Share

6. Nikmat Bersama 18+

Chacha bisa merasakan lidah kekasihnya itu menari-nari dengan lincah dimiliknya. Rasa geli dan sekaligus nikmat yang luar biasa menjalar hebat di sekujur tubuh miliknya.

Sedotan dan tusukan lidah Andrew membuat Chacha mendongakkan kepalanya menahan rasa nikmat yang menyerang miliknya. Lidah Andrew terus menari-nari dan menusuk-nusuk lubang kenikmatannya. “Ahhhh, ohhhhh.” Desah Chacha.

Suara decakan terdengar dari dalam, menandakan daerah milik tersebut mulai basah. Andrew mendongakkan kepalanya menatap wajah kekasihnya itu. Andrew tersenyum melihat wajah wanita yang sedang menikmati permainannya itu.

Andrew kembali merasakan milik Chacha dan aroma wangi cairan Chacha membuat birahinya semakin membara. Andrew semakin liar melahap lubang kenikmatan beserta dengan cairan cinta yang membasahinya. Bulu-bulu lembut yang menutupi area itu tidak menjadi suatu penghalang bagi Andrew mala menjadi sensai yang berbeda baginya.

Chacha segera menarik pria itu keatas, ia tersenyum menggoda sambil memegang dasi yang dikenakan kekasihnya. Chacha membuka dasi itu dan melepaskan kemeja kekasihnya. Kemudian dengan cekatan Chacha meraba kepunyaan Andrew. Jari-jari Chacha meremas-remas kepunyaan Andrew yang memang sudah mengeras.

Chacha segera melakukan tugasnya untuk melayani Andrew seperti biasanya. Hal itu sudah menjadi tugasnya, Chacha segera berjongkok di depan kekasihnya itu. Dengan perlahan untuk menggoda  kekasihnya itu ia membuka sabuk dan reseleting celana panjang yang dipakai Andrew.

Kemudian celana kain itu diturunkannya dengan celana dalamnya, sehingga kini dihadapan Chacha terpampang sebuah batang yang sudah tegang. Andrew segera mengelus-elus kepala Chacha, sementara jari-jari lentik wanita ini kini sudah bekerja dengan sempurna mengocok kepunyaan Andrew.

Dengan telaten Chacha menjilati, mengulum dan mengocok kepunyaan Andrew sehingga mengakibatkan kepunyaan Andrew semakin menegang dan membesar. Chacha memang ahli dalam melakukan oral sehinggal Andrew dibuatnya keenakan merasakan permainan lidah dan mulutnya.

Dengan bergantian Chacha menjilati kepunyaan Andrew berserta dengan buah zakarnya. Kuluman mulutnya di bantu dengan kocokan tangan memberikan kenikmatan yang luar biasa bagi Andrew.

“Cukup Baby!” Andrew memegang pundak Chacha dan kemudian membantu kekasihnya itu berdiri.

Andrew segera menyerang puncak bukit kembar kanan Chacha ke dalam mulutnya. Bukit kembar kiri pun ia berikan perlakukan yang sama. Keduanya secara bergilir dihisap dan diemut oleh Andrew. Sedangkan tangan kanan Andrew kini sibuk kembali maraba milik Chacha.

Andrew merasa Chacha sudah sangat terangsang dan sangat siap untuk dimasuki. Andrew bisa melihat mata sendu milik Chacha dan Andrew menghentikan kulumannya di bukit kembar Chacha. Tangan kanan Andrew kini mengarahkan kepunyaannya di permukaan milik Chacha.

“Kau sudah siap?” Tanya Andrew dan Chacha menganggukkan kepalanya.

“Aaaakhhh,” Chacha berteriak ketika kepunyaan Andrew menghujam dengan keras ke dalam miliknya.

“Akhhh, ohhhhhh, ahhhh,” Desahan keluar dari bibir Chacha seiring pompaan yang diberikan Andrew padanya.

Andrew merasakan jepitan milik kekasihnya itu begitu kencang. Kocokan Andrew semakin megencang membuat Chacha menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya yang mulai bergoncang. Kedua tangan Chacha mencengkram erat ujung meja yang berada di belakangnya.

“Kau menyukainya?” Tanya Andrew di sela-sela hujamannya.

“Yah Andrewww akhhhhhh, terus lakukan dengan keras.” Teriak Chacha yang melupakan ada anak-anak Andrew yang sedang menunggu mereka diluar menantikan tentang kejelasan kepergian mereka. Namun Chacha harus melakukan tugasnya terlebih dahulu agar mereka bisa pergi. Semua ini Chacha lakukan untuk anak-anak Andrew. Selain itu rasa nikmat yang dialami Chacha jauh lebih gila.

Chacha memeluk tubuh kekasihnya itu dan mencium bibirnya meredam desahan dan erangan yang keluar dari mulutnya. Chacha terlihat pasrah lumatan dan juga remasan demi remasan yang dilakukan Andrew pada bukit kembarnya.

Ciuman dan lumatan pun tak henti-hentinya dirasakan Chacha begitu juga dengan lehernya. Apa lagi disaat yang bersamaan genjotan kepunyaan Andrew semakin kencang menghujam ke dalam milik Chacha. Tak perlu waktu lama untuk membangkitkan gelora gairah bagi keduanya.

“Ohh Shit! Kau memang selalu bisa memuaskanku Baby!” Maki Andrew merasakan kepunyaannya yang seperti di jepit dengan erat. Chacha sedikit bangga dalam pujian yang dilakukan Andrew saat ini padanya.

“Akhhhhh,,” Chacha terus mendesah, ditengah kepunyaan Andrew yang sedang memompa di dalam miliknya. Sementara tangan Andrew yang meremasi bukit kembar Chacha.

