Share

Bab.6

"Sisi dengarkan aku Gea ikut pertandingan di luar negeri agar memperoleh uang yang banyak untuk biaya berobatmu dan juga ayahnya, mengertilah," kata Frans bermaksud menekan Sisi.

"Baiklah aku tidak akan menganggu ka Gea" ucap Sisi.

"kalau begitu malam ini kamu rawat jalan saja di rumahku kamu taukan aku sibuk, tidak mungkin aku setiap hari menemanimu di rumah sakit," kata Frans.

Sisi mengangguk setuju, Frans membantu Sisi duduk di kursi roda kemudian membawa Sisi tanpa sepengetahuan Gea.

Sampai di salah satu apertemen miliknya Frans membawa sisi ke sebuah kamar, yang sudah dipenuhi mainan.

"Ka, Frans ini mainan siapa?" tanya Sisi.

"itu aku hadiahkan untukmu, kami bisa bermain sesukamu" kata Frans, yang membuat Sisi tersenyum bahagia.

Frans tersenyum melihat Sisi yang masih polos, tak menyadari kalau dirinya dijadikan sandra demi mencapai keiginannya bersama Gea.

Sisi sudah tertidur lelap Frans tidur di kamar sebelah tempatnya mengurung Sisi.

paginya Gea kerumah sakit untuk melihat keadaan Sisi, begitu sampai dirumah sakit Gea yang melihat kamar Sisi kosong segera bertanya kepada suster.

"Suster kemana adikku apa di pindahkan dari kamar ini?"tanya Gea.

"apa nona Gea tidak tau, kalau temau yg mendonorkan darah memintanya untuk dirawat jalan dirumahnya, alasanya dia tidak punya waktu pulang pergi kerumah sakit." kata suster memberi tahu.

Gea tercengang mendengar cerita suster.

"Maaf kalau tidak ada yang ditanyakan lagi saya permisi dulu." suster itu meninggalkan Gea yang mulai berpikir bahwa ini ada hubunganya dengan penolakan Gea tadi malam.

Gea menelpon Ricard dan memberitahu yang telah terjadi.

"Temui aku di restoran biasa," kata Ricard mengakhiri panggilan.

Gea segera ketempat yg diminta, sampai di sana Ricard melambaikan tanganya dari tempat duduknya, saat melihat kedatangan Gea.

"Minumlah dulu jangan terlalu panik,"kata Ricard menenangkan Gea.

Drttt....ponsel Gea bergetar, Gea menerima panggilan dari Frans.

"Hallo Gea apa kamu sedang mencari Sisi?"suara Frans ditelepon.

"Apa yg kamu inginkan, sampai harus membawa Sisi dari rumah sakit tanpa memberitahuku?"

"Gea ternyata kamu memang wanita luar biasa, kamu tau Sisi itu hidup karena darah tranfusi dariku, sekarang aku ingin kamu membayar darah itu, dengan tidur bersamaku malam ini,"

Ricard mendengar kata-kata Frans mengepalkan tangan marah, andai Frans ada didepanya sudah dihajarnya saking kesalnya

"Baiklah aku akan menemanimu malam ini, kirimkan saja di mana alamatnya."Gea mematikan loudspeker yg tadi menyala atas perintah Ricard.

"Ricard aku butuh bantuanmu saat ini apa kamu bersedia membantuku?"Gea meminta bantuan Ricard.

"Aku tau kamu akan kesana malam ini aku akan membawa beberapa orang untuk mengikutimu, sebelum berangkat telepon aku" kata Ricard

Gea mengerti apa yg dimaksud oleh Ricard, mengiyakan.

*********

malam hari Gea sudah siap berangakat dengan mengenakan dres mini.

seperti yg sudah direncanakan Gea menelpon Ricard sebelum berangkat.

Semua sudah di posisi masing- masing, Gea mengetuk pintu, Frans yg sudah tidak sabar menanti kedatangan Gea segera membuka pintu apertemen, melihat penampilan Gea yg sangat feminim Frans langsung menarik Gea kepelukanya.

Ricard yg melihat itu langsung menarik tubuh Frans lalu menghajarnya, dan menyuruh anak buahnya mencari keberadaan Sisi.

Ricard menendang tubuh Frans yg sudah tak sadarkan diri karena di hajar anak buahnya.

merasa puas ia meludahi wajah Frans yang tak sadarkan diri.

