LOGINMata Virna langsung membulat ketika melihat siapa orang yang saat ini ada dihadapan dirinya. Dia tidak menyangka sama sekali kalau orang itu adalah Randy.
Randy menarik Virna langsung ke dalam kamarnya. Dengan seringai yang menjadi sebuah candu yang menurut dirinya adalah manis.
"Apa yang Tuan Muda lakukan?"
Virna jelas terkejut ketika melihat Randy yang ternyata membawa dirinya pada kamarnya. Mendekatkan dirinya dengan jarak beberapa senti saja. Jarak serrti ini membuat Virna jadi tegang. Randy mengelus bibirnya dengan memiringkan wajahnya.
"Aku merindukan bibirmu."
Virna membulatkan matanya dengan kesal ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Randy barusan. Pria yang ada di hadapannya itu sudah berusaha untuk melecehkan dirinya. Sungguh dia tidak terima akan hal ini.
"Kamu kurang ajar! Tidak pantas jadi Tuan Muda." Virna hampir akan menampar Randy yang sudah berani berbuat hal yang tidak senonoh padanya. Belum sempat Virna melayangkan tangannya, dia kalah cepat dengan Randy yang sudah lebih dulu mencekal tangan Virna lalu menaiknya keatas kepala.
Randy memiringkan mukanya sambil mendekatkan wajahnya dengan berabi pada Virna. "Kamu hanyalah seorang maid di sini. Jangan pernah melawan diriku kalau tidak maka kamu akan tai akibatnya."
Randy mengatakan itu sambil berbisik meniup telinga Virna dengan pelan membuat si empunya malah merasa kegelian. Bagi Randy Virna tidak lebih dari seoarang maid saja dan dia bisa melakukan apapun sesuai dengan keingian dirinya termasuk menjadikan wanita yang ada dihadapannya sebagai budak seks nya.
Virna tidak bisa berkata lagi, dia sedang menyamar kali ini untuk menemukan siapa yang sudah membunuh ayahnya. Bukan untuk main-main dengan pria berengsek yang tidak tau sopam santun itu. Mentang-mentang dia hanya anak dari bos yang kaya raya maka dia bida melakukan sesuatu sesuai dengan keingian dirinya. Benar-benar tidak masuk akal menurut dirinya saat ini.
"Lepas!"
Virna berusaha untuk berontak melepaskan dirinya dari Randy namun, kekuatan dia yang memang kalah dengan Randy jadi tidak bisa melakukan apapun juga.
"Aku tidak akan melepaskan kamu sebelum kamu melayani aku dulu," Randy tersenyum dengan seringainya memperhatikan bentuk tubuh dti Viran yang menurut dia sangat idel.
Virna mengglengkan kepalanya dengan tajam. Dia tidak sudi menjadi salah satu wanita yang tidur dengan Randy. Virna jadi yakin kalau pria yang ada di hadapannya adalah pria berengsek yang suka tidur dengan banyak perempuan. Buktinya dia yang menjadi maid baru saja sudah berani untik dilecehkan seperti ini.
"Maaf Tuan Muda, saya tidak sudi!"
Virna sudah jelas menolak dirinya, dia bahkan tidak tau harus melakukan apalagi setelah ini. Semua yang dia lakukan malah menjadi rumit. Dia tidak tau harus melakukan apalagi setelah ini. Randy menatap Virna dengan sinis, seorang maid saja sudah berani menolak dirinya. Tidak ada yang pernah menolak dirinya sekarang.
"Mencoba melawan hah!"
Randy dengan cepat langsung melumat bibir masis milik Virna, sentuhan manis pada bibir itu mempu membuat dis melayang tinggi.
Virna berusaha untuk melepskan itu semuanya namun, dia sama sekali tidak bisa melepaskan semuanya dengan begitu saja. Rendy sudah mendominasi dirinya sehingga sulit untuk kabur.
Sampai terdengar ketukan dari pintu yang membuat Randy merasa panik dan langsung melepaskan bibirnya dengan cepat. Siapa orang yang sudah berani menganggu kesenangan dirinya sekarang?
"Cepat bersembunyi!" perintah Randy pada Virna.
"Aku bersembunyi di mana?" tanya Virna yang merasa kebingungan harus bersembunyi di mana sekarang dia.
Dari sisi lain pintu sudah hampir saja akan terbuka, Randy kini nerasa panik karena dia takut ketahuan sedang bersama dengan seoarang maidnya.
"Randy."
