Share

GLPM23

last update Last Updated: 2025-05-07 23:49:51

“Boss! Aku menemukannya! Seorang anak buahku melihat gadis yang Anda cari di ….”

Kalimat itu seakan memacu hormon endorfin Rey meningkat. Rasa bahagia membuat pikirannya semakin tak tenang dan memutuskan untuk segera menemuinya.

Ia tidak ingin kehilangan jejak gadis itu untuk kesekian kalinya. Apalagi kali ini benar-benar tidak mudah bagi orang-orang suruhannya untuk menemukannya.

“Arga, antar aku menemuinya.”

Rasa gelisah yang sudah sekian lama dirasakannya lenyap dalam seketika. Kerinduan semakin membuncah di dadanya membawanya melangkah lebih cepat menyisir setiap lorong toko itu.

Lorong peralatan dapur di supermarket sore itu tak begitu ramai, namun cukup hidup. Lampu LED di langit-langit menyinari rak-rak logam yang dipenuhi panci, wajan, dan spatula beraneka rupa. Musik instrumental mengalun pelan, diselingi suara kasir memanggil pelanggan berikutnya.

Di depan rak paling ujung, seorang gadis muda berdiri diam dengan mata berbinar. Ia mengenakan blus biru muda dan celana kain
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM24

    Aura seperti tercekat mendengar kalimat yang diucapkan Rey. Lelaki itu seakan sedang memperoloknya saat ini. Rey mendekatkan tubuhnya, jemarinya menyentuh bibir kemerahan sang gadis dengan seulas senyuman yang mengintimidasi. “Bibirmu bisa membohongi siapa saja, tapi tubuhmu berteriak yang sebaliknya. Aura, apa kamu menginginkanku?”Aura terkesiap saat jemari kasar itu menyentuh bibirnya. Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran sofanya, sementara sepasang matanya tak bisa lepas menatap bibir sang pemilik kumis tipis yang kini hanya berjarak beberapa senti saja di hadapannya.Rasa gelisah dan euforia kenikmatan yang pernah direngkuhnya bersama Rey, seperti bermain dalam ingatannya. Dan bibir lelaki itu mengakhiri kegelisahannya dengan sebuah lumatan di bibirnya. Lumatan yang panas dan penuh hasrat.Ia merasakan lengan kokoh itu melingkar di pinggangnya, mendorong tubuhnya mendekat dengan punggung yang tegak. Posisi yang membuat Aura merasa lebih nyaman menikmati lumatan penuh hasrat d

    Last Updated : 2025-05-08
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM25

    “Tidak ada hubungan apa-apa di antara kami.” Kalimat penyangkalan itu bahkan membuat Aura semakin curiga. Apalagi kata-kata tante Sofia saat menerima panggilan itu seolah sengaja mempertegas hubungan mereka. Tante Sofia seolah mengirimkan sinyal padanya agar menjauh dari sesuatu yang bukan miliknya. Perempuan itu seakan sengaja memamerkan siapa pemilik hati sang penguasa D’Amartha Group yang sejati. “Om Rey yakin?” “Dia hanya seorang kakak bagiku.” Aura mengedikkan pundaknya. “Seandainya Om Rey menganggap dia kakak, bagaimana kalau dia sebaliknya?” Rey menjentik hidung Aura. “Nggak usah mikir yang macem-macem. Dia itu kakak ipar aku. Apapun yang dilakukannya, aku harus memakluminya. Mungkin dia takut terjadi sesuatu yang buruk,” belanya, “dia sudah banyak bantu aku selama ini.”Aura mengerutkan keningnya. Kecurigaannya semakin kuat karena jawaban itu.“Sebaiknya kita nikmati saja malam ini. Hanya kamu dan aku.” lanjut Rey mengalihkan perhatian Aura dari kenangan tentang masa lalu

    Last Updated : 2025-05-09
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM26

    Lelaki itu tampak gelisah dalam tidurnya, dahinya berkerut, keringat bercucuran, dan bibirnya bergerak menggumamkan sesuatu. Satu nama. Dan itu berulang-ulang disebutkannya. "Sofia..."Kegelisahan itu membuat Aura semakin yakin akan adanya hubungan erat di antara keduanya. Bukan sekedar adik dan kakak ipar. Tapi lebih dari pada itu. Hubungan yang mungkin menjadi trauma hingga selalu menghantuinya. Plak!Satu tamparan keras mendarat di pipi Rey."Om, Rey. Bangun, Om!" serunya sembari mengguncang tubuh lelaki yang masih terbaring di sisinya. Rey tersentak, matanya terbuka lebar saking kagetnya. Ia menatap Aura dengan ekspresi bingung. Butuh beberapa detik baginya untuk memahami apa yang baru saja terjadi.Aura mundur satu langkah, tangannya gemetar dan buru-buru ia sembunyikan ke balik punggung. Rasa bersalah langsung menyergap. Ia tidak bermaksud menyakitinya, hanya ingin dia bangun dan lepas dari mimpi buruknya.Rey menyentuh pipinya yang panas. Bercak merah terlihat akibat tamparan

    Last Updated : 2025-05-10
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM 1 : Aku menolakmu!

