Share

5. Obat Penenang 18+

“Apa yang sebenarnya bisa kau lakukan?” Teriak Andrew yang baru saja datang itu. Pria tersebut masuk ke dalam rumahnya dengan nada tinggi. Hal itu membuat Chacha serta kedua anak Andrew kaget. Pasalnya mereka sedang main bersama di belakang dan bisa mendengar suara Andrew yang sedang marah itu.

“Mom, ada apa dengan Daddy?” Tanya Adelicia takut. Bahkan anak kecil itu mendekati Chacha dan memeluk wanita itu.

“Tenanglah, mungkin Daddy lagi ada masalah pekerjaan.” Ucap Chacha dengan lembut sambil menenangkan Adelicia. Andrew lewat dari mereka dan menatap Chacha sekilas. Wanita itu melihat raut wajah Andrew yang mengeras, ia tahu bahwa ada sesuatu yang tak beres dengan sang kekasih. Jangan sampai liburan mereka nanti menjadi terhambat karena hal itu.

“Jika ada masalah, apakah liburan kita jadi? Biasanya saat Daddy ada masalah, liburan kita akan dibatalkan. Apakah kali ini juga seperti itu?” Tanya Agrata.

“Mommy, kita tidak jadi pergi?” Tanya Adelicia juga saat paham dengan perkataan Agrata.

“Jadi, Daddy kalian belum mengatakan apa-apa. Agrata tolong jaga adikmu, aku ingin melihat Daddymu sebentar.” Agrata menganggukkan kepalanya, Chacha mengangkat Adelicia lalu di letakkannya di pangkuan Agrata. Wanita itu masuk ke dalam ruangan kerja Andrew dan melihat pria itu masih saja bicara dengan seseorang melalui telepon.

“Andrew,” Panggil Chacha pelan, pria itu tidak menjawab ia hanya menoleh saja. Wanita itu mendekat dan memeluk dari belakang.

“Ulang lagi semuanya dari awal bodoh! Jika kau gagal lagi aku akan membunuhmu!” Setelah mengatakan itu sambungannya di matikan dan Andrew melempar handphonenya ke sofa. Chacha mencium bahu Andrew.

“Ada masalah?” Tanya Chacha pelan.

“Ya, sepertinya kita harus membatalkan rencana liburan kita. Aku harus turun langsung untuk melihat pekerjaan si bodoh itu, jika tidak aku akan rugi besar.” Chacha berjalan berdiri di hadapan Andrew dan mengalungkan lengannya di leher pria itu.

“Kau pemimpinnya, kau bisa meminta asistenmu untuk melakukan itu. Kita sudah janji pada anak-anak untuk membawa mereka liburan, kita tak bisa ingkar janji. Mereka akan kecewa, sebagai orangtua kamu tidak boleh seperti itu.” Ucap Chacha pelan.

“Tapi pekerjaanku sed—”

“Apakah pekerjaanmu jauh lebih penting dari pada aku dan anak-anakmu? Kau mau aku dan anak-anakmu marah? Kami yang akan selalu ada di sisimu, bukan pekerjaanmu. Kau bisa menyuruh sekretarismu untuk mengatasi itu bukan? Kami membutuhkanmu, liburan keluarga ini tak ada artinya jika kau tak ada. Tapi pekerjaanmu itu bisa berjalan tanpa ada kau di sana. Ayolah, jangan kecewakan mereka.” Chacha berusaha membujuk Andrew agar tetap pergi. Ini akan menjadi liburan pertama bersama mereka dengan kedua anak Chacha. Mereka sangat senang saat tahu mereka akan liburan.

“Baiklah, kita akan tetap pergi. Tapi aku mau kau melayaniku, tolong tenangkan aku. Tidak mungkin dengan perasaan seperti ini aku berhadapan dengan anak-anak, kau jelas tahu harus melakukan apa bukan untuk menenangkanku? Hanya kau yang bisa membuatku tenang.” Chacha tersenyum kecil lalu menganggukkan kepalanya.

Andrew segera menarik Chacha dan wanita itu kini duduk dipangkuan Andrew. Ia segera meraup bibir Chacha dengan ganas dan wanita itu terkejut karena ia belum siap. Hanya saja Chacha tidak bisa menolak, karena jikalau sudah seperti itu ia tahu apa yang diinginkan oleh Andrew. Chacha harus meladeni nafsu sang kekasih. Andrew sudah cukup berumur, tetapi kalau sudah mengenai hal ini Andrew selalu menjadi juaranya.

Andrew sangat hebat di bandingkan pria lain yang masih muda yang pernah Chacha rasakan sebelumnya. Pria itu terus mencium bibir mungil milik Chacha dan membungkam wanita itu. Laki-laki dewasa itu mencumbui bibir sang kekasih sekaligus modelnya dengan sangat bernafsu. Andrew begitu tergila-gila dengan Chacha sampai sekarang.

“Kau siap?” Tanya Chacha yang mengerti keinginan sang kekasih. Kalau soal sex jangan tanyakan dan ragukan lagi bagaimana keahlian seorang Chacha.

Karena wanita itu sangat ahli dalam hal itu, ia sudah banyak belajar bagaimana cara memuaskan seseorang dalam sex. Makanya Andrew sangat menyukai permainan panas yang diberikan Chacha. Sehingga Andrew tidak pernah puas akan Chacha, ia ingin lagi dan lagi dipuaskan oleh kekasihnya itu. Chacha sudah tersenyum menggoda sambil mengusap-usapkan jari telunjuknya pada bibir Andrew.

