“Raja?” panggil wanita itu sekali lagi.Refleks, ia menoleh. Betapa kagetnya dia ketika melihat sosok yang berdiri tidak jauh darinya. Itu Naina, sahabat dekat kekasihnya.“Naina?” Raja terbelalak, tidak percaya dengan yang baru ia lihat.Naina berjalan mendekat, wajahnya juga penuh rasa heran. Mereka berdua lalu otomatis berbicara dengan bahasa asing, sesuatu yang sudah biasa mereka lakukan kalau bertemu di luar negeri.“Ngapain kamu di sini?” tanya Naina sambil menyipitkan mata, seakan mencoba menebak alasan Raja ada di hotel ini.Raja cepat-cepat menyembunyikan keterkejutannya. Ia tidak boleh sampai salah ucap. “Harusnya aku yang nanya, kamu ngapain di sini? Bukannya kamu orang asli New York? Mestinya jam segini kamu udah di rumah, bukan mondar-mandir di hotel.”Naina tersenyum kecil. “Aku barusan nemuin temanku. Dia kebetulan lagi nginep di sini, jadi aku mampir sebentar. Kalau kamu? Ngapain nongkrong di lobi hotel?”Otak Raja bekerja cepat mencari alasan. “Aku lagi nunggu temank
Raja menekan pedal gas dalam-dalam, membuat mobil sport hitamnya melaju kencang di jalanan kota New York yang padat dengan pengemudi lain di kiri kanan. Wajahnya tegang, kedua tangannya menggenggam setir erat seakan itu satu-satunya pegangan untuk menahan kekacauan yang sedang berkecamuk di kepalanya. Hari ini, ia tidak peduli lagi pada aturan lalu lintas. Satu-satunya yang dia inginkan hanyalah cepat sampai di hotel tempat semua masalah ini bermula satu setengah bulan yang lalu.Perjalanan menuju hotel itu memakan waktu lebih dari satu jam. Tepatnya satu jam sepuluh menit, jika lalu lintas tidak terlalu macet. Di sepanjang jalan, pikirannya tidak berhenti berputar. Bayangan wajah perempuan itu terus muncul, membuat dadanya sesak. Raja berharap kali ini, lewat manajer hotel, ia bisa mendapatkan alamat rumah perempuan itu. Hanya dengan begitu, ia bisa berbicara langsung, menuntaskan masalah yang sejak satu setengah bulan terakhir menghantui hidupnya tanpa henti.“Andai saja waktu bisa
Dandi melihat seorang perempuan keluar dari ruang kerja Raja dengan langkah terburu-buru. Wajahnya pucat, matanya sembab, dan jelas sekali dia sedang tidak baik-baik saja. Dari cara dia menunduk lalu cepat-cepat meninggalkan kantor, Dandi bisa merasakan ada sesuatu yang serius baru saja terjadi.Sebagai sahabat dekat sekaligus tangan kanan Raja, naluri Dandi langsung jalan. Ia tahu betul kalau ekspresi orang tidak bisa bohong, apalagi ketika baru saja bertemu dengan Raja. Tanpa pikir panjang, Dandi memutuskan untuk masuk. Ia mengetuk pintu, membuka pelan, lalu melangkah ke dalam.“Ada apa? Tadi aku lihat perempuan itu keluar buru-buru. Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Dandi sambil menatap Raja.Raja duduk di kursinya, bersandar lelah dengan tangan menekan pelipis. Dari wajahnya saja, Dandi sudah bisa menebak kalau masalah ini bukan main-main. Raja menarik napas panjang sebelum menjawab.“Wanita itu… hamil,” ucapnya singkat.Dandi langsung kaget. “Apa?!” serunya tidak percaya.Raja
Sekitar satu setengah bulan yang lalu, sebuah kejadian yang sama sekali nggak pernah dibayangkan Raja benar-benar terjadi. Malam itu awalnya biasa saja. Ia menghadiri sebuah pertemuan dengan para pengusaha internasional di salah satu hotel mewah New York. Semua terlihat normal, tapi di balik suasana rapat yang penuh gengsi itu, ada seseorang yang diam-diam menyimpan niat jahat. Seorang pengusaha lain, yang memang sudah lama iri sekaligus ingin menghancurkan reputasi Raja, orang itu nekat memasukkan obat perangsang ke dalam minuman yang dipesan Raja.Raja sama sekali nggak sadar kalau dirinya dijebak. Ia meneguk minuman itu tanpa curiga, lalu setelah beberapa saat tubuhnya mulai terasa panas. Pandangannya kabur, kesadarannya berangsur hilang, dan pikirannya benar-benar tidak terkendali. Dalam keadaan seperti itu, Raja bertindak di luar kendali dirinya. Ia justru memaksa seorang petugas kebersihan hotel yang kebetulan ada di sekitar kamar tempatnya menginap. Gadis muda bernama Merry i
23 TAHUN KEMUDIANUsia Raja saat ini sudah genap 29 tahun. Anak sulung dari Nayla dan Darren itu memang benar-benar mewarisi kecerdasan, ketekunan, sekaligus kejeniusan sang Daddy. Dari kecil, orang-orang sudah melihat ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Raja mampu mengikuti program percepatan. Dia bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga disiplin dalam segala hal yang berhubungan dengan sekolah. Prestasi demi prestasi berhasil dia raih, membuat gurunya bangga dan teman-temannya sering menjadikannya panutan. Hingga akhirnya, di usianya yang ke-29 tahun, Raja berhasil meraih gelar profesor muda. Gelar yang bagi sebagian orang mungkin mustahil, tetapi bagi Raja hal itu bisa dicapai berkat kerja keras dan dedikasi tanpa henti.Semua orang mengaguminya. Semua orang memujinya. Hampir semua orang yang mengenal Raja menaruh rasa hormat. Banyak yang mengatakan bahwa dirinya benar-benar cerminan Darren, sang Daddy, yang selama ini dikenal sebag
Setelah pesta pernikahan mereka di Bali selesai, Bayu dan Marcella masih belum sepenuhnya percaya bahwa hari yang mereka perjuangkan begitu lama akhirnya datang juga. Senyum tidak pernah lepas dari wajah keduanya. Kebahagiaan yang selama ini terasa begitu jauh, kini benar-benar ada di genggaman. Namun kebahagiaan itu tidak berhenti hanya sampai di altar pernikahan. Sebuah kejutan besar datang dari Darren, atasan Bayu, yang memberikan hadiah istimewa untuk pasangan pengantin baru itu. Darren memberikan tiket bulan madu selama satu minggu di Maldives dan satu minggu di Eropa.Bayu dan Marcella hampir tidak bisa berkata-kata ketika menerima hadiah itu. Selama ini mereka hanya bisa bermimpi untuk berlibur ke tempat-tempat indah, apalagi dalam momen istimewa seperti bulan madu. Kini, mimpi itu akan menjadi kenyataan. Keberangkatan mereka ke Maldives disambut dengan semangat penuh. Begitu pesawat mendarat dan mereka menjejakkan kaki di pulau tropis yang terkenal dengan pantainya yang jernih