    “Aku akan nikahin dia, setelah dia hamil dan separuh harta kakek sudah kumiliki,” ucap Micho penuh rayu, matanya menatap lembut wanita yang sedang meliuk di atas tubuhnya, “aku akan ceraikan dia dan nikahin kamu.” Rona memejamkan matanya seperti merasakan sesuatu yang sangat nikmat berkedut di dalam tubuhnya. “Benarkah?” lirihnya dalam desahan napasnya. “Aura cuma perempuan yang membosankan. Sangat berbeda dengan kamu yang cantik, seksi dan … menggairahkan,” ucapnya memuja. Mendengar perkataan calon suaminya itu, membuat hatinya teriris. Namun Aura langsung menutup mulutnya dengan tangannya. Ia hampir saja berteriak saking terkejutnya, saat seseorang menyentuh pundaknya. Tapi ia tidak mau sepasang kekasih di dalam sana, mengetahui kehadirannya. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya lelaki jangkung yang berdiri tepat di depannya. Aura meletakkan telunjuknya di depan bibirnya, sebuah tanda permohonan agar lelaki itu tidak berisik. Cepat-cepaf digenggamnya tangan lelaki asi

    Last Updated : 2025-02-27
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM 2 : Kontrak Gila

    “Video itu bukan rekayasa. Aku bisa pastikan kalau itu asli.” Semua mata tertuju pada lelaki yang sedari tadi diam di sudut ruangan. Sosok tubuh jangkung, wajah tampan dengan tatapan penuh karisma itu sontak membuat para tamu yang ramai bagai kawanan lebah itu diam seketika saat ia melangkah maju. “Tentu saja asli. Kedua pelakunya juga masih ada di sini, dengan pakaian yang sama,” lanjut Aura sembari menunjuk Rona yang berdiri tak jauh dari Micho. Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi Aura. Tamparan yang membuatnya tersentak kembali pada kenyataan. “Aura! Minta maaf sama keluarga Damarta sekarang juga!” perintah Linda. “Hah? Dia yang bernain gila, kenapa aku yang harus minta maaf?” bantah Aura. “Nggak usah ngarang! Micho nggak mungkin melakukan hal rendah seperti itu. Apalagi dengan Rona, sahabatmu sendiri,” ucap Linda, ibu tirinya, “minta maaf sekarang juga.” “Tapi Ma.” Linda mendekati Aura dengan mata melotot saking kesalnya. Wanita awal empat puluhan itu

    Last Updated : 2025-03-03
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM3 : Surga atau Neraka?

    “Tapi aku belum pernah melakukan itu. Aku belum pernah berhubungan dengan lelaki manapun. Mana mungkin aku tahu apa yang kusuka dan tidak.” Rey menatap gadis di hadapannya dengan rasa tak percaya. Tentu saja, di jaman yang semakin gila seperti sekarang, ia tak percaya masih ada gadis yang mempertahankan kesuciannya seperti Aura. “Maksudmu … kamu belum pernah berhubungan dengan keponakanku?” Sekali lagi Aura menggigit bibir bawahnya dengan gelisah sebelum akhirnya menundukkan kepalanya. Tatapan mata itu seperti hendak menelanjanginya. Lelaki itu seperti mempunyai kemampuan untuk membaca semua yang ada di dalam pikirannya. “Si bodoh itu belum pernah menyentuhmu? Maksudku … katakan padaku sejauh apa dia sudah menyentuhmu selama ini,” tanyanya lagi. Aura terdiam. Pertanyaan-pertanyaan itu membuatnya merasa tak nyaman, bahkan terlalu privacy untuk dibicarakan dengan orang yang masih termasuk asing baginya. “Aku tahu, hari ini cukup berat buat kamu. Istirahatlah, dan pikirkan tawara

    Last Updated : 2025-03-04
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM4 : Aku Ingin Kamu

