Share

53. Luka Lama

Penulis: Renata Respati
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-26 21:00:57

“Oh, ini. Luka karena pedang, sudah lama sekali,” jawab pria itu ringan.

“Bagaimana bisa? Maksudku, aku tidak tahu kalau kau bisa dilukai.”

Kai tersenyum mendengar pertanyaan gadis itu.

“Tentu saja aku bisa.”

“Benarkah? Tapi kau seorang vampir,” Lana mengerutkan alisnya bingung.

“Bahkan keberadaanku bisa dihilangkan dari muka bumi ini kalau aku tidak berhati-hati.”

“Apa?”

“Api. Aku mungkin bisa selamat dari serangan dan benda tajam apa pun, tapi tidak dengan api.”

Kai tersenyum kecil setelah mengatakan itu.

‘Apa dia baru saja mengungkapkan kelemahannya padaku tanpa sengaja?’ tanya suara hati Lana.

“Jadi… apakah pedang itu mengandung api?” tanya Lana dengan hati-hati.

“Benar,” jawab pria itu singkat.

Lana memincingkan mata untuk mengamati keseluruhan tubuh atas Kai yang telanj

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   53. Luka Lama

    “Oh, ini. Luka karena pedang, sudah lama sekali,” jawab pria itu ringan.“Bagaimana bisa? Maksudku, aku tidak tahu kalau kau bisa dilukai.”Kai tersenyum mendengar pertanyaan gadis itu.“Tentu saja aku bisa.”“Benarkah? Tapi kau seorang vampir,” Lana mengerutkan alisnya bingung.“Bahkan keberadaanku bisa dihilangkan dari muka bumi ini kalau aku tidak berhati-hati.”“Apa?”“Api. Aku mungkin bisa selamat dari serangan dan benda tajam apa pun, tapi tidak dengan api.”Kai tersenyum kecil setelah mengatakan itu.‘Apa dia baru saja mengungkapkan kelemahannya padaku tanpa sengaja?’ tanya suara hati Lana.“Jadi… apakah pedang itu mengandung api?” tanya Lana dengan hati-hati.“Benar,” jawab pria itu singkat.Lana memincingkan mata untuk mengamati keseluruhan tubuh atas Kai yang telanj

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   52. Melebur Dalam Gairah Panas

    Lana berbaring telanjang di tubuh Kai, rambut tebal gadis itu berombak di sepanjang dada Kai, dan napas yang hangat meniup dada telanjang pria itu. Sungguh ajaib mereka berhasil sampai ke tempat tidur, setelah gairah membabi buta yang menguasai mereka berdua. Baju mereka berserakan di lantai sekitar ranjang.Dan setelah percintaan yang panjang itu, tetap saja Kai merasa masih menginginkan gadis ini.Lebih, dan lebih banyak lagi.“Tadi itu sangat menakjubkan,” Lana memainkan jemarinya di atas rambut tipis yang tumbuh di sekitar dada Kai.Keduanya tersenyum puas setelah berhasil melebur bersama dalam sebuah percintaan panas yang sulit dikendalikan.“Sejujurnya, ini adalah pertama kalinya bagiku. Jadi aku tidak tahu bagaimana cara melakukannya dengan benar. Kalau aku menyakitimu—”“Stt… aku menyukainya, sangat. Itu adalah salah satu hal yang paling tidak ingin aku lupakan seumur hidup. Jadi berhentilah

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   51. Dia Kembali

    “Akhirnya kau kembali,” itu adalah Louise, Kai tahu kakaknya sedang berbicara dengannya, namun sepertinya pria itu enggan untuk menoleh, apalagi melihat ke arah Louise.“Tuan putri akan bertunangan dengan siapa kalau mempelai prianya tidak ada di sini?”Kata-kata Louise itu akhirnya mampu membuat Kai berpaling untuk menatapnya.Louise tersenyum simpul melihat wajah Kai yang menyedihkan.“Kenapa kau tidak pergi melihatnya sekarang?” ucapnya lagi.Kai tersenyum tak percaya, kalimat Louise seolah memberikan harapan besar padanya. Pria itu tidak menyia-nyiakan waktu lagi dan segera berlari ke lantai dua istana menuju kamar Lana.Sementara Louise tersenyum lebar menyaksikan semangat adiknya yang akhirnya mau kembali demi cintanya.***“Victor, katakan padaku, bagaimana cara agar aku bisa menghibur cucuku,” wajah Alastor tampak sedih.“Kau memiliki seorang anak perempuan, k

