Home / Romansa / Gadis Terakhir / Obsesi Sang Oma

Share

Gadis Terakhir
Gadis Terakhir
Author: Erna Azura

Obsesi Sang Oma

Author: Erna Azura
last update Huling Na-update: 2025-05-13 19:59:44

Maheswara Aarav Marthadidjaya semestinya tidak perlu datang ke kantor lagi, pria itu hanya harus fokus mempelajari data dan materi dari perusahaan yang akan dia pimpin di Sydney.

Tapi dia tidak suka bekerja di rumah jadi masih pergi ke kantor untuk memahami semua data yang dikirimkan calon sekertarisnya di Negri Kangguru sana.

Ponsel yang diletakan di atas meja berdering saat Aarav hendak bangkit dari kursi kebesarannya untuk pulang ke rumah.

Nama sang mommy muncul di layarnya, wanita mungil yang melahirkan Aarav ke dunia itu tidak pernah absen menghubunginya meski beliau tengah disibukkan dengan Event peragaan busana.

Mommy Aurystella Akeu Quenbee atau yang dipanggil Aarav dengan sebutan mommy Bee adalah seorang perancang busana terkenal sama seperti oma Aneu-ibunda beliau yang tidak lain adalah omanya Aarav yang super rese dan bawel.

“Hallo Mom?” Aarav menyahut sembari menarik simpul dasi di lehernya.

“Sayang, ke sini donk!” pinta Mommy Bee dari ujung panggilan sana.

Aarav mengembuskan napas panjang, jemarinya menekan sudut mata yang paling dekat dengan pangkal hidung sembari memejamkan mata erat.

“Ke sini ke mana Mom?” Aarav bertanya karena mendengar suara bising yang menjadi latar dalam panggilan tersebut.

Satu tangannya dia masukan ke dalam saku celana lantas menyandarkan setengah bobot tubuhnya pada meja kerja yang telah membersamainya selama beberapa tahun terakhir.

Ruangan kantornya sengaja Aarav buat gelap, dia terlalu malas menekan saklar sementara sekertaris Aarav yang dulu sudah ditarik kebagian lain karena nantinya jabatan Aarav akan ditiadakan.

“Masa lupa, hari ini pagelaran fashion show oma Aneu … ke sini donk, sayang … kamu ‘kan enggak pernah datang di setiap acara fashion show oma … itung-itung membuat moment bahagia untuk oma sebelum kamu pergi ke Sydney.”

Aarav lupa, atau lebih tepatnya tidak terlalu peduli dengan acara tersebut karena oma dan Mommy terlalu sering membuat pagelaran busana.

Merujuk pada ucapan Mommy, sudah diputuskan dalam rapat keluarga kalau Aarav akan membantu opa Beni Marthadijaya yang merupakan kakek dari pihak daddynya untuk mengelola perusahaan keluarga di Sydney karena opa sudah tua dan sakit-sakitan terlebih opa Beni hidup sendiri setelah bercerai dengan istrinya-oma Diana meski hubungan mereka masih tetap terjalin dengan baik hingga sekarang.

Aarav tidak mengerti kenapa bukan daddy Devano Akbi Marthadijaya atau kakak kembarnya-Mahesa Aarash Marthadijaya yang telah menikah dan memiliki anak kembar, yang memimpin perusahaan di Sydney.

Mentang-mentang Aarav jomblo jadi dia yang dikorbankan.

“Oke, Aarav ke sana sekarang ya Mom.” Aarav tidak akan berdebat dengan wanita mungil kesayangannya itu karena sebentar lagi akan meninggalkan beliau.

Benar kata mommy Bee, dia harus membuat momen bahagia bersama keluarga sebelum kepergiannya ke Sydney.

Aarav menggulung lengan kemejanya hingga sikut, dasinya dia lepas termasuk jasnya yang kemudian dia sampirkan di lengan.

Langkahnya menderap cepat menuju lift untuk tiba di basement di mana mobilnya terparkir.

Aarav sempat singgah ke toko bunga untuk membeli satu buket bunga dalam perjalanan ke acara tersebut.

