Maheswara Aarav Marthadidjaya, pria yang telah genap berusia dua puluh tujuh tahun ini sangat menikmati masa lajangnya dengan party dan hura-hura. Meskipun kedua orang tua dan sang oma sudah sering menjodohkannya dengan banyak gadis cantik tapi Aarav selalu menolak tanpa memberikan alasan. Suatu hari sang oma menjodohkan Aarav dengan salah satu karyawannya dan seluruh keluarga terkejut saat Aarav tiba-tiba setuju. Dan karyawan sang oma yang tidak beruntung itu adalah Sifabella. Sifabella tidak berani menolak saat dijodohkan dengan Aarav. Akhirnya Sifabella menyetujui pernikahan dengan orang asing yang tidak dikenalnya hanya demi membalas budi kebaikan omanya Aarav. Aarav yang selalu menyebalkan bagi Sifabella yang memiliki kesabaran setipis tissue itu membuat rumah tangga mereka dipenuhi warna. Mau tahu bagaimana pasangan Tom and Jerry menjalani hari-harinya? Yuk! Ikuti kisah mereka di sini đđ
Lihat lebih banyakMaheswara Aarav Marthadidjaya semestinya tidak perlu datang ke kantor lagi, pria itu hanya harus fokus mempelajari data dan materi dari perusahaan yang akan dia pimpin di Sydney.
Tapi dia tidak suka bekerja di rumah jadi masih pergi ke kantor untuk memahami semua data yang dikirimkan calon sekertarisnya di Negri Kangguru sana. Ponsel yang diletakan di atas meja berdering saat Aarav hendak bangkit dari kursi kebesarannya untuk pulang ke rumah. Nama sang mommy muncul di layarnya, wanita mungil yang melahirkan Aarav ke dunia itu tidak pernah absen menghubunginya meski beliau tengah disibukkan dengan Event peragaan busana. Mommy Aurystella Akeu Quenbee atau yang dipanggil Aarav dengan sebutan mommy Bee adalah seorang perancang busana terkenal sama seperti oma Aneu-ibunda beliau yang tidak lain adalah omanya Aarav yang super rese dan bawel. âHallo Mom?â Aarav menyahut sembari menarik simpul dasi di lehernya. âSayang, ke sini donk!â pinta Mommy Bee dari ujung panggilan sana. Aarav mengembuskan napas panjang, jemarinya menekan sudut mata yang paling dekat dengan pangkal hidung sembari memejamkan mata erat. âKe sini ke mana Mom?â Aarav bertanya karena mendengar suara bising yang menjadi latar dalam panggilan tersebut. Satu tangannya dia masukan ke dalam saku celana lantas menyandarkan setengah bobot tubuhnya pada meja kerja yang telah membersamainya selama beberapa tahun terakhir. Ruangan kantornya sengaja Aarav buat gelap, dia terlalu malas menekan saklar sementara sekertaris Aarav yang dulu sudah ditarik kebagian lain karena nantinya jabatan Aarav akan ditiadakan. âMasa lupa, hari ini pagelaran fashion show oma Aneu ⌠ke sini donk, sayang ⌠kamu âkan enggak pernah datang di setiap acara fashion show oma ⌠itung-itung membuat moment bahagia untuk oma sebelum kamu pergi ke Sydney.â Aarav lupa, atau lebih tepatnya tidak terlalu peduli dengan acara tersebut karena oma dan Mommy terlalu sering membuat pagelaran busana. Merujuk pada ucapan Mommy, sudah diputuskan dalam rapat keluarga kalau Aarav akan membantu opa Beni Marthadijaya yang merupakan kakek dari pihak daddynya untuk mengelola perusahaan keluarga di Sydney karena opa sudah tua dan sakit-sakitan terlebih opa Beni hidup sendiri setelah bercerai dengan istrinya-oma Diana meski hubungan mereka masih tetap terjalin dengan baik hingga sekarang. Aarav tidak mengerti kenapa bukan daddy Devano Akbi Marthadijaya atau kakak kembarnya-Mahesa Aarash Marthadijaya yang telah menikah dan memiliki anak kembar, yang memimpin perusahaan di Sydney. Mentang-mentang Aarav jomblo jadi dia yang dikorbankan. âOke, Aarav ke sana sekarang ya Mom.