Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 103: Restu dan Janji di Hadapan Orang Tua

Share

Bab 103: Restu dan Janji di Hadapan Orang Tua

last update Last Updated: 2025-05-07 12:07:29

Anya tertawa pelan sambil menunjukkan pesan itu pada Reza.

“Kayaknya sahabatku sudah nggak sabar ikut heboh.”

Hari itu mereka kembali ke Jakarta dengan hati penuh rencana. Setibanya di apartemen, mereka langsung menemui orang tua Anya dan Reza. Kedua keluarga menyambut dengan suka cita dan mendukung rencana mereka sepenuhnya.

Minggu-minggu berikutnya diisi dengan berbagai kesibukan. Reza menemani Anya memilih undangan, fitting kebaya akad, dan mencari tempat resepsi yang sesuai. Rio, meskipun menahan rasa di hati, ikut membantu menjadi koordinator tamu.

Suatu sore di kafe langganan dekat apartemen, Rina, Anya, dan Rio berkumpul untuk membicarakan konsep dekorasi. Rina bersemangat menunjukkan moodboard yang sudah ia siapkan, sementara Rio diam-diam memperhatikan Anya dengan tatapan lembut.

“Anya, kamu benar-benar bahagia sekarang, ya?” tanya Rio, suaranya tenang.

Anya mengangguk penuh keyakinan.

“Iya, Rio. Aku yakin Reza orang yang tepat untuk aku.”

Rio mengulum senyum. Ia menunduk sej
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 104: Badai yang Terlewati, Cinta yang Menguat

    Hari-hari Anya dan Reza semakin padat dengan persiapan pernikahan. Di tengah-tengah kesibukan itu, Reza sesekali mengajak Anya meluangkan waktu berdua untuk sekadar makan malam santai atau berjalan-jalan sore, agar mereka tak tenggelam dalam stres persiapan.Sementara itu, Rio, yang diam-diam memendam rasa kepada Anya sejak lama, mulai terlihat berbeda. Ia semakin sering menawarkan bantuan untuk segala hal, bahkan hal-hal kecil. Suatu sore saat mereka bertiga berkumpul untuk rapat vendor, Rio menatap Anya lebih lama dari biasanya. Rina, yang menyadari hal itu, menarik Rio ke samping setelah rapat.“Rio, kamu harus hati-hati dengan perasaanmu. Anya sudah akan menikah dengan Reza,” ujar Rina pelan tapi tegas.Rio menunduk, bibirnya menekan.“Aku tahu, Rin. Aku cuma… aku nggak bisa pura-pura nggak ada apa-apa. Aku suka dia, dari dulu.”Rina menepuk bahu Rio.“Kamu sahabat mereka berdua. Jangan rusak itu. Kalau kamu memang sayang Anya, kamu harus ikut bahagia lihat dia bahagia.”Rio meng

    Last Updated : 2025-05-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 105: Bayangan Masa Lalu

    Farel akhirnya mengungkapkan, bahwa bertahun-tahun lalu saat Reza masih kuliah, ia pernah terseret dalam sebuah kasus bisnis gelap yang melibatkan penipuan investasi. Meskipun Reza saat itu akhirnya keluar dari lingkaran tersebut dan membenahi hidupnya, rekam jejak itu masih ada dan beberapa orang dari masa lalu itu mulai kembali muncul di Jakarta.“Aku tidak mengatakan Reza orang jahat. Justru dia keluar dari lingkaran itu dengan susah payah. Tapi aku khawatir, mereka yang dulu pernah terlibat bisa mencoba mendekati kalian lagi, bahkan memanfaatkan momen pernikahan kalian untuk balas dendam,” jelas Farel dengan serius.Anya terdiam lama. Pandangannya jatuh pada Reza, yang kini menunduk, wajahnya diliputi rasa bersalah.“Kenapa kamu nggak pernah cerita soal ini ke aku?” bisik Anya.Reza menghela napas dalam.“Aku takut kamu nggak bisa terima masa lalu aku. Aku ingin kamu melihat aku yang sekarang… bukan yang dulu.”Suasana menjadi hening. Namun beberapa menit kemudian, Anya menggengga

