Share

Gadis Terlalu Tampan
Gadis Terlalu Tampan
Penulis: Pajar Sa'ad

ayah dan anak

Brak!!

Bunyi suara meja  dipukul hingga keras. Membuat benda di sekitarnya terjatuh ke lantai.

"Aku enggak mau Yah! Jangan paksa aku untuk melakukan apa yang Ayah inginkan dariku!" Rosa yang sudah tidak tahan dengan permintaan ayahnya, akhirnya meluapkan emosinya dengan cara memukul  meja kerja ayahnya.

"Kamu yakin enggak mau?" Sekali lagi ayahnya terus menawarkan sesuatu yang menggiurkan bagi sebagian orang.

"Enggak!" tegas Rosa.

"Kalau kamu mau menuruti apa kata Ayah, hidupmu akan bahagia. Banyak uang, hidup mewah, kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau di dunia ini,” ucap ayah terus membujuk agar anaknya mau menuruti keinginannya.

"Aku bukan tipe orang yang haus akan kekayaan, aku bukan seperti Ayah dan juga kakak-kakakku yang lainya. Jadi stop memaksaku untuk mengurus semua perusahaan Ayah!” Sudah cukup Rosa  merasakan penderitaan yang selama ini ia hadapi, di saat Rosa membutuhkan dukungan dari keluarganya justru ia mendapatkan beban berat yang harus ia pinggul.

Walau pun harta Rosa begitu banyak hingga melimpah ruah, ia tidak pernah melakukan sesuatu yang membuatnya terjatuh dalam sebuah keborosan. Rosa tidak seperti kakak-kakak yang lainya, hidup berfoya-foya dengan uang mereka. Ditambah lagi ibu tirinya yang baru saja dinikahkan oleh ayahnya. Membuat Rosa semakin membenci keluarganya.

Hati Rosa semakin hancur saat ibunya baru saja meninggal 10 bulan yang lalu akibat penyakit kanker yang dideritanya. Setelah kematian ibunya, ayah Rosa memberitahukan bahwa ia akan menikahi sekretaris cantiknya.

Rosa tahu jika ibu tirinya hanya menginginkan harta ayahnya saja. Tepat dugaan Rosa, tujuan  ibu tirinya mau menikah dengan ayahnya semata-mata hanya ingin merasakan harta kekayaannya.

Apa pun yang ibu tirinya inginkan, suaminya selalu saja mengabulkannya tanpa berpikir lagi, bahkan ayahnya rela mengeluarkan uang hingga ratusan juta hanya untuk istrinya belanja  bersama dengan teman-temannya.

Dan benar saja selama ibu tirinya menikah dengan ayahnya kehidupan Rosa berubah menjadi 180 derajat.  Rosa selalu saja mendapatkan  fitnah dari  ibu tirinya yang bernama Mila Aulina. Saking muaknya dengan kelakuan ibu tirinya membuat Rosa terpaksa pergi dari rumah selama beberapa hari.

“Cepat cari Rosa sampai dapat! Bawa dia kembali ke rumah ini, jika anak saya melawan. Kalian boleh menyeret dia dengan kekerasan!" perintah ayah Rosa kepada seluruh anak buahnya.

“Siap Bos!” Seluruh anak buahnya bergegas mencari keberadaan Rosa, mereka semua tidak boleh gagal dalam menjalankan perintah dari bosnya. Jika sampai mereka gagal maka nyawa mereka yang harus mengganti kegagalan dalam menjalankan tugas.

Setelah sekian lama  mencari ke sana ke mari, akhirnya para pengawal dari keluarga besar Adhitama, dapat menemukan jejak Rosa.

“Lepas! Apa-apaan kalian semua!” Rosa terus berontak, ia tidak ingin pulang kembali  ke rumah itu. Yang Rosa inginkan adalah ia bisa bebas dari kurungan sangkar burung ini.

“Anak kurang ajar! Dari mana saja kamu, berani sekali kamu pergi dari rumah ini tanpa seizin dari Ayah.” Aska berdecak pinggang, tatapannya begitu sangat menakutkan. Bahkan anak buah Aska tidak ada yang berani menatap wajahnya.

Rosa tersenyum miris, “untuk apa aku harus meminta izin kepada Ayah? Apakah itu berguna bagi Ayah?" Rosa menatap ayahnya dengan tatapan kebencian.

“Kamu sudah berani membantah perkataan  Ayah, mulai sekarang kamu tidak boleh keluar dari rumah ini satu langkah pun! Sekarang bawa dia ke dalam kamar, dan kurung dia sampai dia menyesali perbuatannya!’’ Rosa dipaksa masuk ke dalam kamar, ia hanya bisa pasrah dengan keadaan yang seperti ini.

