"Eve ... tunggu!" seru Leon seraya berlari-lari mengejar Evita ke parkiran Rumah Sakit Siloam International.
Evita pun berhenti lalu membalik badannya ke arah Leon, dia bersedekap lalu berkata, "Apa lagi? Aku mau pulang, Leon."
Napas Leon terengah-engah seperti hampir putus karena mengejar Evita. Dia baru kali ini harus mengejar seorang wanita, biasanya wanita yang melemparkan dirinya pada Leon.
"Kau harus pulang denganku ke tempatku," ujar Leon praktis.
Evita mengerang lalu menjawab, "NOOO! Aku tidak membawa baju ganti dan aku baru pulang dari rumah sakit. Ehmm ... banyak kuman, kau pasti tahu itu."
Leon menyeringai penuh kemenangan. "Bajumu sudah kuangkut ke penthouse tadi siang," ujarnya.
"Apa kau kurang kerjaan, Leon?!" tukas Evita setengah heran dan juga kesal tentunya.
"Dokter Cintaku ... Lamborghiniku siap mengantarmu pulang," jawab Leon sambil mengulurkan tangannya pada Evita.
Tingkah Leon yang konyol itu ka
Sesudah mandi sore, Leon mengajak Evita turun ke lantai 20 Nirwana Amanjiwo Tower untuk berbelanja pakaian. Dia mengajak pengawalnya seperti biasa karena mereka ada di tempat umum. Toko pakaian yang akan mereka masuki benar-benar dikosongkan dari pengunjung lainnya oleh para pengawal Leon.Evita sedikit merasa aneh dan tidak biasa dengan pengaturan seperti itu. Namun, dia membiarkannya karena memang sudah menjadi kebiasaan Leon yang seperti sultan, segalanya serba extraordinary."Eve, aku ingin kau memakai lingerie kalau tidur bersamaku," ujar Leon sembari memilih lingerie yang digantung di rak baju butik khusus wanita itu."Terserah," balas Evita sembari berjalan ke arah baju santai wanita. Dia melihat-lihat midi-dress dan maxi-dress yang bisa dipakai segala suasana formal dan non-formal. Dia pun memilih beberapa dress di situ."Saya bawakan, Nona Evita," ucap salah satu pengawal Leon sambil membawa tas belanja.Evita menatapnya lalu menaruh
"Kenapa terkejut? Apa kau tidak suka kalau aku mencintaimu, Eve?!" protes Leon mengerutkan alisnya dengan ekspresi kesal."A--aku ...," jawab Evita antara speechless dan bingung harus menjawab apa.Leon mendesah lelah lalu memunggungi Evita.Beberapa menit hening tanpa sepatah kata pun terucap lalu Evita memeluk tubuh Leon dari belakang sambil berbaring di ranjang.Leon pun tersenyum puas, taktiknya kali ini berhasil. Dia pun berkata, "Untuk apa kau memelukku kalau tidak mencintaiku, Eve?""Aku ... akan belajar ... mencintaimu, Leon," jawab Evita dengan putus-putus dan hati berdebar-debar.Leon bisa merasakan detak jantung Evita yang kencang di punggungnya karena dada wanita itu menempel rapat di punggungnya. Sentuhan tubuh Evita mengirimkan sensasi yang begitu kuat di tubuhnya. Benar-benar sulit untuk dipahami kenapa bisa begitu.Dia pun membalik badannya menghadap Evita lalu menyusuri leher hingga turun ke bulatan cantik
Ketika Leon terbangun di pagi hari, hal pertama yang dia lakukan adalah menarik tubuh Evita lebih erat ke dalam dekapannya. Dia suka aroma lavender yang menguar dari tubuh hangat dan lembut itu."Aahhh ...Leon, kau terlalu kencang memelukku!" protes Evita yang tak berkutik ketika lengan kekar Leon membelitnya seperti gurita dan itu teramat posesif rasanya di tubuhnya."Leon Cintamu ini kecanduan tubuh indahmu, Eve, jadi bertahanlah sebentar ... mmmhh!" balas Leon dengan nada mengantuk manja.Evita pun mengalah dan berdiam diri dalam pelukan Leon sekalipun dia sudah sepenuhnya membuka matanya di atas ranjang.Bibir Leon mulai nakal mengecupi ceruk leher hingga tulang belakang punggung Evita yang halus. Hal itu mengirimkan deburan gairah di dalam tubuh Evita, sentuhan bibir Leon kelewat mesra dan membuatnya mendambakan kembali penyatuan seperti tadi malam."Aaaakkhhh ... Leon Cintaku! Ohhh ... aku ingin seperti yang semalam. Kumohon ... aaahhh!
