Home / Romansa / Gadis Terakhir / Duduk Satu Meja

Share

Duduk Satu Meja

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-05-13 20:01:14

“Tadi Aarav dijodohin lagi sama oma,” kata mommy berbisik di tengah-tengah acara fashion show sedang berlangsung.

Keduanya duduk di kursi di sisi catwalk bersama tamu undangan yang lain.

Daddy Akbi menoleh ke belakang mencari Aarav yang tadi terlihat duduk di sana dan akhirnya menangkap sosok Aarav, sang putra menatapnya malas karena daddy Akbi memberikan senyum meledek.

Hanya melihat senyum daddy saja, Aarav sudah menduga kalau sang mommy pasti telah memberitahu daddy perihal perjodohannya dengan seorang gadis makeup artis.

Pasalnya tadi saat oma selesai mengucapkan kalimat paksaan agar gadis makeup artis itu mau menikah dengannya—bertepatan dengan langkah mommy tiba di antara mereka.

Aarav masih ingat dengan ucapan sompralnya sewaktu menunggu Rachel-sang kakak ipar melahirkan si kembar di rumah sakit beberapa waktu lalu—Aarav pernah mengatakan akan menerima siapapun gadis yang dijodohkan untuknya.

Jadi sepertinya sekarang dia tidak memiliki kuasa untuk menolak lagi.

“Ceweknya ajak makan malem habis acara ini,” kata daddy yang ingin tahu gadis seperti apa yang kali ini dijodohkan sang ibu mertua kepada Aarav.

Pasalnya oma Aneu sudah puluhan kali menjodohkan Aarav dengan banyak gadis cantik dan selalu berakhir gagal.

“Okeh,” kata Mommy mengangkat satu jempolnya begitu antusias.

“Kamu tahu orangnya, Yang?” Daddy Akbi bertanya.

“Tahu percis sih enggak, tapi aku kenal … dia makeup artis kepercayaannya oma.”

Daddy mengerutkan keningnya bingung. “Yang mana?”

“Kamu enggak akan tahu, Yang.” Karena memang Mommy dan oma memiliki makeup artis sendiri-sendiri untuk para model yang akan memperagakan baju hasil rancangan mereka.

“Cantik?” Daddy bertanya penasaran.

“Cantik donk, dia makeup artis dan beauty blogger.”

“Lalu apa kata Aarav waktu ibu jodohin dia sama cewek itu?” Daddy tidak fokus memperhatikan para model yang berlenggak-lenggok di atas catwalk, dia malah sibuk mencecar sang istri dengan banyak pertanyaan mengenai gadis yang dijodohkan dengan Aarav.

“Dia diem aja sambil natap Bella tanpa jeda … terkesima kali dia.” Mommy mengakhiri jawabannya dengan tawa karena mengingat ekspresi pucat sang putra kala itu.

Daddy jadi tidak sabar ingin bertemu dengan gadis yang dijodohkan dengan Aarav.

***

“Bella, ikut saya makan malam ya!” Oma Aneu berseru demikian sembari berlalu tanpa bersedia mendengar jawaban Sifabella.

Dan makan malam kali ini pasti melanjutkan permintaan beliau tentang menikahi cucunya.

Sifabella bisa apa?

Oma Aneu adalah bosnya, hubungan mereka akan tidak kondusif nantinya bila Sifabella menolak.

Jadi mau tidak mau Sifabella menyanggupi keinginan beliau untuk ikut makan malam usai acara selesai.

“Cucu saya itu orangnya baik, dia sudah mapan dan akan tinggal di Sydney untuk memimpin perusahaan milik kakeknya … kamu enggak perlu kerja lagi nanti … tinggal ongkang-ongkang kaki saja di rumah … buatlah anak yang banyak karena keluarga kami memiliki banyak anak perusahaan yang membutuhkan banyak pemimpin,” ujar oma Aneu begitu renyah saat mereka sedang dalam perjalanan menuju restoran.

Sifabella tersenyum kecut menanggapi ucapan oma Aneu.