    Last Updated : 2025-05-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 1: Sentuhan Yang Tak Terlupakan

    Aku sudah pernah meramal nasib orang yang mau kawin tapi nggak jadi.Aku juga pernah baca tarot buat bos besar yang takut ketahuan selingkuh.Tapi aku belum pernah… dicium tangannya sama klien sendiri. Dan bukan cuma dicium.Tatapannya? Seperti bara api yang menyelinap ke dalam darahku.Namaku Anya, 22 tahun, pembaca tarot profesional. Hari ini, aku jaga booth di event Imlek di sebuah mal besar di Jakarta. Biasanya, yang datang ke booth-ku antara dua: cewek-cewek galau yang mantannya nggak move on, atau ibu-ibu yang kepo kapan anaknya nikah.Tapi dia… bukan dua-duanya.Laki-laki itu muncul di depanku seperti aktor drama Korea yang kesasar ke dunia nyata. Usianya sekitar 34 tahun, tinggi, kulitnya terang khas orang Singapura, pakai kemeja biru yang entah kenapa bikin dia kelihatan makin mahal."Duduklah," aku menyapanya profesional. Tapi aneh, suaraku sendiri terdengar lebih pelan dari biasanya.Dia duduk, tersenyum kecil. "Saya ingin membaca masa depan. Apakah perjalanan hidup saya m

    Last Updated : 2025-03-08
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 2: Cinta Yang Terlarang Hadir Menyapa

    Hari sudah sore ketika dua pria duduk di depanku.Yang satu berwajah tegas, dengan rahang kokoh dan mata tajam, seperti pria kantoran yang selalu rapi.Yang satunya lebih lembut, dengan kacamata bundar dan senyum yang sedikit gugup.Dari cara mereka duduk berdekatan, aku bisa menebak mereka bukan sekadar teman biasa.Aku tersenyum profesional. "Selamat sore. Mau baca tarot tentang apa?"Si pria berkacamata langsung menunduk, sementara yang berrahang tegas menatapku lurus. "Kami ingin tahu… apakah hubungan kami akan direstui keluarga?"Aku menatap mereka. Pertanyaan yang tidak mudah."Tolong acak kartunya, dan ambil tiga," kataku sambil menyodorkan dek tarot.Si pria berkacamata yang mengambil kartu. Jemarinya sedikit gemetar.Aku membuka kartu pertama: The Hierophant.Aku mengangguk. "Ini kartu tentang tradisi, aturan keluarga, dan restu dari figur yang lebih tua. Ini berarti… keputusan keluarga kalian punya pengaruh besar dalam hubungan ini."Si pria berkacamata menelan ludah. "Jadi…

    Last Updated : 2025-03-18
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 3: Investigasi Cinta

    Rina mendadak muncul di sampingku dengan ekspresi khasnya—kombinasi antara kepo, gosip, dan sedikit niat mengerjai aku."Anyaaa~ ada klien spesial buat lo!" katanya sambil menyenggol lenganku.Aku menatapnya curiga. "Spesial gimana?""Empat anak SMA. Kayaknya mereka mau investigasi cinta."Aku mengerutkan dahi. "Investigasi cinta?"Rina terkikik. "Mereka mau lo bacain tarot buat ngecek status hubungan cowok yang lagi populer di sekolah mereka. Punya pacar atau nggak."Aku menghela napas. "Astaga, ini booth tarot, bukan agensi detektif."Tapi sebelum aku bisa protes lebih lanjut, empat gadis berseragam putih abu-abu sudah berdiri di depanku. Wajah mereka penuh harapan dan sedikit… dramatis."Kaakkk… tolong bantuin kita!" salah satu dari mereka—yang sepertinya ketua geng—langsung merengek.Aku mengangkat alis. "Tolong bantuin apa?"Mereka langsung duduk berdesakan di depanku, mendekat seperti mau ngebongkar rahasia negara."Kami mau nanya soal Raka!" salah satu dari mereka berkata penuh

