Home / Urban / Godaan Ibu Kos Cantik / 210. Malam yang panas

Share

210. Malam yang panas

Author: Harucchi
last update Last Updated: 2025-12-19 23:54:30

Wajah mereka kini hanya berjarak beberapa sentimeter. Deru napas Karina terasa hangat dan lembut, menyapu tepat di wajah Dimas. Belum lagi rambut Karina yang digulung tinggi di balik kepala, membuat ceruk lehernya terpampang sempurna di depan Dimas.

Mulus dan menggoda.

Semua itu, sama sekali tak berarti dibanding sesuatu yang lebih fatal—posisi Karina yang saat ini membuat Dimas mampu merasakan sentuhan bagian depan tubuh wanita itu. Semua bagian depan itu, merapat persis ke dadanya.

Tanpa penghalang.

Tanpa jarak.

Hanya dibatasi air yang membasahi kulit.

Desakan perut Karina yang membuncit, dan puncak dua buah sintalnya yang menggoda, semua terasa nyata di ujung syaraf kulitnya. Mengacak-acak seluruh bagian dalam diri Dimas, bukan hanya tubuhnya. Melainkan juga ….

Pikiran jernihnya.

“Dimas ….” Karina berbisik lirih. Jemarinya yang basah merayap naik ke rahang Dimas, mengusapnya dengan ibu jari. “Di matamu … aku masih cantik?”

Dimas, di tengah napasnya yang kian tak beraturan, hampir
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Godaan Ibu Kos Cantik   219. Rahasia yang tersingkap

    “Saya sudah berhasil buka satu lapis firewall, tapi … hacker itu langsung sadar. Saya diserang.” Dimas menjelaskan pada Bramanta sambil membuka laptop yang dibawa Bramanta. Keduanya kini berada di sebuah gudang kosong yang dipilih Bramanta. Mereka mengatur pertemuan saat langit sudah gelap, tepatnya setelah Dimas pulang kerja. Kali ini, tiga unit laptop dan perangkat internet disiapkan Bramanta. Semuanya adalah aset milik tim kepolisian, termasuk sistem pengamanan yang akan digunakan nantinya. Mendengar penjelasan Dimas, Bramanta menaikkan kedua alis, reaksinya santai. Seperti orang yang sudah terlalu hapal dengan pola serupa. “Hm. Persis seperti yang kami alami.” Bramanta berjalan dan membuka dua laptop lainnya di atas meja yang sama. Tiga unit macbook dengan layar terbuka kini berjajar di depan Dimas. “Pak Dimas.” Bramanta mendongak, menatap Dimas yang kini menatap fokus salah satu layar laptop yang berpendar. “Dua minggu lagi, masa kampanye dimulai. Ini batas akhir. Saya

  • Godaan Ibu Kos Cantik   218. Seseorang berusaha mengakses server kita

    > YOU’RE NOT FROM POLICE.WHO ARE YOU?Dimas menahan napas selama beberapa detik. Hacker ini bisa langsung tahu bahwa Dimas bukan orang dari kepolisian, dari gaya coding-nya.Hacker Reno bukan orang sembarangan.Dia sangat jeli dan mampu menganalisis ‘tanda tangan digital’ seorang penyerang.Pandangan Dimas pindah pada perangkat modem kecil di atas dashboard yang kini berkedip merah, menandakan serangan balasan sedang berusaha menembus pertahanannya meski koneksi sudah dia putus paksa. Tergesa, Dimas mencabut paksa baterai modem dan melemparkannya ke kursi samping. Rasa panas yang menusuk begitu terasa ketika modem itu menyentuh kulitnya. Tanda bahwa benda kecil itu baru saja bekerja begitu keras.Dimas menyandarkan kepalanya ke kursi jok. Matanya dipejamkan kuat-kuat. Dadanya naik turun, napasnya masih tak beraturan setelah baru saja menghadapi sesuatu yang lebih berbahaya dari prediksinya.Setelah sejenak menenangkan diri, Dimas melajukan mobilnya keluar dari area ruko itu. Tampakn

