Virna malah merasa was-was ketika Randy malah membawa dirinya pada tempat yang gelap. Virna dipojokan di sebuah tembok. Entah kenapa Virna seperti merasakan sesuatu pada bibirnya yang manis itu.
Sentuhan lembut yang entah dia tidak bisa melihatnya karena tempat ini yang memang gelap. Dia hanya mencoba memejamkan matanya sejenak dan mencoba menikmatinya tanpa protes.
Sampai pada akhrinya lampu tiba-tiba menyala dan Virna terkejut ketika melihat Randy yang berjarak bebarapa senti saja dengan dirinya.
"Apa yang sedang kamu lakukan Randy?"
"Maaf Pah, hanya sedang bermain saja."
Randy melirik Virna dengan sekilas sebelum akhirnya dia menutuskan untuk pergi dari tempat ini.
Sedangkan Virna merasakan bekas sentuhan Randy tadi pada bibirnya, apa itu adalah sebuah ciuman? Virna menggelengkan kepalanya ketika membayangkan kalau benar itu sudah terjadi.
"Kamu siapa?"
Virna baru tersadar kalau di sini ada Paman Gustav. Kenapa sekarang dia yang malah jadi gugup saat di tanya dirinya siapa.
"Saya Virna yang akan melamar jadi maid di sini."
Gustav lalu memanggil seseorang yang menang ada di sana juga. "Sari."
"Iya Tuan Gustav?"
"Ajari dia jadi maid yang benar."
Gustav pergi dengan begitu angkuh meninggalkan Virna yang ada di tempat ini. Lalu Sari menatap Virna dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Ayo ikut denganku, namamu tadi Virna kan?" tanya Sari seoarang kepala maid
Virna mengikuti orang tersebut sambil tersenyum dengan manis melihat apa yang akan dia lakukan selanjutnya sudah sesuai dengan keinginan dirinya. Banyak sekali tugas yang harus dia lakukan sebagai seoarang maid. Dia hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Sari.
"Kamu paham Virna?" tanya Sari.
Vira yang tadi melamun akhirnya melirik kearah lain sambil tersenyum dengan manis. Apapun yang dia lakukan saat ini sudah benar. Walapun pada akhirnya dia yang harus jadi maid saat ini. Dia sudah merasa pasrah dengan semuanya.
"Iya aku paham."
Virna menjawab dengan sekilas saja sambil tersenyum. Lalu Sari memberikan sebuah lap pada Virna.
"Kalau begitu sekarang kamu genti bajumu dengan kostum ini dan jangan lupa nanti bersihkan kamar Tuan Muda."
Virna menaikan sebelah alisnya dengan bingung. Kamar tuan muda yang mana yang dimaksud oleh Sari barusan.
"Tuan Muda?" tanya Virna yang merasa kebingungan dengan apa yang dimaksud oleh Sari barusan.
"Iya Tuan Muda Randy."
Mata Virna langsung membulat ketika mendengar nama itu. Kenapa dia yang harus membersihkan kamar Randy. Pria yang tadi dia intip saat sedang berenang di kolam.
Sari melihat kearah Virna dengan tajam. "Kenapa melamun hah? Ayo lakukan jika kamu masih ingin bekerja di tempat ini."
"Baik."
Virna buru-buru pergi dari tempat ini dan mengganti bajunya dengan kosum hitam putih yang biasa digunakan oleh seorang maid yang ada di tempat ini. Virna sudah bertekad akan melakukan sesuatu apapun yang dia mau.
Virna berpikir jika memang dia harus membersihkan tempat Randy maka apa yang akan dia lakukan selanjutnya? Dia merasa bimbang harus melakukan itu sekarang.
"Ayo cepat bersihkan kamar Tuan Muda!" Perintah Sari pada Virna yang terlihat sedang berdiri tanpa melakukan apapun juga.
"Aku tidak tau kamarnya sebelah mana," ucap Virna dengan jujur. Dia memang tidak mengetahui tempat Randy saat ini.
"Lantai.dua nanti kamu belok kanan."
"Baiklah terimakasih banyak Sari."
Virna membungkukan badannya dengan pelan sebelum akhirnya dia memutuskan untuk berjalan menaiki tangga untuk menemui Randy.
Virna meneliti tempat ini dengan pelan, rumah mewah dengan banyak sekali foto yang memang menurut dirinya bagus. Ada foto masa kecil Randy dengan Gustav beserta dengan istrinya. Dia berjalan belok ke sebelah kiri untuk menemukan kamar Randy.