BERSAMBUNG
Virna membuka matanya dan terkejut ketika menyadari kalau dia sekarang tengah ada di sebuah gudang. Dia mencoba untuk mengingat semuanya. Kejadian di mana dirinya ada di rumah dan pembantu tersebut diserang dengan begitu saja. sampai dirinya dibius tidak sadarkan diri. sekarang dia ada di sebuah gudang. "Siapa yang melakukan itu?" tanya Virna heran. Sampai tak lama kemudian, dua orang wanita tertawa bahagia karena melihat Virna yang kini sudah dalam keadaan di ikat. "Puas sekali melihat kamu seperti ini, Virna," ledek Windi. Virna menoleh kearah orang tersebut dengan seksama. Rupanya ini semuanya adalah ulah mereka mereka. "Ini rencana kalian berdua?" Mulani tersenyum dengan licik. "Tentu saja ini adalah rencana dari kami. Setelah Omawa tertangkap oleh pihak kepolisian dan sekarang kami berdua akan membunuhmu," kata Mulani dengan senang. "Iya benar. Virna adalah wanita yang sangat bodoh. Mau saja menyerahkan semuanya pada ayah kandungku selama ini," kata Windy. "Ayah
Firman menyelidiki kasus tentang perusahaan yang sekarang ada di tangan Mulani dan Omawa. Dia datang sambil membawa beberapa bukti, dia sudah menemukan semuanya, termasuk hasil Tes DNA milik Windi. "Harusnya memang aku sudah menduga semuanya." Randy mengumpat dengan kesal setelah melihat ini. "Aku sudah menemukan buktinya, sekarang kita temui mereka." "Thanks bro, karena sudah mau membantu," kata Randy. "Kamu harus tahu, aku melakukan ini semuanya karena Virna. bukan karena siapapun." "Baik aku paham. Tetapi kamu harus sadar, kalau Virna hanya milikku," kata Randy sekaligus sebuah peringatan. Firman menatap kearah Randy sekilas. "Jika kamu berani menyakiti dia. Maka jangan salahkan aku jika aku kembali mengambil dia." Randy tersenyum dengan penuh arti. "Tidak usah khawatir, aku akan menjaga dia dengan baik mulai sekarang. Apalagi akan ada penerus diantar kami." "Aku pegang janjimu." Kedua orang itu masuk ke dalam perusahaan besar, sampai tak lama kemudian Omawa
Firman menatap kearah Randy, sebenarnya dia kesal dengan Randy yang memang sudah merusak Virna, bahkan dia sangat mencintai Virna selama ini. "Aku memang kecewa padamu, tetapi karena ini demi Virna, jadi mari kita kerjasama," ajak Firman. Randy yang mendengar itu pun hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Ada rasa yang membuat dia bahagia ketika mendengar hal tersebut. Terlebih dia juga sudah merencanakan semuanya dengan baik. "Baiklah, aku setuju." Randy menjabat tangan Firman untuk bekerjasama dalam melakukan kegiatan yang dilakukan. Dia bahagia karena semuanya sudah berjalan dengan baik. "Apa yang dikatakan Virna padamu?" Tanya Firman. "Dia memintaku untuk mendekati Winda kembali demi mengulik informasi tentang ayah kandungnya yang sebenernya." "Kamu akan melalukan itu?" Tanya Firman pada Randy. "Apapun akan aku lakukan demi Virna. Kamu tahu, kedua orangtuaku berteman dengan keluarga Virna, bahkan ketika wanita itu berpura-pura menjadi pembantu di rumahku,
"Kenapa lo nyerang gue hah?" Randy merasa heran ketika orang tersebut yang tiba-tiba menyerang dirinya dengan brutal. Memangnya apa salahnya sekarang? "Sudah hentikan nak," sergah Inah yang memang tidak mau kalau sampai terjadi perkelahian di sini. Dia masih berusaha yang terbaik untuk dirinya, membela dirinya yang memang terasa sakit. Randy menatap kearah pria tersebut. "Lo siapa sebenarnya main pukul gue begitu?" Randy juga penasaran dengan orang yang ada dihadapannya. Tidak mungkin kalau dia adalah keluarga dari Virna katena semua keluarga sudah tidak ada kecuali Pamannya yang licik tersebut. d Inah mencoba untuk menenangkan anaknya agar tidak terbawa dengan omosi sekarang ini. Apalagi Inah juga tahu kalau Randy orang Yann baik. "Dia anak saya," jawab Inah. "Oh anak pembantu rupanya," hina Randy. "Kurang ajar lo yah, brengsek!" Maki Firman ketika dirinya direndahkan seperti itu oleh Randy. Sampai Randy teringat dengan niat kedatangannya ke sini yaitu untuk
Virna merasa mual, dia juga merasa tidak tenang. Belum lagi dia barusan mendapatkan pesan dari Windy yang membuat emosinya semakin tersulut. "Non Virna kenapa?" tanya Bi Inah yang khawatir dengan Virna sekarang. "Aku baik-baik saja bi," balas Virna. "Ya ampun Virna," ujar seseorang yang kini datang dari arah pintu depan. Dia sedikit heran ketika melihat keadaan Virna yang pucat. "Firman," panggil Virna ketika melihat orang yang memang dia percaya sekarang menghampiri dirinya. Virna merasa sedikit lega sekarang. Bi Inah akan membawa Virna ke ranjangnya, tetapi kemudian Firman sudah lebih dulu berinsiatif untuk menggendong Virna masuk ke dalam. "Biar aku saja Bu yang bawa dia," ujar Firman. "Terimakasih banyak nak."Firman membawa Virna ke atas ranjangnya, lalu dia melihat kearah ibunya karena dia merasa heran dengan keadaan Virna sekarang ini. "Kenapa dengan Virna? apa dia sakit?" tanya Firman yang merasa penasaran dengan keadaan Virna sekarang. Inah hanya bisa menghela napasn
Virna terus memikirkan apa yang dikatakan oleh Randy tempo hari. Apa dia harus menikah dengan Randy. Dia harus merebut kembali perusahaan ayahnya. "Non Virna," panggil Bi Inah. "Kenapa Bi?" tanya Virna menaikan sebelah alisnya heran. "Itu Non. Firman tadi menghubungi bibi." Virna terkejut ketika mendengar hal itu. Firman adalah orang kepercayaan dirinya sekaligus anak Bi Inah. "Dia bilang apa bi?" tanya Virna. "Dia hanya menanyakan alamat kita yang sekarang. Terus bibi memberitahunya. Mungkin dia akan berkunjung ke sini," jelas Bi Inah. Virna hanya mengangguk, akhirnya setelah lama menghilang dia bisa bertemu dengan Firman lagi. Sudah lama sekali Virna menanti kehadiran Firman, akhirnya pria itu datang ke sini juga. "Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya," ujar Virna dengan antusias. "Apalagi Bi Inah non. Dia anak satu-satunya bibi," ujar Virna. Virna tersenyum dengan bahagia, dia percaya kalau Firman memang orang yang baik. Pria itu tidak akan pernah mengkhianati dir







