Share

GLPM111

Penulis: Chocoberry pie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 20:11:13

Cahaya keemasan dari jendela mulai memudar, menciptakan bayangan lembut di seluruh ruangan yang kini terasa hening. Aura masih duduk di kursi kerja Rey, menatap foto yang baru saja ditemukan di dalam amplop lusuh. Wajah perempuan dalam foto itu begitu jelas dengan senyum tipis yang mengganggu, tatapan tajam yang seolah tahu rahasia terdalam Rey. Di balik foto itu, sebaris tulisan tangan menggugurkan debar halus di dada Aura. ‘Selalu milikmu, R.’

Sebelum pikirannya sempat mengurai maksud di balik pesan itu, dering tajam memecah keheningan. Sebuah panggilan masuk ke ponsel Rey yang tergeletak di meja. Aura sempat ragu, tapi akhirnya menggeser ikon hijau.

"Halo?" suaranya tenang, namun sorot matanya tetap tertuju pada foto di tangannya.

Suara di seberang terdengar tergesa. “Maaf, ini dari bagian administrasi rumah sakit. Ada pasien rujukan dari lapas wanita dengan nama ibu Sofia Damartha. Beliau mengalami kecelakaan. Kami butuh konfirmasi pihak keluarga secepatnya.”

Aura membeku. Tanpa m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM133

    “Bayinya ...?” tanyanya, suara itu lirih, namun begitu tajam menghantam dada Rey.Rey menunduk. Butuh waktu lebih lama dari seharusnya untuk menjawab. Bibirnya terbuka, tapi suaranya hilang di ujung lidah. Ia mengecup punggung tangan Aura sekali lagi, lalu menatap mata istrinya.“Dokter ... sudah berusaha,” ucapnya pelan. “Tapi pendarahanmu terlalu parah, Sayang. Mereka ... mereka tidak bisa menyelamatkannya.”Seketika napas Aura tercekat. Matanya membelalak. Seperti baru saja ditikam dari dalam. Tangannya perlahan ditarik dari genggaman Rey, menutupi perutnya sendiri.“Tidak … tidak mungkin …” bisiknya. “Aku masih merasakannya di sini ….” Tangannya menyentuh perut yang terasa kosong. “Aku masih merasakannya .…”Air mata mulai menggenang di matanya. Hatinya berguncang hebat, seperti badai yang ditahan terlalu lama kini meledak bersamaan.“Aku … sudah bayangkan semuanya … Rey … aku … bahkan belum sempat bicara padanya … belum sempat minta maaf karena sempat ragu .…”Tangisnya pecah.“A

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM132

    Rey merengkuh tubuh Aura yang lemas dalam pelukannya. Dunia di sekelilingnya terasa lambat, bising suara klakson dan teriakan orang-orang menjadi gema jauh di dasar kepalanya. Mata Aura tertutup, kulitnya dingin, dan darah merembes dari bawah tubuhnya, merah pekat seakan mengoyak jiwanya.Sementara itu, dari sudut jalan yang sama, suara benturan lain terdengar.Braakk!Rey menoleh cepat. Sedan hitam yang tadi mencoba menabrak Aura menabrak pembatas jalan dengan keras. Kap mobil ringsek parah, dan kaca depannya retak seperti sarang laba-laba. Kepanikan mulai menyebar di antara warga yang berkumpul.Arga muncul berlari tergopoh mendekatinya, napasnya memburu."Pak Rey, saya sudah lihat pelat nomornya. Itu mobil milik Clarissa," katanya cepat.Rey hanya menunjuk mobil itu, wajahnya pucat namun penuh amarah. "Laporkan ke polisi sekarang. Ini pembunuhan berencana. Kirim rekamannya dari CCTV rumah juga. Aku ingin dia diadili. Seumur hidup.""Siap."Sirine polisi sudah terdengar. Arga menunj

