"Randy."
Randy tersenyum kearah seoarang wanita yang kini datang menghampiri dirinya. Wanita itu melihat kesekeliling kamar Randy dengan sekilas.
"Mamah ngapian ke sini? Apa ada yang sedang mamah cari?"
Randy benar-benar merasa panik sekarang, apa ibunya sudah benar-benar tau kalau dia tadi memang membawa seoarang perempuan ke sini. Jika memang benar begitu maka dia dalam bahaya sekarang. Apa yang harus Randy jelaskan pada ibunya agar tidak curiga.
Tyas adalah istri dari Gustav, wanita itu masuk ke dalam kamar anaknya karena memang dia sedang mencari seoarang maid yang baru.
"Mamah hanya lagi cari maid yang baru itu, Sari bilang kalau dia ke kamar kamu tadi," ucap Tyas membuat Randy merasa lega karena ibunya tidak mengetahui aksi yang dia lakukan tadi. Kalau tidak bisa kena cincang ibunya.
"Oh wanita itu sudah keluar mah tadi," Randy langsung mengatakan itu agar Tyas tidak curiga dengan dirinya.
"Oh begitu yah, yaudah kalau begitu mamah akan cari dulu dia diluar."
Randy tersenyum lalu mengiring Tyas untuk keluar dari kamarnya. Setidaknya untuk saat ini dia nerasa lega Tidak ada yang perlu dia khawatirkan lagi untuk saat ini. Semuanya sudah sesuai dengan keingian dirinya.
"Iya mah dah."
Randy kembali menutup pintu kamarnya. Dia menghempaskan napasnya karena sudah tidak ada yang perlu dirinya khawatirkan lagi. Tyas sudah pergi dari sini dan pada saat yang bersamaan Virna langsung muncul dari tempat persembunyian.
"Sudah pergi?" tanya Virna pada Randy.
Randy hanya mengagguk sebagai jawabannya. "Sebaiknya kamu juga cepat keluar karena mamah sedang mencari kamu."
Virna hanya menaikan sebelah aslisnya, dia juga sebenarnya merasa malas berada di kamar milik Randy karena pria itu pasti sedang melakukan sebuah cara untuk melecehkan dirinya. Virna sebisa mungkin tidak boleh terkebak dengan pesona Randy yang memang dia akui idaman semua wanita, tubuh kekar, hitung mancung, mata elangnya dengan sorot tajam mampu membuat wanita terpesona.
"Hei kenapa malah melamun?" seru Randy menyadarkan Virna dari lamunanya. Kali ini dia hanya ingin sadar kalau apa yang dia cari saat ini harus benar sesuai dengan keinginan dirinya.
"Eh maaf. Kakau begitu saya keluar."
Virna berbicara dengan formal pada Randy dan kini akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari tempat ini. Tapi sebelum dia pergi, tanganya malah kembali dicekal oleh Randy.
Virna otomatis melihat kearah Randy dengan kesal ketika dirinya malah kembali ditahan seperti ini. "Ada apa lagi?"
"Ingat tentang hal tadi hanya rahasia kita saja, jangan sampai ada orang yang mengetahui tentang hal ini atau kamu akan tau akibatnya."
Randy mencekal tangan Virna dengn keras sampai dia yakin kalau ini sydah membiru. Virna menoleh kearah tanganya dengan pandengan kasian.
"Baik."
Virna tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan Randy saat ini. Lagian tidak ada untungnya untuk dirinya juga. Virna masih punya misi yang lebih penting dari ini semuanya yaitu mengetahui tentang siapa otang yang sudah membuat keluarganya hancur.
Randy melepaskan cekalan tanganya dari Virna setelah medengar jawaban dari wanita itu. Entah kali ini dia merasa sedikit lega karena apa yang dia inginkan sudah bisa jadi kenyataan.
Virna yang sadar kalau tangannya sudah dilepaskan akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari kamar Randy. Dia tidak mau berlama-lama ada di kamar Randy karena bisa saja pria itu akan membawa dirinya ke ranjang?
"VIRNA."
Virna menoleh kearah orang yang barusan memanggil namanya. Dia merasa panik karena barusan keluar dari kamar milik Randy.