Dan setelah berkendara selama kurang lebih satu setengah jam, dia harus tertahan oleh antrian kendaraan.

Jalanan begitu padat padahal jarak ke venue sudah sangat dekat.

Banyak artis, sosialita dan tokoh masyarakat yang oma Aneu undang dalam acara tersebut membuat para wartawan berkerumun di depan venue memperparah kemacetan.

Itu kenapa Aarav tidak pernah mau datang setiap kali oma maupun sang mommy membuat acara besar yang memamerkan hasil karyanya karena Aarav tidak menyukai popularitas.

Aarav turun dari dalam mobil lantas memberikan kunci mobil kepada petugas valet.

Alih-alih masuk melewati pintu depan, Aarav malah berbelok menyusuri samping venue untuk tiba di backstage.

Dia melangkah tegap masuk melewati pintu di bagian belakang karena akan langsung bertemu sang oma yang sedang sibuk di belakang layar.

Mata Aarav mulai mengedar ke sekeliling, dia tersenyum tatkala menemukan sosok mommy Bee sedang mengecek pakaian yang tengah membalut tubuh para model.

Bayangkan bagaimana tubuh pendek dan mungil itu sedang merapihkan manik-manik di pundak sang model yang tinggi menjulang.

Mommy sampai harus menggunakan kursi untuk bisa melakukannya.

“Aarav!” Suara oma yang memanggilnya dengan lantang membuat kaki Aarav yang hendak menghampiri mommy seketika memutar badan.

Oma melambaikan tangan meminta Aarav mendekat.

“Sukses acaranya ya Oma,” kata Aarav sembari mengecup pipi kiri dan kanan sang oma lantas memberikan buket bunga yang dia beli tadi.

“Makasih sayangnya Oma yang mau pergi ke Sydney,” kata oma dengan senyum penuh arti membuat Aarav ketar-ketik karena setiap kali sang oma tersenyum demikian pasti tragedi akan terjadi padanya.

Contohnya adalah senyum oma ketika menjodohkannya dengan seorang gadis lalu Aarav disiram kuah Tomyam oleh gadis tersebut lantaran dia langsung memberikan penolakan di kencan pertama.

“Oma kenalin sama cewek cantik ya!” Oma bukan sedang meminta ijin tapi memberitahu.

Aarav mengembuskan napas jengah sembari merotasi bola matanya malas.

Benar ‘kan dugaannya, entah sampai kapan Aarav bisa terbebas dari obsesi oma yang ingin agar dirinya segera menikah.

Tapi sekali lagi, niat kedatangan Aarav ke sini untuk membuat momen bahagia bersama keluarganya jadi Aarav akan menurut.

Oma merangkul lengan Aarav dan menuntunnya ke area di mana berderet meja rias dengan cermin dikelilingi lampu bohlam terang.

“Bel,” panggil oma sesaat setelah langkahnya berhenti diikuti Aarav.

“Ya Bu?” Gadis cantik yang tengah merapihkan alat makeup itu langsung mengangkat pandangan dan menegakan tubuh memfokuskan diri kepada oma Aneu.

Dia tidak terdistraksi meski ada pria setampan Dewa Yunani di samping oma Aneu.

“Kenalin, ini cucu saya.” Oma Aneu memperkenalkan Aarav kepada Sifabella.

“Oh ….” Sifabella bergumam, pandangannya ia alihkan kepada Aarav yang berdiri mematung menatapnya dengan ekspresi datar.

“Bella,” kata Sifabella mengulurkan tangan.

Sifabella begitu santai dan terlihat biasa saja padahal gadis-gadis yang dikenalkan oma Aneu sampai pernah ada yang pingsan karena katanya Aarav mirip aktor tampan dari Thailand.

Selama beberapa detik tangan Sifabella menggantung di udara hingga akhirnya Aarav menjabat tangan Sifabella setelah oma menyikut pinggangnya.

“Bel, mau ya … nikah sama Aarav!”