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM131

    Mentari baru saja merayap malu di balik kaca langit-langit ruangan. Sinar jingganya melukis siluet lembut di dinding-dinding pastel, membelai kulit Aura yang masih bersandar di dada Rey. Aroma mawar segar dari sudut ruangan berpadu dengan napas hangat dua insan yang baru saja melewati malam penuh cinta.Pelan, Aura membuka mata. Ia mendapati Rey masih tertidur, wajahnya teduh dengan garis kelelahan samar, namun senyuman kecilnya tidak pernah pergi. Jari-jarinya mengusap pelan dahi Rey, lalu berpindah ke rambut, membelainya seolah ingin menyimpan setiap detik dalam ingatan.“Aku masih hidup, ya?” bisiknya pelan, nyaris tak terdengar.Dan saat ia hendak bangkit untuk bersiap, lengan Rey menahan pinggangnya, mencium bahunya.“Kamu terlalu cepat meninggalkanku, Sayang,” gumam Rey dengan suara serak, memejamkan mata sejenak. “Setidaknya izinkan aku mengucap selamat pagi yang pantas.”Aura tersenyum kecil, menunduk dan mengecup pipi suaminya. “Selamat pagi, suamiku.”Sebelum pagi itu terlal

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM130

    Lampu-lampu temaram berpendar lembut, memantul di dinding yang kini berwarna pastel muda, menyatu dengan aroma mawar dan lavender yang menyelinap dari sudut ruangan. Di langit-langit kaca, bintang-bintang tampak malu-malu menyapa. Cahaya bulan jatuh samar ke atas ranjang besar berkanopi, di mana Aura dan Rey baru saja berbaring untuk pertama kalinya sejak ruangan itu diubah.Aura mengusap seprai halus di bawahnya, meraba permukaannya yang wangi dan sejuk. Matanya bergerak ke arah dinding yang dipenuhi kolase foto mereka, beberapa momen kecil yang tak pernah ia duga direkam Rey diam-diam. Ia tersenyum lirih.“Ini ruangan paling gila yang pernah aku lihat,” bisiknya sambil menoleh ke Rey yang duduk bersandar di sandaran ranjang, masih dengan kemeja tidur tipis dan rambut acak yang membuatnya terlihat jauh lebih muda.Rey menoleh padanya, menyentuh ujung rambut Aura yang tergerai di bantal. “Gila karena terlalu manis, atau terlalu penuh kamu?”Aura tertawa kecil, lalu menggenggam tangan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM129

    Langit di luar mulai berganti warna. Senja menyusup lembut melalui kaca jendela, mewarnai meja tempat Aura duduk dengan Jessy dan Ricko. Cangkir-cangkir kopi yang mulai menghangat, bercampur dengan aroma vanilla dari pastry yang belum sempat disentuh.“Aku masih nggak bisa percaya si Clarissa bisa setega itu,” gumam Jessy sambil menekuk alisnya, menatap Aura dengan prihatin. “Dia hampir berhasil merusak semuanya, Aura. Termasuk kepercayaan lo ke Rey.”Aura menunduk. “Iya … aku tahu,” jawabnya pelan. “Dan yang paling menyakitkan, dia salah gunain kepercayaan sahabatnya sendiri, Manda, buat kepentingannya sendiri.”Ricko mendengus. “Kita masih belum bisa buktiin seratus persen, tapi dari data yang gue dapet, nama Manda memang muncul di rekam medis asli dari klinik itu. Clarissa cuma jadi topeng. Cerdas sih. Tapi jijik kan.”Aura menatap kosong cangkir kopinya. “Kalau itu benar, berarti Clarissa nggak pernah hamil. Dia cuma numpang dosa buat nut

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM128

    Langit mendung menggantung rendah di atas Lapas Perempuan Kelas I. Udara terasa pengap, bukan hanya karena cuaca, tapi juga karena suasana gelap yang tak kasat mata yang tumbuh dan mengendap dalam dinding tebal lembaga pemasyarakatan itu.Clarissa turun dari mobil hitam dengan kaca gelap. Langkahnya anggun tapi tegas. Mantel panjang warna pasir membalut tubuhnya, sepatu hak tingginya mengetuk lantai beton dengan bunyi yang menggetarkan.Ia memberikan identitas, dan sipir yang menyambutnya hanya mengangguk, sebelum mengantar dengan ekspresi ragu.“Dia ... sedang tidak stabil,” gumam sipir wanita bertubuh kekar itu sambil menekan tombol pembuka gerbang dalam.Clarissa tidak menjawab. Wajahnya tetap datar, hanya bulu matanya yang berkedip lambat saat sipir melanjutkan dengan nada memperingatkan.“Kami sudah isolasi dia dari sel utama. Ada indikasi gangguan kejiwaan. Sering berkelahi. Minggu lalu kakinya patah dipukul narapidana lain. Tapi ... dia bilang seseorang bernama Maureen yang mel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status