Beranda / Romansa / Gadis Terakhir / Berita Bahagia

Share

Berita Bahagia

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-29 16:14:10

“Hallo?” Tidak ada sapaan sayang, Beib, atau panggilan mesra.

Aarav terlalu gugup, dia dirundung gelisah.

“Mas … baru bangun ya?” Sifabella bertanya terdengar curiga.

“I-iya … eh, enggak ini lagi di jalan … mau ke kantor.”

Aarav bisa melihat pak Agung melirik kaca spion tengah untuk menjangkau penglihatan ke kabin belakang di mana dia berada.

Tatapan mereka bertemu dan Pak Agung langsung mengalihkan pandangannya ke depan.

“Oooh … katanya Mas mau telepon aku, Mas lupa?” Sifabella merajuk.

“Tadi aku bangun ke siangan … aku buru-buru, sayang.” Aarav memijat pelipisnya yang masih terasa pening.

Tidak menyangka kalau Sifabella menghitung perbedaan waktu antara Jakarta dengan Sydney, buktinya dia tahu kalau di sini sudah siang.

Dan dia lupa dengan janjinya akan menghubungi Sifabella.

“Tadi sarapan apa?” Sifabella melontarkan pertanyaan lagi.

Aarav jadi merasa sedang melakukan sidang skripsi.

“Roti sandwich buatan sendiri.” Aarav menjawab cepat.

Untuk urusan berbohong otaknya selalu bisa di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
arcadians
Tolong jangan buat pelakor hamil ya thorrr. Ga tegaaaa kalo si baik hati bellaa disakitinnn ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gadis Terakhir   Tulus

    Dengan kondisinya yang sangat lemah, Sifabella tidak bisa mengikuti pemakaman papap Heru.Oma dan mommy membatalkan kegiatannya hari ini untuk menemani Sifabella.“Makan dulu, Bel … kasian bayi kamu.” Oma masuk ke kamar membawa satu piring makan siang untuk Sifabella.Sifabella yang duduk melamun di bench lantas menoleh, dia mengusap perut dan tatapannya tertuju ke sana.Nyatanya berita bahagia tentang kehamilannya belum bisa menumpas air mata yang terus mengalir dan pikiran Sifabella masih dikuasai oleh pedihnya kehilangan.Oma duduk di samping Sifabella bermaksud menyuapinya.“Bella bisa makan sendiri, Oma.” Sifabella mengambil alih sendok dari tangan oma sekalian piringnya.“Beberapa waktu lalu Bella denger kabar kalau mas Aarav memberikan uang sebanyak tiga Milyar hanya agar papap mau menjadi wali nikah kami … saat itu Bella marah, Bella terluka dan berjanji akan membenci papap seumur hidup Bella ….” Sifabella menjeda untuk menelan saliva yang terasa kelat.Dia belum juga menyanta

  • Gadis Terakhir   Berita Bahagia

    “Hallo?” Tidak ada sapaan sayang, Beib, atau panggilan mesra.Aarav terlalu gugup, dia dirundung gelisah.“Mas … baru bangun ya?” Sifabella bertanya terdengar curiga.“I-iya … eh, enggak ini lagi di jalan … mau ke kantor.” Aarav bisa melihat pak Agung melirik kaca spion tengah untuk menjangkau penglihatan ke kabin belakang di mana dia berada.Tatapan mereka bertemu dan Pak Agung langsung mengalihkan pandangannya ke depan.“Oooh … katanya Mas mau telepon aku, Mas lupa?” Sifabella merajuk.“Tadi aku bangun ke siangan … aku buru-buru, sayang.” Aarav memijat pelipisnya yang masih terasa pening.Tidak menyangka kalau Sifabella menghitung perbedaan waktu antara Jakarta dengan Sydney, buktinya dia tahu kalau di sini sudah siang.Dan dia lupa dengan janjinya akan menghubungi Sifabella.“Tadi sarapan apa?” Sifabella melontarkan pertanyaan lagi.Aarav jadi merasa sedang melakukan sidang skripsi.“Roti sandwich buatan sendiri.” Aarav menjawab cepat.Untuk urusan berbohong otaknya selalu bisa di

