Share

Aku Bapaknya

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 13:00:02

“Hei, kamu mau culik anak kecil, ya?” tuduh salah satu pengunjung dengan suara keras. Beberapa orang yang duduk tak jauh langsung berdiri dan mendekat, membuat suasana restoran jadi tegang.

Darren tak sempat menjelaskan. Lengannya langsung ditarik kasar oleh dua orang pria yang tampak seperti pengunjung lain. Beberapa pelayan terlihat bingung dan mencoba menghentikan, tapi suasana sudah telanjur ricuh.

“Saya bapaknya! Saya bapaknya!” bentak Darren, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman mereka. Wajahnya memerah. Napasnya memburu karena emosi bercampur panik.

Nayla yang berdiri tak jauh langsung menghampiri dan mencoba menenangkan. “Tunggu! Dia bukan penculik!” teriaknya. Tapi suaranya kalah dengan kegaduhan yang sudah terlanjur terjadi di sana.

Darren dengan cepat melepaskan jaket tebal dan masker medis yang sejak tadi menutupi sebagian wajahnya. Dia jga membuka topi yang dia pakai. Kini wajahnya terlihat jelas, dan siapa pun yang melihat Raja akan langsung paham.

“Lihat wajah kami!
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Dua Puluh Tujuh

    “Dad,” panggil Raja.“Apa, sayang?” Tangan Darren masih menggaruk pelan tubuh sang anak yang mulai gatal.“Tapi Raja suka sama cokelat dan es krim,” ucapnya. Dia berharap sang Daddy yang dianggapnya hanya sebatas kawan baru tidak melupakan janjinya, membelikan Raja freezer es krim. “Iya kalau Raja sudah-sudah” “Sudah apa, Mas?” Sambar Nayla. “Alergi itu tidak ada obat yang bisa menyembuhkan secara permanen.”“Iya sayang, iya,” jawab Darren.Istrinya tenang mendengar jawabannya, tapi justru sang anak bibirnya maju 2 senti. Darren hanya membuang napas berat. Dia tak mau memancing kemarahan istrinya lagi. Sisa waktu mereka harus dilewati dengan penuh kebahagiaan.Nayla membuka pintu kamar utama dan menuju ke kamar mandi. Tapi langkahnya terhenti ketika matanya tanpa sengaja menangkap isi tas Darren yang sedikit terbuka di sisi tempat tidur. Ada benda kecil menyembul di antara pakaian. Sebuah kalender buku. Dia mendekat. Tangan kirinya mengambil kalender itu, pelan, seolah takut meru

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Nganggur

    “Aku minta maaf, sayang. Aku kira asal anak diem aja udah bagus. Jadi aku kasih apapun yang Raja sukai. Aku benar-benar minta maaf.”Darren berdiri kikuk di samping sang istri, satu tangan menyentuh belakang lehernya, mencoba terlihat lebih santai meski wajahnya penuh rasa bersalah. Dia tahu istrinya marah besar. Sejak pulang dari acara peresmian tadi, Nayla memasang wajah sangar. Bahkan Raja yang biasanya cerewet pun jadi ikut-ikutan sepi, mungkin karena aura sang mama udah kayak bom waktu.Nayla berjalan menuju pintu kamar sambil menghentak-hentakkan kaki. Bukan langkah biasa, ini langkah orang yang ingin menghancurkan sesuatu tapi masih menahan diri. Darren tahu betul ritme langkah itu. Dan itu bukan pertanda baik.“Maafin Daddy ya, Ma,” suara Raja terdengar dari belakang, pelan, bikin Darren ikut menoleh.“Gak akan,” balas Nayla cepat, tanpa menoleh sedikit pun. “Penyakit Raja bisa kambuh kalau terlalu lama sama Daddy.”Darren sempat celingukan, berusaha mencari celah. Dia merasa