Saat Rosa berjalan ke arah kamarnya, ia sempat melihat saudara lainya berdiri sedang memperhatikan Rosa. Apa yang mereka lakukan? Mereka hanya berdiam berdiri  menyaksikan Rosa tanpa ada yang menolong satu pun.

Semenjak kejadian itu ayahnya selalu saja mengurung dirinya, mengatur hidupnya. Hingga perjodohan pun tak terhindarkan membuat Rosa semakin stres membuat dia  ingin mengakhiri hidupnya.

Rosa Adhitama anak  ke 5 dari 5 bersaudara. Dia adalah anak perempuan satu-satunya dari keluarga besar Adhitama. Sedangkan saudara yang lainya semuanya  laki-laki. Itulah sebabnya ayahnya sangat menyangyangi Rosa dibandingkan dengan anak yang lain.

Sedangkan ayah Rosa bernama Aska Arion Adhitama, seorang pengusaha sukses di kotanya. Aska adalah orang yang sangat berpengaruh di negara Indonesia. Banyak sekali perusahaan yang berada di bawah naungan Aska sehingga kekayaanya tak kan pernah habis hingga 7 turunan sekalipun.

Banyak sekali media yang selalu membicarakan tentang kesuksesan dirinya dibidang bisnisnya ini. Siapa yang tidak kenal dengan Aska Airon Adhitama, wajahnya selalu saja terpapang di setiap iklan baliho dan media sosial.

Bahkan semua anak dari Aska pun tak luput dari incaran media, mereka semua sangat penasaran dengan kehidupan anak-anak sultan. Mulai dari kegiatan mereka sehari-hari, hingga privasi mereka pun di cari demi sebuah berita.

Media massa  hanya tahu jika Aska hanya memiliki 4 orang putra. Tidak ada satu orang pun yang tahu bahwa Aska memiliki anak perempuan. keadaan Rosa sangat tertutup, saking tertutupnya media massa mana  pun tidak ada  yang tahu tentang kehidupan Rosa, ia sengaja menutupi identitasnya agar tidak banyak orang yang tahu bahwa dirinya termasuk dari keluarga Adhitama.

Rosa tidak seperti soudara lainya. Yang selalu saja senang jika media membicarakan tentang kehidupan mereka masing-masing, bahkan ada salah satu anak  Aska dengan sengaja membeberkan semua privasinya kepada media massa.

“Kenapa kamu enggak mau menjadi pewaris di perusahaan Ayah?"  

"Aku enggak mau menjadi seperti orang yang gila harta seperti Kakakku, dan juga Mila istrimu Ayah," sindir Rosa dengan tatapan meremehkan.

"Rosa Adhitama!" teriak Aska. "Jaga cara bicaramu, jangan kamu samakan Ibumu dengan Kakakmu. Dia tidak seperti yang kamu pikirkan."  Aska tidak terima jika sang istri disamakan oleh keempat anaknya.

“Apa Ayah belum menyadari bagaimana sifat Istri Ayah? Dia tidak ada bedanya dengan anak Ayah yang lain.” Dalam diri Aska dia ingin sekali membekap mulut Rosa agar tidak menyamakan Mila dengan keempat anaknya. yang bisa ia lakukan hanya mengepalkan tangannya sekuat-kuatnya agar emosinya tidak meledak-ledak

“Apa pun yang kamu katakan tentang Mila, dia tetaplah Ibumu. Jadi tolong hormati dia seperti Ibu kandungmu sendiri.”

"Apa? Menghormati Ayah bilang?hahah!” Tiba-tiba Rosa tertawa dengan keras, bagaimana bisa ia menghormati ibu tirinya seperti ibu kandungnya sendiri. Jelas-jelas ibu tirinya menginginkan dia pergi dari rumah ini.

Puas tertawa keras, ia kembali menatap ayahnya dengan tatapan tajam, “dengar ucapanku! Dia itu bukan ibuku! Ibuku sudah lama meninggal! Jangan sampai Ayah melupakan mendiang Ibu!” Jika ingat tentang ibunya saat masih hidup, membuat hati  Rosa menangis. Ia tidak mau jika air matanya keluar di depan ayahnya, ia harus kuat untuk menghadapi ayahnya yang keras kepala.

"Tentu saja dia ibumu, karena Ayah telah menikahinya. Tolong jangan lupakan itu.” Rosa menoleh ke arah lain, ia tidak percaya dengan ayahnya yang begitu mudah berpindah hati ke wanita lain. Padahal belum lama istrinya meninggal dunia, tetapi ayahnya tidak peduli dengan hal itu. Ayahnya lebih mementingkan orang lain dibandingkan dengan perasaan anaknya. Hati Rosa begitu rapuh bagai kaca.

