Share

Bab.5

Di dalam sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan Ziko memberikan foto Ricard kepada seseorang.

"Cepat ikuti orang ini, begitu ada kesempatan habisi!"kata Ziko memerintah.

"Baik Bos!"kata lelaki yang menerima foto Ricard.

Ada tiga orang yang mengikuti Ricard, yang sedang berjalan menuju parkiran.

Mereka adalah anak buah Ziko, yang mencari kesempatan untuk mencelakai Ricard atas kemauan Frans.

Saat keadaan terlihat sepi, salah satu dari mereka berpura-pura bertanya alamat, "Apa anda tau ini alamatnya di mana?"tanya pria bertubuh kurus yang tiba-tiba datang.

Kedua temannya yang tadi segera memengang tangan Ricard, pria kurus yang tadi bertanya alamat itu tertawa," Hajar dia perintah Ziko yang juga sejak awal berperan mengawasi Ricard.

Ricard yang tidak bisa melakukan perlawanan karena kedua tanganya di pegang kuat oleh dua orang preman, Ziko menghajar Ricard hingga tak sadarkan diri, kemudian pergi meninggalkan Ricard dalam keadaan pingsan dengan wajah yang babak belur.

Gea yang baru keluar dari tempat latihan,sedang berjalan melihat seseorang dalam keadaan pingsan segera mendekat wajah Gea kaget ketika menyadari orang tersebut adalah Ricard, Gea segera berteriak meminta tolong, orang-orang berdatangan membantu Gea membawa Ricard ke rumah sakit.

Di rumah sakit Ricard sudah sadar setelah beberapa saat pingsan.

"Apa yang terjadi padamu? aku menemukanmu di dekat parkiran dalam keadaan pingsan,"ucap Gea.

"Aku tidak mengerti saat seseorang menanyakan alamat padaku tiba-tiba aku di keroyok oleh preman," jawab Ricard menceritakan kejadian.

"Apa kamu punya masalah dengan seseorang?"tanya Gea menyelidik.

"Seingatku tidak ada,"

Gea tampak berpikir, tiba-tiba seorang suster yang merawat adiknya menghampiri.

"Nona Gea adikmu dalam keadaan buruk, perlu donor darah secepatnya, ayo ikut denganku!"seru suster.

Gea langsung panik, meninggalkan Ricard yang juga terkejut mendengar keadaan sisi saat ini.

"Dokter apa yang harus saya lakukan?" tanya Gea kepada dokter yang menangani sisi

"Sisi perlu banyak tranfutasi darah saat ini, tapi rumah sakit tidak punya stok darah yang sama dengan golongan darah Sisi," ucap dokter menjelaskan.

"Lalu bagaimana ini dokter?"kata Gea panik.

"Apakah anda punya saudara yang memiliki golongan AB+"tanya dokter.

"Beberapa bulan yang lalu ada teman saya yang mendonorkan darah untuk Sisi."Gea memberi tahu dokter.

Gea ingat kalau beberapa bulan yang lalu Frans mendonorkan darahnya untuk sisi.

"Kalau begitu tunggu apalagi secepatnya hubungi temanmu itu minta dia mendonorkan darahnya, waktunya dua puluh empat jam setelah ini, kami hanya punya sekantong darah golongan AB+," dokter memberi saran

Setelah memberi saran dokter pergi meninggalkan Gea.

Gea melihat layar handpone dengan ragu menekan panggilan suara ke nomor Frans.

"Hallo, Frans kamu ada waktu bertemu aku?"ucap gea ragu.

"Baiklah aku kesana sekarang" Gea mengakhiri panggilan telepon.

Gea menungu Frans di depan hotel, dari kejauhan Ricard memantau apa yg di lakukan Gea, tak berapa lama Frans datang dengan wajah tak mengerti apa yg di inginkan Gea, Gea tersenyum menyambut kedatangan Frans sedangkan Ricard yg melihat seyuman Gea untuk Frans merasa cemburu.

Gea dan Frans masuk ke dalam lobi hotel, melihat keduanya masuk Ricard juga tak mau berdiam diri di dalam mobil dia segera mengikuti.

"Frans apakah kamu ingin tidur denganku?" tanya Gea membuat Frans menatap Gea dengan tanda tanya.

"Aku janji aku akan melayanimu,"pinta Hea.

"Gea apa yg sebenarnya terjadi sehingga kau melakukan ini?"Frans bertanya karena bingung kenapa tiba-tiba Gea menawarkan diri tidur denganya.