â Aarav tidak akan berdebat dengan wanita mungil kesayangannya itu karena sebentar lagi akan meninggalkan beliau. Benar kata mommy Bee, dia harus membuat momen bahagia bersama keluarga sebelum kepergiannya ke Sydney. Aarav menggulung lengan kemejanya hingga sikut, dasinya dia lepas termasuk jasnya yang kemudian dia sampirkan di lengan. Langkahnya menderap cepat menuju lift untuk tiba di basement di mana mobilnya terparkir. Aarav sempat singgah ke toko bunga untuk membeli satu buket bunga dalam perjalanan ke acara tersebut. Dan setelah berkendara selama kurang lebih satu setengah jam, dia harus tertahan oleh antrian kendaraan. Jalanan begitu padat padahal jarak ke venue sudah sangat dekat. Banyak artis, sosialita dan tokoh masyarakat yang oma Aneu undang dalam acara tersebut membuat para wartawan berkerumun di depan venue memperparah kemacetan. Itu kenapa Aarav tidak pernah mau datang setiap kali oma maupun sang mommy membuat acara besar yang memamerkan hasil karyanya karena Aarav tidak menyukai popularitas. Aarav turun dari dalam mobil lantas memberikan kunci mobil kepada petugas valet. Alih-alih masuk melewati pintu depan, Aarav malah berbelok menyusuri samping venue untuk tiba di backstage. Dia melangkah tegap masuk melewati pintu di bagian belakang karena akan langsung bertemu sang oma yang sedang sibuk di belakang layar. Mata Aarav mulai mengedar ke sekeliling, dia tersenyum tatkala menemukan sosok mommy Bee sedang mengecek pakaian yang tengah membalut tubuh para model. Bayangkan bagaimana tubuh pendek dan mungil itu sedang merapihkan manik-manik di pundak sang model yang tinggi menjulang. Mommy sampai harus menggunakan kursi untuk bisa melakukannya. âAarav!â Suara oma yang memanggilnya dengan lantang membuat kaki Aarav yang hendak menghampiri mommy seketika memutar badan. Oma melambaikan tangan meminta Aarav mendekat. âSukses acaranya ya Oma,â kata Aarav sembari mengecup pipi kiri dan kanan sang oma lantas memberikan buket bunga yang dia beli tadi. âMakasih sayangnya Oma yang mau pergi ke Sydney,â kata oma dengan senyum penuh arti membuat Aarav ketar-ketik karena setiap kali sang oma tersenyum demikian pasti tragedi akan terjadi padanya. Contohnya adalah senyum oma ketika menjodohkannya dengan seorang gadis lalu Aarav disiram kuah Tomyam oleh gadis tersebut lantaran dia langsung memberikan penolakan di kencan pertama. âOma kenalin sama cewek cantik ya!â Oma bukan sedang meminta ijin tapi memberitahu. Aarav mengembuskan napas jengah sembari merotasi bola matanya malas. Benar âkan dugaannya, entah sampai kapan Aarav bisa terbebas dari obsesi oma yang ingin agar dirinya segera menikah. Tapi sekali lagi, niat kedatangan Aarav ke sini untuk membuat momen bahagia bersama keluarganya jadi Aarav akan menurut. Oma merangkul lengan Aarav dan menuntunnya ke area di mana berderet meja rias dengan cermin dikelilingi lampu bohlam terang. âBel,â panggil oma sesaat setelah langkahnya berhenti diikuti Aarav. âYa Bu?â Gadis cantik yang tengah merapihkan alat makeup itu langsung mengangkat pandangan dan menegakan tubuh memfokuskan diri kepada oma Aneu. Dia tidak terdistraksi meski ada pria setampan Dewa Yunani di samping oma Aneu. âKenalin, ini cucu saya.