"Jika tidak ada yang mau Ayah bicarakan lagi, aku akan keluar dari sini." Ia membalikkan badannya, berjalan ke arah pintu keluar. Ia sudah muak dengan sikap ayahnya yang egois dan keras kepala. Saat Rosa membuka pintu, ia dikagetkan dengan seorang wanita yang tak lain adalah ibu tirinya. Rosa menatap datar ke arah ibu tirinya Rosa menatap Mila dengan tatapan dingin nya, ia sangat membenci ibu tirinya ini.

"Astaga!" kaget Mila melihat Rosa keluar dari ruang kerja suaminya. Rosa tersenyum miris, jelas-jelas dia hanya pura-pura kaget.

"Apakah seperti ini sikap seorang Nyonya Adhitama? Yang mempunyai pendidikan tinggi?" ucap Rosa dingin.

"Cih! Lihatlah, betapa sombongnya putri dari Aska Arion Adhitama.”  Mila melipatkan kedua tangannya ke dada, memperlihatkan raut wajah kebencian.

"Jangan kamu ulangi lagi perbuatanmu. Sikapmu sungguh tidak sopan menguping pembicaraan orang lain."

"Cih! Siapa kamu berani sekali mengatur diriku. Aku tidak sudi diatur oleh anak kecil sepertimu!” berdesis Mila tidak suka dengan perkataan Rosa. Menghadapi ibu tirinya ini membuat kepala Rosa semakin pusing, semakin lama ia bertatap muka dengan ibu tirinya. Semakin kuat keingiananya untuk memukul wajahnya lagi hingga memar.

***

Dulu saat Rosa difitnah oleh Mila, ia pernah menghajar Mila hingga babak belur di wajahnya. Ada alasan kuat kenapa Rosa melakukan tidak kekerasan terhadap ibu tirinya. Mila telah menghina ibu kandung Rosa dengan sebutan wanita penyakitan. Rosa tidak terima dengan ucapan ibu tirinya langsung menampar wajah Mila dan memukulnya hingga wajahnya babak belur dibuat oleh Rosa.

"Sekali lagi kamu menghina Ibuku, bukan wajahmu saja yang aku hancurkan! Tulangmu bisa saja aku patahkan satu persatu!" ancam Rosa.

"Kamu memang anak kurang ajar! Tidak ada rasa sopan santun terhadap orang tua."

"Cih! Orang tua seperti kamu, minta aku bersikap sopan santun? Jangan mimpi!" Setelah  puas memukul Mila. Ia pergi ke kamar, ia akan meluapkan emosinya di dalam kamar.  

Mila yang tidak terima diperlakukan kasar oleh anak tirinya langsung mengadu kepada suaminya, kebetulan sekali Aska baru saja pulang dari kerjanya.

“Astaga! Sayang, muka kamu kenapa?” Aska kaget melihat wajah Mila sudah penuh dengan luka lebam, rambut hitam panjangnya sudah berantakan sampai tak beraturan.

“Ini semua gara-gara anak kamu, dia terus melakukan tidak kekerasan terhadapku. Aku tahu anak kamu tidak suka terhadapku, tapi apakah pantas seorang anak memukul Ibu sambungnya.” Dusta Mila, ia sengaja mengatakan hal  itu agar suaminya menghukum Rosa karena berani melawan dengannya.

“Ya sudah kamu tenang dulu ya, coba kamu obati luka kamu. Biar Rosa aku yang urus.” Aska memeluk istrinya, tanpa ia sadari Mila tersenyum senang tanpa ia turun tangan Rosa akan mendapatkan hukuman dari ayahnya sendiri. Tanpa menunggu lama lagi Aska menghampiri Rosa di dalam kamarnya yang ternyata Rosa tengah menangis. Tanpa mendengar penjelasan dari anaknya ia  langsung menampar  pipi Rosa hingga keras.

PLAK...! Aska menampar pipi Rosa membuat pipihnya merah.

“Ayah tidak pernah mengajari kamu bersikap kurang ajar terhadap orang tua, apa pun alasannya kamu tidak boleh melukai ibu sambung kamu.”

“Yah, dia yang salah! Kenapa harus aku yang Ayah hukum? Aku melakukan itu semua karena ada alasannya.”

“Ayah tidak peduli, yang jelas kamu harus meminta maaf ke sama Ibu kamu.” Selesai berbicara dengan Rosa, ia keluar dari kamar anaknya. Rosa tidak menyangka jika ayah tidak bisa percaya dengan omongannya.

Akibat insiden itu Rosa memutuskan untuk pergi dari rumah tanpa sepengetahuan pengawal ayahnya.

Beberapa hari kemudian Rosa telah kembali ke rumahnya. Ayahnya menyuruh para pengawalnya untuk mencari keberadaan anaknya.

next?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status