Kalimat yang diucapkan oma Aneu dengan nada perintah itu membuat baik Aarav maupun Sifabella membolakan matanya menatap oma Aneu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tini Tinok
ceritanya sama spt novel sblh. nti di sidney pasti ada mantan kekasihnya. ààrav. judulnya aja beda. tp sma2 gadis terakhir
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Terakhir   Opa Penyayang

    Arshavina tidak berhenti menangis sepanjang perjalanan udara.Dia yang paling dekat dengan opa dan sering berkomunikasi dengan beliau meski hanya bertukar pesan singkat karena sekarang Arshavina sibuk merawat ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.Beruntung Kama membawa Nanny ikut serta guna menjaga tiga anaknya jadi dia bisa fokus menenangkan sang istri.“Aku harusnya lebih sering datang ke Sydney, aku semestinya lebih sering telepon … aku hiks … aku ….” Arshavina tidak mampu melanjutkan kalimatnya lantaran tidak sanggup menahan sesak di dada.Arshavina terus menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang di luar kuasanya.Matanya masih belum berhenti mengalirkan buliran kristal yang semakin deras.Kama menarik pinggang Arshavina, menenggelamkan tubuh mungil istrinya itu di dalam pelukan dan detik berikutnya terdengar suara raungan Arshavina yang teredam di dada Kama.Beberapa kursi di belakang mereka, ada Mommy yang juga sedang menangis di pelukan daddy.“Kamu tahu, Bee … andaikan papa

  • Gadis Terakhir   Tidak Mengantar Opa Ke Jakarta

    Semua yang terjadi ternyata sudah ditakdirkan, tidak ada yang kebetulan.Kama tidak kebetulan memiliki waktu cuti saat mommy mengajaknya ke Sydney untuk menengok anggota keluarga Marthadidjaya yang baru lahir ke dunia sehingga dia dan istri Arshavina-Marthadidjaya juga anak-anaknya bisa bertemu opa Beni.Aarash dan Rachel juga bukan kebetulan memiliki waktu luang saat mommy mengajak mereka ke Sydney.Begitu juga oma Aneu yang biasanya super sibuk namun selama satu minggu ke depan sedang tidak memiliki jadwal apapun.Tiba-tiba mereka semua dipermudah untuk pergi ke Sydney, bertemu opa untuk yang terakhir kali.Sepertinya opa Beni begitu bahagia dikelilingi anak, menantu, cucu, cucu menantu dan para cicitnya sampai mantan istri dan besan sehingga beliau meninggalkan mereka semua dalam keadaan tersenyum.Opa Beni juga mungkin sudah lega karena Aarav telah menikah dan dikaruniai anak serta kasus skandal yang menyeretnya telah selesai, berakhir dengan nama baiknya kembali.Kebahagiaan tadi

  • Gadis Terakhir   Kumpul Keluarga Marthadidjaya

    Aarav sedang menikmati momen kebahagiaan menjadi seorang ayah.Sebenarnya tidak pernah terpikir olehnya bisa sampai pada tahap ini bersama seorang perempuan mengingat dia pernah sangat trauma untuk menjalin cinta.Namun ternyata pernikahan yang dipaksakan dengan orang yang tepat bisa membuat Aarav percaya lagi dengan yang namanya cinta.Hari itu Aarav membawa Sifabella dan putra mereka pulang dari rumah sakit ke rumah opa lantaran keluarganya akan tinggal di sana selama beberapa hari ke depan.Otomatis suasana rumah menjadi sangat ramai oleh para balita, batita dan newborn dengan tawa, teriakan dan tangis.Opa merasa sangat bahagia, hidupnya terasa sempurna.Ruang televisi yang luas itu kini dipenuhi oleh keluarga Marthadidjaya.“Opa, foto donk sama cicit-cicit …,” cetus Arshavina membawa kamera profesional milik suaminya.“Iya … Opa foto sama para cicit, nih gendong.” Aarav memberikan Aghastya-putranya kepada Opa tanpa khawatir.Opa langsung menekukan lengannya menerima Aghastya, ter

