Accueil / Romansa / Gairah Liar Presdir Posesif / 68. Mencoba Kegilaan Baru

Share

68. Mencoba Kegilaan Baru

Auteur: Caramelodrama
last update Dernière mise à jour: 2025-04-04 11:09:16
“A-apa maksudmu, Aldric?” Ziandra mulai dihinggapi rasa takut serta khawatir.

Terlebih ketika dia melihat senyum seringai di wajah Aldric.

“Aldric, lepaskan dulu ikatanku. Aku… aku akan melayanimu seperti biasanya.” Ziandra membujuk.

Tangannya yang terbelenggu digerakkan dengan maksud meminta pria itu segera membebaskannya.

Tapi Aldric justru menggeleng.

“Bukankah aku sudah bilang kalau kamu menarik dalam kondisi seperti itu, Zia?” Aldric mengusap bibir menggunakan ibu jarinya.

Setelah itu, dia menatap sekeliling, ada beberapa peralatan BDSM di sana, dan tangannya mengambil salah satu.

“Aldric!” Ziandra terkejut saat kedua matanya seketika tertutup sesuatu berwarna hitam yang dipakaian Aldric padanya.

Sebuah blindfold, penutup mata.

“Sshhh… jangan terlalu tegang, Zia. Aku takkan menyakitimu. Aku justru akan membuatmu… melayang.” Aldric membisikkannya di dekat telinga Ziandra.

Ziandra hendak menyahut, ketika dia bergiding merinding saat telinga yang baru saja menerima bisikan itu sudah
Caramelodrama

Maaf yah Mel lama tidak apdet cerita ini. Mel bingung, mo nulis yg anuh2, kok masih bulan puasa, jd tak enak sendiri ^^ Akhirnya Mel putuskan nunggu Ramadhan selesai utk lanjutkan ini. Oh ya, utk kalian teman muslim... Selamat Idul Fitri, Mel mohon maaf lahir batin.

| J'aime
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Gairah Liar Presdir Posesif   117. Karena Aku Rindu

    Ziandra menatapnya lama, lalu menghela napas. “Baiklah. Tapi hanya sebentar saja, yah!”Senyum lebar Kenzo langsung merekah. Dia pun mengikuti Ziandra ke dalam.Di dalam rumah, Kenzo duduk di sofa dengan santai. Clara sudah duduk di sebelahnya, memperlihatkan semua gambarnya.“Ini Bunda, ini aku, ini Oma,” Clara menunjuk satu per satu.Kenzo memerhatikan gambar Clara dengan tatapan fokus, seolah dia sedang menilai karya seni tingkat tinggi.“Bagus sekali, Clara!” Kenzo mengangguk dengan mata berbinar. “Clara sangat pintar menggambar. Om bangga!”Ziandra datang membawa segelas air putih. Dia menatap pemandangan itu dengan perasaan campur aduk.Kenzo selalu punya cara masuk ke hati siapa pun, termasuk anak-anak.“Clara masih sekolah?” tanya Kenzo sambil menyesap air.“Rara belum sekolah, Om. Rara nanti masuk sekolah kalau sudah sembuh dan dibolehkan Bunda,&r

  • Gairah Liar Presdir Posesif   116. Dia Takkan Tahu Kalau Kamu Tidak Bilang

    “Ini… Kenzo… kenapa….?” Dia bingung dengan kedatangan tamu siang itu.Pria yang berdiri di ambang pintu itu tersenyum lebar. Wajahnya cerah, kulitnya bersih, rambutnya sedikit berantakan tapi justru menambah pesona santainya.Kenzo mengenakan kaus putih tipis yang memperlihatkan sedikit lekuk otot dadanya, serta celana chino krem. Dia tampak seperti baru saja keluar dari majalah fashion, tapi tetap ada kesan santai yang membuatnya tak terlalu berjarak.“Surprise.” Kenzo mengangkat sebelah alis, senyumnya begitu ramah dan menawan. “Kamu kelihatan terkejut, Zia.”“Kenapa kamu… di sini?” Ziandra masih tidak percaya.Dia melirik kanan kiri, memastikan tetangga tidak mengamati.“Ya, karena aku rindu,” jawab Kenzo ringan sambil mengangkat bahu. “Bukankah itu alasan paling jujur?”“Kenzo…” Ziandra menatapnya setengah bingung, setengah jengkel. “Kamu tidak bisa begitu saja datang ke sini tanpa pemberitahuan. Apalagi…”“Apalagi ini rumah ibumu, banyak tetangga kepo, dan Aldric tidak tahu aku k

  • Gairah Liar Presdir Posesif   115. Tamu Tak Terduga?