“Kamu tenang aja, di sana kamu akan tinggal di kawasan yang banyak orang Indonesianya …,” sambung oma Aneu lagi seakan Sifabella telah menyetujui permintaannya.

Mobil MPV Premium yang dikemudikan driver akhirnya berhenti di depan lobby sebuah restoran yang tidak jauh dari venue.

Sifabella turun lebih dulu tidak lupa membantu bu Aneu yang sudah sepuh untuk turun dari mobil.

Perhatian kecil itu yang oma Aneu suka dari Sifabella karena jarang ada karyawannya yang sampai peduli hingga hal seperti itu kepadanya.

Dan Sifabella melakukannya bukan hanya kepada oma Aneu saja tapi orang lain yang usianya seumuran beliau jadi oma Aneu bisa menilai kalau Sifabella memiliki hati yang tulus.

Sifabella menggandeng tangan oma Aneu memasuki restoran, mereka diarahkan oleh pelayan menuju sebuah meja.

“Halloooo …,” sapa wanita mungil yang juga Sifabella kenal sebagai desainer ternama Negri ini dan merupakan anak dari bosnya.

Sifabella mengangguk disertai senyum membalas sapaan beliau.

“Ini kenalin suami saya, dia penasaran banget sama kamu, Bell ….” Beliau menunjuk seorang pria yang masih tampan meski usianya tidak lagi muda.

Pria itu tersenyum sembari mengulurkan tangan. “Hallo calon mantu … panggil aja Daddy Akbi,” kata beliau berkelakar.

“Kalau gitu, mulai sekarang panggil saya Mommy Bee, ya!” pinta beliau tampak begitu bahagia.

“Sifabella, Om… eh, Dad….” Sifabella memaksakan sebuah senyum.

Seorang pria bernama Aarav yang tadi dijodohkan oma Aneu pada Sifabella duduk di samping daddy Akbi dan menunjukkan tampang tidak bersahabat.

“Aarav … ajak Bella ngobrol di meja lain.” Oma memerintah.

Sifabella dan Aarav saling menatap selama beberapa detik sebelum akhirnya secara bersamaan memutus tatap.

Sifabella masih bisa menyunggingkan seulas senyum tidak seperti Aarav yang menunjukkan tampang masam.

“Bella ngobrol aja dulu sama Aarav … nanti lambaikan tangan kalau udah enggak kuat.” Daddy Akbi tertawa usai berkata demikian.

“Kami enggak akan memaksa, kalau setelah pertemuan ini kalian merasa enggak cocok … ya sudah enggak jadi juga enggak apa-apa, tapi sekarang kalian ngobrol saja dulu berdua,” kata mommy agar Aarav dan Sifabella tidak tegang.

“Tapi enggak semudah itu, Bu … eh, Mom.” Sifabella membatin.

Mommy yang sudah beranjak dari kursi pun merangkul lengan Aarav dan Sifabella lalu menuntunnya ke sebuah meja kosong.

“Mommy tinggal ya,” kata mommy setelah Aarav dan Sifabella duduk berhadapan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Terakhir   Niat Meminta Restu

    Aarav : Oma, bilang sama Bella … nanti Aarav jemput jam sembilan.Oma Aneu berdecak lidah membaca pesan dari cucunya.Rumah mereka saling berhadapan hanya dibatasi jalanan komplek. Apa tidak bisa cucu lucknutnya itu datang ke rumah untuk bicara secara langsung, bukannya malah mengirim pesan.Oma Aneu : Chat sendiri orangnya.Oma Aneu menyematkan nomor ponsel Sifabella dalam chat tersebut agar Aarav menyimpannya.Aarav : Oma aja yang chat Bella, dia ‘kan jodoh pilihan Oma.“Halaaah, memang mau ngerjain aja ini bocah.” Oma Aneu bergumam.Malas berdebat lagi, beliau yang tengah menikmati teh sambil menonton televisi mau saja dijadikan perantara oleh sang cucu.Oma Aneu pun mengirim pesan kepada Sifabella.Bu Aneu : Bel, kata Aarav dia jemput kamu jam sembilan.Sifabella : Baik, Oma.Beberapa detik kemudian, balasan pesan dari Sifabella masuk ke ponsel oma Aneu.Oma Aneu membuka ruang pesan dengan Aarav.Oma Aneu : Kata Bella oke.Aarav : Thanks Oma ku sayang.Tidak lupa Aarav menambahka