    “Bahagia? Apa mungkin aku bisa hidup bahagia kalau hanya menjadi budakmu?” Pikiran itu tiba-tiba saja muncul dan begitu kuat mengusiknya. Kalimat yang diucapkan oleh Rey, seakan sebuah bom yang memicu sebuah pergolakan dalam hatinya. Namun ia tak sanggup mengatakannya. Sepasang tangannya mendorong dada Rey menjauh. Namun lelaki itu justru memperkuat pelukannya dan kembali membakar gairahnya dengan kecupannya di leher jenjangnya. Kegelisahan semakin kuat mengguncang tubuh gadis itu. Tubuhnya menegang saat sentuhan intens berada tepat di titik-titik sensitifnya. Setiap sentuhannya bahkan membuatnya merasa ingin lebih dan lebih lagi. Sepasang tangannya yang semula mendorong, kini justru meremas kemeja Rey seakan keduanya sengaja mengkhianati pikirannya. Gestur tubuh yang dengan mudahnya ditangkap oleh Rey. Umpannya telah disambut! Lelaki itu melepaskan pagutannya. Ia merapikan pakaiannya dan mengatur kembali napasnya. “Aku tidak akan memaksamu, Aura. Aku suka kamu, dan kita akan me

    Last Updated : 2025-03-07
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM5 : Malam Panas

    Gadis itu menganggukkan kepalanya, membuat lelaki di hadapannya merasakan kelegaan dalam hatinya. Anggukkan itu seperti secercah harapan baginya untuk kembali memperjuangkan perasaannya. "Bagus kalau gitu," lirihnya sembari melepaskan cengkramannya, "tentang menu baru yang kita bicarakan, bagaimana kalau kita coba membuatnya malam nanti." Aura menatap lelaki itu dengan kesal. Setelah tutup toko, sama artinya dia terpaksa harus lembur malam ini. Dan Bu Natusha tidak menyukai karyawannya lembur. Tapi lagi-lagi ia tidak mungkin menolak perkataan Chef Farrel, atasannya itu. Penilaian kerjanya, tergantung pada kepuasan lelaki bermulut pisau ini. "Baik Chef." *** "Om Rey, ngapain booking tempat dadakan buat tamu yang nggak kira-kira banyaknya?" sambut Aura sesaat setelah melihat wajah Rey Damarta di ruang tertutup resto itu. "Aku cuma mau mempertegas pembicaraan kita pagi tadi. Pembicaraan yang terputus hanya karena kamu harus berangkat kerja." Lelaki itu menarik sudut bibirn

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM26

    Lelaki itu tampak gelisah dalam tidurnya, dahinya berkerut, keringat bercucuran, dan bibirnya bergerak menggumamkan sesuatu. Satu nama. Dan itu berulang-ulang disebutkannya. "Sofia..."Kegelisahan itu membuat Aura semakin yakin akan adanya hubungan erat di antara keduanya. Bukan sekedar adik dan kakak ipar. Tapi lebih dari pada itu. Hubungan yang mungkin menjadi trauma hingga selalu menghantuinya. Plak!Satu tamparan keras mendarat di pipi Rey."Om, Rey. Bangun, Om!" serunya sembari mengguncang tubuh lelaki yang masih terbaring di sisinya. Rey tersentak, matanya terbuka lebar saking kagetnya. Ia menatap Aura dengan ekspresi bingung. Butuh beberapa detik baginya untuk memahami apa yang baru saja terjadi.Aura mundur satu langkah, tangannya gemetar dan buru-buru ia sembunyikan ke balik punggung. Rasa bersalah langsung menyergap. Ia tidak bermaksud menyakitinya, hanya ingin dia bangun dan lepas dari mimpi buruknya.Rey menyentuh pipinya yang panas. Bercak merah terlihat akibat tamparan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM25

    “Tidak ada hubungan apa-apa di antara kami.” Kalimat penyangkalan itu bahkan membuat Aura semakin curiga. Apalagi kata-kata tante Sofia saat menerima panggilan itu seolah sengaja mempertegas hubungan mereka. Tante Sofia seolah mengirimkan sinyal padanya agar menjauh dari sesuatu yang bukan miliknya. Perempuan itu seakan sengaja memamerkan siapa pemilik hati sang penguasa D’Amartha Group yang sejati. “Om Rey yakin?” “Dia hanya seorang kakak bagiku.” Aura mengedikkan pundaknya. “Seandainya Om Rey menganggap dia kakak, bagaimana kalau dia sebaliknya?” Rey menjentik hidung Aura. “Nggak usah mikir yang macem-macem. Dia itu kakak ipar aku. Apapun yang dilakukannya, aku harus memakluminya. Mungkin dia takut terjadi sesuatu yang buruk,” belanya, “dia sudah banyak bantu aku selama ini.”Aura mengerutkan keningnya. Kecurigaannya semakin kuat karena jawaban itu.“Sebaiknya kita nikmati saja malam ini. Hanya kamu dan aku.” lanjut Rey mengalihkan perhatian Aura dari kenangan tentang masa lalu