BERSAMBUNG
"VIRNA!"Virna menoleh kearah orang yang barusan memanggil namanya. Dia merasa panik karena barusan keluar dari kamar milik Randy."Kamu dari mana saja hah?" marah Sari pada Virna.Viran merasa kebingungan akan menjawab apa tapi, Sari sudah lebih dulu memotong pembicaran dirinya kembali. "Lupakan saja, aku mencarimu karena kamu saat ini sedang dicari oleh Nyonya Tyas."Virna tau tadi Tyas memang sempat ke kamar Randy untuk mencari dirinya tapi, Randy malah memberikan alasan lain dan tidak memberitahu dirinya saat ini ada di mana. Virna harus bertemu dengan ibunya Randy saat ini."Di mana dia sekarang?" tanya Virna langsung mendapat pukulan dari Sari."Kamu bicara yang sopan, jangan sebut Nyonya dengan dia. Sebutnya Nyonya," Sari yang merasa senior malah menceramahi Virna.Virna sadar kalau dirinya memang salah sebut. Kali ini dia harus bisa berbicara dengan formal agar tidak ada orang yang curiga padanya.
Virna mengambil minum karena Randy yang menyuruh dirinya. Virna dengan sangat malas melakukan itu semuanya. Apalagi minuman ini bukan untuk Randy melainkan untuk kekasihnya."Hei Virna ini airnya kepenuhan!" peringat Sari yang hampir saja berteriak karena panik.Virna langsung sadar dengan kecerobohan dirinya. Bisa-bisanya dia malah melamun tadi. Sekarang dia yang harus membereskan semua ke kacauan ini."Maaf Sari, aku tidak sengaja.""Lagian sudah tau lagi buat minuman, malah melamun kaya gitu. Pasti lagi melamunin Tuan Muda yah," goda Sari pada Virna."Apa sih bi, siapa juga yang malah memikirkan dia. Kaya gak ada pria lain aja yang lebih ganteng dari dia."Sari yang mendengar itu malah tertawa, padahal niatnya hanya bencanda doang tapi, Virna malah menganggap dirinya serius. "Aku hanya bencada saja, lagian Tuan Muda juga sudah punya kekasih, tidak mungkin mau dengan wanita seperti dirimu bukan?"
Virna sedang berada di kamar yang memang sudah disediakan khusus para maid yang memang bekerja ditempat ini. Dia merasa tidak nyaman karena menurutnya kasur ini terlalu keras dibandingkan dengan kasur yang selalu dia gunakan."Aku harus terbiasa mulai sekarang," gumam Virna yang kini melihat kearah tempat tidurnya sendiri. Dia melakukan itu semuanya hanya untuk menemukan bukti kalau memang keluarga ini adalah dalang dari semuanya.Ponsel Virna tiba-tiba berdering malam-malam seperti ini, dia melihat siapa orang yang menghubunginya."Hallo, Kenapa?""Saya sudah menemukan informasi tentang Windi, dia anak dari Mulani Bitara pemilik PT.Mulani Jaya."Virna tau PT Mulani jaya itu hampir saja bangkrut dulu, entah kenapa tiba-tiba PT itu kini bisa maju, mungkin ada hubungannya dengan hubungan Windi dengan Randy, pasti keluarga Gustav yang menolong perusahaan itu. Mulani menyembunyikan anaknya dan juga sauminya, sekarang dia s
Virna menoleh kearah jendela dengan pandengan was-was, entah kenapa dia malah merasa kalau ada seseorang yang mengintip dirinya dari balik jendela tadi. Virna akhrinya memutuskan untuk membuka jendelanya karena penasaran. Ketika dia baru saja membukanya dan memang tidak melihat siapapun ditempat ini."Mungkin hanya perasaanku saja," gumam Virna yang kini akhrinya menutuskan untuk menutup jendelannya dengan tenang. Mungkin benar itu hanya perasaannya saja dan dia tidak mau ambil pusing tentang hal ini.Virna melihat kearah kasur yang memang menurut dirinya keras. Maklum saja karena selama ini dia tidur dikasur yang memang terbilang lembut. Sekarang dia tidak bisa tidur dengan nyenyak pake kasur yang keras begini.Virna mencoba untuk membaringkan badannya diatas kasur. Dia memejamkan matanya dengan sekilas saja. Berharap semuanya akan segara berakhir sesuai dengan keinginan dirinya.***Di tempat lain, Windi sedang bersama den