Belum sempat dia menemukan kamar itu, tiba-tiba ada yang menarik tangannya dengan kencang sehingga membuat Virna jadi panik. Siapa orang yang sudah menarik tangannya.
"Apa y...."
Belum sempat dia berbicara entah kenapa malah ada sesuatu yang membungkam dirinya.
BERSAMBUNG
Mata Virna langsung membulat ketika melihat siapa orang yang saat ini ada dihadapan dirinya. Dia tidak menyangka sama sekali kalau orang itu adalah Randy.Randy menarik Virna langsung ke dalam kamarnya. Dengan seringai yang menjadi sebuah candu yang menurut dirinya adalah manis."Apa yang Tuan Muda lakukan?"Virna jelas terkejut ketika melihat Randy yang ternyata membawa dirinya pada kamarnya. Mendekatkan dirinya dengan jarak beberapa senti saja. Jarak serrti ini membuat Virna jadi tegang. Randy mengelus bibirnya dengan memiringkan wajahnya."Aku merindukan bibirmu."Virna membulatkan matanya dengan kesal ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Randy barusan. Pria yang ada di hadapannya itu sudah berusaha untuk melecehkan dirinya. Sungguh dia tidak terima akan hal ini."Kamu kurang ajar! Tidak pantas jadi Tuan Muda." Virna hampir akan menampar Randy yang sudah berani berbuat hal yang tidak senonoh padanya. Belum semp
"Randy."Randy tersenyum kearah seoarang wanita yang kini datang menghampiri dirinya. Wanita itu melihat kesekeliling kamar Randy dengan sekilas."Mamah ngapian ke sini? Apa ada yang sedang mamah cari?"Randy benar-benar merasa panik sekarang, apa ibunya sudah benar-benar tau kalau dia tadi memang membawa seoarang perempuan ke sini. Jika memang benar begitu maka dia dalam bahaya sekarang. Apa yang harus Randy jelaskan pada ibunya agar tidak curiga.Tyas adalah istri dari Gustav, wanita itu masuk ke dalam kamar anaknya karena memang dia sedang mencari seoarang maid yang baru."Mamah hanya lagi cari maid yang baru itu, Sari bilang kalau dia ke kamar kamu tadi," ucap Tyas membuat Randy merasa lega karena ibunya tidak mengetahui aksi yang dia lakukan tadi. Kalau tidak bisa kena cincang ibunya."Oh wanita itu sudah keluar mah tadi," Randy langsung mengatakan itu agar Tyas tidak curiga dengan dirinya."Oh begit
"VIRNA!"Virna menoleh kearah orang yang barusan memanggil namanya. Dia merasa panik karena barusan keluar dari kamar milik Randy."Kamu dari mana saja hah?" marah Sari pada Virna.Viran merasa kebingungan akan menjawab apa tapi, Sari sudah lebih dulu memotong pembicaran dirinya kembali. "Lupakan saja, aku mencarimu karena kamu saat ini sedang dicari oleh Nyonya Tyas."Virna tau tadi Tyas memang sempat ke kamar Randy untuk mencari dirinya tapi, Randy malah memberikan alasan lain dan tidak memberitahu dirinya saat ini ada di mana. Virna harus bertemu dengan ibunya Randy saat ini."Di mana dia sekarang?" tanya Virna langsung mendapat pukulan dari Sari."Kamu bicara yang sopan, jangan sebut Nyonya dengan dia. Sebutnya Nyonya," Sari yang merasa senior malah menceramahi Virna.Virna sadar kalau dirinya memang salah sebut. Kali ini dia harus bisa berbicara dengan formal agar tidak ada orang yang curiga padanya.
Virna mengambil minum karena Randy yang menyuruh dirinya. Virna dengan sangat malas melakukan itu semuanya. Apalagi minuman ini bukan untuk Randy melainkan untuk kekasihnya."Hei Virna ini airnya kepenuhan!" peringat Sari yang hampir saja berteriak karena panik.Virna langsung sadar dengan kecerobohan dirinya. Bisa-bisanya dia malah melamun tadi. Sekarang dia yang harus membereskan semua ke kacauan ini."Maaf Sari, aku tidak sengaja.""Lagian sudah tau lagi buat minuman, malah melamun kaya gitu. Pasti lagi melamunin Tuan Muda yah," goda Sari pada Virna."Apa sih bi, siapa juga yang malah memikirkan dia. Kaya gak ada pria lain aja yang lebih ganteng dari dia."Sari yang mendengar itu malah tertawa, padahal niatnya hanya bencanda doang tapi, Virna malah menganggap dirinya serius. "Aku hanya bencada saja, lagian Tuan Muda juga sudah punya kekasih, tidak mungkin mau dengan wanita seperti dirimu bukan?"