"Aarrgghh! Bodoh sekali, kenapa membunuh seorang Leon saja tidak becus?!" maki Belvin dengan nada penuh amarah di teleponnya."Maaf, Bos. Kami sudah berusaha maksimal, tapi pengawalnya terlalu banyak. Benito juga terciduk polisi sekarang, aku untung bisa melarikan diri karena berada di atap gedung seberang jalan," jawab Abner membela dirinya.Belvin memutus panggilan teleponnya dengan pembunuh bayaran yang dia sewa untuk melenyapkan Leon. Dia kesal karena Leon telah merebut Evita, mantan tunangannya. Sedari kecil memang mereka sudah bermusuhan."Dasar anak jalang busuk!" rutuk Belvin kesal mengacak-acak rambut coklatnya yang mulai panjang.Diapun memikirkan sebuah rencana baru untuk merebut kembali Evita dari Leon. Bagaimanapun caranya, dia harus mendapatkan kembali Evita ke pelukannya. Dia sudah menunggu selama 5 tahun, tidak menyentuh wanita itu sama sekali sebelum mereka menikah. Namun, pada akhirnya malah Evita direbut oleh Leon. 'Jangan-jangan
Setelah merasa cukup mengorek informasi mengenai masa lalu Leon dengan hipnoterapi. Dokter Evita pun membawa Leon kembali ke alam sadar pria itu. Namun, dia masih merasa perlu sesi terapi berikutnya karena ada missing piece yang belum dia temukan dari masa lalu Leon yang membuatnya mampu bertindak kasar dan brutal pada waktu dan pihak tertentu.Dalam kuisioner yang pernah diisi oleh Leon sendiri tercantum bahwa pria itu sudah pernah melakukan pembunuhan yang disengaja dengan senjata api dan memukuli orang hingga nyaris mati. Apa pemicunya? Itu yang harus Dokter Evita temukan penyebabnya.Mata Leon perlahan membuka dan menatap wajah Evita yang bermata hijau seperti zamrud dan terbingkai rambut merah menyalanya yang unik itu."Aahh aku seperti bertemu little mermaid," ucap Leon dengan nada mengantuk memandangi wajah Evita.Tangannya mencekal pergelangan tangan wanita itu agar tidak beranjak dari hadapannya. Leon menariknya hingga tubuh Evita jatuh menimpany
Acara makan malam bersama orang tua Leon membuat Evita merasa hubungannya dengan Leon diterima dengan baik. Sebenarnya ketika dulu menjadi tunangan Belvin, dia merasa keluarga Belvin tidak antusias menerima kehadirannya. Mama Belvin, Nyonya Brenda Young seperti enggan memberikan restunya malahan terkadang bersikap sinis kepadanya.Memang keluarga Meyers bukanlah keluarga konglomerat, papa mama Evita dan dia sendiri adalah dokter profesional. Hal itu yang sepertinya membuat Nyonya Brenda Young memandangnya sebelah mata. Beliau menerima Evita karena Belvin sangat jatuh cinta kepadanya dan tidak ingin wanita lain untuk menjadi istrinya.Justru sebaliknya, Nyonya Elena Indrajaya seolah-olah otomatis menerimanya seperti sudah menjadi menantunya saja. Perlakuannya kepada Evita begitu hangat dan penuh perhatian."Evi, suka makan apa? Kami di sini biasanya lebih sering makan hidangan Chinese otentik. Maaf bila tidak sesuai dengan seleramu, Sayang," ujar Elena sembari me
Sesampainya di griya tawang miliknya di lantai 50 Nirwana Amanjiwo Tower, Leon melepas alas kakinya dan juga jasnya. Dia menarik lepas dasi di kerah kemejanya sembari menatap Evita dengan bergairah."Dokter Cinta, temani aku mandi ya?" pinta Leon sambil menarik tangan Evita menuju ke kamar mandinya yang sangat luas itu.Evita tak sempat menjawab sepatah kata pun saat dirinya diseret masuk ke kamar mandi. Leon mengisi bathtub dengan air hangat dan memasukkan bubble bath beraroma lavender, aroma favorit Evita.Kemudian pria itu mendesak tubuh Evita hingga punggungnya menempel ke dinding lalu melumat bibirnya dengan ganas. "Magnifique ma chérie," gumam Leon dalam bahasa Perancis yang artinya cantik sayangku.Tangan Leon begitu terlatih melucuti kancing kemeja chiffon yang dikenakan Evita hingga tak butuh waktu lama semua pakaiannya terlepas menyisakan tubuh polos wanita itu di hadapannya.Bibir Leon menyusuri leher Evita yang terengah-eng
Begitulah Leon, dingin di pagi hingga siang hari saat harus bekerja dan panas di malam hari saat bermain dengan wanita. Kini dia memiliki obsesi yang begitu besar pada Dokter Evita Caroline Meyers. Leon menolak ide bahwa wanita itu adalah mainannya, padahal yang dia inginkan adalah bermain-main bersamanya. Teman sepermainan atau teman fantasinya yang nakal?"Apa yang kau inginkan Leon?" tanya Evita tertutupi handuk putih yang hanya sanggup menyembunyikan sebagian buah dadanya yang berukuran extra large dan membalut tubuhnya hingga sedikit di bawah bokong tanpa bra dan celana dalam.Tatapan mata Leon begitu bergairah seolah membakar Evita. "Sepertinya kau akan membuatku mimisan lagi, Eve," keluh Leon."Haahh ... bagaimana bisa? Apa kau memiliki penyakit kelainan darah?" tanya Evita bingung.Tangan Leon turun dari punggung ke bawah meremas bokong Evita. "Mimisan karena terlalu bergairah kepada little mermaid-ku yang seksi ini," gumam Leon."Music pla