  • Gadis Terakhir   Meninggalkan Harvey Dan Aleia

    Harvey memeluk Rossa sekaligus Aleia yang sedang digendong wanita itu.Tanpa segan—di depan Aleia—Harvey memberikan banyak kecupan di wajah Rossa.Aleia ikut-ikutan memberikan kecupan di sisi wajah Rossa yang lain.Hati Rossa terasa bergetar hebat, namun dia tidak bisa mengubah pikirannya.Dia tidak ingin anaknya nanti bernasib sama dengannya, menjadi anak brokenhome.Apalagi yang dicintai Harvey adalah sahabatnya sendiri.“Aunty … kapan Aunty akan datang lagi?” tanya Aleia menegakan tubuhnya begitu juga Harvey yang sudah berhenti menciumi Rossa.Mereka berdua melihat kantung mata Rossa basah oleh buliran kristal tapi tidak berani membahasnya.Refleks Rossa mengusap kelopak matanya menggunakan punggung jari.“Emmm … nanti Aunty telepon Aleia kalau mau ke sini ya, Aunty harus kerja dulu.” Rossa terus mengulang alasan kepulangannya itu agar Aleia tidak tantrum.“Jangan lama-lama ya Aunty, nanti Aleia rindu … Aunty Bella sekarang udah punya bayi jadi mungkin enggak akan main sama Aleia

  • Gadis Terakhir   Menolak Lamaran Harvey

    Rossa yang duduk di depan meja rias sedang memakai skin care menoleh pada pintu saat terdengar suara ketukan dari sana.Detik berikutnya pintu itu terbuka memunculkan sosok Harvey.Pria itu masuk tanpa segan lalu menutup pintu rapat tidak lupa mengunci pintu.Dari sana Rossa tahu kalau dia harus ‘bekerja’, dia memang tidak bayar makan tidur di rumah Harvey tapi harus melayani nafsu pria itu yang telah lama terpendam semenjak istrinya meninggal.Dia beranjak dari kursi meja rias, langkahnya bertemu dengan Harvey di tengah kamar.“Aleia udah tidur?” Rossa bertanya.“Udah … tadi aku yang ngelonin,” jawab Harvey dengan tangan menarik pinggang Rossa sehingga dada mereka merapat tanpa jeda.“Daddynya Aleia mau aku kelonin juga?” Rossa menawarkan dengan suara dan tatapan menggoda.Harvey tersenyum, dia menjawab dengan ciuman di bibir Rossa.Kali ini Rossa merasakan ciuman Harvey berbeda, begitu lembut namun tetap mendamba, tidak seperti biasa yang selalu bernafsu.Kedua tangan Harvey melapis

  • Gadis Terakhir   Aghastya Rajendra Marthadidjaya

    “Hallo adik bayi, Apakabar adik bayi?” Aleia sedang mengajak bermain bayi tampan yang sedang digendong Rossa sementara mami si bayi sedang sarapan pagi disuapi sang papi.“Aunty … Aleia mau punya adik,” pinta Aleia kepada Rossa dengan ekspresi memohon membuat Rossa tergelak begitu juga Sifabella yang tampak senang.“Bilang donk sama daddy, biar daddy cari mommy untuk Aleia.” Rossa menimpali.“Kalau Aunty aja yang jadi mommynya Aleia, gimana?” tanya Aleia polos.“Tuuuh, Ca … kode itu sih, bokapnya yang ngajarin,” kata Aarav menggoda Harvey.Tatapan Harvey dari Rossa dan Aleia beralih kepada Aarav kemudian mendelik kesal sebagai bentuk sanggahan kalau ucapan Aarav tidak lah benar.Rossa menoleh pada Harvey disertai senyum kecut.“Auntyyyy ….” Aleia merengek.“Apa sayaaaang.” Rossa menjawil pipi Aleia karena gemas.Tok … Tok …“Permisi ….” Opa Beni masuk dengan ekspresi wajah gembira.“Masuk Opa ….” Aarav bangkit dari kursi di sisi ranjang Sifabella kebetulan dia sudah selesai menyuapi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status