Share

10. Cemburu?

Author: Queen Mylea
last update Last Updated: 2025-10-11 10:49:46

Hari itu, suasana sekolah berbeda dari biasanya. Karena ada rapat guru, seluruh siswa hanya dijadwalkan pelajaran olahraga — momen paling ditunggu karena terasa lebih bebas dan santai.

Di lapangan basket indoor, para siswa berhamburan dengan semangat. Anak laki-laki bertanding basket, sementara gadis-gadis sibuk latihan cheerleader. Sorak sorai menggema, menciptakan suasana riuh penuh tawa.

Di tepi lapangan, Mr. Evan, guru olahraga yang terkenal tegas namun humoris, berdiri sambil meniup peluit. Tapi matanya mendadak tertuju pada seseorang di bangku penonton — seorang wanita cantik, modis, dan tampak anggun duduk memperhatikan pertandingan.

“Anak-anak, lanjut! Main yang sportif ya!" seru Mr. Evan.

Permainan kembali dimulai. Sorakan memuncak ketika Leon, siswa paling populer di sekolah, melesat lincah itu menggiring bola. Posturnya tegap, gerakannya cekatan, dan senyum tipis di wajahnya membuat para gadis di pinggir lapangan menjerit histeris.

“Leon! I love you!”

“Leon, mis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Tante Silvi   10. Cemburu?

    Hari itu, suasana sekolah berbeda dari biasanya. Karena ada rapat guru, seluruh siswa hanya dijadwalkan pelajaran olahraga — momen paling ditunggu karena terasa lebih bebas dan santai. Di lapangan basket indoor, para siswa berhamburan dengan semangat. Anak laki-laki bertanding basket, sementara gadis-gadis sibuk latihan cheerleader. Sorak sorai menggema, menciptakan suasana riuh penuh tawa. Di tepi lapangan, Mr. Evan, guru olahraga yang terkenal tegas namun humoris, berdiri sambil meniup peluit. Tapi matanya mendadak tertuju pada seseorang di bangku penonton — seorang wanita cantik, modis, dan tampak anggun duduk memperhatikan pertandingan. “Anak-anak, lanjut! Main yang sportif ya!" seru Mr. Evan. Permainan kembali dimulai. Sorakan memuncak ketika Leon, siswa paling populer di sekolah, melesat lincah itu menggiring bola. Posturnya tegap, gerakannya cekatan, dan senyum tipis di wajahnya membuat para gadis di pinggir lapangan menjerit histeris. “Leon! I love you!” “Leon, mis

  • Gairah Liar Tante Silvi   9. Janji Tetap Janji

    Suasana kamar mendadak hening. Angin dari jendela mengibaskan tirai putih, seolah jadi saksi dua manusia yang berdiri dalam posisi canggung. Leon masih setengah memeluk Silvi, sedangkan Silvi—yang sadar betul posisi kepala pemuda itu tidak strategis—langsung menegakkan tubuhnya. “LEON!!” Suara itu nyaring, cukup untuk membangunkan seisi rumah. Leon bergeming, tetap dalam posisi ternyaman itu. Hidungnya malah terus mengendus harum aroma yang begitu memabukkan sambil matanya terpejam menikmati. Silvi menyadari itu. Ia merasa Leon mencari kesempatan dalam kesempitan. Sekali lagi, ia pun berteriak. "LEON!!!" Leon sontak melompat mundur seperti kucing tersiram air. “Eh, T-Tante… ada apa?" tanyanya kaget. “ADA APA?! MASIH TANYA ADA APA?"Kepala kamu tadi nyangkut di mana, hah?” Silvi menunjuk dada sendiri dengan ekspresi campur aduk antara malu, marah, dan tidak percaya. “Dasar anak kurang ajar!” Leon menggaruk tengkuknya sambil cengengesan. “Nggak nyangkut, kok, Tan… cum

  • Gairah Liar Tante Silvi   8. Butuh Belaian

    "Ssshhh... Ahh, Leon... Come on, Honey!" Desah manja terdengar lembut di telinga Leon saat pria itu mencumbu bagian leher teman kencannya. Tanpa hubungan spesial, tanpa ada ikatan, seolah hal seperti itu lumrah untuk mereka. Tangan Jessica membelai lembut tengkuk pria yang kini telanjang dada itu, matanya masih menyala oleh gairah yang belum padam. "Ayo, Sayang. Aku sudah tak tahan," ucap Jessica yang hendak mendaratkan ciuman untuk kesekian kalinya. Namun entah mengapa, di tengah adegan pemanasan yang hampir membuat mereka terjerumus pada hubungan terlarang itu, tiba-tiba Leon malah mendorong tubuhnya hingga terjerembab. Sikut wanita itu bahkan mengenai ujung ranjang, membuatnya meringis kesakitan. “Aawwww!! Leon, kenapa kamu dorong aku?” seru Jessica kaget dan kesal. Ia menatap Leon dengan tatapan bingung dan kecewa. Leon terdiam sejenak, napasnya berat. "Gue gak bisa!" Jessica melongo, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Apa maksud kamu, Leon? Come, on

  • Gairah Liar Tante Silvi   7. Kebebasan

    "Aku tidak akan pulang maupun berhenti begitu saja. Aku baru berhasil masuk ke dalam rumah itu. Aku pastikan, semuanya akan terungkap. Jangan pernah menghubungiku, aku lebih tahu apa harus kulakukan selanjutnya!!" Tttuuut. Sambungan telepon dimatikan. Silvi menatap bangunan sekolah elite itu dari dalam mobilnya. Leon baru saja masuk, pemuda tengil itu tetap menunjukkan raut dinginnya bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun saat tiba. Silvi menyematkan kacamata hitam kemudian menyalakan mesin mobilnya kemudian tancap gas meninggalkan sekolah itu. "Ini waktunya untuk memulai rencana," gumamnya sambil tersenyum misterius. Sementara itu di kelas. “Woy, tumben berangkat pagi! Kesambet apa lo?” Salah seorang temannya menepuk bahu Leon yang baru duduk di bangku kelas. Leon hanya diam, wajahnya datar. Biasanya kalau ada yang nyeletuk, ia tak segan melabrak balik bahkan melayangkan tinju. Tapi kali ini, entah kenapa, ia malas bicara. Pikirannya masih kacau gara-gara obrolan dengan

  • Gairah Liar Tante Silvi   6. Dia Milikku

    "Shiitttt!!! Lo benar-benar nyebelin, Tan!" Leon terus menekuk wajahnya. Keringat bercucuran membasahi tubuh atletisnya, menetes dari dahinya hingga kaos abu-abu yang sudah lengket di kulit. Langkah kakinya di atas treadmill teratur, meski ekspresinya jelas memperlihatkan rasa jengah. Ia memang meminta Tante Silvi menemaninya “olahraga malam,” tapi yang ada di kepalanya tentu bukan olahraga sungguhan seperti ini. “Ih, senyum dong, Leon. Katanya ngajak olahraga malam!” goda Tante Silvi, suaranya ceria meski napasnya ikut tersengal. Wanita itu ada di treadmill sebelahnya. Rambut cokelat panjang yang diikat kuda basah oleh keringat, wajahnya merona, dan kaos putih tipis yang ia kenakan menempel ketat di tubuh. Bra hitamnya tercetak jelas di balik kain, membuat Leon beberapa kali harus berpaling, pura-pura sibuk menatap ke arah lain. Bukan karena tak mau melihat, tapi karena pemandangan itu membuatnya hampir gila. Bahkan sang Junior tak bisa diajak kompromi sejak tadi. Terus saja

  • Gairah Liar Tante Silvi   Olahraga Malam

    Leon duduk di bangku belakang kelas dengan wajah masam. Sejak pagi, pikirannya dipenuhi rasa malu dan amarah karena ulah Silvi. “Sialan tante gila itu…” gumamnya, menghentakkan pulpen ke meja.“Bro, apa rencana lo setelah ini?"Leon menatap teman-temannya satu per satu. Senyumnya menyeringai, tatapannya licik. "Pulang sekolah, kita kumpul di basecamp!" Pria itu lalu mencondongkan tubuh, melanjutkan dengan berbicara pelan seolah konspirasi besar. Ia mengungkapkan rencananya untuk mengerjai Silvi sepulang sekolah nanti.3 jam kemudian.Bel sekolah berbunyi. Akhirnya jam pulang pun tiba. Mereka sudah siap dengan rencana yang telah disusun tadi.Silvi berdiri tak jauh dari kelas dengan tangan terlipat, menunggu Leon keluar. Seperti janjinya, siang ini dirinya menjemput Leon kembali. Karena dari informasi yang dia dapat, biasanya bocah itu sering keluyuran setelah pulang sekolah.Penampilannya sudah cukup membuat beberapa murid lain terheran-heran. Bahkan ada beberapa remaja laki-laki y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status