Virna sedang berada di kamar yang memang sudah disediakan khusus para maid yang memang bekerja ditempat ini. Dia merasa tidak nyaman karena menurutnya kasur ini terlalu keras dibandingkan dengan kasur yang selalu dia gunakan."Aku harus terbiasa mulai sekarang," gumam Virna yang kini melihat kearah tempat tidurnya sendiri. Dia melakukan itu semuanya hanya untuk menemukan bukti kalau memang keluarga ini adalah dalang dari semuanya.Ponsel Virna tiba-tiba berdering malam-malam seperti ini, dia melihat siapa orang yang menghubunginya."Hallo, Kenapa?""Saya sudah menemukan informasi tentang Windi, dia anak dari Mulani Bitara pemilik PT.Mulani Jaya."Virna tau PT Mulani jaya itu hampir saja bangkrut dulu, entah kenapa tiba-tiba PT itu kini bisa maju, mungkin ada hubungannya dengan hubungan Windi dengan Randy, pasti keluarga Gustav yang menolong perusahaan itu. Mulani menyembunyikan anaknya dan juga sauminya, sekarang dia s
Virna menoleh kearah jendela dengan pandengan was-was, entah kenapa dia malah merasa kalau ada seseorang yang mengintip dirinya dari balik jendela tadi. Virna akhrinya memutuskan untuk membuka jendelanya karena penasaran. Ketika dia baru saja membukanya dan memang tidak melihat siapapun ditempat ini."Mungkin hanya perasaanku saja," gumam Virna yang kini akhrinya menutuskan untuk menutup jendelannya dengan tenang. Mungkin benar itu hanya perasaannya saja dan dia tidak mau ambil pusing tentang hal ini.Virna melihat kearah kasur yang memang menurut dirinya keras. Maklum saja karena selama ini dia tidur dikasur yang memang terbilang lembut. Sekarang dia tidak bisa tidur dengan nyenyak pake kasur yang keras begini.Virna mencoba untuk membaringkan badannya diatas kasur. Dia memejamkan matanya dengan sekilas saja. Berharap semuanya akan segara berakhir sesuai dengan keinginan dirinya.***Di tempat lain, Windi sedang bersama den
Randy memperhatikan Virna yang sedang membersihkan semua ruangan. Dia masih merasa curiga dengan Virna dan mulai sekarang Randy sudah bertekad akan terus memata-matai Virna karena dia yakin kalau Virna sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya.Kali ini dia yakin kalau semua yang dia lakukan memang benar adanya sesuai dengan keinginan dirinya. Jika memang ini yang terbaik untuk dirinya maka dia akan melakukan semuanya sesuai dengan keinginan dirinya."Ambilkan saya minum!""Baik Tuan Muda Randy."Virna berjalan dengan begitu saja kearah dapur untuk mengambilkan minum untuk Randy. Entah kenapa Virna merasa kalau Randy terus saja memperhatikan dirinya.Randy melihat kepergian dari Randy, Dia tersenyum dengan penuh arti saja. Semua yang dia lakukan sudah sesuai dengan keinginan dirinya."Kamu gak ke kantor Randy?" tanya Gustv yang kini datang menghampiri anaknya."Sepertinya aku tidak akan ke kantor P
Virna tidak tau harus melakukan apalagi setelah ini. Semua yang dia lakukan harus benar sesuai dengan keinginan dirinya. Mau tidak mau maka dia akan melakukan semuanya sesuatu sesuai dengan keinginan dirinya."Jawab!"Randy sudah menatap Virna dengan tatapan tajamnya. Menunggu wanita itu yang akan mengatakan semuanya padanya. Dia yakin kalau Virna bukan orang yang sembarangan."Saya tidak menyembunyikan apapun!"Virna mengatakan itu dengan penuh keberanian pada Randy. Dia tidak boleh kalah dengan Randy yang kini sudah mulai curiga padanya. Dari mana Randy bisa mengetahui semuanya? Virna harus hati-hati agar semuanya tidak ketahuan.Randy tersenyum dengan seringai dirinya dengan penuh arti. Dia menarik tangan Virna dengan menarik tangannya. Semua yang dia lakukan memang benar adanya sesuai dengan keinginan dirinya."Jangan pernah berbohong padaku!"Randy menatap wanita yang ada di depannya dengan sin