    Last Updated : 2025-03-18
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 4: Rahasia Tak Terduga dari El

    Aku merebahkan diri di sofa setelah seharian membaca tarot di booth. Ponselku tergeletak di atas meja, masih terbuka di chat terakhir dari El."Tetap semangat bekerja."Pesan singkat yang membuatku kepikiran berjam-jam.Kenapa dia bisa menemukan nomorku?Kenapa aku merasa ada sesuatu di antara kami, padahal baru sekali bertemu?Dan yang paling mengganggu… kenapa aku sampai menangis waktu dia mencium tanganku?Aku menghela napas.Tiba-tiba, otakku yang usil mendapat ide."Kenapa nggak cari tahu lebih jauh tentang dia?"Jari-jariku langsung mengetik namanya di Google.El*…* Singapore.*Aku menunggu hasil pencarian muncul di layar. Awalnya hanya LinkedIn dan beberapa berita bisnis. Tapi saat aku menggulir lebih jauh… mataku membelalak."Pengusaha Muda Singapura Tersandung Kasus Hukum: Diduga Menyiksa ART karena Tuduhan Racun di Minuman"Dadaku mencelos.Aku membaca lebih dalam. Tahun lalu, El dilaporkan ke polisi karena menuduh Asisten Rumah Tangga (ART)-nya meracuni minuman dingin yang

    Last Updated : 2025-03-18
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 5: Godaan Tanpa Henti

    Aku baru aja selesai beresin kartu tarot di meja ketika Rina tiba-tiba nyelonong masuk ke booth-ku dengan senyum jahilnya yang khas."Anyaaa~" katanya dengan nada menggoda.Aku melirik sekilas. "Apaan, Rin?"Dia langsung duduk di depanku, menyilangkan tangan di dagu dengan tatapan kepo maksimal. "Jadi… barista sebelah udah mulai bayar buat dapetin perhatian lo?"Aku menghela napas. "Bukan gitu. Dia beneran mau diramal."Rina tertawa kecil. "Iya, iya. Terus dia nanya apa? ‘Apakah perempuan yang gue suka bakal ngebuka pintunya buat gue?’"Aku langsung melotot. "Lo nguping?!"Dia ngakak. "Enggak sengaja dengar! Sumpah! Tapi… anjir, Nya, lo nggak sadar? Itu kode keras banget!"Aku pura-pura cuek. "Dia cuma klien."Rina menepuk meja. "Dengerin, ya. Cowok biasa nggak akan bayar buat tarot kalau mereka nggak beneran kepo atau… ya, pengen deket sama pembacanya!"Aku menggeleng. "Lo terlalu banyak nonton drama, Rin."Rina menyandarkan diri, menyilangkan kaki. "Oke, oke, gue kasih lo skenario l

    Last Updated : 2025-03-18
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 6: Tarot, Restoran, dan Tawaran Menggiurkan

    Seorang pria duduk di depan meja baca tarotku. Namanya Rio. Umurnya sekitar 28 tahun, tinggi, rapi, dengan gaya santai khas anak konglomerat."Aku punya dua hal yang lagi aku jalani, nih," katanya sambil menyandarkan punggung di kursi. "Keluargaku baru buka restoran, dan aku baru mulai serius di fotografi. Aku mau tahu, mana yang lebih prospek?"Aku mengocok kartu sambil tersenyum tipis. "Kamu serius di dua-duanya, atau ada yang cuma ikut-ikutan?"Rio tertawa kecil. "Sejujurnya, restoran ini bisnis keluarga. Mamiku yang urus. Aku kebagian promosi dan branding. Fotografi? Itu passion dari dulu."Aku menarik tiga kartu dan meletakkannya di meja. The Emperor, The Star, dan The Hanged Man.Aku menatap kartu itu, lalu menatap Rio. "Oke. Kalau restoran, peluang suksesnya besar, tapi kamu bakal kehilangan banyak kebebasan. Ini bakal mengikat kamu ke bisnis keluarga, dan kamu mungkin nggak bisa seenaknya eksplorasi hal lain."Rio mengangguk pelan. "Dan kalau fotografi?"Aku menunjuk The Star.