“Yes! Lakukan Baby!” Kata Andrew dengan tegas sambil memukul bokong indah milik Chacha. Kini jari-jari Chacha merambat turun menuruni leher dan kemudian ingin melepaskan dasi milik Andrew. Namun tiba-tiba Andrew mengendong tubuh Chacha sehingga membuat wanita itu menjerit pelan.

“Akhhh.” Chacha menjerit pelan ketika Andrew mendudukkannya di atas meja. Kemudian mereka kembali berciuman dengan panas. Permainan lidah pun kini menghiasi percumbuan keduanya. Lidah mereka saling bertemu dan bertautan.

Wangi parfum yang tercium dari tubuh Chacha membuat nafsu Andrew kian menggelora. Andrew segera menanggalkan blouse yang digunakan Chacha begitu saja dan jari-jari Chacha kini sedang berada di kepunyaan Andrew yang sudah nampak terbuka. Chacha tahu apa yang harus dilakukan oleh jari-jarinya sehingga membuat tonjolan yang ada menjadi semakin membesar.

Dengan cekatan Andrew segera membuka pengait bra milik Chacha sehingga terpampanglah sebuah gundunkan gading kenyal dan padat, dengan puncak kecil berwarna merah yang menantang. Senyum Andrew jelas terpancar menginginkannya.

“Aku sangat menginginkan hal ini.” Kata Andrew dengan mengusap dan memelintir pelan puncak bukit kembar kanan milik Chacha.

Wanita itu hanya tersenyum dan mendesah pelan. Tangan Andrew mendarat dan meremas bukit kembar kiri sang kekasih yang menurutnya sudah semakin membesar dari pertama kali ia merasakannya. Andrew kembali mencium bibir mungil Chacha dan membiarkan bukit kembar terbuka milik wanita itu.

“Di biarkan saja?” Tanya Chacha menggoda sang kekasih yang menanyakan keberadaan bukit kembarnya yang kini sudah bebas.

“Tidak akan!” Jawab Andrew dengan geram sambil melahap bukit kembar kanan Chacha ke dalam mulutnya. Dengan penuh nafsu Andrew melahap kedua bukit kembar Chacha secara bergantian. Andrew sangat menyukai kedua bukit kembar Chacha yang sangat montok itu.

Chacha terlihat menikmati sekali sedotan dan permainan lidah Andrew pada kedua bukit kembarnya. Belum lagi remasan tangan Andrew yang tak kalah membangkitkan nafsunya. Sambil menggigit bibir bawahnya menahan geli, Chacha meremas rambut pria itu. Chacha seperti seorang wanita yang sedang menyusui bayi.

“Akhhh,” Pekik Chacha pelan ketika Andrew menggigir puncak bukit kembarnya.

“Aku sangat menyukai hal ini.” Kata Andrew di sela-sela ciumannya.

“Apakah kau menyukainya?” Tanya Chacha yang merupakan pertanyaan yang seharusnya tidak dijawab. Karena sudah pasti jawabannya Andrew menyukai hal itu.

Sambil tetap menikmati kepadatan bukit kembar Chacha, perlahan tangan kanan Andrew turun pada betis Chacha dan mengelusnya dengan pelan. Andrew bisa meraskaan kelembutan kulit Chacha sehingga merayap ke atas sampai tangan Andrew perlahan masuk ke dalam rok pendek yang dikenankannya membuat geli disekujur tubuh Chacha.

Chacha semakin membuka lebar pahanya semakin mempermudah Andrew untuk masuk mengakses miliknya. Kini Chacha bisa merasakan jari-jari tangan Andrew telah menyentuh permukaan celana dalamnya.

“Kau udah basah Baby!”

“Ahhhhh,” Chacha hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil mendesah. Rok span milik Chacha semakin tinggi terangkat ketika tangan Andrew berada di dalam g-string milik Chacha dan merabai bulu-bulu halus yang ada disana.

“Ahhhh,” Chacha berterak ketika Andrew menekan bagian terkecil miliknya.

“Kau menyukainya?” Tanya Andrew menggoda kekasihnya itu. Chacha menganggukkan kepalanya menikmati permainan tangan Andrew.

Kemudian Andrew memasukkan kedua tangannya ke dalam rok Chacha dan mulai menarik turun g-string wanita itu. Chacha sedikit membantu Andrew dengan mengangkat pantatnya agar mudah terlepas. Setelah terlepas Andrew segera tersenyum melihat kain mungil yang berada ditangannya.

Andrew segera berjongkok di depan meja dan melepaskan kedua high heels milik Chacha. Setelah selesai Andrew mulai menciumi jari-jari kaki Chacha secara bergantian. Chacha terlihat kegelian dan ia sangat menikmati hal itu.

Ciuman Andrew mulai naik menuju kedua betis Chacha dan terus naik menuju paha wanita itu. Permukaan kulit Chacha membawa sensasi tersendiri bagi Andrew. Putih, lembut, wangi dan menjadi candu baginya.

Andrew segera membuka lebar kedua paha kekasihnya itu, semakin terlihatlah dengan jelas sebuah lubang kenikmatan dengan bulu-bulu halus tipis di sekitarnya. Lubang kenikmatan yang selalu mampu membuatnya terbang melayang. Masih begitu sempit dan sekat walaupun ia sering memasukinya bahkan lelaki lain dulu sering memasukinya.

“Akhhhh.” Desah Chacha ketika Andrew mulai menjilati lubang kenikmatan miliknya itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status