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM24

    Aura seperti tercekat mendengar kalimat yang diucapkan Rey. Lelaki itu seakan sedang memperoloknya saat ini. Rey mendekatkan tubuhnya, jemarinya menyentuh bibir kemerahan sang gadis dengan seulas senyuman yang mengintimidasi. “Bibirmu bisa membohongi siapa saja, tapi tubuhmu berteriak yang sebaliknya. Aura, apa kamu menginginkanku?”Aura terkesiap saat jemari kasar itu menyentuh bibirnya. Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran sofanya, sementara sepasang matanya tak bisa lepas menatap bibir sang pemilik kumis tipis yang kini hanya berjarak beberapa senti saja di hadapannya.Rasa gelisah dan euforia kenikmatan yang pernah direngkuhnya bersama Rey, seperti bermain dalam ingatannya. Dan bibir lelaki itu mengakhiri kegelisahannya dengan sebuah lumatan di bibirnya. Lumatan yang panas dan penuh hasrat.Ia merasakan lengan kokoh itu melingkar di pinggangnya, mendorong tubuhnya mendekat dengan punggung yang tegak. Posisi yang membuat Aura merasa lebih nyaman menikmati lumatan penuh hasrat d

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM23

    “Boss! Aku menemukannya! Seorang anak buahku melihat gadis yang Anda cari di ….”Kalimat itu seakan memacu hormon endorfin Rey meningkat. Rasa bahagia membuat pikirannya semakin tak tenang dan memutuskan untuk segera menemuinya. Ia tidak ingin kehilangan jejak gadis itu untuk kesekian kalinya. Apalagi kali ini benar-benar tidak mudah bagi orang-orang suruhannya untuk menemukannya. “Arga, antar aku menemuinya.” Rasa gelisah yang sudah sekian lama dirasakannya lenyap dalam seketika. Kerinduan semakin membuncah di dadanya membawanya melangkah lebih cepat menyisir setiap lorong toko itu.Lorong peralatan dapur di supermarket sore itu tak begitu ramai, namun cukup hidup. Lampu LED di langit-langit menyinari rak-rak logam yang dipenuhi panci, wajan, dan spatula beraneka rupa. Musik instrumental mengalun pelan, diselingi suara kasir memanggil pelanggan berikutnya.Di depan rak paling ujung, seorang gadis muda berdiri diam dengan mata berbinar. Ia mengenakan blus biru muda dan celana kain

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM22

    Tarikan kuat itu membuat kepala Aura mendongak seketika. Ia tak mau menyerah. Sepasang tangannya menggapai rambut Rona dan menariknya kuat-kuat. Teriakan kencang keluar dari bibir gadis berkulit eksotis itu. Jessy terkejut melihat kekacauan itu. Ia menarik tangan Rona. “Lepasin Na, malu diliatin orang,” perintah Jessy.Namun tarikan Jessy justru membuat Aura kesakitan. Tarikan itu seperti sebuah tenaga tambahan bagi gadis itu untuk memisahkan rambut indah dari batok kepala Aura. Hingga tiba-tiba cengkraman tangan Rona lepas begitu saja dari rambut Aura.Merasa tarikan Rona melemah, Aura pun segera mengambil kesempatan. Ia menarik kuat-kuat rambut gadis itu hingga beberapa helai terlepas dari tempurungnya.Aura melepaskan cekalannya. Dilihatnya helai rambut yang ada di tangannya, terselip di antara jemarinya, sebelum menyadari bahwa semua mata pengunjung cafe itu sedang menatap mereka. Dan ia melihat seorang lelaki jangkung yang masih berdiri di antara mereka sembari mencengkram tan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM21

