Share

Bab 6 # Oral Job

Seorang pelayan yang terkejut melihat salah satu majikannya memuntahkan darah.

Segera, Venn memanggil seseorang untuk membantu Arren yang terkapar tak berdaya. "Panggil dokter!" teriaknya berpura-pura panik. Hanya satu pelayan yang tahu bahwa itu adalah tipu muslihat dari Venn, sedangkan pelayan yang lain bahkan tidak berani untuk berpikir ke arah sana.

Tak lama kemudian, Dokter pribadi Leon berlari ke dalam rumah kaca. "Ada apa ini?" tanya dokter dengan cepat, sambil memeriksa tanda vital pasien.

"Dia tiba-tiba muntah darah dan pingsan," ucap Venn, yang sebelumnya telah menyuntikkan zat halusinogen agar Arren tidak bisa mengingat kejadian sebelumnya dengan jelas.

Dokter itu tampak panik karena menemukan tanda-tanda keracunan pada tubuh Arren. "Pindahkan dia ke kamar!" perintah sang dokter kepada para pengawal yang tadi ikut mengiringinya.

Para pengawal dengan cepat membawa nona yang tak sadarkan diri itu kembali ke kamarnya di lantai tiga. Dokter segera memberikan pertolongan pertama yang bisa ia lakukan, namun, sayangnya, tidak ada cara yang lebih efektif selain ekstraksi racun melalui metode oral.

"Bagaimana ini, jika saya yang melakukannya, tidak ada yang memberikan tindakan pencegahan setelahnya," gumam sang dokter bingung. Ia mencoba mencari jalan keluar, dan kemudian ia melihat beberapa pengawal yang mungkin memiliki kekebalan terhadap racun.

"Apakah kalian pernah mencoba metode kebal racun? Racun ini sangat mematikan! Cepat jawab!" tanya dokter cemas.

"Maaf, rekan kami yang memiliki kekebalan itu sedang cuti hari ini karena istrinya melahirkan," sahut salah satu pengawal dengan tegas. Sang Dokter mulai gelisah. Bagaimana jika ia tidak tahan terhadap racun yang diekstraksi? Bukan hanya nyawanya yang terancam, tetapi juga nyawa Nona Arren.

Di tengah kebingungannya, Leon tiba-tiba mendobrak pintu kamar Arren dengan langkah tergesa.

"Ada apa ini? Kenapa semua orang berkumpul di kamar Arren?" tanya Leon penasaran. Ia baru saja pulang dari inspeksi rutin di salah satu kelab yang dekat dengan Pulau Lesea. Kelab itu mengalami serangan misterius semalam, dan Leon harus turun tangan untuk mencari akar masalahnya lalu membuat perhitungan untuk membalas kelompok perusuh tersebut.

"Tuan, maaf, ada masalah mendesak. Nona Arren diracuni, dan jenis racunnya mematikan!" sahut dokter gugup, tanpa mengetahui jalan keluarnya.

"Racun apa?" tanya Leon ingin tahu.

"Racun tumbuhan Dolalopa yang sangat langka, tidak berbau, dan tidak berasa," jawab sang dokter tanpa dapat menyembunyikan rasa gelisahnya.

Leon mengangguk serius. "Bagaimana cara mengatasinya?"

"Hanya ekstraksi oral yang bisa dilakukan," jawab dokter dengan cepat.

"Cepat jelaskan dengan bahasa yang bisa kumengerti! Bibir Arren sudah mulai membiru!" tegas Leon, sambil mendekati Arren yang tubuhnya mulai terasa dingin.

"Kita harus mengeluarkan racun itu dengan mengekstraksinya melalui mulut ke mulut, Tuan!" seru sang dokter, dan Leon segera melaksanakan instruksinya.

"Hauuph...." Bibir Leon menempel erat pada mulut Arren, dengan kuat ia menghisap segala racun yang telah menyebar di tubuhnya. Hisapan itu begitu kuat sehingga terdengar suara kecupan yang sangat intens.

Leon yang telah terbiasa dengan lumatan bibir Arren selama beberapa malam. Kali ini, ia tampak tidak keberatan untuk melakukannya lagi dengan gadis cantik tersebut.

Setelah beberapa saat, Leon melepaskan bibirnya dari mulut Arren. Ia bisa merasakan getaran lemah detak jantung Arren di balik bibirnya yang kembali berwarna. Napasnya yang tadinya terengah-engah mulai stabil, menandakan bahwa proses ekstraksi racun telah berhasil.

"Dokter, apa dia akan baik-baik saja sekarang?" tanya Leon cemas, memandangi wajah pucat Arren.

Sang dokter mengambil napas lega. "Ia masih dalam kondisi yang lemah, tetapi dengan racun yang berhasil dikeluarkan, ada harapan untuk pemulihannya. Namun, kita harus berjaga-jaga, karena efek samping dari racun tersebut dapat berlangsung dalam beberapa waktu."

Leon mengangguk dengan kelegaan. "Terima kasih, Dokter. Pastikan ia dapat perawatan yang terbaik!"

Sang dokter mengangguk dengan patuh. “Saya akan kembali dengan obat-obatan yang lebih lengkap,” ucap Sang Dokter kemudian pamit untuk undur diri sejenak.

“Baiklah,” sahut Leon kemudian mendekat ke arah Arren, dan duduk di sampingnya.

"Kau harus kuat, Arren," bisik Leon dengan lembut. "Aku di sini bersamamu, dan aku tidak akan membiarkan apa pun terjadi padamu,” lanjutnya kemudian, sambil memegang tangan Arren dengan penuh perhatian.

***

Beberapa hari telah berlalu, Arren secara perlahan mulai pulih. Leon menjaga dirinya di sampingnya sepanjang waktu, memberikan dukungan dan perawatan yang diperlukan. Arren tidak sepenuhnya mengingat kejadian saat ia diracuni, tetapi dia merasakan kehangatan dan cinta dari Leon yang melindunginya.

Ketika Arren akhirnya pulih sepenuhnya, Arren mulai menangkap tanda-tanda bahwa Leon cukup memperhatikannya. Namun, segera ia menepis keinginan untuk menaruh hati pada pria kejam itu. Arren hanya berharap, suatu saat Leon mau membebaskannya, dan membiarkan Arren pulang.

Berbeda dengan harapan Arren, Leon sama sekali tidak berkeinginan untuk melepaskan jeratannya. Bahkan jika bisa, Arren dapat menyatu dengannya setiap saat seperti sel tubuh yang saling terhubung. Tentu saja hal itu tidak mungkin, namun, minimal, Leon tidak akan membiarkan Arren untuk lepas dari jangkauannya.

Leon merasa sakit hati melihat Arren terluka karena racun selama beberapa hari ini. Ia bersumpah untuk mengungkap dalang dibalik peracunan yang telah menyakiti Arren dengan teliti. Leon akan menggunakan seluruh sumber daya dan kekuasaannya untuk melindungi Arren dan memastikan keamanannya di masa depan.

"Cari sampai ketemu! Aku tidak segan-segan menghabisi tikus yang berbuat onar di kediamanku!" perintah Leon pada para pengawalnya dengan tajam. Para pengawal mulai menyusun strategi untuk menemukan orang yang sudah berani meracuni wanita kesayangan majikannya.

“Siap, Tuan!”

De Lilah

Ayo kirimkan Gem untuk mendukung karya ini naik peringkat! Follow juga agar terus update cerita terbaru dari Madam, xoxo.

| 1

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status