Satu Tahun Kemudian“Kita kenapa harus periksa ke rumah sakit Mom? Aku tak sakit, aku sehat,” rengek Adelicia pada Chacha. Wanita itu tertawa sambil mengusap kepala Adelicia.“Ini bukan pertama kalinya kita periksa, setiap tahun kita juga pergi periksa. Kamu mau pergi liburan tidak? Kalau mau ikut kamu harus mau diperiksa, tidak akan sakit.” Adelicia menghela napasnya panjang membuat Chacha mengacak-acak rambut Adelicia.Mereka memang sedang berada di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin yang sering dilakukan setiap tahunnya. Bahkan Chacha dan Andrew melakukan pemeriksaan setahun dua kali. Andrew sedang menemani Agrata pemeriksaan di dalam, pria itu banyak berubah. Sikapnya sudah jauh lebih banyak berubah salah satunya mulai peduli dan mau terlibat pada anak-anaknya.Sikap Andrew semakin hangat, maka itu Andrew mau menemani Agrata di dalam. Sedangkan Chacha menunggu bersama dengan Adelicia, setelah ini Adelicia yang masuk dan diperiksa. Setelah itu Andrew dan Chacha, anak-anak
Bernard yang ada di depan ikut tertawa, padahal Chacha masih saja malu ketika harus bermesraan di depan orang. Chacha menyandarkan kepalanya dibahu Andrew dan pria itu mengelus perut Chacha yang masih rata itu. Chacha senang mendapat perhatian yang begitu besar dari Andrew.Selama ini Chacha tak yakin akan mempunyai anak, bahkan setelah setahun menikah Chacha tak terpikirkan akan diberikan. Ia sudah sempat menyerah ketika sudah mulai berharap. Namun ternyata hal tak terduga itu terjadi, kini ia diberikan kepercayaan untuk mempunyai seorang anak dari rahimnya sendiri.Kalau dulu Chacha sangat takut hamil, kali ini ia sangat bersemangat. Chacha ingin tahu bagaimana rasanya hamil dan mengandung selama sembilan bulan. Bagaimana rasanya ngidam, bagaimana rasanya emosi tak stabil karena hamil. Lalu yang terkahir Chacha ingin tahu bagaimana rasanya melahirkan.Dulu Chacha takut punya anak karena tak mau terima anaknya seperti kedua orangtuanya. Ia takut menjadi orangtua yang gagal lalu membu
“Kenapa kau memegang perutmu? Apakah ada yang sakit?” tanya Andrew khawatir.Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar. Chacha duduk bersandar di kepala ranjang sedangkan Andrew baru saja keluar dari kamar mandi masih menggunakan handuk menutupi pinggangnya. Rambut serta tubuhnya masih basah. Melihat Chacha mengelus perutnya membuat Andrew panik.“Tidak, aku hanya mau mengelusnya saja. Aku masih tak menyangka, kalau aku hamil sekarang. Aku benar-benar tak menyangka hal ini terjadi padaku. Bagiku semuanya masih terlalu abu-abu, aku benar-benar masih belum percaya. Aku hamil lalu melahirkan, hal yang tak pernah kuinginkan dulu tapi sekarang aku jadi tak sabar,” kata Chacha sambil tertawa.“Kau benar, aku juga tak pernah menginginkan pernikahan bahkan anak. Tapi Agrata dan Adelicia hadir di luar kendaliku. Tapi walaupun begitu mereka hadir untuk mengobati lukaku, terima kasih karena kehadiranmu bisa membuatku menerima mereka sepenuhnya,” ucap Andrew tulus sambil mengelus pipi istrinya i
“Hai, apa kabar?” tanya Elang pada Indira yang baru saja membuka pintu rumah itu.Elang berpakaian rapi tanda bahwa pria itu baru pulang dari rumah sakit. Kantong matanya sangat terlihat jelas besar dan menghitam. Pria itu memang belum tidur, sepulang keluar dari rumah sakit tujuannya hanya satu yaitu ke rumah Indira untuk bertemu dengan anak-anaknya.“Hai, kabar aku baik. Kamu baru pulang dari rumah sakit?” tanya Indira memastikan ketika melihat keadaan Elang yang sedikit kacau itu.“Iya, tadi malam ada pasien gawat darurat yang harus di operasi. Baru selesai tadi pagi, kacau banget ya?” tanya Elang sambil tertawa melihat keadaannya.“Sedikit. Mau mampir? Mungkin mau ketemu sama Esya?” tawar Indira sambil menyebutkan nama anak mereka yang terakhir.Anak mereka belum genap dua tahun, sehingga tak bisa ikut pergi bermain dengan Elang. Kedatangan pria itu ke tempat Indira karena mau membawa kedua anaknya yang sudah cukup besar untuk bermain sesuai janjinya. Selain itu Elang ingin membaw
