Pagi hari yang cerah kembali menghampiri di kediaman Andrew. Kali ini Adelicia banyak cerita tentang sekolahnya pada Andrew. Pria itu mencoba mendengarnya dengan serius dan mencoba menanggapinya. Chacha dibuat tertawa karena Adelicia marah ketika Andrew mulai tak fokus. Agrata dan Adelicia juga akan bersiap untuk berangkat sekolah, sedangkan Chacha akan menyelesaikan proses pemotretannya sebelum bergabung di perusahaan Andrew.
“Andrew! Akhirnya kau kembali!” teriak Eleanor yang baru saja datang dengan napas yang tak beraturan. Dua penjaga juga ada di belakangnya dengan napas yang tak beraturan juga.
“Maaf Tuan, kami sudah mencoba menahan supaya tidak masuk. Tapi dia memaksa dan menerobos dengan kasar,” kata penjaga tersebut dengan takut.
“Kalian sangat tak bisa diandalkan, sepertinya kalian harus diganti. Untuk menahan satu orang wanita saja tak bisa,” kata Agrata dengan sarkas. Chacha dan Andrew cukup terkejut melihat sikap A
“Kau tak percaya padaku? Kau ragu padaku?” tanya Andrew balik membuat Chacha bungkam. “Aku mengeluarkannya diluar, aku tak bodoh untuk hal itu. Aku tahu dia sengaja mengatakan itu untuk membuat kita ribut. Kau jelas tahu tujuannya apa. Kenapa kau bisa percaya padanya dengan mudah? Aku akan pastikan kalau itu bukan anakku jika dia benar hamil. Aku ragu kalau dia sedang hamil. Bernard tahu apa yang harus dilakukannya, dia akan pastikan kebenaran itu. Kalau benar dia hamil Bernard akan cari tahu dengan siapa wanita gila itu hamil. Aku tak bodoh dan Bernard juga tak bodoh. Aku tak mudah ditipu, aku juga tak akan membuangnya dengan sembarangan. Banyak orang yang memanfaatkanku,” tegas Andrew membuat Chacha menghela napasnya.“Aku juga sedikit ragu tadi melihat bagaimana dia bersikap. Aku hanya ingin memastikannya padamu. Untuk hidup bersamamu aku harus bisa bersikap. Banyak orang yang ingin merusak hubungan kita, aku juga harus bisa bermain licik sepertimu untuk bisa menghadapi orang-orang
Suasana bandara saat ini sungguh sangat ramai, banyak orang yang datang dan pergi. Hal itu juga yang sedang dialami oleh Agrata. Ia harus melepaskan Greisy untuk pergi meninggalkannya. Chacha ikut serta menemani Agrata yang ingin melepaskan Greisy pergi.“Aku percaya padamu untuk bisa mendidik Agrata menjadi anak yang baik dan anak yang sukses untuk ke depannya. Agrata berada pada orang yang tepat, aku menitipkannya padamu,” kata Greisy sambil menggenggam tangan Chacha erat dengan mata yang berkaca-kaca.“Terima kasih sudah mempercayaiku. Aku berharap kau juga menemukan kehidupanmu yang baru di sana. Jangan lupa pulang, bagaimanapun Agrata juga masih membutuhkanmu. Kalau ada apa-apa kau bisa menghubungiku, aku akan membantumu. Terus berkomunikasilah dengan Agrata, walaupun kalian berpisah aku yakin kalian akan saling merindukan,” kata Chacha sambil tersenyum. Greisy memeluk Chacha dengan erat sambil menangis, Chacha mengelus punggung Greisy untu
Segala persiapan pernikahan Chacha dan Andrew juga sudah matang dan sebentar lagi mereka akan menggelar pernikahan mereka. Keluarga Chacha juga sudah datang dari Jakarta, kini mereka dalam perjalanan dari bandara ke rumah Andrew. Chacha sudah menunggu di rumah dengan Andrew dan kedua anak Andrew.“Mom, apakah nanti aku akan memanggilnya uncle?” tanya Adelicia semangat. Chacha sudah memberitahu kepada mereka bahwa saudara laki-lakinya akan datang menjelang pernikahan mereka.“Ya, kau bisa memanggilnya seperti itu. Kau juga punya sepupu, pasti kau senang bermain dengannya. Dia anak dari saudaraku,” kata Chacha memberitahu.“Aku boleh mengajaknya bermain di kamarku?” tanya Adelicia dan Chacha menganggukkan kepalanya. “Yeayyy,” teriak Chacha kesenangan.Suara mobil terdengar membuat mereka langsung saja berjalan ke depan. Beberapa pelayan dan pengawal juga sudah menunggu di depan untuk menunggu mereka turun lalu membawa barang mereka. Orang yang pertama kali turun adalah Andre beserta deng
“Lalu bagaimana denganku Kak? Apakah perbuatanku di masa lalu juga baik? Bahkan dengan kami tinggal bersama dan menjalin hubungan seperti ini juga apakah itu baik? Bedanya aku tidak sampai hamil karena aku memang tidak mau menginginkan anak. Tapi bersama dengan Andrew aku yakin untuk memiliki seorang anak kelak. Bahkan Elang dulu tak bisa meyakinkanku untuk mempunyai anak darinya,” kata Chacha tegas membuat Bryan terdiam.“Saat ini aku tak ingin membandingkan masa lalu dengan sekarang. Tapi lihat kedua anak Andrew juga bisa menerimaku dengan baik. Mereka juga meyakinkanku bahwa menjadi seorang Ibu bukanlah seburuk itu. Kakak pikir beberapa tahun belakangan ini siapa yang mengurus mereka kalau bukan aku? Dari mereka juga aku belajar Kak, apa pernah Kakak lihat aku seserius ini?” tanya Chacha kembali membuat kedua Kakaknya tak bisa berkata apa-apa.“Aku hanya punya kalian, kedua orangtua kita jelas tak bisa diharapkan. Kisahku dengan Andrew sama, keluarganya juga tak ada sama seperti kit
