Ucapan Kai itu sukses membuat kakak dan adiknya melotot sempurna.
“Kau gila!” seru Louise.
“Bagaimana kau bisa mengatakannya dengan begitu mudah?” lanjutnya, merasa kesal dengan sikap Kai kali ini.
“Aku serius, pertunangan ini belum terjadi. Jadi tidak masalah kalau kau ingin maju sekarang,” lanjut Kai.
Setelah puas menikmati reaksi terkejut kakak dan adiknya, pria itu segera melenggang pergi meninggalkan keduanya.
“Apakah dia serius? Aku bisa mendekati Lana juga mulai sekarang?” tanya Julian pada Louise.
Louise menggeleng frustasi. Kedua adiknya itu sungguh bodoh untuk urusan wanita.
***
Lana baru saja selesai mandi saat Julian tiba-tiba berada di kamarnya. Gadis itu terkejut dan segera mengencangkan tali ikat bathdrobe-nya.
“Apa yang kau lakukan di kamarku?” tanyanya tak suka.
“Ada yang ingin kukatakan padamu,” Julian bangkit dari s
“Lucas, Lucas Halberd. Aku adalah putra kedua pemimpin Klan Halberd. Niatku sama dengannya, dan juga… aku siap untuk bersaing secara sehat untuk mendapatkan hati tuan putri,” sapa Lucas memperkenalkan diri dan mengungkapkan niatnya.“Terima kasih karena telah berkata jujur dan tidak bertele-tele, aku sangat menghargai niat baik kalian. Tapi…”“Kami tidak akan memaksa. Siapa pun nanti di antara kami yang akan menjadi pendamping tuan putri, kami akan menerimanya dengan lapang dada,” ucap Lucas lagi.“Benarkah? Tapi sepertinya aku memiliki pemikiran lain,” Lana menaikkan sebelah alisnya.“Katakan saja, sayangku. Sejujurnya kakek juga tidak akan memaksamu. Karena segala keputusan ada di tanganmu.”Lana tersenyum pada kakeknya, sebelum berbicara lagi sembari menatap kedua pangeran itu secara bergantian.“Apa kalian mengenal tunanganku yang sebelumnya?” Elias dan Lucas mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan Lana, mereka saling pandang satu sama lain sebelum menjawab.“Ya.”Elias menjawa
Lana menarik napas, berusaha menenangkan diri sembari menekan kuat tombol di balik liontinnya.Dalam beberapa detik berikutnya, Kai dan Louise sudah berada di sana. Mereka bertarung satu lawan satu. Kai dengan Flavius, sedangkan Louise menghadapi Lamia. Pertarungan itu berlangsung cukup sengit, hingga akhirnya kakak beradik Maverick itu berhasil keluar dengan selamat dan hidup-hidup. Sementara sepasang kekasih Flavius dan Lamia, mati dengan kepala terpenggal. Sangat mengenaskan.Lana mundur dari tempatnya menggunakan tangan, menyeret tubuhnya yang masih terduduk di atas aspal. Dirinya baru saja menyaksikan secara langsung perkelahian antar vampir yang menegangkan itu. Sama-sama kuat dan tidak mau kalah, hingga akhirnya kedua vampir nomaden itu berhasil ditumbangkan.“Lana sayang, kau baik-baik saja?” Kai meletakkan tangannya di lengan Lana, matanya sayu saat melihat lutut Lana yang berdarah.“Maaf karena aku terlambat datang.”“Stttt… kau bisa membawaku pulang? Sepertinya aku kesulita
“Tidak perlu. Lana tidak suka dengan sesuatu yang menonjol. Penjagaan semacam itu pasti akan membuatnya tidak nyaman. Jadi, kita pantau saja dari jauh sambil mengawasi hal-hal mencurigakan di sekitarnya.” “Sungguh lelaki sejati. Aku jadi iri, kenapa aku yang lebih dewasa darimu ini tidak bisa bersikap dan berpikir sepertimu.” “Kau bisa, hanya saja kau lebih senang menyembunyikannya saja selama ini. Tunggu sama kau bertemu dengan orang yang tepat.” “Maksudmu?” Kai hanya tersenyum, tidak berniat menjawab dan malah menepuk bahu Louise sekali sebelum pergi. *** Pukul 15.00 tepat, Lana dan River pergi meninggalkan Averill Academy menuju pusat barang antik di tengah kota. River mengatakan kalau ayahnya sangat menyukai sesuatu yang berbau antik. Oleh karena itu, Lana menyarankan untuk memberikan sesuatu yang antik yang mungkin akan disukai oleh ayahnya. “Banyak sekali barang bagus di sini, seharusnya kau tidak akan kesulitan memilih,” ucap Lana sembari mengedarkan pandangannya
