Share

Karma

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2025-06-14 13:13:26

“Apa yang kau lakukan? Makanya kalau jalan itu pakai mata!” teriak Miranda, suaranya penuh amarah. Dia tak kuasa mengendalikan emosinya.

Suara kerasnya menggema hingga terdengar jelas ke sudut tangga bawah. Nayla, yang masih terduduk di lantai dua sambil mengerang pelan, menunduk menahan sakit. Lututnya terluka. Pecahan guci yang tadi terjatuh dan pecah ada yang menancap di kulitnya. Tidak dalam, tapi cukup membuat perih dan perasaan makin terluka mendengar teriakan sang mama mertua.

Guci itu, guci mahal yang Miranda pesan dari luar negeri, memang berdiri di tempat yang tidak mudah dijangkau—di ujung tangga, sudut lantai dua, persis di sebelah pilar kayu ukiran. Mustahil bisa tersenggol tanpa alasan jelas.

Tapi Nayla tadi naik buru-buru. Tangannya sempat menyenggol benda di samping guci itu, dan mungkin... ya, mungkin tanpa sadar kakinya menyentuh ujung meja kecil tempat guci itu berdiri. Sekarang, guci itu hancur. Dan Miranda, tentu saja, murka.

“Ma—maafin Nayla, Ma,” ucap Nayla pela
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 193

    Darren duduk di ruang kerjanya dengan punggung tegak, pandangan fokus pada tumpukan dokumen yang baru saja Bayu letakkan di mejanya. Sejak pagi, pikirannya terbagi dua: satu sisi masih memikirkan keselamatan Raja, sisi lain menuntutnya tetap menjalankan roda perusahaan. Sebagai CEO, dia tidak punya kesempatan untuk larut terlalu lama dalam urusan pribadi, meskipun hati dan pikirannya jelas masih berada di rumah bersama anaknya.Jam di dinding menunjukkan hampir pukul setengah sebelas. Bayu kembali masuk ke ruangannya, mengingatkan bahwa rapat dengan dewan direksi akan segera dimulai. Darren menutup map terakhir, lalu berdiri sambil merapikan jasnya. Dengan langkah mantap, ia keluar dari ruangan, diikuti Bayu yang membawa berkas presentasi. Lift khusus direksi membawa mereka langsung menuju lantai dua, di mana ruang rapat utama sudah menunggu.Begitu pintu lift terbuka, suasana serius langsung terasa. Para anggota dewan sudah duduk di kursinya masing-masing, sebagian masih menatap lap

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 192

    Setelah mengantarkan anak dan istrinya pulang dan memastikan Mbak Siti benar-benar mengerti bahwa dia tidak boleh meninggalkan Raja sama sekali, apalagi kalau Nayla sedang istirahat, Darren pun segera bersiap menuju kantor. Dari wajahnya terlihat jelas kalau pikirannya masih penuh, tapi pekerjaan tetap menunggu.Hari ini dia ada meeting penting, dan Bayu sudah lebih dulu berangkat ke kantor sejak pulang dari kantor polisi. Darren sendiri baru pulang dari rumah sakit, sempat mandi dan berganti pakaian, lalu langsung menuju gedung kantornya. Mobil berhenti di depan lobby, pintu dibukakan oleh security, dan langkahnya tegap meski raut wajahnya serius.Tepat pukul 11.00 siang, pria itu sudah tiba di kantor. Suasana lobby cukup ramai, beberapa karyawan terlihat lalu lalang dengan map di tangan.“Selamat siang, Pak,” sapa para karyawan yang melihat Darren masuk. Suara mereka terdengar penuh hormat, beberapa menunduk sedikit.“Hm,” Darren hanya berdehem sambil mengangguk singkat. Itulah jawa

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 191

    Infus di tangan Raja akhirnya kosong setelah tiga puluh menit pemeriksaan itu berlalu. Cairan terakhir menetes, meninggalkan bekas plester di kulit putihnya. Nayla segera menekan tombol pemanggil, dan beberapa detik kemudian seorang suster masuk, melepaskan jarum infus dengan hati-hati. Raja meringis sedikit, tapi cepat kembali ceria.“Berarti sekarang Raja boleh pulang, Ma?” tanyanya sambil mengangkat kepala, matanya berbinar penuh harap.Dia sudah ingin sekali kembali ke rumah yang baru. Di sana ada banyak ikan yang akan membuat harinya lebih penuh warna. Dan yang paling penting, dia harus menagih janji pada sang Daddy.“Iya, Sayang. Sebentar lagi Raja akan pulang,” jawab Nayla sambil merapikan selimutnya.Tidak hanya Raja yang senang mendengar itu. Kedua orang tuanya pun sangat bahagia ketika dokter mengatakan kalau tidak ada luka serius yang diderita oleh bocah laki-laki ini. Setidaknya sekarang Nayla bisa bernafas legal. Tapi dia juga harus lebih berhati-hati kedepannya. Nayla t