    Last Updated : 2025-03-18

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 105: Bayangan Masa Lalu

    Farel akhirnya mengungkapkan, bahwa bertahun-tahun lalu saat Reza masih kuliah, ia pernah terseret dalam sebuah kasus bisnis gelap yang melibatkan penipuan investasi. Meskipun Reza saat itu akhirnya keluar dari lingkaran tersebut dan membenahi hidupnya, rekam jejak itu masih ada dan beberapa orang dari masa lalu itu mulai kembali muncul di Jakarta.“Aku tidak mengatakan Reza orang jahat. Justru dia keluar dari lingkaran itu dengan susah payah. Tapi aku khawatir, mereka yang dulu pernah terlibat bisa mencoba mendekati kalian lagi, bahkan memanfaatkan momen pernikahan kalian untuk balas dendam,” jelas Farel dengan serius.Anya terdiam lama. Pandangannya jatuh pada Reza, yang kini menunduk, wajahnya diliputi rasa bersalah.“Kenapa kamu nggak pernah cerita soal ini ke aku?” bisik Anya.Reza menghela napas dalam.“Aku takut kamu nggak bisa terima masa lalu aku. Aku ingin kamu melihat aku yang sekarang… bukan yang dulu.”Suasana menjadi hening. Namun beberapa menit kemudian, Anya menggengga

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 104: Badai yang Terlewati, Cinta yang Menguat

    Hari-hari Anya dan Reza semakin padat dengan persiapan pernikahan. Di tengah-tengah kesibukan itu, Reza sesekali mengajak Anya meluangkan waktu berdua untuk sekadar makan malam santai atau berjalan-jalan sore, agar mereka tak tenggelam dalam stres persiapan.Sementara itu, Rio, yang diam-diam memendam rasa kepada Anya sejak lama, mulai terlihat berbeda. Ia semakin sering menawarkan bantuan untuk segala hal, bahkan hal-hal kecil. Suatu sore saat mereka bertiga berkumpul untuk rapat vendor, Rio menatap Anya lebih lama dari biasanya. Rina, yang menyadari hal itu, menarik Rio ke samping setelah rapat.“Rio, kamu harus hati-hati dengan perasaanmu. Anya sudah akan menikah dengan Reza,” ujar Rina pelan tapi tegas.Rio menunduk, bibirnya menekan.“Aku tahu, Rin. Aku cuma… aku nggak bisa pura-pura nggak ada apa-apa. Aku suka dia, dari dulu.”Rina menepuk bahu Rio.“Kamu sahabat mereka berdua. Jangan rusak itu. Kalau kamu memang sayang Anya, kamu harus ikut bahagia lihat dia bahagia.”Rio meng

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 103: Restu dan Janji di Hadapan Orang Tua

    Anya tertawa pelan sambil menunjukkan pesan itu pada Reza.“Kayaknya sahabatku sudah nggak sabar ikut heboh.”Hari itu mereka kembali ke Jakarta dengan hati penuh rencana. Setibanya di apartemen, mereka langsung menemui orang tua Anya dan Reza. Kedua keluarga menyambut dengan suka cita dan mendukung rencana mereka sepenuhnya.Minggu-minggu berikutnya diisi dengan berbagai kesibukan. Reza menemani Anya memilih undangan, fitting kebaya akad, dan mencari tempat resepsi yang sesuai. Rio, meskipun menahan rasa di hati, ikut membantu menjadi koordinator tamu.Suatu sore di kafe langganan dekat apartemen, Rina, Anya, dan Rio berkumpul untuk membicarakan konsep dekorasi. Rina bersemangat menunjukkan moodboard yang sudah ia siapkan, sementara Rio diam-diam memperhatikan Anya dengan tatapan lembut.“Anya, kamu benar-benar bahagia sekarang, ya?” tanya Rio, suaranya tenang.Anya mengangguk penuh keyakinan.“Iya, Rio. Aku yakin Reza orang yang tepat untuk aku.”Rio mengulum senyum. Ia menunduk sej

