Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 175: Hari Ketujuh Puluh Dua

Share

Bab 175: Hari Ketujuh Puluh Dua

last update Last Updated: 2025-06-05 23:45:20

Hari Ketujuh Puluh Dua: Menghadapi Ketakutan.

07.00 – Meditasi Pagi “Menghadapi Ketakutan”

Mentor utama, Prof. Surya, memimpin meditasi di aula utama.

“Hari ini, kita tidak lari dari ketakutan. Kita menatapnya, merangkulnya, dan memahaminya.”

Semua peserta duduk bersila, memejamkan mata.

Mereka diminta:

Mengingat satu ketakutan terbesar.

Merasakan napas yang menenangkan dada.

Membisikkan mantra: “Aku aman. Aku sanggup menghadapi ini.”

Anya mengingat ketakutan akan kesendirian setelah kehilangan Rio.

Air matanya jatuh perlahan.

Tapi dalam hatinya, ia merasakan kehadiran Rio yang menenangkan.

09.00 – Sesi “Ketakutan & Potensi”

Workshop diadakan di ruang terapi kelompok.

Tema: “Apa yang kita takutkan, dan potensi apa yang tersembunyi di baliknya?”

Peserta menuliskan di papan tulis: ketakutan terbesar mereka.

Lalu, mereka mencari: peluang dan kekuatan yang justru bisa muncul dari rasa takut itu.

Anya menulis:

“Takut sendirian. Tapi ini juga berarti aku sedang belajar mandiri.”

Prof. Surya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 177: Hari Ketujuh Puluh Tujuh

    Hari Ketujuh Puluh Tujuh: Kekuatan Senyuman.07.00 – Senyum di Pagi HariPagi ini, langit sedikit mendung tapi hangat.Anya berdiri di balkon penginapan, menghirup udara segar.Ia menatap pantulan wajahnya di jendela kaca—tersenyum perlahan.“Hari ini, aku izinkan diriku untuk bahagia.”08.30 – Kelas “Energi Senyuman”Prof. Surya membuka kelas dengan pertanyaan sederhana:“Kapan terakhir kali kalian benar-benar tersenyum untuk diri sendiri?”Anya merenung. Ia sadar: senyumnya selama ini lebih banyak ditujukan pada orang lain.Kali ini, ia belajar menghadiahkan senyuman untuk dirinya sendiri—tulus, tanpa paksaan.10.00 – Sesi “Tertawa untuk Melepas Beban”Kegiatan hari ini penuh canda. Para peserta diajak bermain drama singkat.Anya ikut bergiliran berperan sebagai ibu rumah tangga yang kebingungan memilih sayur di pasar.Seketika ruangan penuh tawa.“Tawa ini bukan hanya hiburan, tapi juga obat,” ujar Prof. Surya.Anya merasa dadanya lebih ringan—untuk sesaat, ia lupa rasa kehilangan

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 176: Hari Ketujuh Puluh Lima

    16.00 – Refleksi Senja “Langkah Awal yang Baru”Peserta diajak berjalan santai di taman.Setiap orang merasakan tanah, rumput, dan angin di wajah mereka.Anya merasakan kedamaian.“Aku siap. Aku sudah berdamai. Aku akan melanjutkan hidupku,” bisiknya pada dirinya sendiri.18.00 – Malam Tenang di TerasMalam itu, Anya duduk di teras, mendengar suara jangkrik.Ia memejamkan mata, menarik napas panjang, dan melepaskan beban yang masih tersisa.Di dadanya, ia tahu cinta Rio tak pernah hilang, hanya berubah bentuk.“Aku berjalan, Rio… dan aku akan baik-baik saja,” ujarnya pelan.Hari itu Anya merasa mantap.Ia tahu perjalanan ini belum selesai, tapi ia sudah menemukan kekuatan baru:Ketenangan di hatinya sendiri.***Hari Ketujuh Puluh Lima: Menghargai Diri Sendiri.07.00 – Yoga Pagi “Sadar Tubuh”Anya mengikuti gerakan yoga sederhana yang dipandu oleh Instruktur Yoga, Kak Ratri.“Rasakan setiap tarikan napas, setiap gerakan, seolah-olah kamu sedang berdialog dengan tubuhmu sendiri,” ujar

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 175: Hari Ketujuh Puluh Dua