"Sisi_Frans dia butuh donor darah aku tidak tau harus minta tolong ke siapa selain padamu," ucap gea jujur, air mata yang tadinya ia tahan sudah membasahi kedua pipinya.

Ricard yg mendengar Gea memohon tak merasa tak terima, Ricard mendorong pintu dan masuk, Gea yg melihat kedatangan Ricard berdiri dan berkata"pergi jangan campuri urusanku lagi" ucap Gea mendorong tubuh Ricard keluar

"Frans aku mohon bantu sisi aku akan melakukan apapun yg kamu mau" sisi melepaskan bajunya.

Plaaaak.! Frans menampar pipi Gea keras tentu saja membuat Gea terkejut.

"Apa yg kamu lakukan? apa demi sisi kamu mengobral tubuhmu hah! dengar Gea aku akan memberikan seluruh hidupku untukmu jika kamu mencintai aku, apalah artinya kunikmati tubuhmu jika aku tidak memiliki hatimu," ungkap frans.

Gea tertunduk menangis merasa malu, mendengar kata Frans, Gea teringat perlakuanya pada Frans beberapa hari lalu.

"Pakai bajumu jangan lakukan hal bodoh, kita ke rumah sakit."Frans berkata sambil memunguti baju Gea yg tadi di lepasnya.

Gea sedang membacakan dongeng untuk Sisi, Ricard datang menghampiri Gea, masih fokus dengan dongeng, sehingga Gea tak menyadari kedatangan Ricard, ia menoleh sat merasa pundaknya di sentuh oleh seseorang.

"Ricard," Gea menoleh saat merasa ada yang menyentuh pundaknya.

"Aku mau bicara," kata Ricard

Gea menutup buku dongeng yang di bacanya, kemudian mengajak Ricard bicara di luar.

"Kenapa kamu harus menangung beban ini sendirian tidak mau berbagi denganku? bukankah aku sudah pernah bilang jika ada perlu beritahu aku,"kata ricard menatap wajah Gea.

"apa yang kamu tau tentang hidupku?" Gea bertanya pada Ricard.

Ricard meraih tangan Gea mengengamnya erat.

"Aku ingin menikah denganmu Gea!" ungkap Ricard.

Gea tersenyum mendengar ungkapan Ricard.

"Bukan karena aku ingin menolak lamaranmu, Ricard untuk saat ini aku masih banyak masalah, ayahku sakit jiwa, Sisi perlu transfustasi darah setiap bulan, aku tidak bisa membahagiakan diriku sendiri, itu terlalu egois,"ungkap Gea memberi penjelasan.

"Kamu bisa membawa mereka ikut ke london di sana aku akan mengelola perusahaan ayahku, kita bisa hidup bahagia di sana,"kata ricard.

"Apa kamu berpikir Disi itu adikku?"Gea menatap Ricard.

"Lalu kalau bukan adikmu dia siapa?" tanya Ricard penasaran.

"Sisi hanyalah anak gelandangan yang malang, suatu malam aku pulang dari caffe aku di begal oleh beberapa orang preman, Sisi datang dengan niat membantuku tapi malang dia dipukul hingga mengalami lumpuh, untuk itulah kenapa aku merawatnya seperti adikku sendiri,"Gea memberitahu kejadian yang membuatnya merasa bersalah, sehingga dia memutuskan untuk menanggung biaya rumah sakit Sisi.

Hal itu semakin membuat Ricard semakin kagum akan keribadian Gea.

*******

Setelah bernyanyi di caffe Gea duduk sambil menikmati minuman di gelasnya Frans yang baru datang duduk di samping Gea,

"Gea temani aku malam ini,"kata Frans.

Gea melihat wajah Frans,

"Maaf Frans malam ini aku akan membagikan makanan untuk gelandangan yang tidur di jalanan aku tak bisa besok saja," ucap gea.

"Bukankah kamu sudah janji Gea mau menuruti semua permintaanku?" kata Frans tak tak terima.

"Iya Frans, tapi untuk malam ini aku nggak bisa, bukanya kemarin seharian aku menemaimu!"kata Gea

"Gea jika memang ada lelaki lain katakanlah jangan beralasan,"Frans seperti tau pikiran Gea

"Baiklah karena kamu minta aku akan jujur, aku mencintai orang lain! dia adalah pria yang tempo hari ku kenalkan padamu," ucap Gea jujur.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status