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Panas

    Maria berjalan menjauhi posisi sebelumnya lalu dia berdiri di dekat meja panjang berisi makanan ringan. Tangannya sibuk memegang gelas kosong, tapi wajahnya mulai berubah. Awalnya biasa aja, tapi sekarang matanya makin sering mengerjap. Leher terasa panas. Dada juga ikut sesak. Dia mengatur napas pelan-pelan, tapi tetap aja nggak ngaruh. Ada sensasi aneh yang nggak bisa dijelasin, dan itu datang dari dalam tubuhnya.“Kenapa sih aku ini?” gumamnya.Pelan-pelan dia menyandarkan punggung ke dinding. Suara musik pesta yang tadinya terdengar jelas, sekarang hanya terdengar seperti sayup-sayup saja. Fokusnya mulai buyar. Pakaian yang dia pakai mendadak terasa sempit. Gaunnya yang biasanya bikin dia menjadi perempuan penuh percaya diri sekarang malah bikin dirinya gerah.Maria menyapu wajahnya menggunakan telapak tangan. Keringat mulai muncul di pelipis. Napasnya mulai berat. Dia merasa ruangan itu terlalu penuh, terlalu panas pokoknya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Padahal tadi d

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bangga

    “Aku sama sekali tidak percaya kalau kamu berhasil melakukannya. Secara di sini ada Pak Darren, jangan mimpi kau, Maria.” Maria tersenyum kecut karena kemampuannya diragukan oleh Bima. “Sudah kubilang akan ku tunjukan kemampuanku. Kau siapkan saja tenagamu untuk tidur dengannya, dan siapkan mental kalau Darren akan memecatmu.” Bima tertawa, “aku tak peduli kalau dipecat, asal Nayla bisa kembali dalam pelukanku. Aku punya banyak uang untuk memulai bisnis,” balasnya penuh percaya diri. Maria ikut tertawa, pria ini punya tekad yang kuat untuk memiliki Nayla, pikirnya. “Kau tunggu di sini, biar kubuktikan ucapanku.” Maria melangkah ke area dekat bar, tempat beberapa pelayan bolak-balik bawa minuman di nampan. Dia berdiri agak menyamping, pura-pura menyesap wine sambil matanya mengamati satu per satu pelayan yang lewat. Nggak butuh waktu lama sampai dia nemu target yang cocok—pelayan cowok, sekitar dua puluhan, keliatan polos dan agak kikuk pas nyusun gelas. Maria langsung

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Tidak Percaya

    “Dad, itu Mama lho, kenapa nggak disapa?”“Fokus jalan dulu, Boy. Kita harus sampai di depan podium lalu ke tempat duduk dengan harga diri yang utuh.”“Emang harga diri bisa patah, Dad?”“Bisa, kalau kayak tadi kita ditolak resepsionis depan umum.”Raja mengangguk, seolah mengerti padahal otaknya lagi mikirin es krim.Hanya dia yang mengajak anak kecil datang ke acara seperti ini. Pria itu melihat Raka sedang berbicara dengan beberapa rekan bisnisnya, dan Nayla berdiri di samping Raka membuat darah Darren mendidih.Dia naik ke podium, memberi ucapan selamat pada yang punya acara. Tak ada membahas kalau dirinya ditahan di depan. Bisa malu dia di depan kamu undangan yang lain kalau ada yang mendengar. Dengan bangga dia memperkenalkan sosok Raja, sebagai pewaris utamanya.“Wah kalau kayak gini sih, pak Darren gak perlu tes DNA juga sudah ketahuan sedarah dan sedaging,” pria paruh baya yang mengenal Darren berkelakar sambil mengusap rambut Raja.“Mamanya, di mana?” tanya Irwan.“Itu, sama

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Tak Perlu Tes DNA

    Begitu masuk ke dalam, Raka langsung melangkah menuju podium tempat keluarga pemilik acara berdiri. Ia sempat menyapa beberapa tamu yang dikenalnya di sepanjang jalan. Nayla berjalan setengah langkah di belakang, mengikuti.Ruangan itu sangat ramai. Musik lembut terdengar dari speaker di sudut ruangan. Para tamu berdiri berkelompok, mengobrol sambil memegang gelas minuman. Beberapa pelayan lalu-lalang membawa nampan berisi kudapan. Dekorasi mewah dan pencahayaan hangat bikin suasana terasa elegan tapi tetap santai. Semua orang terlihat menikmati acara. Hampir semua.Nayla menarik napas dalam. Matanya sempat menyapu seluruh ruangan, tapi pikirannya justru sibuk sendiri. Otaknya penuh kekacauan. Raja dan Darren masih di luar. Entah sudah masuk atau belum. Pikirannya terus melayang. Padahal di depan matanya, Raka sedang bersalaman dengan keluarga pemilik acara. Nayla menyusul. Ia sempat melirik ke arah pintu masuk. Belum terlihat juga Darren. Perasaan was-was itu makin jelas. “Pak, yan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status