Share

247. Eksekusi

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2025-08-27 19:42:48

“Pastikan semua orang sudah menunggu di dalam gudang.”

Suara Rigen terdengar datar, dingin, ketika ia melangkah turun dari mobil hitamnya. Sepatu kulitnya memantul suara berisik di atas lantai baja pelabuhan yang basah. Angin asin laut menusuk tajam, namun tak ada satu pun yang berani menggigil di hadapannya.

“Semua sesuai perintah, Tuan,” lapor salah satu anak buah dengan kepala tertunduk.

Rigen hanya mengangguk singkat. Mata hitamnya yang tajam menyapu sekitar. Gudang nomor 17, bangunan tua dengan lampu remang-remang, sudah dikepung puluhan anak buahnya. Tak ada celah keluar, tak ada harapan kabur bagi para pengkhianat yang menunggu di dalam.

“Buka.”

Satu kata itu keluar pelan, tapi cukup membuat dua orang segera mendorong pintu besi berkarat yang berderit berat.

Di dalam, bau amis bercampur karat menusuk hidung. Enam orang terikat di kursi, mulut mereka disumpal, wajah pucat penuh keringat. Mata mereka membelalak begitu melihat Rigen melangkah masuk, jas hitamnya kontras den
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   380. Tidak Bisa Dijelaskan

    Langit Milan masih kelabu ketika Alicia berjalan cepat keluar dari gedung kantor Giovanni Group. Udara dingin sore itu menggigit kulitnya, tapi bukan itu yang membuat tubuhnya gemetar. Ucapan Giovanni terus terngiang di kepala. > “Sebelum aku kehilangan kendali.” Nada suaranya, tatapan matanya, bahkan caranya menahan diri… Semuanya terasa seperti ledakan yang tertahan. Alicia tidak tahu kenapa — tapi bukannya lega karena sudah keluar dari ruangan itu, jantungnya justru berdetak lebih cepat. --- “Alicia, kamu nggak apa-apa?” Suara lembut menyapanya dari samping. Leonardo, dengan jas kremnya dan senyum ramah yang khas, sudah berdiri di dekat mobilnya. Sepertinya dia baru keluar dari rapat dengan investor lain. Alicia tersentak sedikit. “Leo? Oh… iya, aku baik-baik aja.” “Kamu yakin? Kamu kelihatan pucat.” Pria itu mencondongkan badan sedikit, nadanya khawatir. “Kau ingin kuantar pulang?” Alicia ragu. Sebenarnya ia ingin menolak. Tapi begitu bayangan Giovanni kembali mu

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   378. Terlalu Dalam

    Hari itu, Axel Corp baru saja menyelesaikan presentasi besar dengan klien asing. Semua staf tampak lega, kecuali satu orang: Giovanni Axel. Dia duduk di kursinya, tangan terlipat di dada, tatapannya tajam ke arah Alicia yang sedang menata dokumen di meja. Blazernya sedikit terbuka, rambutnya agak berantakan, tapi tetap terlihat cantik. Terlalu cantik. Dan yang paling membuat darah Giovanni mendidih adalah—setiap kali pria-pria di ruangan itu berpamitan, mereka tersenyum terlalu ramah kepada Alicia. Senyum yang tidak seharusnya diarahkan ke sekretaris pribadinya. Begitu pintu rapat tertutup, Giovanni berdiri. Langkahnya pelan, tapi berbahaya. “Cia.” Suara itu dalam, dingin, tapi penuh tekanan. Alicia menoleh cepat, jantungnya langsung berdegup kencang. “Y-ya, Bos?” Giovanni mendekat, tidak menjawab. Ia berjalan mengelilingi meja, berhenti di belakang Alicia. Napasnya pelan, tapi terasa di lehernya. “Kau terlihat… sangat profesional hari ini,” ujarnya, nada suaranya rendah, h

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   379. Dendam Atau Cinta?