    Tiba-tiba suara deringan terdengar. Sofia mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Terlihat sebuah nama mengambang di atas layar pipihnya. Nama yang tak asing bahkan bagi Aura.“Aku mengerti Sayang,” ucapnya dengan lembut pada lelaki yang menjadi lawan bicaranya, “tidurlah, bawa aku dalam mimpimu.” Aura menelan kasar salivanya. Wanita itu seolah sedang memberitahukan hubungannya yang spesial dengan kata ‘sayang’ yang diucapkannya pada lelaki itu.Kata yang tak bisa dipungkiri membuat gadis itu berpikir dan menebak hubungan spesial di antara keduanya. Bukankah Sofia adalah kakak ipar Rey? Mustahil ada hubungan intim di antara keduanya. Mana mungkin wanita di hadapannya ini merupakan wanita masa lalu Rey. Mana mungkin mantan calon ibu mertuanya ini merupakan wanita yang pernah ada di hati Rey, wanita yang tak bisa Rey lupakan karena pesonanya atau justru karena wanita itulah yang menciptakan seluruh luka di tubuhnya, dialah yang mengajarkan seorang Rey untuk menikmati rasa sakit sebagai sa

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM20

    Ctarr!“Sofia!” teriaknya nyaris bersamaan dengan suara petir. Rey membuka matanya. Napasnya terengah sementara matanya memindai seisi ruangan, seolah mencari sesuatu. Namun ia tak menemukan siapapun, baik itu Aura ataupun Sofia. Lelaki itu menelan kasar salivanya. Sebagian dari dirinya merasakan kelegaan saat mengetahui bahwa semua itu hanyalah mimpi. Walau ada sebagian lainnya yang diharapkannya nyata.Ia bangkit dari ranjangnya, menatap hujan yang turun dengan derasnya dari balik jendela.“Aura, sebenarnya kamu dimana?” gumamnya penuh kerinduan.— “Gue nggak mau denger apapun alasan lo. Lo mesti kembali!” Nada suara Ega mulai meninggi, “sampe kapan lo mau ngumpet di sana? Lo mau ngorbanin kita-kita, buat jadi bulan-bulanan dia?” “Ga, aku nggak bakal kembali,” sahut Aura, “lagian surat resign udah ku kirim ke kantor.” “Girl! Dengerin ya. Gara-gara nyampein surat resign lo, Bu Natusha tuh dipecat.” “Nah, bukannya kalian semua justru senang dia nggak ada lagi?” “Eh, blasteran k

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM19

    “.... kecuali Om bisa lebih mencintai diri Om. Melupakan semua masa lalu dan hidup untuk masa depan dengan lebih baik. Bagaimanapun aku akan tetap pergi. Suka atau tidak suka, aku memang harus pergi.” Suara itu terdengar begitu getir dengan getaran yang memperlihatkan kemarahan atau justru kebenciannya. Aura menelan kasar salivanya. Ia sadar kalimat yang diucapkannya barusan bakal memprovokasi lelaki itu. Tapi ia tak peduli. Bagaimanapun ia tidak ingin menjadi boneka pemuas hasratnya. Mungkin saja ia telah jatuh cinta pada lelaki itu. Tapi dia bukan orang yang pantas bagi hatinya untuk berlabuh. Cukup baginya penderitaannya selama ini. Ia tidak ingin menambahkan seorang Rey Damartha sebagai masalah baru dalam hidupnya. Ia harus benar-benar pergi menjauh dan membuang semua hal yang berhubungan dengan Rey. Tekadnya sudah bulat!Rey menatap kepergian gadis itu, lagi-lagi tanpa daya. Sebuah penyesalan memang selalu datang terakhir. Dia datang saat seseorang yang yang benar-benar berha

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM18

    Rasa panas mendera kulit Aura. Sepasang matanya membulat seketika. Bukan hanya itu, sentuhan panas benda itu, membuatnya tersadar kembali pada dunia nyata. Namun ia sama sekali tak bisa melihat apapun. Pandangannya tertutup sementara tangan dan kakinya terikat dengan kuatnya. “Om ….” Suara gemetar itu keluar dari bibirnya, “apa itu kamu?” Tubuh gadis itu gemetar. Ia benar-benar takut. Bagaimana mungkin ia tidak akan takut, jika beberapa saat sebelumnya berada di dalam kamar apartemennya, lalu tiba-tiba saja berada di tempat asing, bahkan dengan kedua tangan dan kaki terikat. Dari hembusan air conditioner ruangan, ia bahkan yakin bahwa saat ini tak ada sehelai kain pun yang melekat di badannya. Jantungnya berdegup kencang. Ia benar-benar takut, bagaimana jika orang yang mengganggunya itu adalah seorang penjual organ manusia! Seorang penjagal yang hanya berniat mengambil organnya untuk dijual. Mungkin saat ini bahkan beberapa orang sedang mengamatinya. Tapi … tidak! Tak m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status