Share

Bab 72

Author: kodav
last update Last Updated: 2025-05-03 11:05:06

Wajah wanita itu terlihat datar dan tidak bersemangat, seolah-olah pikirannya melayang jauh, tidak terlibat dalam riuhnya hajatan di sekitarnya. Valdi merasa ada sesuatu yang berbeda tentangnya—seperti ada cerita yang tersimpan di balik tatapan kosongnya.

Pak Haji, yang duduk di samping Valdi, tampak belum menyadari bahwa perhatian Valdi telah teralihkan. Mereka tetap melanjutkan obrolan ringan tentang rencana pembangunan villa dan tanah lainnya. Namun, Valdi tak bisa sepenuhnya mengabaikan wanita yang berdiri di kejauhan itu. Pandangannya tertahan pada sosoknya, dan dalam benaknya, pertanyaan tentang siapa wanita itu mulai muncul.

"Ehmmm, maaf Pak Haji, kalau boleh tahu, yang di dekat Ibu Sulastri, yang pakai gamis warna pastel itu siapa ya?" tanya Valdi dengan nada penuh rasa penasaran, tak bisa menahan diri untuk bertanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 98

    "Kirana, Evan, malam ini gue kabari ya. Perlu ngobrol dulu sebentar. Nanti gue pasti telepon, tenang aja," kata Valdi dengan tenang, menenangkan kedua staf yang tampak cemas.Setelah berpamitan dengan Kirana dan Evan, Valdi menghela napas panjang. "I need a drink," gumamnya, merasa butuh waktu untuk berpikir. Bersama Celine dan Jordan, mereka beranjak menuju bar hotel untuk bersantai.Sesampainya di bar, Valdi memesan segelas Hennessy, sementara Jordan memilih martini, dan Celine, yang biasanya menikmati minuman beralkohol, kali ini hanya memesan Coke. Valdi menatapnya dengan sedikit heran. Biasanya, Celine paling suka ikut minum, tapi mungkin karena besok masih ada sesi pemotretan, pikirnya."Lin, lo tau Serafina?" tanya Valdi, memecah kesunyian sambil menyeruput Hennessy-nya.Celine berpikir sejenak sebelum menjawab. "Pernah liat sih. Mid 40-an, tapi high class. Nggak banyak yang gue t

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 97

    Namun, Valdi perlahan menggeleng sambil tersenyum tipis. "Sorry banget nih, udah ngerepotin pada datang ke sini. Dan bukan berarti gue nggak menghargai tawarannya, cuma kali ini gue cuma nemenin Celine aja," jawab Valdi dengan nada santai, sambil meremas tangan Celine untuk menunjukkan dukungannya.Kirana tampak sedikit kecewa, tapi tetap tersenyum profesional. "Waduh, sayang banget, Mas. Nilai kontraknya lumayan loh, dan bisa bikin terkenal kalau ada portfolio brand kita," ujarnya mencoba meyakinkan.Valdi terkekeh pelan dan menggeleng. "Nah, itu dia. Saya nggak mau terkenal, hehehe," ucapnya sambil tertawa kecil, nada suaranya penuh kejujuran dan sedikit rasa lega.Celine tersenyum, lalu menimpali dengan ringan, "Kalau soal materi, kayaknya dia nggak ngejar, Mbak."Merasa sedikit kasihan karena sudah merepotkan tim, Valdi menatap Kirana dan Evan dengan senyum ramah. "Gini aja," katanya

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 96

    Valdi tertawa kecil, merasakan keakraban yang tak bisa disangkal. "Ya, lumayan juga sih... coverBajar International," jawabnya, mencoba membawa percakapan kembali ke hal-hal yang lebih praktis.Celine menggeleng pelan, tapi dengan senyuman manis. "Iya, lumayan. Tapi gue nggak lihat itunya..." Tatapannya sayu, penuh keinginan yang jauh lebih dari sekadar bisnis. Dia menatap Valdi seolah ingin dia sepenuhnya—bukan sekadar rekan dalam perjalanan, tapi dalam segala hal.Valdi tersenyum, lalu menggodanya. "Lo bikin gue horny aja," katanya setengah bercanda, tapi jelas menikmati momen keintiman itu.Celine tertawa kecil, lalu berbisik dengan nada romantis. "Sama gue juga horny, say." Ada kehangatan di matanya, dan cara dia bicara terasa sangat tulus.Valdi mengangguk, merasa benar-benar terhubung. "Apa sih yang nggak buat lo?" katanya lembut, matanya tak lepas dari wajah C

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 95

    Sore itu, Celine tampak sibuk di depan cermin, memilih pakaian untuk Valdi dengan teliti. Dia sengaja mendandani Valdi agar tampil lebih memukau, bahkan lebih keren dari artis K-pop. Valdi mengenakan setelan kasual yang dipadu dengan blazer hitam slim-fit, kaos putih bersih di dalamnya memberikan sentuhan santai namun tetap elegan. Celana hitam yang dipilihkan Celine menonjolkan kakinya yang panjang, dipadukan dengan sepatu kulit hitam yang berkilau sempurna. Rambut Valdi disisir rapi ke samping, memberinya tampilan yang lebih fresh dan modern. Dengan wajahnya yang terpahat sempurna, senyum samar yang penuh percaya diri, dan pakaian yang dipilihkan Celine, Valdi tampak seperti bintang.Celine sendiri mengenakan dress putih satin yang jatuh dengan lembut di tubuhnya, memberikan kesan anggun sekaligus sensual. Dress itu memeluk tubuhnya dengan pas, memamerkan lekuk tubuhnya tanpa terlihat terlalu provokatif. Dia memadukan gaun tersebut dengan sepatu h