    Aldric mengangkat jari ke bibirnya, memberi isyarat diam. “Tidak perlu tahu terlalu banyak. Yang perlu kamu tahu… kamu dan Clara aman.”Ada sesuatu di balik kalimat itu yang menimbulkan rasa campur aduk—perlindungan yang menenangkan, tapi juga ancaman yang samar.Ziandra menarik tangannya pelan, menunduk. “Aku… tidak ingin ada yang terluka karena aku.”Dia takut.Dia benar-benar takut jika Aldric melakukan hal-hal di luar logika yang bisa membahayakan siapa pun.Memang tak bisa dipungkiri, dia tertekan dengan tindakan mantan ibu mertuanya dan juga para tetangga yang dia yakin terus bergosip secara diam-diam di belakangnya.Tapi, bukan berarti dia menginginkan Aldric menyingkirkan mereka semua. Pria itu tak boleh berbuat seenaknya begitu saja hanya karena memiliki kekuasaan.Aldric menatapnya lama, matanya gelap namun tak menunjukkan emosi berlebihan. “Terkadang, untuk melindungi yang berharga, kita harus menghapus hal-hal kotor di sekitarnya. Apakah itu salah?”Ziandra tak bisa menja

  • Gairah Liar Presdir Posesif   114. Mendadak Senyap

    “Mami…” bisik Ziandra dengan nada lemas.Ya, itu memang Winda. Lagi dan lagi mantan mertuanya sudah muncul.Dia mulai curiga, jangan-jangan mertuanya membeli rumah di kompleks ini hanya untuk memata-matainya?“Lihat, lihat!” teriak Winda lantang agar semua tetangga mendengar. “Dia bahkan tidak malu lagi! Sudah jelas mereka berdua punya hubungan kotor sejak dulu. Betul kan yang kubilang?”Beberapa tetangga terdiam, ada yang mengangguk pelan, ada yang hanya berpura-pura tak tahu.Ziandra menunduk. Dadanya seperti ditusuk-tusuk.Aldric memutar tubuhnya perlahan, menatap Winda. Pandangannya kosong namun menusuk, seperti predator menilai mangsanya. “Saya rasa, cukup sudah mulut Anda hari ini.”Winda malah tertawa mengejek. “Hah! Memangnya mau apa kamu? Kamu kira aku takut? Semua orang di sini sudah tahu siapa kamu, laki-laki perusak rumah tangga orang! Coba sentuh aku kalau beran

  • Gairah Liar Presdir Posesif   113. Hadapi Saja

    “Jangan, Aldric. Kumohon—”Terlambat. Aldric sudah melangkah dan menatap Winda dengan tatapan sedingin es.“Bu,” Suaranya datar tapi menggetarkan, “Kalau Ibu ingin bicara, lakukan dengan hormat. Jangan berteriak seperti orang kehilangan akal. Ini bukan pasar.”Winda melotot. “Siapa kamu, berani ikut campur urusan keluarga kami?! Laki-laki brengsek yang rebut istri orang?! Kamu pikir aku takut?!”Aldric mendekat satu langkah, aura mengintimidasi memancar. Tetangga yang tadinya mendekat malah mundur perlahan.“Aku bukan siapa-siapa,” katanya pelan tapi mengiris. “Tapi satu hal yang pasti—jika Ibu terus mencemarkan nama orang di depan umum, aku pastikan Ibu akan menyesal. Percayalah, lidah bisa lebih berbahaya daripada peluru.”Winda tertegun. Untuk sesaat, amarahnya padam digantikan rasa gentar. Tatapan Aldric begitu dingin, tapi juga mengandung peringatan yang

  • Gairah Liar Presdir Posesif   112. Semakin Runyam

    Ziandra terperanjat. “A-Aldric? Kamu… ke sini?”“Iya. Aku ingin melihat Clara. Juga kamu,” jawabnya singkat.Ziandra panik. Jika para tetangga melihat mobil Aldric berhenti di depan rumah ibunya, bukankah rumor itu akan semakin menjadi-jadi.“Tidak… jangan ke sini dulu! Tidak sekarang!” suaranya terdengar cemas. “Kamu tidak mengerti… orang-orang sudah banyak yang membicarakan aku!”Ziandra menggenggam ponselnya erat. Napasnya memburu.“Aldric, kumohon, jangan datang sekarang. Nanti orang-orang akan…”Namun, kalimatnya tak sempat selesai. Suara deru mobil mewah berhenti tepat di depan rumah.Jantungnya langsung melorot ke perut. Dia mengintip dari jendela, dan benar saja—mobil hitam berkilat itu tak salah lagi milik Aldric.“Oh tidak…” gumamnya panik.Beberapa kepala tetangga langsung menoleh. Mereka yang sedan

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status