“Kamu sangat cantik,” puji Bryan yang masuk ke dalam ruangan make up milik Chacha.“Kakak buat aku jadi deg-degan,” kata Chacha sambil memegang dadanya yang berdetak sangat cepat. Bryan tertawa melihat adiknya yang terlihat gelisah itu.“Sudah siap? Kalau kita masuk kamu nggak akan bisa mundur lagi. Sudah siap jadi seorang istri dan Mommy?” goda Bryan membuat Chacha tertawa. Karena kedua anak Andrew memanggilnya Mommy, Bryan terus menggoda Chacha dengan panggilan tersebut.“Aku senang Kakak ada di sini, aku benar-benar terharu. Doakan yang terbaik untuk aku ya Kak.” Bryan tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.“Pasti, sudah siap?” tanya Bryan dan Chacha menganggukkan kepalanya. Bryan mengulurkan tangannya pada Chacha. “Mari tuan putri kamu sudah ditunggu, ayo kita masuk,” kata Bryan membuat Chacha terharu.Chacha mengulurkan tangannya dan Bryan langsung meletakkan tangan adiknya itu ke lengannya. Bryan yang akan menemani Chacha berjalan sampai kepada altar. Semua itu permintaan Chacha
Ke esokkan harinya Chacha terbangun dari tidurnya dan melihat Andrew sedang menikmati kopi sambil melihat tab miliknya. Pria itu belum sadar jika Chacha sudah bangun, balkon terbuka sedikit. Rambut pria itu sudah basah menandakan bahwa ia sudah mandi.“Kau menikmatinya?” tanya Chacha membuat Andrew terkejut dan menoleh.“Kau sudah bangun Baby?” tanya Andrew meletakkan tab miliknya ke atas meja lalu menghampiri Chacha yang masih di atas ranjang. Pria itu duduk di tepi ranjang hendak mencium bibir Chacha namun wanita itu menolaknya membuat Andrew mengernyitkan keningnya. “Ada apa?” tanya Andrew lembut.“Kau sangat menikmati waktumu sehingga kau lupa denganku,” kata Chacha dengan kesal.“Apa maksudmu? Kenapa kau bicara seperti itu?” tanya Andrew bingung.“Pikirkan saja sendiri!” jawab Chacha dengan ketus.Chacha menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya sampai ke wajahnya lalu berbalik membelakangi Andrew. Pria itu menghela napasnya karena tak paham dengan apa yang terjadi. Andrew naik ke
Andrew membawa Chacha serta kedua anaknya untuk pergi liburan sekaligus berbulan madu dengan Chacha yang kini sudah menjadi istrinya itu. Walaupun keduanya sering menghabiskan waktu berdua seperti itu, namun rasanya tetap saja berbeda kalau sudah menikah.Keduanya juga sepakat akan membawa Agrata dan Adelicia, karena ini bukan hanya sekedar bulan madu biasa. Tapi sekaligus liburan pertama mereka dengan status sebagai keluarga. Ini memang bukan yang pertama bagi mereka, tapi dengan status yang berbeda akan terasa beda.Kini Chacha resmi menyandang status nyonya Andrew Cordon. Bahkan nama Chacha juga sudah berubah, ada nama Cordon di belakang. Chacha sedang menemani kedua anak Andrew berenang, sedangkan Andrew sedang pergi mengurus keperluan mereka selama liburan.Ada hal yang harus Andrew lakukan langsung, maka itu pria tersebut pergi meninggalkan Chacha sejenak bersama dengan anak-anaknya agar liburan mereka ke depan berjalan dengan baik. Kini seluruh akses yang Andrew punya juga kini
Andrew memberhentikan pompaannya dan membiarkan Chacha meresapi gelombang pelepasannya hingga usai. Wanita itu lalu bersandar dengan lemas di bahu Andrew. Pria itu lalu kembali memompa lubang milik Chacha dengan perlahan dan kemudian menatap Andrew dengan tatapan sayu. Tangan kanan wanita itu lalu mengusap wajah pria itu yang berkeringat dengan mesra. Lalu Chacha melumat bibir Andrew yang di balas Andrew dengan liar. Lidah keduanya saling berbelit dan bergulat. Andrew lalu melangkah pelan menuju ke ranjang Chacha sambil sesekali memompa milik Chacha sementara bibirnya saling melumat tanpa henti. Setelah sampai di tepi ranjang, lalu Andrew membaringkan tubuh Chacha tanpa melepaskan penyatuan mereka. Pria itu kembali memompa dengan kuat.Ciuman keduanya menggila dan terdengar suara napas tersengal, Chacha membuka mulutnya dan Andrew dengan liarnya membagikan air liurnya ke dalam mulut Chacha yang seakan sudah tidak sadar menanti kepuasan. Setelah itu keduanya kembali mereka berciuman.