Share

GPCD-3

"Aaaaa!" Adelia berteriak keras, tatkala dia melihat tubuh polosnya terlihat oleh Carlton.

Seketika, Carlton menaruh kembali tubuh Adelia di atas tempat tidur dan menutup tubuhnya kembali dengan selimut.

"Ma-maaf, Babe! Tadi itu tidak sengaja!" ucapnya dengan tawa yang menggelikan.

Adelia cemberut dan segera menarik selimut itu sampai ke dagu.

"Dasar mesum!" ucap Adelia, dia memalingkan wajahnya, "dan berhenti panggil aku babe!"

Carlton menghela nafas panjang, lalu duduk di samping Adelia. "Emmm! Tapi, aku akan tetap memanggilmu, Babe."

Adelia melotot. Hanya saja belum sempat berbicara, Carlton tiba-tiba sudah menyela, "Oh, iya. aku ingin bertanya padamu, apakah boleh?" 

"Mau tanya apa?" 

Carlton tersenyum dan wajahnya mendekati telinga Adelia. "Babe, siapa nama kamu? Mengapa kamu bisa ada di kamarku?" tanya Carlton.

Adelia terdiam sejenak, karena dia kembali teringat tentang apa yang telah terjadi sebelumnya. "Aku? Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa ada di sini? Tapi ...." Adelia mulai merasakan perasaan sesak ketika teringat tentang Alvin.

"Alvin! Bagaimana dengan dia? Apakah dia menunggu aku?" gumam Adelia yang kemudian, tanpa dia sadari, air mata pun langsung jatuh membasahi pipinya.

"Eh! Babe, kamu kenapa?" tanya Carlton panik. Dia refleks langsung memeluk Adelia.

"Jangan menangis! Tolong jangan menangis ya! Aku sungguh tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang?!" ucap Carlton yang mulai panik sendiri.

Sayangnya, Adelia justru menangis semakin keras. "Bagaimana ini? Aku sudah kotor sekarang! Aku sudah kotor!" teriak Adelia yang terus menangis dalam pelukan Carlton dan membuatnya semakin bingung.

"Aduh! Babe, tolong jangan menangis lagi! Aku ... Ahhh! Aku tidak tahu harus bagaimana sekarang?" ucap Carlton.

Dia kemudian mengelus lembut punggung Adelia. "Sudah ya! Jangan menangis lagi! Aku minta maaf karena sudah menyakiti kamu," bujuk Carlton sebisanya.

"Ta-tapi aku sudah kotor sekarang dan jika Alvin tahu aku sudah tak suci lagi, dia pasti tidak akan mau dengan aku lagi dan aku belum siap untuk kehilangan dia, aku tidak sanggup sama sekali!" lirih Adelia dengan isak tangis yang membuat Carlton merasa bersalah.

"Emmm! Maafkan aku, tadi malam aku sungguh tidak sengaja menarik kamu untuk masuk ke dalam masalah ini. Tapi, aku berjanji akan menjadi pria yang bertanggungjawab jika pria bernama Alvin itu tak mau menerima kamu, maka aku siap menggantikan dia," ucap Carlton yang kemudian mengecup lembut dahi Adelia.

"Sudah ya, Babe! Kamu jangan menangis lagi!" ucap Carlton yang menatap Adelia dengan tatapan lembut.

Adelia pun mendongakkan kepalanya menatap wajah tampan Carlton yang berada tepat sangat dekat dengannya.

"Kamu memang tampan, tapi aku tidak mencintai kamu!" jawab Adelia yang kembali terisak.

Mendengar itu, Carlton hanya bersikap pasrah tak bisa melakukan apapun pada gadis yang sudah dia nodai itu.

Hanya saja, saat Adelia masih sibuk memukul dada Carlton untuk melampiaskan amarahnya.

Tok' tok' tok'

Tiba-tiba saja, suara ketukan mengejutkan keduanya.

"Itu?" 

Carlton menaikan alisnya menatap ke arah pintu.

Sedangkan Adelia, dia menghentikan aksinya.

"Ada yang mengetuk pintu. Mungkinkah dia ....."

Mata Adelia langsung terbelalak dan secepatnya melepaskan tangannya yang masih memegang dada Carlton. "Mungkinkah itu Alvin?" paniknya.

"Tidak! Kalau Alvin tahu aku di sini dalam keadaan seperti ini, dia pasti akan marah sekali padaku dan aku ... Ah! Aku tidak mau putus dengan dia! Aku tidak mau!" ucap Adelia yang segera mendorong Carlton hingga pelukan itu pun terlepas.

"Hei! Babe, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Carlton yang terkejut ketika melihat Adelia berhasil melepaskan diri dari dalam pelukannya.

Lalu Adelia segera turun dari atas tempat tidur.

"Pakaianku! Di mana pakaian aku?" tanyanya dengan panik.

Carlton menghela napas kasar ketika melihat Adelia yang panik mencari pakaiannya sendiri. "Haistt! Babe, pakaian kamu sepertinya sudah tidak bisa dipakai lagi," ucap Carlton.

Mendengar itu, Adelia menghentikan aksinya lalu menoleh ke arah Carlton. "Apa yang tadi kamu katakan? Pakaianku tidak bisa dipakai lagi?" 

Carlton mengangguk. "Ya! Sudah tidak bisa dipakai! Lebih baik, kamu tunggu dengan tenang di sisiku sampai asisten pribadiku datang membawakan pakaian baru untuk kamu! Atau ...." Carlton menyeringai sambil menarik tangan Adelia hingga jatuh ke lagi ke dalam pelukannya.

"Ahh!" 

Adelia berteriak keras saat dahinya terbentur keras menabrak dada Carlton.

BUGH!

Dahi Adelia terasa sakit sekali.

"Aduh! Sakit sekali!" keluh Adelia sambil mengelus dengan lembut.

Melihat itu, Carlton segera memeriksa dahi Adelia.

"Eh! mana yang sakit? Coba beritahu aku?!" tanya Carlton yang ingin memeriksa.

Namun, Adelia segera menepisnya. "Jangan sembarangan menyentuh aku! a-aku tidak sudi disentuh oleh orang aneh seperti kamu!" bentaknya.

Carlton pun tak memaksanya. "Baiklah! Aku tidak akan menyentuh kamu! Tapi lebih baik, kamu berbaring saja sampai asistenku datang membawa pakaian baru untuk kamu," ucapnya, tak mau mengganggu Adelia lagi.

"Aku mau buka pintu dulu, ya Babe!"

Carlton pun berjalan meninggalkan Adelia untuk membuka pintu.

Karena sejak tadi, pintu itu terus diketuk dan suaranya semakin keras yang membuat Carlton sangat terganggu oleh suara itu.

"Sial! Siapa yang berani mengganggu kesenanganku hari ini?" gerutu Carlton sangat kesal.

Wajahnya begitu dingin.

Ekspresi yang tak pernah ditunjukannya pada Adelia sejak bangun tadi.

Hanya saja, Carlton mengerenyitkan dahi saat melihat sosok di balik pintu yang tak dia kenal sama sekali.

"Siapa kalian?" tanyanya saat melihat sosok pria dan wanita sedang berdiri di depan pintu mencari Adelia!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status