Share

Bab.7

Ricard menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah.

"Aku mau kamu tutup mata, sebentar." Ricard menagkupkan kedua tanganya.

"Sekarang?"tanya Gea.

Ricard mengangguk, Gea menutup matanya dengan rasa penasaran, 'kenapa harus tutup mata segala sih!' gerutunya dalam hati.

Ricard mengeliarkan kunci mobil dari sakunya.

"Tara! coba lihat ini!" katanya menunjukan sebuah kunci mobil.

"Berarti boleh aku buka mata?" Gea agak ragu bertanya.

"Ayo buka matamu!" kata Ricard.

Gea membuka matanya, Gea terdiam tidak mengerti.

"Kunci? untuk apa?" tanya Gea.

"Ya, ini kunci mobil buat kamu sebagai hadiah untukmu yang sudah mau jadi pacarku." kata Ricard.

Gea terdiam dalam hatinya berkata 'Segitu bahagianya sampai ngasih aku mobil, coba cincin atau uang lain aja' pikir Gea.

"Aku nggak nyangka semahal ini, berapa banyak gadis yang sudah tidur denganmu? apakah kamu juga memberikan hadiah seperti ini." Gea tersenyum senang dan menerima kunci mobil itu, Ricard mencium pipi Gea dan tersenyum.ereka berdua keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah mewah milik keluarga Ricard.

Setelah membuka pintu, Ricard mempersilahkan Gea masuk, Gea terpukau saat melihat kemewahan rumah Ricard.

Sadar akan reaksi Gea, Ricard menarik Gea kedalam pelukannya.

"Apa kamu mau menemaniku disini?"Kata Ricard memdekatkan wajahnya, sambil membelai pipi mulus milik Gea.

Gea tak menjawab namun, justru mengecup bibir Ricard, menyadari arti dari kecupan itu Ricard tak mau membuang waktu, segera dia mengendong tubuh Gea membawanya masuk kedalam kamar yang berada tak jauh dari ruang tamu.

Keduanya saling memadu kasih disana.

Hingga menjelang pagi keduanya, terbagun, saling berpandangan, mereka tersenyum bersamaan.

"Mandi yuk! habis ini kita jalan-jalan ke mall, aku akan temani kamu." kata Ricard memdengar kata jalan-jalan, Gea merasa girang, dia berdiri dan berjalan ke kamar mandi duluan sedangkan Ricard tersenyum melihat rona kebagian di wajah kekasihnya.

******

Keduanya berjalan di lapangan, Gea nampak bahagia, dia berlari kecil mendekati Ricard.

"Hei! nih aku bawa balon, kamu mau lepasin balon gas ini bareng aku?" katanya sambil memegang balon berbentuk hati, senyuman yang manis terpancar ria diwajah cantiknya.

"Apa yang nggak buat bidadari pemilik hatiku," Ricard memegangi balon yang dimaksud, sambil tersenyum.

"Siap ya! satu, dua, tiga! lepasin,"

"Sudah." Ricard menatap wajah Gea.

"Kamu senang?" tanya Ricard menatap balon yang melayang di angkasa.

Gea mengangguk, tanpa ragu memeluk tubuh Ricard.

"Kita jalan ke mall, sekalian makan aku lapar," kata Ricard.

Gea melepaskan pelukannya, mendengar suara perut Ricard yang minta segera di isi.

"Yuk!" ucap Gea.

*******

Di caffe Frans duduk sambil memainkan gelas di tangannya.

Seorang gadis yang tengah bernyanyi di atas panggung seakan memahami suasana hatinya yang saat ini.

Frans teringat kata-kata Gea, 'Aku mencintai orang lain' kata-kata itu membuat hatinya seperti di tusuk sembilu, Dia meneguk minumannya dengan wajah kesal.

Bukan hanya itu, Frans juga teringat disaat Gea menampar wajahnya, dan mendorong tubuhnya keluar rumah secara paksa waktu itu.

Frans juga berpikir, kemana Gea sudah seminggu ini tak ada di rumahnya, Frans berkunjung ke rumah Gea siang tadi, bibi mengatakan Gea pergi keluar kota. Namun saat di tanya dengan siapa Hea pergi, bibi tak memberitahu.

Seorang wanita berambut pirang, yang sejak tadi memperhatikan Frans, berjalan menghampirinya.