â Oma Aneu memperkenalkan Aarav kepada Sifabella. âOh âŚ.â Sifabella bergumam, pandangannya ia alihkan kepada Aarav yang berdiri mematung menatapnya dengan ekspresi datar. âBella,â kata Sifabella mengulurkan tangan. Sifabella begitu santai dan terlihat biasa saja padahal gadis-gadis yang dikenalkan oma Aneu sampai pernah ada yang pingsan karena katanya Aarav mirip aktor tampan dari Thailand. Selama beberapa detik tangan Sifabella menggantung di udara hingga akhirnya Aarav menjabat tangan Sifabella setelah oma menyikut pinggangnya. âBel, mau ya ⌠nikah sama Aarav!â Kalimat yang diucapkan oma Aneu dengan nada perintah itu membuat baik Aarav maupun Sifabella membolakan matanya menatap oma Aneu.Pagi itu aroma roti panggang, scrambled egg, dan kopi hitam memenuhi dapur padahal matahari belum sepenuhnya naik di atas Sydney Harbour.Sifabella dengan rambut dikuncir asal dan piyama berbentuk bintang-bintang, tengah menuang susu ke gelas kecil bergambar dinosaurus.Di meja makan, Aarav sudah duduk dengan koran digital di tablet dan secangkir kopi favoritnya, sementara Aghastya duduk di kursi tingginya sambil memukul-mukul sendok ke meja.âMami, Aga mau dua telur! Tapi yang satu setengah! Yang satu lagi utuh tapi enggak boleh ada kuningnya!â katanya penuh semangat, lalu menepuk-nepuk meja seperti koki sedang demo masak di TV.Sifabella menoleh dengan alis naik satu. âPermisi, kamu pikir ini restoran hotel bintang lima, sayang?âAghastya mengangkat bahu kecilnya. âKan Mami chef terbaik se-Sydney,â jawabnya dengan senyum menawan.Aarav tertawa sambil melirik istrinya. âPinter banget anak ini gombalin maminya.ââAda turunan dari siapa ya kira-kira?â Sifabella memicing menatap
Langit Sydney cerah dengan semburat merah muda ketika Aarav turun dari mobil hitamnya di depan gedung kaca menjulang di kawasan Barangarooâpusat distrik finansial baru yang menggantikan dominasi Central Business District tua.Gedung kantor pusat Marthadijaya Group Australia berdiri megah menghadap Darling Harbour. Dindingnya memantulkan cahaya matahari pagi, menciptakan ilusi kolom-kolom cahaya yang bergerak.Seorang security lokal membuka pintu lobby dan menyapa ramah, âMorning, Mr. Marthadijaya.âAarav membalas dengan anggukan kecil. Meski statusnya CEO, dia menjaga budaya kerja yang egaliterâbudaya khas Australia. Tidak banyak formalitas, tapi tetap penuh profesionalisme.Begitu memasuki lift kaca yang bergerak pelan ke lantai 37, ia sempat melihat pantulan dirinyaâkemeja putih bersih, coat abu-abu, dan wajah yang terlihat tiga tahun lebih tua sejak sang kakek, Beni Marthadijaya, wafat dan mewariskan perusahaan ini padanya.**Sesampainya di lantai eksekutif, Meiraâasisten pr
Pagi baru saja mengintip dari celah jendela saat aroma bawang tumis dan nasi hangat memenuhi dapur rumah keluarga kecil itu.Sifabellaâdengan apron bergambar dinosaurus hijau milik Aga yang melingkar asal di tubuh rampingnyaâtengah sibuk menyiapkan bekal. Tangannya gesit memasukkan telur dadar, irisan sosis, dan tumis sayur ke dalam dua kotak makan berbeda. Yang satu besar dan minimalis untuk Aarav, yang satu lagi lucu bergambar truk pemadam untuk Aghastya.âAgaaa! Jangan main mobil di bawah meja, nanti Mami injek!â teriaknya dari dapur.âAga mau ikut kerja sama Papiii!â teriak balita kecil itu dari ruang tengah, masih mengenakan piyama motif astronot dan guling di ketiaknya.Sifabella melirik jam. Pukul 06.15.Aarav baru keluar dari kamar dengan kemeja biru dongker yang belum sepenuhnya terselip rapi, rambut basah, dan ekspresi kantuk yang masih menempel di wajah tampannya.âAga⌠ayo cepetan mandi, sebentar lagi papi pergi ke kantor,â kata Aarav sambil mengambil tisu dan menge