  • Godaan Ibu Kos Cantik   217. Menembus server darkweb

    “Dengar Ibu. Kamu nggak perlu jadi tentara untuk bisa bikin Bapak mengakui keberhasilan kamu.”Dimas menghela napas keras. Matanya dipejamkan kuat-kuat. Kalimat terakhir Ibu dalam mimpinya seperti sebuah jawaban kebimbangannya. Dulu, dia berharap bisa membuktikan pada Bapak bahwa dirinya juga bisa berhasil dengan jalan hidup yang dia pilih. Tetapi sekarang … Dipandanginya Karina yang sedang terlelap. Posisi tubuhnya berbaring miring, sama sekali tak berubah sejak tadi dia memeluk Dimas sebelum tidur. Wanita itu, telah bertahan selama bertahun-tahun dalam pernikahan yang menyiksa dengan suami kasar yang kerap membuatnya terluka. Tak hanya secara fisik, tetapi juga batin. Terbayang oleh Dimas semua luka memar yang dialami Karina, semua hinaan yang diterima dengan air mata, dan ketika Dimas mengharap keadilan dengan membantu mencoba lapor polisi, yang dia dapati justru penolakan. Tangan Dimas mengepal kencang. Dadanya terasa berat oleh ketidakadilan yang ditanggung Karina.Sekarang, s

  • Godaan Ibu Kos Cantik   216. Jawaban lewat mimpi

    “Hari ini dia nggak banyak gerak. Gerak sih, tapi nggak se-aktif biasanya.” Karina mengusap perutnya perlahan. Kepalanya bersandar di dada Dimas. Sementara tubuh mereka berbaring miring, saling mendekap di kasur. Dimas mengusap punggung Karina dengan gerakan lembut. Benaknya masih terlalu penuh dengan kalimat Bramanta saat mereka bertemu sore tadi.Apa yang harus dia lakukan sekarang?“Dimas.”Karina terlalu berharga untuk dia korbankan jika nantinya bahaya akan mengejar. Tetapi … jika Reno tak juga hancur, bagaimana dengan perceraiannya? Bagaimana dengan status legal mereka? Sampai kapan dia harus tinggal bersama Karina yang masih berstatus istri orang?“Dimas!”“Hm? Ya?”“Kamu bengong terus, Dim.”Dimas memejamkan mata, lalu menarik napas panjang. “Maaf. Aku tadi lagi nggak fokus Kar. Kamu bilang apa?”Karina menatap Dimas dengan raut wajah menahan kecewa. “Bukan apa-apa kok.” jawabnya lirih. Wajahnya tertunduk.“Maaf sayang. Aku lagi banyak … kerjaan.” Dimas memejamkan mata, mene

  • Godaan Ibu Kos Cantik   215. Karina tidak boleh sampai tahu

    Dimas termenung. Reno terlibat dalam bisnis barang terlarang, adalah sesuatu yang sama sekali di luar dugaannya. Ternyata, pria garang itu lebih busuk dari kebusukannya yang sudah terlihat. Tetapi … mengapa pihak kepolisian justru menemuinya? “Bisa saya tahu alasan Pak Bramanta menemui saya?” “Penyelidikan sudah berjalan tujuh tahun. Temuan terakhir mengarah pada sebuah server yang disimpan secara tersembunyi di dalam darkweb.” Kedua alis Dimas bertaut tajam. Seorang Reno yang kemarin dia lihat panik karena tertipu web palsu buatannya, ternyata tidak se-awam yang dia kira dalam urusan teknologi. Atau mungkin tidak? “Dia tidak bekerja sendirian. Dia bekerja untuk seseorang.” Bramanta memajukan bahu, seolah hendak menyampaikan sesuatu yang sama sekali tak boleh terdengar siapa pun. “Dan orang ini … sangat cerdik, pintar, bahkan kami hingga sekarang masih belum bisa menemukan jejaknya.” Dimas menyandarkan punggung. Tatapannya tajam, lurus menusuk ke arah Bramanta yang kembali mel

  • Godaan Ibu Kos Cantik   214. Pertemuan dengan Bramanta

    Sore itu, sesaat setelah jam kerja usai, di parkiran basement gedung kantor yang remang, Dimas berjalan menuju mobilnya sambil merapatkan jaket. Langkahnya teratur dan mantap. Walau sebenarnya, sejak tadi dia sadar.Seseorang sedang mengikutinya di belakang.Dimas memelankan ayunan kaki, lalu berhenti dan memutar bahu. Menemukan seorang pria paruh baya dengan rambut yang sebagian memutih, menatapnya lurus dan tegas. Tubuhnya tegap, auranya menunjukkan wibawa. Namun penampilannya sederhana, seperti karyawan kantoran umumnya.“Pak Dimas Prasetya?” pria itu menatap Dimas dengan raut setenang air danau. Dimas menaikkan sebelah alis, bertanya tanpa suara. “Ya?”“Bisa meluangkan waktu sebentar? Saya janji tidak akan lama.”Dimas memicingkan mata. Dari penampilan dan pembawaannya, pria yang tampak nyaris seumur dengan Bapaknya ini terlihat bukan seperti orang sembarangan. Ada aura orang berpengaruh yang memancar nyata. Tetapi, Dimas sedang tidak ingin terlibat dengan apa pun saat ini.“Maa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status