Andrew segera mencabut kepunyaannya, ia langsung membalikkan tubuh Chacha dan wanita itu kini mengambil posisi menungging. Chacha kembali menggunakan kedua tangannya sebagai penumpu. Andrew menatap ke arah bongkahan pantat Chacha yang sangat montok sambil mengocok kepunyaannya sendiri. Chacha mengangkat rok spannya dan sedikit menggoyakan pantatnya menggoda Andrew.

“Damn! Baby!” Maki Andrew membuat gairah Chacha naik mendengar makian Andrew.

Chacha membuka kedua kakinya semakin lebar untuk mempermudah kepunyaan Andrew memasukinya. Kini sebuah pantat montok dengan milik Chacha yang merah basah tersekpos dengan siap, Andrew semakin membelakkan matanya menatap pemandangan indah itu.

Padahal ini bukan menjadi yang pertama bagi Andrew tetapi tetap saja melihat milik kekasihnya itu memberikan sensasi yang berbeda baginya. Kepunyaan Andrew sangat tegak dan keras.

“Akhhhh,,” Chacha tidak bisa lagi menahan lenguhan panjang keluar karena Andrew memasukkan kepunyaannya bukan ke dalam miliknya melainkan kedalam lubang pantatnya. Andrew merasakan kenikmatan luar biasa dari jepitan lubang anus kekasihnya itu.

Sedangkan Chacha menahan rasa sakit karena memang ia tidak siap sama sekali dengan serangan padang lubang pantatnya itu. Chacha menggigit bibirnya berusaha menahan rasa sakit dan cengkramannya semakin kuat. Chacha tidak bisa protes saat Andrew memang menginginkan itu. Karena memang sudah kewajibannya untuk memuaskan sang kekasih apabila sedang seperti ini. Walaupun ini bukan pertama kali bagi Chacha untuk Andrew memasukkannya ke dalam sana, tetap saja ia masih belum terbiasa dan merasakan sakit.

“Akhhhh, Andrew pelan-pelan.” Kata Chacha.

“Ohhh sakit,” Lagi Chacha menyuarakan rasa sakit yang dialaminya.

Mulut Chacha ternganga lebar ketika Andrew kian mempercepat genjotan kepunyaannya. Lubang anus Chacha yang masih kering kini semakin sakit. Tanpa bisa Chacha tahan bulir matanya mengalir dipinggir matanya.

“Ohhh Baby!”

“Aaaakhh Andrewww, akhhhh”

“Andrew ampunnn akhhhh”

Memang bukan pertama bagi Chacha melakukannya baik itu dengan Andrew ataupun laki-laki lain. Hanya saja Chacha belum siap dan belum ada persiapan pasti sakit. Andrew menghentikan genjotannya dan menarik kepunyaannya. Rasa perih masih dirasakan Chacha, tetapi belum sempat ia mengatur napasnya kini Andrew kembali menghujamkan kepunyaannya keras ke dalam milik Chacha.

“Ohhh,,” Kembali Chacha harus melenguh panjang.

“Baby Chacha! Ahhh.” Desah Andrew.

Chacha kini bisa menikmati persetubuhannya dengan kekasihnya itu karena Andrew memilih memasuki miliknya. Kini Chacha menggoyangkan pinggulnya agar lubang kenikmatannya dapat memberikan jepitan maksimal untuk Andrew. Rasa sakit itu kini berganti menjadi rasa nikmat.

Andrew semakin mempercepat genjotannya demi mencapai pelepasann. Andrew berusaha menghujam-hujamkan kejantannnya dengan secapat mungkin membuat Chacha tak henti-hentinya terus mendesah.

“Akhhhh Andreww.”

“Akhhhh.”

“Baby,”

“Faster,”

Keduanya semakin meracau tak karuan menadakan kalau mereka sudah diambang klimaks. Rasa nikmat yang semakin kencang membuat keduanya semakin sulit menhan teriakan dan derasahan yang terus keluar dari mulut mereka. Maka keduanya berteriak sekencang-kencangnya menunjukkan betapa hebatnya permainan panas yang mereka lakukan saat ini.

“Akhhhhhh,” Chacha melenguh hebat. Kepalanya terdongak dan matanya terpejam merasakan sensasi nikmat. Di tengah genjotan kepunyaan Andrew yang menggila Chacha mencapai puncaknya.

Tak lama setelah itu Andrew juga mendapatkannya semakin menunjukkan wajah yang memerah, dan akhirnya menyusul mencapai puncak kenikmatan.

“Akhhhhhh.” Andrew mendapatkan pelepasannya. Sambil memompa dengan perlahan sampai mengeluarkan semburan cintanya yang keluar.

“Thankyou Baby!” Kata Andrew, wanita itu terkapar di sofa.

Namun sebentar saja Chacha beristirahat Andrew kembali menyerangnya. Pria itu tak cukup melakukannya hanya sekali saja. Kali ini Andrew melakukannya lebih keras dari pada sebelumnya. Andrew benar-benar menyiksa wanita itu, Chacha hanya bisa terima diperlakukan kasar. Ia sudah terbiasa akan hal itu.

Karena jika tidak berbuat kasar Andrew tidak akan merasa puas. Maka Chacha sudah cukup siap untuk itu. Selama dua jam keduanya bergumul did alam sampai Chacha mendapatkan pelepasannya yang entah ke berapa kali. Barulah Andrew menyudahi permainan itu.

Andrew lebih dahulu keluar dari ruangan kerjanya itu untuk masuk ke dalam kamar guna membersihkan diri. Sedangkan Chacha masih harus beristirahat sejenak. Miliknya sangat terasa pedas saat ini, perasaan Andrew sudah membaik membuat Chacha lega setidaknya liburan mereka tetap akan terjadi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status