    Rapat selesai. Semua staf bubar perlahan, Tapi Alicia tidak beranjak. Tangannya gemetar saat ia menutup laptopnya. Ia tahu Giovanni menunggunya. Kalimat itu—“Kita belum selesai”—masih berputar di kepalanya, menekan dadanya dengan cara yang sulit dijelaskan. Pintu ruangan Giovanni setengah terbuka, lampunya masih menyala. Dari balik kaca buram, bayangan tubuh pria itu terlihat—berdiri di depan jendela besar, memandangi langit sore Milan yang mulai memerah. Alicia menarik napas dalam, lalu melangkah masuk. “Bos,” suaranya pelan. Giovanni tidak berbalik. Ia hanya menatap keluar jendela, kedua tangannya dimasukkan ke saku celana. Dasi hitamnya sedikit longgar, dan kemejanya masih menempel sempurna di tubuhnya yang tegang. “Sudah kubilang,” katanya pelan. “Jangan panggil aku ‘Bos’ kalau kita sedang berdua.” Alicia menelan ludah. “Baik, Gio.” Ia baru akan melangkah lebih dekat ketika Giovanni berbalik cepat, menatapnya lurus. Tatapan itu membuat langkahnya berhenti di tempat. “Ke

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   377. Tidak Bisa

    Koridor lantai atas Axel Corp dipenuhi langkah kaki karyawan yang sibuk. Tapi begitu Giovanni muncul, semua orang terasa seperti bergerak di lambat. Bahkan suara heels Cia yang ringan terdengar begitu jelas di telinga Giovanni. Dia berjalan di belakangnya, jaraknya hanya satu langkah. Setiap gerakan Cia ia perhatikan. Setiap senyuman, setiap lirikan ke arah rekan kerja, adalah ancaman bagi kesabarannya. “Cia,” suaranya rendah, menyusup ke telinga Alicia. “Jangan terlalu nyaman berjalan di depan orang lain. Itu milikku.” Cia menoleh, menatapnya setengah kesal, setengah geli. “Bos… ini koridor kantor, bukan balkon pribadi.” “Tapi kau milikku, bahkan di koridor,” jawab Giovanni cepat, dominan, suaranya menggetarkan. “Ingat itu.” Cia menggigit bibir bawah, menahan senyum—atau mungkin menahan rasa gelisah yang tiba-tiba menyebar di seluruh tubuhnya. Ia sadar satu hal: Giovanni benar-benar membuatnya kewalahan. Bukan hanya dengan aturan, tetapi juga dengan aura dominannya yang membaka

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   376. Tuan Posesif

    Pagi itu, kantor Axel Corp dipenuhi ritme kerja yang biasa. Tapi suasana berubah begitu Giovanni memasuki ruangannya, langkahnya tenang tapi aura dominannya menggetarkan setiap orang yang melihat. Seketika, semua mata teralihkan padanya—tetapi tidak ada yang berani menatap terlalu lama. Di meja Cia, Alicia menyiapkan dokumen untuk rapat jam sembilan, mencoba terlihat profesional seperti biasa. Tapi napasnya tercekat ketika Giovanni melangkah masuk, jaraknya hanya beberapa langkah dari mejanya. “Kau datang lebih awal dari biasanya, Cia,” katanya, suara berat dan tenang, namun memancarkan kuasa. Alicia tersenyum manis, tapi hatinya berdegup lebih cepat. “Aku hanya ingin memastikan semua dokumen siap, Pak.” Giovanni menyilangkan tangan di dada, menatapnya tajam. “Bagus. Tapi ada beberapa aturan baru yang harus kau patuhi hari ini.” Alicia menatapnya, mencoba tetap profesional. “Aturan baru, Pak?” “Ya,” jawabnya singkat. “Pertama, senyuman manismu hanya untukku. Kedua, jarakmu deng

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   375. Tidak Ada Jalan

    Cahaya lampu kota Roma memantul di kaca balkon suite, menciptakan bayangan panjang yang menari di lantai. Giovanni masih berdiri di belakang Alicia, jaraknya hanya beberapa sentimeter, tangan besarnya menempel di dinding tepat di sisi kepala gadis itu. Hanya ada dua pilihan: melawan atau menyerah. Tapi Alicia tidak bisa bergerak—dan ia sadar, untuk pertama kalinya, tidak ingin bergerak. “Cia,” suara Giovanni rendah dan bergetar sedikit, “kau tahu, aku bisa membuatmu menyesal… jika kau mencoba lari sekarang.” Alicia menelan ludah. “Aku… aku tidak mau menyesal, Pak…” Giovanni mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat. Napasnya hangat di telinga Alicia. “Itu sudah terlambat. Kau sudah di sini, dalam jarak yang tidak bisa kau hindari. Kau… milikku, Cia. Dan aku akan membuatmu sadar akan itu.” Cia menatap ke samping, berusaha menenangkan diri. “Kau selalu begitu… dominan, ya?” Giovanni tersenyum tipis, mendekatkan wajahnya hingga dagunya hampir menempel di pundak Alicia. “Aku bukan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status