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   50. Melarikan Diri

    Kai mengendarai speed boat, dan melaju dengan kecepatan tinggi, lalu berhenti di tengah laut. Dia pergi dari istana di hari pertunangan Lana dan Louise. Pria itu benar-benar tidak menyia-nyiakan kesempatan saat Raja Alastor mengusirnya malam tadi. Dirinya langsung meninggalkan istana saat itu juga, dan di sinilah dia berada sekarang. Di atas speed boat, di tengah lautan luas, melarikan diri seperti pengecut.Kai memikirkan kembali tentang kedekatannya dengan Lana selama ini. Tentang bagaimana dirinya dan Lana menjadi semakin dekat setiap harinya. Bagaimana dirinya bisa menceritakan tentang mimpi dan cita-citanya pada Lana tanpa merasa takut. Dan juga, bagaimana cara Lana mengungkapkan perasaannya dan membuang kalung pemberiannya.Lana melakukannya dengan jujur, dia bahkan berani mengakui perasaannya di depan Kai saat itu. Berbeda sekali dengan Kai yang selalu bersembunyi dan menyimpan perasaannya sendiri. Dengan alasan cita-citanya selalu lebih penting dari ap

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   49. Hari Pertunangan

    “Aku sungguh tidak salah menilaimu. Kau begitu berani mengutarakan ide dan keinginanmu di depanku. Anak muda, sudah saatnya kau bertindak agresif dan ambisius.”“Terima kasih, yang mulia.”“Tapi itu karena kau tidak pernah hidup menderita!” seru sang raja kemudian, membuat Kai terkejut dengan respons yang tiba-tiba itu.“Kau tidak pernah hidup tanpa nama besar dan kekuasaan. Jadi kau membenci kehidupan yang membuat orang lain iri. Apakah hidup selama bertahun-tahun ini masih kurang bagimu? Kenapa kau sulit sekali merasa puas dengan apa yang sudah kau miliki, dan memilih melakukan hal bodoh yang kau sendiri tidak yakin itu akan berhasil atau tidak,”“Jadi apa gunanya cita-cita dan ambisi, kalau kau tidak memiliki kedudukan dan dukungan kekuasaan di belakangmu? Kau hanya akan menyesalinya suatu hari nanti.”Raja Alastor berkata panjang lebar untuk meyakinan Kai.“Tanpa mencobany

  • Gairah Cinta Sang Dewa Perang   48. Sudah Berakhir

    Louise langsung beranjak dari sofa begitu mendengar keputusan sang raja. Pria itu saling melempar pandangan dengan Lana, lalu mengusap wajahnya kasar, merasa frustasi.“Kau persiapkan dirimu dengan baik, dan berlatihlah lebih keras lagi agar kelak kau benar-benar layak untuk menjadi raja di Estrela.”Setelah mengatakan itu, Raja Alastor segera pergi dari ruang tengah. Meninggalkan Lana dan Louise berdua dengan pikiran mereka masing-masing.Louise melihat Lana dengan tatapan, ‘Kita harus bagaimana sekarang?’Sementara Lana hanya bisa mengedikkan bahu, tidak tahu harus berkata apalagi sekarang. Dari awal dirinya sudah setuju bahkan sebelum kakeknya itu menyebut nama Louise. Jadi sekarang dia hanya bisa menerima semuanya tanpa protes lagi.***Lana tahu dia sudah bersikap agak kasar terhadap Kai, tapi itu juga karena dia merasa begitu defensif.“Entah bagaimana, menurutku kita tidak akan pernah bertemu lagi.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status