Gea menarik tangan Ricard masuk untuk mencari keberadaan sisi, saat sampai di ruang tengah Ricard melihat anak buahnya sudah di kalahkan oleh seorang preman, yang waktu itu menghajarnya hingga masuk rumah sakit.

Preman itu menjentikan jarinya menatap Ricard dan Gea, buuk! Ricard meninju wajahnya, namun meleset, preman itu menendang kaki Ricard sehinga membuatnya tersungkur, Gea yang melihat itu langsung menendang bokong preman itu lalu meninju rahang si preman, sampai mengeluarkan darah segar di bibirnya.

Ricard melihat kesempatan untuk membalas serangan menendang selangkan pria itu, hingga membuatnya tak sadarkan diri.

Gea segera berlari membuka kamar tempat Sisi disandra disana Sisi sedang sesak nafas Gea panik mengambil obat asma dam memberikanya.

"Sisi, tenang kaka ada di sini!"ucap Gea memeluk sisi.

"Cepat bawa Sisi kerumah sakit"kata Ricard lansung mengangkat tubuh Sisi yg masih sesak nafas.

"Ricard tolong lebih cepat lagi" kata Gea yg memeluk tubuh Sisi di belakang kemudi.

"Gea kamu jangan panik, ini sebentar lagi kita sampai" kata Ricard sambil mengemudi.

sampai di rumah sakit Sisi di bawa keruang UGD untuk di tangani oleh medis.

Gea mondar mandir di depan UGD dengan perasaan tak karuan Ricard yg melihat menegur Gea.

"Tenanglah Sisi sedang Ditangani," kata ricard menenangkan Gea, Ricard memeluk tubuh Gea untuk memberi ketenangan.

Dokter keluar dari ruang UGD.

"Ehm maaf kelurga Sisi" dokter berdehem melihat keduanya yang sedang berpelukan.

"Bagaimana keadaan adiku dokter"tanya Gea.

"Dia sudah membaik, beruntung cepat dibawa kerumah sakit" ucap dokter.

"Silahkan di jengguk, saya permisi dulu" kata dokter setelah mempersilahkan.

Gea memeluk Ricard" terimakasih sudah membantuku menyelamatkan Sisi" ungkap Gea Ricard menghembuskan nafasnya mengendalikan detak jantungnya yang tak karuan saat di peluk oleh Gea

Setelah keadaan Sisi lebih baik dan pindahkan ke kamar rawat biasa, Ricard meminta Gea menerima pekerjaan menjadi asisten pribadinya sekalagus seketarisnya.

Gea yg merasa berhutang budi tak punya alasan untuk menolaknya.

*****

Hari pertama Gea masuk kerja semua mata menatapnya dengan tatapan tak berkedip, samar-samar terdengar ada yg berbisik" siapa wanita yg bersama presdir, apa itu asistennya atau pacarnya." Gea mendengar suara bisik-bisik diantara mereka.

"Sudah nanti presdir mendengarnya" suara bisik- bisik berhenti saat Ricard dan Gea berhenti di depan mereka.

"kenalkan ini nona Gea dia asisten pribadiku yg juga menjadi seketaris pribadiku"Ricard memperkenalkan Gea kepada karyawan di kantornya.

Gea membungkukan badanya memberi hormat sebagai salam perkenalan.

"Ikut aku ke ruanganku!"kata ricard kepada Gea.

"Aku tak bisa bayangkan bagaimana kamu selalu di kejar-kejar wanita"ucap Gea

"Aku tak masalah bagiku sosok wanita idamanku hanya kamu," kata ricard menatap gea dengan nada merayu.

"Gombal kamu, tapi bila di bandingkan dengan mereka aku bukan apa-apa"kata Gea, merendahkan diri.

Ricard merapatkan tubuhnya dengan tangan di pinggang Gea, hembusan nafasnya terasa bagaikan membelai wajah, Gea menutup matanya menikmati hembusan nafas Ricard, tangan Ricard mulai membelai pipi Gea dengan penuh kasih sayang.

Gea merasakan bagian bawah milik Ricard yang mengeras, reflek mendorong tubuh Ricard, " ini kantor!" Gea segera merapikan bajunya.

"Baiklah aku tunggu malam nanti di hotel, aku akan kirim alamatnya." kata Ricard lalu duduk di kursi dengan kaki diangkatnya ke atas meja, disertai senyum yang mampu membuat Gea tak berdaya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status