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 102: Merangkai Masa Depan Baru

    Pagi itu, udara Bali begitu sejuk, seolah menyambut lembaran baru dalam hidup Anya dan Reza. Deburan ombak terdengar lembut dari kejauhan, menenangkan hati yang selama ini penuh ketegangan.Anya menatap ke arah balkon vila tempat mereka menginap. Reza sedang berbicara santai dengan Rio, keduanya tampak jauh lebih tenang dan damai setelah semua yang terjadi.Tak ada lagi bayang-bayang masa lalu. Tak ada lagi kejaran musuh ataupun ancaman kekuatan gelap.Anya tersenyum sendiri. Siapa sangka, perjalanan panjang penuh luka dan air mata ini akhirnya berujung pada ketenangan dan cinta sejati?Saat Reza menyadari tatapan Anya, ia segera menghampirinya dan menggenggam tangannya.“Kamu kelihatan tenang pagi ini.”Anya mengangguk pelan.“Setelah semua yang terjadi… aku rasa ini saatnya kita mulai merangkai masa depan yang baru.”Reza tersenyum, lalu menarik Anya perlahan menuju meja sarapan di taman kecil vila mereka. Meja itu sudah dihiasi bunga kamboja putih dan minuman segar khas Bali.“Pagi

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 101: Energi Terakhir Sang Guru

    Suasana pura kembali menegang. Langit di atas kepala mereka tampak mulai gelap, padahal matahari belum sepenuhnya terbenam. Awan hitam berkumpul, menciptakan tekanan udara yang menyesakkan.Anya dan Reza berlari kembali ke lingkaran pelindung, tempat Guru Adarma berdiri tegap meskipun napasnya sudah mulai berat. Lelaki tua itu menoleh ke arah mereka, tatapannya tajam namun penuh ketenangan.“Bram dan anak buahnya akan melancarkan serangan kedua,” kata Guru Adarma, suaranya dalam dan mantap. “Kali ini mereka tidak hanya mengincar liontinmu, Anya. Mereka ingin membuka gerbang dimensi yang akan membangkitkan kekuatan kegelapan yang selama ini tersegel.”Anya mengangguk pelan, mencoba menenangkan dirinya. Tangannya masih erat dalam genggaman Reza."Apa yang harus kami lakukan, Guru?"Guru Adarma tersenyum samar.“Percayakan segalanya pada keyakinan dan cinta kalian. Itu kunci terakhir yang bisa menetralisasi kekuatan mereka.”Sementara itu, dari sisi lain pura, Bram, Rangga, dan Rio telah

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 100: Ritual Perlindungan dan Serangan Malam

    Langit malam di Bali mulai gelap pekat. Aroma dupa dari Pura Guru Adarma semakin menyebar, membungkus suasana dengan keheningan dan kesakralan. Anya duduk bersila di dalam lingkaran pelindung bersama Reza dan Rio. Di hadapan mereka, Guru Adarma menutup mata, tangan beliau membentuk mudra kuno, mulutnya terus melantunkan mantra dengan suara stabil.Cahaya lilin di sekeliling mereka tampak bergetar. Liontin di leher Anya bersinar samar, rona keemasan menyelimuti tubuhnya perlahan. Energi perlindungan mulai terbentuk sempurna.Namun, di luar pagar pura, Bram, Rangga, dan Andre sudah memulai gerakannya. Andre mengeluarkan kain hitam bertuliskan aksara kuno yang telah dirapal mantra hitam."Begitu ini ditempelkan di gerbang, pagar pelindung pura mereka akan melemah," gumam Andre dengan suara serak.Rangga mengangguk. "Cepat, sebelum energi perlindungan mereka sempurna."Dengan cekatan, Andre menempelkan kain itu di pintu gerbang pura. Angin malam mendadak berhembus kencang, langit yang se