  • Gadis Terakhir   Dosa

    “Aku tidak akan berani lagi bermain-main dengan maut.” Robert menanggapi dengan ekspresi datar, dia benar-benar kapok ngebut-ngebutan di jalan tol.“Lalu Lucy? Apa dia merawatmu?” Aarav bertanya tentang wanita yang bertanggung jawab atas kecelakaan Robert.“Lupakan dia, aku akan mencari penggantinya.” Dan semua setuju dengan niat Robert.Topik pembicaraan mulai berganti dan beralih dengan cepat.Setiap orang memiliki kesempatan menjadi topik pembahasan.Aarav bersikap biasa saja saat bicara dengan Abigail, seolah dia tidak pernah menyakiti perempuan itu di pertemuan terakhir mereka.Giliran Aarav yang kebagian menjadi bahan pembicaraan.“Saya pikir sahabat kita ini suami takut istri, dilarang istrinya bergaul dengan kita tapi ternyata … diam-diam dia memenangkan banyak tender dari pemerintah … dia sedang di Puncak kejayaan saat ini, tepuk tangan untuk Aarav.” Henry yang bicara karena dia bekerja di pemerintahan sehingga mengetahui bagaimana sepak terjang Aarav sekarang.Aarav seper

  • Gadis Terakhir   Pengaruh Buruk

    “Mas ….” Napas Sifabella memburu, dia menahan gejolak di dalam perut sementara Aarav terus menghentak di atasnya.“Bersama sayang,” perintah Aarav dengan suara berat yang serak.“Aaarrgghh ….” Sifabella menjerit kecil pertanda dia telah sampai disusul dengan gerakan Aarav yang semakin cepat karena merasa miliknya seolah dihisap oleh Sifabella di bawah sana.Hentakan Aarav kemudian melambat setelah semua benihnya tercurah di dalam Sifabella, dia masih belum ingin selesai sampai cairan cintanya berhamburan ke seprei.Bibirnya memagut bibir Sifabella penuh damba tidak peduli bibir wanitanya itu telah bengkak karena sejak tadi dia kulum membabi buta.Tubuh Aarav mulai terasa lemas, dia bergulir ke samping merebahkan tubuhnya dalam posisi terlentang.Matanya terpejam dengan napas memburu.Sifabella menarik selimut menutupi tubuh mereka yang polos.Memposisikan berbaring miring menghadap Aarav.Besok pagi, suaminya akan pulang ke Sydney, seminggu sudah mereka di Jakarta dan Aarav harus kemb

  • Gadis Terakhir   Sayang

    “Sayang, kata mommy sarapan dulu.” Sifabella yang sedang melamun menatap ke arah luar jendela kamar Aarav terkesiap kemudian mengusap jejak air mata di pipi.“Oh iya, aku lupa bantuin masak buat sarapan.” Sifabella bangkit dari bench di samping jendela.“Enggak apa-apa.” Aarav meraih tangan Sifabella yang mendekat ke arahnya kemudian memeluk tubuh sintal itu erat.“Kamu makin bohay, aku suka.” Si suami lucknut itu meremat bokong Sifabella.“Maaaas,” tegur Sifabella merengek.Aarav terkekeh lantas merangkul pundak Sifabella, mereka berdua keluar dari kamar menuju ruang makan.“Pagi sayang, ayo sarapan.” Mommy membuka piring yang menelungkup di depan daddy dan mulai mengisinya dengan menu sarapan pagi.“Pagi Mom, maaf Bella enggak bantuin masak sarapan … Bella pikir sarapannya agak siangan.” “Di sini para wanita dimanjakan, Bell … apa lah itu masak-masak, Daddy masih sanggup bayar koki,” timpal Daddy jumawa.“Tuuuh, dengerin daddy kamu.” Mommy memberikan piring yang sudah diisi kepada

  • Gadis Terakhir   Tenang

    Aarav memeluk hampers buah-buahan berukuran besar sementara kedua tangan Sifabella juga penuh dengan paperbag kue-kue kesukaan papap Heru.Sifabella masih ingat kue kesukaan sang papap jadi membeli semua itu untuk beliau.Langkahnya memelan begitu pandangan Sifabella menangkap sosok Ridha dan Nuri-kakak tirinya.Aarav yang sudah mengetahui hal tersebut langsung menoleh menatap Sifabella.“Mas ….” Di detik itu, Sifabella gentar.Bukan takut bertemu dua kakak tirinya dan ibu tirinya yang juga pasti ada di sana, tapi dia sedang tidak ingin bertengkar.Sifabella hanya ingin bertemu papap Heru, menjenguk beliau, berbakti kepada orang tua.Aarav sampai melepaskan satu tangannya dari hampers besar itu untuk menggenggam tangan Sifabella.“Tenang … ada aku,” kata Aarav menenangkan.Dan kecemasan Sifabella memudar seketika, dia merasa aman.Ridha dan Nuri saling menyenggol lengan saat menyadari kehadiran Aarav dan Sifabella.Aarav sudah tahu di mana papap Heru dirawat dari daddy dan mommy yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status