  • Gadis Terakhir   Makan Malam Berdua

    Aarav mengikuti saran oma Aneu untuk membawa Sifabella makan malam di sebuah restoran.Bukan tanpa alasan mengapa sekarang dia menjadi cucu penurut yang tadinya adalah cucu pembangkang.Aarav ingin mengetahui tentang calon istrinya lebih dalam lagi karena besok dia akan bertemu sang calon ayah mertua.Dia harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan random yang mungkin saja dilontarkan calon ayah mertua yang entah siapa namanya itu saat besok mengungkapkan niat ingin mempersunting Sifabella.Merepotkan memang, tapi demi obsesi oma dan kedua orang tuanya, demi agar berhenti dikatai sebagai jomblo menahun dan supaya berhenti dicurigai sebagai penyuka sesama jenis, Aarav harus menikahi Sifabella.“Turun!” Aarav berseru dingin sebelum membuka pintu kemudian keluar lantas membanting pintu mobil.Sifabella mendengkus seraya menjulurkan lidahnya pada Aarav yang sudah berjalan masuk ke dalam restoran.Meski kesal karena sikap menyebalkan pria itu tapi Sifabella turun juga dari dalam mobil, mengi

  • Gadis Terakhir   Ide Brilliant

    Beberapa jam kemudian Naomi masuk kembali ke kamar usai melakukan acara akad nikah.Sifabella yang beberapa saat lalu terbangun dari tidur singkatnya pun membantu Naomi mengganti pakaian dan merapihkan riasannya. “Mbak Bella sarapan dulu,” kata Naomi perhatian.“Iya,” kata Sifabella yang tengah menambahkan lipstik di bibir Naomi.“Ini acaranya sampai jam berapa Mbak?” Sifabella bertanya.“Jam tiga juga udah selesai kayanya, Mbak Bella ada acara setelah ini? Kalau mau pergi jam dua juga udah boleh pergi kok … aku transfer sekarang Fee-nya.” “Makasih ya, Mbak.” Sifabella senang mendapat klien pengertian seperti ini.“Aku yang makasih, dibuat manglingin kaya gini sampai suami aku melongo terus ngeliatin aku.” Keduanya lantas tertawa membayangkan ekspresi suami Naomi ketika akad nikah tadi.Naomi harus meninggalkan Sifabella lagi saat salah satu anggota Wedding Organizer memberitahu kalau acara resepsi akan dimulai.Sifabella membasuh wajahnya di kamar mandi lalu memoles make up tipis

  • Gadis Terakhir   Gadis Biasa

    Sifabella tidak memiliki keberanian untuk menolak perjodohan ini.Pasalnya oma Aneu adalah orang pertama yang bisa menghargai bakatnya dalam dunia makeup artis.Karena beliau, nama Sifabella jadi terkenal dan banyak yang menggunakan jasanya.Sifabella khawatir akan melukai perasaan oma Aneu bila menolak dijodohkan dengan cucunya.Padahal Sifabella hanya gadis biasa dari keluarga sederhana yang tingkat perekonomiannya jauh di bawah Maheswara Aarav Marthadijaya.Sifabella tahu siapa kedua orang tua Aarav dan kenal dengan Mommynya Aarav karena beliau selalu hadir membantu di setiap acara oma Aneu. Kalau Sifabella menolak perjodohan ini hanya akan membuat anggapan kalau dia tidak tahu diri.Akhirnya mau tidak mau Sifabella menerima perjodohan tersebut.Sifabella masih ingat bagaimana senyum menyebalkan tersungging di bibir Aarav.Entah apa rencana pria itu dengan pernikahan ini mengingat penuturan oma Aneu kalau sudah dua puluh enam gadis cantik yang ditolak mentah-mentah oleh Aarav.Tap

