menyebrangi lautan manusia yang tengah meliuk-liukan tubuhnya di lantai dansa.Naik ke lantai dua, Aarav menemukan Henry namun ternyata dia tidak sendiri karena ada Shawn, Robert, Britney, Abigail dan Alexa.Langkah Aarav memelan karena ragu, senyumnya pun pudar begitu sampai di meja para sahabatnya.Aarav menyalami Henry, Robert, Shawn dan Britney dengan pelukan masculin dan mendapat kecupan di pipi dari Britney.Mereka berempat adalah teman satu angkatan Aarav.“Aku bawa Abigail, dia mau ikut waktu tahu kamu akan datang.” Robert memberitahu. Robert adalah kakak dari Abigail.Aarav hanya tersenyum bersama anggukan menyapa Abigail.“Kamu masih ingat Alexa? Dia yang cintanya kamu tolak dulu padahal kalian pern

  • Gadis Terakhir   Salah Memahami Sebuah Tatapan

    Ketika Aarav keluar dari kamar mandi, dia tidak menemukan Sifabella di atas ranjang seperti dia tinggalkan tadi.Pria itu berpikir kalau mungkin Sifabella sudah bangun dan pergi keluar kamar.Baguslah, mereka jadi tidak perlu terlibat canggung.Pria itu masuk ke dalam walk in closet untuk berpakaian, stelan jas formal menjadi pilihannya hari ini karena akan diadakan acara serah terima jabatan dari opa Beni kepada dirinya.Aroma harum masakan terendus indra penciuman Aarav begitu dia sampai di lantai satu.Langkah Aarav refleks menuju ke dapur dan sampai di sana netranya bertemu dengan netra Sifabella yang baru selesai membuat sarapan pagi.“Udah mau pergi?” “Itu sarapan buat gue?” Keduanya bertanya secara bersamaan.“Iya.” Dan menjawab secara bersamaan pula.Ternyata mereka berdua tidak bisa menghindari canggung.Sifabella meletakan dua piring berisi sarapan pagi di atas meja.Dia pergi lagi ke dapur saat Aarav duduk di salah satu kursi meja makan, gadis itu kembali membawa dua mug

  • Gadis Terakhir   Menyesal

    “Maaashhh!” Sifabella terkejut bukan main sampai mengurai pagutan karena hanya dengan satu gerakan mudah, Aarav berhasil membuat Sifabella ada di atas pangkuan pria itu.Aarav mendongak, matanya menatap Sifabella sayu.Sedangkan kedua tangan Sifabella sudah berada di pundak Aarav.“Kiss me,” bisik Aarav meminta.Sifabella tampak ragu, dia menggigit bibir bagian bawahnya pelan dengan netra mereka yang saling terpaku.Tatapan Aarav yang penuh permohonan sekaligus penuh damba itu meluluhkan hati Sifabella.Dia akhirnya menundukan kepala mempertemukan bibir mereka kembali.Kali ini terdapat rasa asing di setiap decapannya, menyenangkan yang memaksa mereka tidak ingin berhenti.Sementara itu tangan Aarav berhasil masuk ke dalam kaos Sifabella, merayap seringan bulu kemudian meremat pelan bagian menyembul di dadanya.“Emmmh ….” Tanpa sadar Sifabella mendesah sampai mengurai pagutan.Kesempatan itu Aarav gunakan untuk membawa kaos Sifabella melewati kepalanya sehingga sekarang dia bisa melih

  • Gadis Terakhir   Pulang Dalam Keadaan Mabuk

    Ting …Tong … Suara bell pintu rumah yang nyaring di dini hari membuat Sifabella terhenyak.Dia meringis saat merasakan tangannya yang dijadikan bantal ketika ketiduran di sofa ruang tamu terasa pegal luar biasa.Ting …Tong …Di luar sana bell masih berbunyi semakin tidak sabaran.Sifabella berdecak kesal, dalam benaknya menerka kalau makhluk yang sedang menekan bell itu adalah Aarav-suaminya yang pergi begitu saja setelah mereka belanja keperluan rumah tangga.Sifabella sudah bersiap akan menonjok wajah tampan suaminya itu begitu dia membuka pintu.“Hallo!” sapa pria blasteran yang masih tampan di usia matangnya.“P-Pak Gio!” sapa Sifabella terbata.“Kamu kenal saya?” Uncle Gio balas bertanya.“Saya bekerja untuk bu … eh, oma Aneu.” “Oh iya, saya lupa … terlalu banyak pegawai ibu saya dan di mata saya wajah kalian sama.” Uncle Gio mengakhiri kalimatnya dengan tawa.Pandangan Sifabella kemudian mengarah pada pria yang berdiri di samping uncle Gio.Pria itu tampak mabuk berat dengan

  • Gadis Terakhir   Perasaan Terlarang

    Sampai di sana, dia langsung menekan angka pada panel di dekat handle pintu dan benda tersebut terbuka.Dia masuk lebih jauh ke dalam rumah memindai seluruh ruangan beserta isinya.“Kamar aku di mana, Mas?” Sifabella bertanya dengan mata masih mengedar ke sepenjuru rumah.“Di atas,” jawab Aarav singkat.Sifabella lantas pergi ke lantai dua, ada tiga pintu dan satu ruangan untuk bersantai.Dia mendorong salah satu pintu lalu menemukan ruangan itu kosong.Sifabella melanjutkan langkahnya ke pintu yang lain dan sama saja, dia juga mendapati ruangan itu benar-benar kosong tanpa ada furniture.“Kalau dua kamar ini kosong berarti yang itu pasti kamar utama.” Sifabella bicara sendiri seiring langkahnya menuju pintu terakhir.Dan benar saja, di kamar itu sudah lengkap dengan furniture bahkan ruangannya sangat luas karena terdapat walk in closet dan kamar mandi.Sifabella menyimpan tasnya di atas ranjang, setelah itu kembali ke lantai satu di mana Aarav baru selesai mengeluarkan barang belanja

  • Gadis Terakhir   Belanja Bulanan

    “Lo bisa masak, enggak?” Aarav yang sedang mendorong troli di belakang Sifabella bertanya.“Enggak!” jawab Sifabella tanpa perlu berpikir.Mereka sedang berada di pusat perbelanjaan untuk membeli perabotan rumah tangga.“Terus ngapain kita beli wajan ini, spatula, terus tadi oven, memangnya microwave enggak cukup?” “Enggak, Mas … microwave enggak bisa buat kue.” Sifabella memasukan beberapa piring saji dan mangkuk dengan motif bohemian ke dalam troli.Barang-barang di sini bagus dan lucu, Sifabella yang tidak suka masak saja jadi kalap membeli perabotan rumah tangga.“Memangnya lo bisa bikin kue?” Aarav sebetulnya bukan bertanya melainkan mencibir.“Nanti belajar dari YouTube.” Sifabella sedang konsentrasi memilih barang-barang jadi tidak terprovokasi ucapan Aarav.“Buruan donk, Bel ….” Aarav sedang menggerutu, tanpa terasa sudah tiga jam mereka memutari toko itu.“Mas mau ke mana sih? Kan Mas Aarav tadi yang ngajak belanja, sekarang udah belanja mau buru-buru selesai … aku ‘kan eng

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status