Kaki mungil Aghastya yang baru saja bisa belajar berjalan melangkah kecil menyusuri jalan setapak yang kanan kirinya berjajar nisan di komplek pemakaman elit yang terletak di kota Karawang.Di belakangnya berjalan beriringan Aarav dan Sifabella sembari bergandengan tangan.Entah kenapa Aghastya tampak bahagia sekali, dia bahkan berlari menuju makam opa Beni padahal kedua orang tuanya belum menunjukkan di mana makam opa Beni.Gelak tawa Aghastya terdengar, dia lantas duduk di sisi makam opa Beni dan memindai sekitar sebelum akhirnya tatapan bocah tampan itu tertuju pada satu titik kemudian tersenyum lebar.Aarav dan Sifabella malah merasakan horor, mereka duduk di depan makam opa Beni dan langsung melantunkan doa.Setelah selesai yang ditandai dengan mengusap kedua telapak tangan ke wajah, Aarav dan Sifabella menabur bunga di atas makam opa Beni dibantu Aghastya.âOpa ⌠maafin Aarav karena Aarav merasa kalau Aarav adalah cucu yang paling nakal, susah diatur dan yang paling sering merep
Robert tampak terkejut melihat Aarav berdiri di depan pintu rumahnya.Dia tidak pernah mengira seseorang yang membunyikan bel rumahnya adalah Aarav.âMasuk,â kata Robert sembari mengendikan kepala ke arah dalam.Aarav masuk mengikuti Robert ke ruang televisi lalu mereka duduk di sana.âAku ingin bicara dengan Abigail.â Aarav mengungkapkan kedatangannya ke sini.âSudahlah Rav, tidak ada yang bisa membuatnya bangkit ⌠bayi yang ada di dalam kandungannya masih bertahan hidup pun karena mukjizat Tuhan atau entah karena Tuhan ingin menghukum Abigail.â Robert mengatakannya dengan sorot mata sendu.âAku ingin bicara dengan Abigail.â Aarav mengulang ucapannya dengan tegas.Robert merentangkan tangannya ke arah kamar Abigail, kamar yang sama saat dia mabuk dan dijebak oleh Abigail.Aarav bangkit dari sofa dan mulai menarik langkah menuju kamar Abigail.Ekspresi wajahnya tampak tegang, seolah dia enggan bertemu Abigail tapi harus.Aarav mengetuk sebanyak dua kali sebelum akhirnya memutar knop p
âKamu tadi lunch sama Britney dan Alexa ya?â tebak Aarav tepat sekali.Tangan Sifabella yang sedang mengaplikasi skin care di wajahnya sontak berhenti bergerak.âKok, Mas tahu?â Sifabella menoleh bersama cengiran lebar.âTahu laaah, si Britney pasang status foto kalian bertiga di media sosialnya.â Aarav menjawab ketus.Pandangannya masih tertuju pada Aghastya, mereka berdua sedang bermain di atas ranjang.Tadi Aarav membangunkan Aghastya dengan menciuminya sehingga bayi tampan itu bangun padahal baru saja tertidur. âAaah, si Britney pake acara buat status segala lagi.â Sifabella menggerutu di dalam hati.âKamu ngelarang aku dekat sama mereka tapi kamu pergi sama mereka.â Nada suara Aarav masih terdengar dingin.âBetul Mas, tapi aku enggak meminta Mas memutus hubungan juga dengan mereka âŚ.â Sifabella berkilah.Dia naik ke atas ranjang dari sisi lainnya yang kosong. âAku enggak enak nolak Britney waktu dia ngajakin ketemu, terus Alexa kasih ini.â Sifabella memberikan kartu undangan per
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen