Share

Aku bisa stres, kalau sering bertemu dengannya.

"Amel, Amel." Panggil Riska.

Ia membawa Amel ke sudut ruangan, dengan lembut Riska mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Mel, kamu gak boleh bicara seperti itu," ucap Riska dengan lembut.

"Dia yang duluan Rus." Bantah Amel.

"Iya, iya. Aku tahu itu." Timpal Riska, "Tapi ingat Mel, kamu saat ini membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibumu, dan uang itu sudah kamu terima, bahkan sudah kamu kirimkan ke kampung. Coba bayangkan, jika om Bram sampai membatalkan kontaknya dan meminta uangnya kembali, hanya karena sakit hati dengan ucapan kamu." Lanjutnya. 

Amel langsung terdiam, "Jangan sampai terjadi Ris," ucapnya dengan wajah pucat.

"Nah, kalau begitu kamu minta maaf kepada om Bram." 

Riska menasehati dan memberikan arahan kepada Amel, begitu juga dengan Alex. Ia berusaha menenangkan Bram dan membujuknya, agar tidak membatalkan kontraknya dengan Amel.

"Ya ampun Lex, aku bisa stres kalau sering bertemu dengannya." Keluh Bram.

"Percayalah padaku Bram, kamu pasti happy bersama Amel. Yang berlalu biarlah berlalu, aku yakin Amel pasti tidak sengaja menumpahkan ice cream ke bajumu. Dia juga pasti punya alasan kenapa tiba-tiba masuk ke dalam mobilmu." 

"Tapi aku ti....." Bram tidak melanjutkan kata-katanya, karena Amel tiba-tiba membuka mulut.

"Om, aku minta maaf," ucap Amel dengan tulus sambil menunduk.

"Om, jawab dong." Kali ini Riska yang membuka mulut.

"Iya, iya." Sahut Bram.

........................

Tepat pukul 11 malam, kedua pasangan itu meninggalkan kafe. Riska menaiki mobilnya kembali ke apartemen, diiringi oleh Alex. Sedangkan Bram dan Amen menaiki mobil yang sama menuju apartemen Bram.

Setibanya di apartemen, Bram langsung masuk ke kamar. Sedangkan Amel melangkah menuju sofa, rasa ngantuk dan lelah membuat wanita cantik itu membaringkan tubuhnya dan tertidur pulas. Namun sebelum tidur, ia terlebih dahulu mengganti gaunnya dengan celana jeans yang ada di dalam tas.

Setelah 60 menit berlalu, Bram ke luar dari kamar. Matanya langsung tertuju ke sofa, kepalanya menggeleng melihat Amel yang tertidur pulas dengan posisi sebelah kaki terangkat ke atas sandaran sofa.

"Ya ampun, ini anak seenak hatinya saja." Gerutu Bram.

Ia melangkah menuju sofa, tangannya menepis kaki Amel hingga terjatuh dengan kasar. Hal itu tidak membuat wanita cantik itu terbangun, justru ia kembali menaikkan kakinya.

"Yah.... dinaikkan lagi," ucap Bram.

Saat tangannya akan menyentuh kaki Amel! wanita cantik itu tiba-tiba bergerak memutar tubuhnya, sehingga kaki Amel menendang perut Bram.

"Aow..." Rintih Bram. 

Tangannya mengelus perekrutnya yang terasa sakit akibat tendangan Amel.

"Aku benar-benar sial setiap kali bertemu dengannya." Geram Bram yang langsung meninggalkan Amel, dan kembali ke kamar.

Pria tampan itu membaringkan tubuh kekarnya di atas tempat tidur, menutup mata untuk menjemput mimpi indah, hingga malam berganti menjadi pagi.

Ting-nong ting-nong, suara dering ponsel.

Bram membuka mata dengan malas, tangannya meraih ponsel yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidur.

*Iya Yan,* ucapnya setelah mengusap layar ponselnya.

*Papah di mana? Kata bibi papah gak pulang.* Suara dari seberang sana.