    Hari Ketujuh Puluh Dua: Menghadapi Ketakutan.07.00 – Meditasi Pagi “Menghadapi Ketakutan”Mentor utama, Prof. Surya, memimpin meditasi di aula utama.“Hari ini, kita tidak lari dari ketakutan. Kita menatapnya, merangkulnya, dan memahaminya.”Semua peserta duduk bersila, memejamkan mata.Mereka diminta:Mengingat satu ketakutan terbesar.Merasakan napas yang menenangkan dada.Membisikkan mantra: “Aku aman. Aku sanggup menghadapi ini.”Anya mengingat ketakutan akan kesendirian setelah kehilangan Rio.Air matanya jatuh perlahan.Tapi dalam hatinya, ia merasakan kehadiran Rio yang menenangkan.09.00 – Sesi “Ketakutan & Potensi”Workshop diadakan di ruang terapi kelompok.Tema: “Apa yang kita takutkan, dan potensi apa yang tersembunyi di baliknya?”Peserta menuliskan di papan tulis: ketakutan terbesar mereka.Lalu, mereka mencari: peluang dan kekuatan yang justru bisa muncul dari rasa takut itu.Anya menulis:“Takut sendirian. Tapi ini juga berarti aku sedang belajar mandiri.”Prof. Surya

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 174: Hari Keenam Puluh Sembilan

    Hari Keenam Puluh Sembilan07.00 – Meditasi Hening “Mencapai Kedamaian”Hari ini, suasana lebih tenang.Prof. Surya memimpin meditasi hening di aula terbuka, tanpa kata-kata, hanya keheningan.Setiap orang duduk bersila, mata terpejam, napas perlahan.Keheningan terasa seperti selimut yang menenangkan.09.00 – Materi “Memaafkan Diri Sendiri”Prof. Surya membuka sesi dengan suara lembut:“Memaafkan orang lain memang penting. Tapi memaafkan diri sendiri… itu lebih dalam, lebih sulit.”Ia berbicara tentang betapa kerasnya hati manusia pada dirinya sendiri.“Jangan biarkan masa lalu menjadi beban yang kau bawa seumur hidup.”Peserta lalu diajak menulis:Kesalahan yang masih mereka sesali.Kata maaf untuk diri sendiri.Anya menulis:“Maafkan aku, Anya, karena terlalu lama menyalahkan dirimu sendiri.”11.30 – Latihan “Pelukan Diri Sendiri”Peserta berdiri, menutup mata, dan memeluk diri mereka masing-masing.Gerakan sederhana ini membangkitkan rasa hangat yang dalam.Anya merasakan air mata

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 173: Hari Keenam Puluh Enam

    Hari Keenam Puluh Enam: Cahaya Dalam Keheningan.08.00 – Sesi Meditasi “Ketenangan yang Menyembuhkan”Mentor pagi ini adalah Ibu Ratna, seorang praktisi mindfulness yang lembut.Ia memimpin meditasi dengan nada suara menenangkan:“Hari ini kita belajar mendengarkan keheningan… di dalam keheningan ada jawaban.”Anya duduk bersila, matanya tertutup.Napasnya perlahan, mengikuti denting lonceng meditasi.Dalam hening itu, ia merasakan kepedihan yang perlahan berubah menjadi kelegaan.10.00 – Sesi Journaling “Pertanyaan untuk Hati”Di atas kertas, para peserta diajak untuk menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:Apa hal yang membuatmu takut melepaskan?Apa yang membuatmu ingin melangkah maju?Siapa dirimu yang ingin kau temui di masa depan?Anya menulis:“Aku takut melepaskan karena takut kehilangan Rio sepenuhnya.Tapi aku juga ingin maju karena aku tahu Rio ingin aku bahagia.Aku ingin bertemu Anya yang berani bermimpi kembali.”13.00 – Workshop “Menciptakan Ruang untuk Diri

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 172: Hari Keenam Puluh Tiga

    Hari Keenam Puluh Tiga: Menghadapi Kenyataan, Menerima Diri.08.00 – Sesi Pembukaan: “Apa yang Kamu Rasakan?”Pagi ini, Prof. Mahendra membuka sesi dengan sebuah pertanyaan yang sederhana, tapi menusuk hati:“Apa yang kamu rasakan hari ini?”Setiap peserta diminta menuliskan di kertas kecil:✅ Satu kata tentang perasaan mereka pagi ini.✅ Anya menuliskan: “Gelombang”.Prof. Mahendra tersenyum:“Gelombang itu kadang tinggi, kadang rendah. Yang penting, kita tetap belajar berselancar di atasnya.”10.00 – Sesi Terapi Kelompok: “Berbagi Luka, Berbagi Kekuatan”Para peserta duduk melingkar. Hari ini, mereka berbagi cerita tentang apa yang masih terasa berat.Satu per satu, mereka bercerita:Seorang ibu yang merindukan anaknya.Seorang pria yang kehilangan pasangan.Dan Anya… yang perlahan mulai membuka hatinya.Anya berkata:“Aku merasa bersalah. Kadang aku ingin dekat dengan orang lain… tapi aku masih mengingat Rio.”Kelompok itu mendengarkan Anya dengan sabar.Ibu Yulia, mentor tamu, ber

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status