"Apa perlu aku temani?" wanita itu bertanya.

"Ya, duduklah!" perintah Frans.

"Jangan terlalu berharap, aku disini nikmatilah malam ini bersamaku,"gadis itu tersenyum mengoda.

Frans menarik tubuh wanita itu, dengan bernafsu sekali Frans menjilati leher wanita tersebut, sangat menikmatinya.

"Bro, jangan di sini dong, cek-in di hotel dululah!"kata Ziko yang tiba-tiba berdiri di dekatnya.

"Assh! atur untukku, sekarang!" perintah Frans.

"Ayo sayang!" kata Frans menarik tubuh gadis itu.

*******

Ricard dan Gea tengah berjalan menuju parkiran mobil.

Ziko bersama dua orang suruhan Frans mengikuti dan menguping.

"Gea, apa kamu senang seharian ini?"tanya Ricard menatap Gea.

"Iya, aku senang, terimakasih banyak untuk hari ini," ucap Gea tulus.

"Aku nggak nyangka, bisa bersama kamu, hari ini sebagai kekasihmu," ucap Ricard.

Gea tersenyum tulus, keduanya saling menatap satu sama lain, setelahnya bergandengan tangan sambil berjalan menuju tempat parkir.

Ponsel Gea berdering pertanda ada panggilan masuk, Gea menerima panggilan telepon.

"Hallo, ada apa Ay?" sambut Gea

"Gea kamu dimana?"suara sahabatnya yang bernama Ayani di sebrang sana.

"Aku ada kerjaan di luar kota, kenapa?"kata Gea.

"Apa kamu nggak ada waktu? ada hal penting yang mau aku bicarakan," kata Ayani.

"Besok saja, tunggu aku kembali, sekarang sudah malam." Gea mengakhiri panggilan.

Gea menatap Ricard yang memperhatikan dia sejak tadi

"Tenang saja temanku itu cewek, nggak usah ngeliat aku dengan menyelidik begitu."semprot Gea.

"Dengar ya! aku nggak suka, ada yang pengangu, saat hatiku sedang bahagia!"ucap Ricard.

"Baik bos, aku minta maaf." Gea menangkupkan kedua tanganya.

"Ayo jalan, kalau begini terus kapan kita sampainya." mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan.

******

Keesokan harinya saat sudah kembali ke kota, Gea menepati janjinnya bertemu Ayani temannya malam itu mereka berdua bertemu di sebuah caffe kelas atas.

"Hai, Ayani!" sapa Gea.

"Hai, Gea duduklah aku pesankan minuman untuk kita."kata Ayani memanggil seorang pelayan.

"Aku mau cerita banyak, aku baru saja menghabiskan malam bersama seorang pria, disebuah hotel, sialnya dia meninggalkan aku setelah bercinta denganku." Ayani mengerucutkan mulutnya.

"Yah! begitulah mereka para pria memang tidak peka, setelah merasa puas, mereka pergi begitu saja." ucap Gea.

"Oh! bagaimana bis barumu, apa fia baik padamu?" tanya Ayani.

"Tentu, selain itu dia kan tergila-gila padaku," ucap Gea meminum anggur yang di pesan Ayani.

Anggur yang di pesan Ayani Adalah anggur yang tinggi alkohol, Gea menyadari saat dia meneguk minumanya.

Gea melihat Ayani yang sudah menghabiskan lebih dari tiga gelas anggur itu takut Ayani mabuk, katena Ayani tak biasa minum banyak, berbeda dengan dirinya yang terbiasa saat menyanyi di Caffe sebelum bekerja jadi asisten Ricard.

"Ayani sudah hentikan! apa yang kamu lakukan." Gea mengambil botol dari tangan Ayani yang ingin menuangkan anggur ke dalam gelasnya lagi.

"Apaan sih," Ayani merasa tak terima.

"Cukup ya, Ayani kamu sudah mabuk," bentak Gea.

"Gea, aku mau memberitahumu aku dan Frans kemarin malam bercinta di hotel, kamu tau Frans sedang sakit hati saat ini." Ayani membuka rahasia bahwa kemarin dia telah berhasil mengoda Frans.

"Sudahlah, Ayani kamu mabuk, aku antar kamu pulang." kata Gea.

Gea membawa Ayani keluar dari caffe dan mengantarnya pulang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status