*Papah nginap di hotel. Ada apa sayang?*

*Jangan lupa transfer uang jajan ya pah?*

*Iya, iya. Nanti papah transfer.* Bram memutuskan sambungan teleponnya.

Ia segera mengirimkan sejumlah uang untuk putranya melalui ponsel. Setelah itu Bram menurunkan kedua kaki dari tempat tidur, melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Pakaian formal berwarna hitam dengan sepatu berwarna senada sudah melekat ditubuhnya, saat ia ke luar dari kamar.

"Wangi apa ini?" Tanya Bram.

Kaki jenjangnya melangkah menuju ruang makan, seketika matanya menyipit melihat sebuah piring berisi nasi goreng terletak di atas meja bersama satu gelas teh.

Bram mengangkat piring lalu mendekatkannya ke hidung. "Aromanya wangi," ucapnya.

Ia kembali menaruh piring di atas meja, tangannya meraih sendok lalu menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Um... lumayan enak," ucapnya sambil memutar mata untuk mencari keberadaan Amel.

Bram tidak tahu kalau Amel sudah meninggalkan apartemen 10 menit yang lalu. Wanita cantik itu sengaja pergi sebelum Bram ke luar dari kamar.

Pria tampan itu mengetahuinya, setelah melihat surat yang ditinggalkan Amel di bawah pas bunga.

"Maaf om, aku pergi tanpa pamit, soalnya Amel takut mengganggu tidur om. Amel sudah membuatkan sarapan dan teh di atas meja makan, semoga om suka." Isi pesan dari Amel.

Bram sedikit tersenyum membaca surat dari Amel, "Ya ampun, zaman sekarang masih pakai surat. Apa dia tidak mengerti menggunakan ponselnya?" Ucapnya.

Sementara di tempat lain, Riska dengan semangat bertanya tentang apa yang terjadi antara Amel dan Bram.

"Gak terjadi apa-apa." Jawab Amel.

"Ah masa sih, jadi om Bram gak menyentuh kamu?" Tanya Riska dengan rasa tidak percaya.

"Enggak, aku kan tidur di sofa, om Bram tidur di kamar." Jawab jujur Amel.

"Hem...."

Amel dan Riska memutar kepala secara bersamaan. "Eh kak Bryan," ucap keduanya secara bersamaan.

"Apa aku boleh bergabung." Tanya Bryan.

Dengan sigap Riska menjawab, "Oh tentu boleh dong, untuk kakak apa yang enggak." 

"Terima kasih." 

Bryan duduk tepat di samping Amel, pria tampan itu sudah jatuh hati sejak pertama kali melihat Amel. Namun ia tidak sempat mengungkapkannya, karena Amel selalu datang terlambat dan pulang terlebih dulu.

"Rumah kamu di mana Amel?" Tanya Bryan.

"Rumahku di kampung kak." Jawab Amel dengan polosnya.

"Kampung itu di mana? maksudnya di dekat jalan Sudirman atau di mana?"

"Di kampung gak ada jalan Sudirman kak, adanya jalan pepaya, jalan cengkeh." Amel menyebutkan nama jalan yang ada di kampung.

"Mel, Mel, maksud kak Bryan! kamu tinggal di mana? kost kita." Sahut Riska.

"Ow, kami tinggal di jalan Pelabuhan gang Cinta, kost Terbuka Untukmu," ucap Amel.

"Saya sering ke sana, soalnya ada temen di sana. Besok-besok saya boleh singgah dong?" 

Bryan mulai mencari jurus jitu untuk mendekati Amel, sebenarnya dia tidak memiliki teman di sana. Itu hanya alasan Bryan agar bisa berkunjung ke kost Amel.

============

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Jannah Jannah Tanjung
akan ada cinta segi tiga
goodnovel comment avatar
Ahmad Urbubia
cerita nya menarik juga..
goodnovel comment avatar
Hendrawati Lelaona
asik ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status