“Pertunangan kami memang batal, tapi perasaan kami tidak. Aku dan Kai masih saling memiliki satu sama lain.”“Ah, begitu rupanya. Syukurlah, aku hanya tidak ingin orang lain memandangmu sebelah mata karena insiden itu.”“Tidak akan ada yang berani melakukan itu,” ucap Lana tegas.“Kenapa?”“Karena aku Lana, Alana Klaine.” Lana melirik sekilas pada River, lalu mempercepat langkah kakinya hingga gadis itu berada beberapa meter di depan River.“Ternyata kau sungguh mencintainya,” ucapnya dengan nada rendah yang menyedihkan.‘Apa mungkin ada sedikit harapan untukku masuk ke dalam ruang hatimu, Lana?’ lanjutnya dalam hati.River menunduk penuh kesedihan. Dia mencintai Lana, dan bahkan belum sempat mengatakan apa pun untuk menyatakan perasaanya. Namun sepertinya, Kai sudah lebih dulu memiliki hati wanita itu, sepenuhnya.‘Kau sudah kalah telak! Bahkan sebelum bertarung,’ suara hatinya yang lain berseru mencemooh.“Kau sudah kalah telak.”Julian
Henry mengangguk setuju, dan dia bersedia melakukan apa pun asalkan Jarek mau membantunya membawa Alana ke sisinya.‘Bagus, dengan dendam yang meluap serta keinginan memiliki yang sangat tinggi. Henry bisa kugunakan untuk membawa anak dari Klan Frost itu kepadaku. Dengan begitu, tak ada lagi satu pun keturunan si brengsek itu yang akan lolos dari kutukanku.’Jarek menyeringai dalam hati, merasa rencana besarnya ini akan segera terwujud, mengingat betapa besarnya obsesi Henry yang ingin memiliki Lana.Terutama, dia bisa menyatukan lagi Estrela dan Vlorades, serta menyingkirkan Raja Alastor dari singgahsananya. Keinginan yang telah lama dia rencanakan itu akan semakin dekat, tiba-tiba Jarek merasa kalau keputusannya membantu Henry saat itu sangatlah tepat. Sekarang, dia akan segera memanen hasilnya.“Kalau begitu, apa rencanamu selanjutnya?”“Membawa Alana keluar dari istana, lalu menikahinya.”“Kau yakin bisa melanggar larangan it
Ketika tatapan Kai turun ke mulutnya, tanpa sadar dia menyapukan lidah ke bibir untuk bersiap-siap. Lana menurunkan dagu, dan dia menatap Kai dari balik bulu matanya yang tebal.“Aku hanya penasaran, bagaimana rasanya berciuman di pagi hari. Kukira itu akan membuat suasana hatiku menjadi baik sepanjang hari,” kata Lana blak-blakan.Dan dia mengakhirinya dengan sebuah senyuman manis, lalu menjatuhkan tangannya dari leher Kai ke dada pria itu dan mendorong sambil menoleh ke belakang.“Kau adalah gadis paling terus terang yang pernah kutemui,” ucap Kai penuh pujian.“Terima kasih.”Tanpa peringatan, Kai menarik tubuh Lana semakin dekat. Membuat Lana sedikit terhuyung karena gerakan pria itu yang tiba-tiba. Tangan besar Kai menangkup tengkuknya dan dunia bagaikan berhenti berputar.Bibir keras Kai menghujam bibirnya dalam ciuman yang membuat Lana terguncang ke belakang. Lana berseru kaget, membelalakan mata lebar-lebar dan mencengkeram bahu pria itu erat-erat. Dan ketika Kai menelengkan k