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Sembuh

    “Tuan, ngapain Anda di sini? Siapa yang sakit?” tanya Bayu begitu melihat Andika mendekat ke arahnya. Dalam hatinya, Bayu sudah curiga. Ia tahu betul, pria tua itu pasti bukan datang tanpa alasan. Dan jika benar Andika sengaja muncul di rumah sakit ini, bisa dipastikan ia datang untuk melihat Raja.Jika benar, maka kecurigaan Bayu terhadap Miranda semakin kuat. Tak mungkin Andika datang hanya untuk iseng. Dan tak mungkin tiba-tiba Andika tahu mengenai keadaan Raja.“Biasa. Aku kontrol bulanan ke sini,” jawab Andika singkat. Ia berbohong, tentu saja. Ia hanya berharap Bayu akan mengatakan sesuatu tentang Raja. Tapi ternyata tidak.“Oh.” Bayu hanya menjawab pendek, tidak ingin menunjukkan reaksi apa-apa. Ia paham betul situasi yang sedang terjadi. Tidak ada yang bisa dipercaya sepenuhnya, apalagi seseorang yang masih terikat dengan Miranda, entah sebagai suami atau sebagai tameng.“Kamu ngapain di sini? Nggak kerja?” tanya Andika lagi. Kali ini terdengar seperti basa-basi, tapi Bayu tah

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 189

    Setelah dari kantor polisi, Ilham akhirnya menuju ke rumah Miranda. Dia berdecak kagum melihat rumah mewah itu. Sekilas ia berangan-angan menjadi suami Miranda. Jujur sejak dulu, saat kasus Miranda terkuak dengan lelaki yang lebih udah darinya dan videonya yang sudah sempat beredar di sosial media, sejak saat itu dia mengagumi Miranda. Dia yakin perempuan ini adalah wanita yang memiliki gangguan seksual atau hiperseks.Buktinya tadi malam, hanya dengan sedikit ancaman saja wanita ini sudah Aku menyerahkan dirinya pada Ilham. Mulutnya berkata tidak, tapi sentuhan Ilham justru membuat Miranda mabuk kepayang. Tumbuhnya bereaksi berbeda dengan kata-kata yang terucap dari mulutnya.Dan kini, Ilham yakin Miranda akan ketagihan berhubungan dengannya. Dia sangat yakin itu. Matanya menyapu sekeliling rumah itu, namun tak ada tanda-tanda suami Miranda terlihat di kediamannya. “Aku lebih tampan dari lelaki itu. Aku yakin, istrinya akan terus kecanduan bersamaku. Apalagi dulunya dia hanya sopir,

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Jangan Menangis

    "Ma," panggil Raja pelan."Iya, Sayang, Mama di sini," jawab Nayla cepat, langsung menoleh ke arah anaknya yang masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit."Raja haus," ucapnya, suaranya serak tapi masih terdengar manja.Nayla segera bangkit dari duduknya di sisi ranjang. Tanpa pikir panjang, ia meraih botol mineral yang diletakkan di atas meja nakas, lalu membantu Raja minum. Tangannya masih sedikit gemetar, mungkin karena sisa ketakutan tadi masih belum sepenuhnya hilang. Ia terus memandangi wajah anaknya sambil menahan air mata yang hendak keluar lagi."Udah," kata Raja pelan, menjauhkan botol itu dari mulutnya. Wajahnya tampak sedikit lebih tenang, seolah hausnya sudah hilang dan tubuhnya mulai terasa lebih baik.Nayla menaruh kembali botol air itu ke tempat semula. Tangannya kembali menyentuh tangan kecil putranya. Ia ingin terus menyentuh Raja, memastikan anaknya benar-benar masih bersamanya."Ma," panggil Raja lagi, suaranya tetap lirih."Iya, Sayang? Raja lapar?" tanya Nayla

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status