“Agrata, ada apa? Kenapa kau terlihat tak semangat kali ini?” tanya Chacha saat melihat Agrata banyak diam saat semua orang sibuk menyiapkan diri.Saat ini mereka sedang dalam di studio foto milik Andrew, mereka akan melakukan pemotretan keluarga. Kehamilan Chacha yang sudah lebih delapan bulan membuat mereka sepakat untuk mengabadikan momen itu dalam pemotretan yang dipikirkan oleh Chacha. Untuk konsep Chacha memang mempunyai keinginannya tersendiri. Maka itu Andrew segera mewujudkan keinginan istrinya itu.“Tak apa,” jawab Agrata cuek. Agrata hendak pergi namun Chacha langsung saja menahannya.“Kau tak bisa membohongiku Agrata, katakan atau kita membatalkan kegiatan hari ini? Aku tak mau situasimu ini merusak rencana kita hari ini. Kehadiranmu di foto ini sangat diperhitungkan, bagaimanapun ini untuk adikmu,” tegas Chacha membuat Agrata menghela napasnya. “Apa ini ada kaitannya dengan Mommymu yang tak ada kabar?” tebak Chacha membuat Agrata langsung saja menatapnya dengan lekat. “Ka
Pria itu terdiam sejenak lalu sadar apa yang dimaksud oleh Chacha. Andrew langsung saja menghela napasnya dan berdecak lalu turun dari ranjang. Chacha tertawa dengan keras, wanita itu tahu jika Andrew sudah berusaha menahan diri untuk menyerangnya.Bagaimana tidak, Chacha sengaja hanya memakai pakaian dalam saja. Hal itu membuat Andrew kehilangan akal. Sejak Chacha hamil, baginya Chacha begitu menggoda. Dibagian tertentu milik Chacha membesar dan itu membuat Andrew tak bisa menahan diri.Perut Chacha yang semakin membesar membuat kesan seksi bagi Andrew. Pria itu tak pernah melakukannya sebelumnya bersama dengan Ibu hamil, hal itu membuat fantasi pria itu bermain. Saat dua wanita masa lalunya hamil, Andrew langsung saja meninggalkan keduanya dan mencari wanita lain untuk memberikan kepuasan padanya.Namun saat bersama Chacha, pria itu tak menginginkan perempuan lain. Maka itu Andrew sangat menggilai Chacha belakangan ini termasuk ketika wanita itu hamil. Andrew sangat takluk dan tak p
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Andrew saat melihat Chacha melamun dan melihat kearah luar jendela hanya dengan memakai lingerie yang baru saja Andrew lepaskan dari tubuh sang kekasih.Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya masih menggunakan handuk putih menutupi bagian bawahnya. Saat keluar ia melihat Chacha seolah sibuk dengan pikirannya sendiri dan tidak menghiraukannya yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Tidak ada.” Chacha akhirnya sadar dan segera bangkit berdiri. Wanita itu hendak berjalan ke kamar mandi namun Andrew segera saja menahannya dengan mencekal tangan Chacha.“Apa yang sedang kau sembunyikan dariku? Kau tahu aku tidak suka kau berbohong padaku bukan? Apa aku harus menghukummu terlebih dahulu baru kau akan katakan apa yang ada di dalam kepalamu itu?” Ancam Andrew.“Aku tidak menyembunyikan apapun darimu. Aku mengatakan yang sebenernya, aku hanya memikirkan tentang pekerjaan.” Andrew berdeak.“Kau pembohong.” Andrew hendak menarik lingerie yang
Chacha akhirnya mendudukkan bokongnya di kursi empuk miliknya. Ia baru saja menyelesaikan satu sesi pemotretannya. Setelah ini akan lanjut di sesi selanjutnya, karena ruangan sedang di persiapkan untuk sesi berikutnya. Chacha tidak bisa meninggalkan dunia pekerjaanya tersebut walaupun hidupnya sudah enak bersama dengan Andrew. Bagi Chacha model adalah bagian dari hidupnya. Maka itu ia meminta pada Andrew tetap memperkerjakannya.“Mau pesan makan apa, biar aku pesankan.” Kata asisten yang diberikan Andrew padanya.“Seperti biasa saja, jangan lupa buahnya. Tolong pendingin ruangannya di naikkan, aku akan beristirahat sebentar.” Chacha mengambil handphonenya setelah asistennya itu pergi.Ia melihat handphone utamanya siapa tahu ada pesan ternyata tidak ada. Kemudian Chacha mengambil handphone keduanya dan melihat apakah ada pesan ternyata ada. Handphone keduanya adalah handphone dari masa lalunya. Salah satunya dengan Elang, ia sudah mengganti nomer telepon tersebut dan sempat memberitah