  • Gadis Terakhir   Tidak Menolak

    Sifabella dan Aarav saling memaku tatap.Mereka duduk berhadapan di meja itu.Oke, Sifabella akui kalau Aarav memang tampan tapi sebagai makeup artis yang bekerja untuk oma Aneu yang selalu berhubungan dengan para model—Sifabella sudah imun dengan pria tampan dengan tubuh atletis.Itu kenapa Sifabella merasa biasa saja.Sedangkan Aarav sedang fokus memindai keseluruh wajah Sifabella untuk mencari kekurangannya.Dia masih memiliki mindset akan menolak perjodohan ini padahal sudah tidak bisa lagi untuk melakukan itu.Wajah Sifabella kecil, keningnya sempit, hidungnya lancip, matanya bulat dan bibirnya mungil tapi padat.Menurut Aarav, secara keseluruhan Sifabella memang cantik tapi dia menduga pasti Sifabella cantik karena polesan makeup mengingat gadis yang dijodohkan dengannya ini adalah makeup artis.Sifabella menunggu Aarav bicara namun pria itu malah melipat kedua tangan di dada sambil terus menatapnya membuat Sifabella jengah.Dia tidak memiliki waktu untuk main-main seperti ini.

  • Gadis Terakhir   Duduk Satu Meja

    “Tadi Aarav dijodohin lagi sama oma,” kata mommy berbisik di tengah-tengah acara fashion show sedang berlangsung.Keduanya duduk di kursi di sisi catwalk bersama tamu undangan yang lain.Daddy Akbi menoleh ke belakang mencari Aarav yang tadi terlihat duduk di sana dan akhirnya menangkap sosok Aarav, sang putra menatapnya malas karena daddy Akbi memberikan senyum meledek.Hanya melihat senyum daddy saja, Aarav sudah menduga kalau sang mommy pasti telah memberitahu daddy perihal perjodohannya dengan seorang gadis makeup artis.Pasalnya tadi saat oma selesai mengucapkan kalimat paksaan agar gadis makeup artis itu mau menikah dengannya—bertepatan dengan langkah mommy tiba di antara mereka.Aarav masih ingat dengan ucapan sompralnya sewaktu menunggu Rachel-sang kakak ipar melahirkan si kembar di rumah sakit beberapa waktu lalu—Aarav pernah mengatakan akan menerima siapapun gadis yang dijodohkan untuknya. Jadi sepertinya sekarang dia tidak memiliki kuasa untuk menolak lagi.“Ceweknya ajak

  • Gadis Terakhir   Obsesi Sang Oma

    Maheswara Aarav Marthadidjaya semestinya tidak perlu datang ke kantor lagi, pria itu hanya harus fokus mempelajari data dan materi dari perusahaan yang akan dia pimpin di Sydney.Tapi dia tidak suka bekerja di rumah jadi masih pergi ke kantor untuk memahami semua data yang dikirimkan calon sekertarisnya di Negri Kangguru sana.Ponsel yang diletakan di atas meja berdering saat Aarav hendak bangkit dari kursi kebesarannya untuk pulang ke rumah.Nama sang mommy muncul di layarnya, wanita mungil yang melahirkan Aarav ke dunia itu tidak pernah absen menghubunginya meski beliau tengah disibukkan dengan Event peragaan busana.Mommy Aurystella Akeu Quenbee atau yang dipanggil Aarav dengan sebutan mommy Bee adalah seorang perancang busana terkenal sama seperti oma Aneu-ibunda beliau yang tidak lain adalah omanya Aarav yang super rese dan bawel. “Hallo Mom?” Aarav menyahut sembari menarik simpul dasi di lehernya.“Sayang, ke sini donk!” pinta Mommy Bee dari ujung panggilan sana.Aarav mengembu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status