Randy memperhatikan Virna yang sedang membersihkan semua ruangan. Dia masih merasa curiga dengan Virna dan mulai sekarang Randy sudah bertekad akan terus memata-matai Virna karena dia yakin kalau Virna sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya.Kali ini dia yakin kalau semua yang dia lakukan memang benar adanya sesuai dengan keinginan dirinya. Jika memang ini yang terbaik untuk dirinya maka dia akan melakukan semuanya sesuai dengan keinginan dirinya."Ambilkan saya minum!""Baik Tuan Muda Randy."Virna berjalan dengan begitu saja kearah dapur untuk mengambilkan minum untuk Randy. Entah kenapa Virna merasa kalau Randy terus saja memperhatikan dirinya.Randy melihat kepergian dari Randy, Dia tersenyum dengan penuh arti saja. Semua yang dia lakukan sudah sesuai dengan keinginan dirinya."Kamu gak ke kantor Randy?" tanya Gustv yang kini datang menghampiri anaknya."Sepertinya aku tidak akan ke kantor P
Virna tidak tau harus melakukan apalagi setelah ini. Semua yang dia lakukan harus benar sesuai dengan keinginan dirinya. Mau tidak mau maka dia akan melakukan semuanya sesuatu sesuai dengan keinginan dirinya."Jawab!"Randy sudah menatap Virna dengan tatapan tajamnya. Menunggu wanita itu yang akan mengatakan semuanya padanya. Dia yakin kalau Virna bukan orang yang sembarangan."Saya tidak menyembunyikan apapun!"Virna mengatakan itu dengan penuh keberanian pada Randy. Dia tidak boleh kalah dengan Randy yang kini sudah mulai curiga padanya. Dari mana Randy bisa mengetahui semuanya? Virna harus hati-hati agar semuanya tidak ketahuan.Randy tersenyum dengan seringai dirinya dengan penuh arti. Dia menarik tangan Virna dengan menarik tangannya. Semua yang dia lakukan memang benar adanya sesuai dengan keinginan dirinya."Jangan pernah berbohong padaku!"Randy menatap wanita yang ada di depannya dengan sin
Virna akhirnya memutuskan untuk menghubungi orang kepercayaan dirinya. Setidaknya semuanya aka jadi lebih baik sesuai dengan rencana awalnya."Hallo, aku butuh bantuan dirimu," gumam Virna demgan pelan pada seseorang yang ada di sebrang telepon. Apapun yang dia lakukan saat ini sudah benar sesuai dengan keinginan dirinya akan jadi lebih baik."Butuh bantuan apa?""Kamu harus mencaritahu tentang musuh Gustav selain ayah saja.""Untuk apa?" tanya orang yang ada di sebrang telepon itu dengan pandangan penuh artinya."Randy sudah mulai mencurigai diriku."Virna merasa gelisah karena takut ada orang yang mencurigai dirinya bicara. Jamgan sampai ada yang mendengar pembicaraan dirinya karena ini sangat berbahaya untuk dirinya."Neon Hitansi. Dia juga musuh Gustav, kamu sebut nama itu saja agar Randy percaya.""Terimakasih banyak, kalau begitu sambungan telponnya aku tutup dulu," gumam Virna yang kin
"Kau mengancamku?" Virna menatap Randy dengan pandangan menyelidik. Dia hanya tidak ingin semuanya terjadi. "Tidak, aku tidak sedang mengancam dirimu, aku hanya memberikan penawaran yang istimewa untukmu. Apa kamu mau menerimanya hm?" tanya Randy yang kini tersenyum dengan seringai nakalnya melihat kearah Virna. Tidak ada pilihan lain selain menuruti apa yang diiginkan oleh pria itu. Tapi bagaimana bisa dia menjadi seorang pelacur yang hanya menghangatkan ranjang tuan mudanya. Randy bersidekap dengan angkuh ketika melihat wajah Virna yang nampak kebingungan. Dia hanya tersenyum dengan tidak sabar menunggu jawaban yang akan diberikan oleh wanita itu padanya. Seorang maid mudah saja untuk dia kendalikan, apalagi dengan dirinya yang memang mempunyai kekuasaan yang tidak terhingga. Ini akan memudahkan dia melakukan semuanya. "Kalau aku tidak mau menuruti keinginan dirimu, maka apa yang akan kamu lakukan?