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 99: Petunjuk dari Bali

    Pagi itu, udara di Jakarta terasa lebih sejuk dari biasanya. Anya terbangun dengan perasaan sedikit lebih tenang setelah pesan suara dari Guru Adarma semalam. Ia segera menelepon Reza dan Rio, mengajak mereka bertemu di kafe langganan dekat apartemen.Saat mereka bertiga duduk bersama, Anya mengeluarkan ponselnya dan memutar ulang pesan suara itu. Suara Guru Adarma kembali menggema, membuat mereka semua saling pandang penuh arti.Rio mengernyit.“Kalau Guru Adarma sampai menghubungi, berarti ini bukan ancaman biasa. Beliau orang yang sensitif secara spiritual, kita harus anggap serius.”Reza mengangguk, wajahnya tenang namun penuh perhatian.“Anya, aku rasa kita perlu ke Bali lagi. Kita harus bertemu Guru Adarma. Mungkin beliau punya petunjuk yang bisa membantu kita menghadapi ancaman ini.”Anya menatap Reza, ada keraguan di matanya, tapi juga harapan.“Baik. Kita berangkat akhir pekan ini.”Sementara itu, Dimas tetap di Jakarta untuk menjaga pengamanan digital dan fisik mereka. Ia me

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 98: Bayang-bayang Ancaman

    Pagi harinya, udara Jakarta yang biasanya bising terasa semakin mencekam bagi Anya dan Reza. Meski berita besar sudah tersebar luas, mereka sadar — bahaya justru mulai mendekat.Di ruang tamu apartemen, Anya, Reza, Arman, Maya, dan Pak Surya duduk melingkar, mendiskusikan langkah selanjutnya. Ponsel Anya terus berbunyi — pesan dukungan, permintaan wawancara, dan… pesan ancaman anonim.Pak Surya menekankan, “Mulai hari ini, kita harus tingkatkan keamanan. Jangan bepergian sendirian. Kalau perlu, kita pakai jasa pengamanan pribadi untuk sementara waktu.”Reza menggenggam tangan Anya erat. “Aku gak akan lepas kamu. Kita lewati semua ini sama-sama.”Maya menimpali dengan tegas, “Aku sudah hubungi temanku yang di LSM. Mereka bisa bantu awasi dan beri perlindungan kalau situasi makin panas.”Sementara itu, di tempat lain, Bram dan Andre bertemu di sebuah vila tersembunyi milik salah satu kolega mereka. Wajah Andre gelap penuh amarah.“Kalau data ini terus tersebar, kita selesai. Kita butuh

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 97: Jejak yang Mulai Terbuka

    Setelah malam yang penuh ketegangan, pagi itu rumah Arman terasa lebih tenang. Anya duduk di meja makan, menatap secangkir teh hangat yang mengepul perlahan. Reza dan Arman duduk di ruang tamu, membicarakan langkah selanjutnya, sementara Maya sesekali melirik ke arah pintu jendela, masih dibayangi kecemasan.Reza bangkit dari kursi dan menghampiri Anya. Tangannya lembut menyentuh bahu perempuan yang dicintainya itu.“Kita sudah sangat dekat, Anya. Data dari Maya bisa jadi kunci utama untuk membuka semuanya,” ucapnya dengan nada yakin.Anya mengangguk pelan. “Aku tahu… Tapi aku masih penasaran satu hal, Reza. Kenapa Bram dan Andre begitu berani? Seolah-olah mereka tak takut dengan siapa pun.”Arman yang mendengar itu ikut bergabung. Ia menatap serius, lalu berkata,“Karena mereka punya orang dalam di lembaga hukum. Polisi, jaksa, bahkan beberapa petinggi bisnis yang melindungi mereka. Kalau kita mau menang, kita harus cari cara agar data ini sampai ke tangan yang bersih.”Maya tiba-ti

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status