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 94

    Malam itu menjadi milik Anya. Setelah sekian lama menahan kerinduan yang mendalam, kini giliran dia yang berada di atas Valdi, melepaskan seluruh gairahnya. Pinggul Anya bergerak lincah dan liar, seolah-olah ingin membuktikan bahwa dia bisa memberikan kenikmatan yang lebih, sesuatu yang hanya dia yang mampu berikan. Setiap gerakan pinggulnya semakin intens, membawa Valdi dalam pusaran kenikmatan yang tak tertahankan.Keringat mengalir di tubuh Anya, bercampur dengan peluh Valdi yang merespons setiap goyangan. Nafas mereka berdua saling memburu, suasana kamar penuh dengan desahan yang kian tak terkendali. Anya telah mencapai puncaknya dua kali, namun kali ini ada sesuatu yang berbeda darinya—lebih liar, lebih bergairah. Valdi bisa merasakannya, sensasi yang tak biasa dari mantan istrinya, seolah dia menyalurkan semua emosi yang pernah terpendam."Mmhh... mmhh... ahh... ahh... Valdi... ahh, kamu... makin enak aja sih," desah

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 93

    Celine tersenyum di sela-sela ciuman mereka, menikmati respons malu-malu tapi penuh gairah dari Luna. "Ya udah, di kamar lo dulu aja, ya... Nanti, besok-besok, kita bisa seru-seruan bareng mereka," godanya lagi sambil tertawa kecil, jelas merencanakan lebih banyak hal di masa depan.Tanpa banyak bicara lagi, Celine menarik tangan Luna, mengarahkannya untuk naik kembali ke lantai tiga. Luna menurut, masih dengan sedikit ragu namun jelas terpengaruh oleh daya tarik Celine yang kuat. Mereka berdua berjalan perlahan ke kamar Luna, suasana di antara mereka semakin hangat dan penuh dengan perasaan yang baru, seolah momen ini baru saja membuka pintu ke sesuatu yang lebih dalam dan tak terduga.Di kamar Mayang, suasana semakin intens. Valdi terus menghentak dengan ritme yang semakin cepat, meluluhlantakkan pertahanan Mayang yang sudah dua kali mencapai puncaknya. Tubuh Mayang bergetar hebat di bawah Valdi, napasnya terputus-putus di ant

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 92

    Tanpa menunggu lagi, Valdi langsung merespons godaan Mayang dengan gairah yang tak terbendung. Dia mendekatkan wajahnya ke payudara Mayang dan segera menghisap puting pinknya dengan rakus, tanpa peringatan. Bibirnya dengan cepat bergerak, menikmati kelembutan kulitnya yang terbuka. Mayang terkejut sesaat, tapi kemudian tertawa kecil, suara tawa itu diiringi dengan desahan halus ketika rasa geli bercampur kenikmatan mulai mengalir di tubuhnya."Mas, aaahh…," Mayang menggeliat manja, tubuhnya sedikit melengkung, tangannya secara refleks melingkari kepala Valdi, menariknya lebih dekat. Napasnya mulai terasa lebih berat, matanya terpejam sambil menikmati sensasi yang diberikan Valdi.Valdi tak berhenti, bibirnya bergerak dengan keterampilan yang telah terbentuk dari kedekatan mereka selama ini, menelusuri setiap lekukan dengan penuh keinginan.Mayang menggeliat lebih dalam, tubuhnya bergerak mengikuti rit

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 91

    "Pak Bowo," jawab Luna dengan suara gemetar.Celine menggeleng sambil mendesah. "Ya elah, aki-aki macam-macam aja," gumamnya sambil menatap Valdi. Valdi, yang kini mulai serius, mengeluarkan ponselnya."Permata Airlines kan?" tanya Valdi lagi, memastikan."Iya, Mas..." Luna mengangguk, berusaha mengendalikan perasaannya.Celine, yang merasa ada sesuatu yang aneh dengan cara Valdi bersikap, menatapnya dengan heran. "Sapa sih loe kenal?" tanyanya, sedikit bingung.Valdi tertawa kecil. "Gue nggak kenal, cuma dia yang kenal gue," jawabnya sambil tersenyum jahil.Celine tertawa kecil, lalu dengan suara khasnya menirukan gaya bicara Mandra. "Sombong amat…"Valdi mengabaikan godaan Celine dan mulai mencari kontak di ponselnya. "Brandon kan? Brandon Atmajaya?" gumamnya sambil mengetik.Celine menatapnya ka

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 90

    Malam itu memang menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Valdi—suatu malam yang benar-benar berbeda dari semua pengalaman bercintanya selama ini. Intensitas, keintiman, dan permainan antara Sarah dan Kamala tak hanya memikat tubuhnya, tetapi juga mengikat pikirannya. Valdi seakan terseret ke dalam pusaran gairah yang seolah tak pernah surut, bahkan saat malam berganti pagi.Namun, perjalanan pulang menuju Jakarta keesokan harinya ternyata tidak memberikan jeda yang diharapkan Valdi. Jika semalam sudah penuh dengan godaan dan kenikmatan, pagi dan siang di perjalanan ini seakan menjadi perpanjangan dari permainan mereka. Dalam mobil, Sarah dan Kamala tidak membiarkan suasana tenang. Bukan hanya hubungan fisik, namun keterikatan emosional dan seksual mereka semakin jelas, membuat Valdi tak bisa sepenuhnya berkonsentrasi pada jalan di depannya.Sambil memegang setir, Valdi mendesah panjang ketika merasa sesuatu yang lembut

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status