共有

GPCD-2

作者: Dhini_218
last update 最終更新日: 2024-02-27 15:52:09

Matahari bersinar sangat terang, hingga menembus tirai jendela kamar hotel yang di dalamnya. 

Sepasang pria dan wanita di kamar 170 itu masih berpelukan di bawah selimut dengan damai.

Sayangnya, suara dering ponsel membuat keduanya perlahan terganggu.

"Siapa yang menelepon sepagi ini? Apakah dia sudah bosan hidup di dunia ini!" 

Carlton mengumpat menyadari itu berasal dari ponselnya.

Namun alih-alih mengangkat panggilan, pria tampan itu justru memeluk Adelia seperti bantal.

Sementara itu, Adelia terkejut.

Seketika, dia menyadari bahwa Carlton memeluk erat tubuh telanjangnya. 

"Ini!" Adelia refleks langsung mendorong tubuh Carlton hingga berhasil melepaskan pelukannya. 

Gadis itu langsung menyilangkan kedua tangannya di dada. "Tadi malam kita.... "

Carlton seketika menghela napas menyadari maksud Adelia.

Selain memuaskan, malam tadi memang begitu panjang dan tak terlupakan karena itu pertama baginya.

Hanya saja, Carlton baru ingat bahwa wanita di hadapannya ini adalah korban yang membuat pria itu benar-benar kesal pada dirinya sendiri. 

"Ya. Kita melakukannya.”

“Maaf, tadi malam aku sungguh tidak sadar akibat pengaruh obat perangsang yang diletakkan entah oleh siapa," ucap Carlton sembari menatap tubuh Adelia dengan tatapan kasihan. 

Karena dia terlalu dikuasai nafsu, seluruh tubuh gadis itu dipenuhi bekas merah buatan Carlton.

“Aku akan bertanggungjawab,” putusnya. 

Mendengar ucapan Carlton, Adelia tertegun.

Entah apa yang harus dilakukannya. Menyalahkan pria itu pun percuma sekarang.

Digerakkannya tubuh, berusaha untuk turun dari atas tempat tidur. Sayangnya. seluruh tubuh Adelia terasa sakit seolah habis dipukuli.

Dia benar-benar tidak tahan dengan rasa sakit itu! 

"Sakit sekali!" keluh Adelia yang tidak jadi menurunkan kakinya ke bawah. 

Mendengar itu, Carlton segera mendekati dirinya dan secepatnya memegang pinggang Adelia. 

"Kamu baik-baik saja? " tanyanya.

"Tangan kamu!” panik Adelia membuat Carlton langsung melepaskankan tangannya. 

"Maaf! Aku tadi hanya ingin menolong kamu, Babe." 

Keduanya sontak terdiam.

Carlton sendiri terus menatap Adelia. 

Entah mengapa, tangannya ingin merengkuh gadis itu lagi. “Shit! Bagaimana bisa aku ingin terus menyentuh wanita ini? Padahal, aku malas berurusan dengan wanita,” umpatnya dalam hati sembari menyugar rambutnya kasar.

Tahu bahwa dirinya tak akan tahan, Carlton lantas menjaga jarak dari Adelia yang masih berusaha untuk turun dari atas tempat tidur. 

Tring!

Ponsel Carlton kembali berbunyi, hingga menyadarkan pria itu.

"Aku akan membantumu nanti,” ucapnya, serius. 

Adelia yang terkejut, bahkan sampai mengangguk. 

***

"Bos! Anda di mana? Saya mencari Anda semalaman tapi saya tidak menemukan Anda! Lalu, apakah anda benar-benar... tidur dengan wanita yang disiapkan para rubah tua itu?" 

Suara asisten Carlton terdengar khawatir. Tadi malam, Carlton sudah dalam pengaruh obat perangsang saat dirinya mencari obat.Namun begitu tiba, pintu hotel pria itu sudah terkunci rapat. 

Carlton menahan senyumnya. "Tidak! Kamu tidak perlu merasa khawatir," jawabnya teringat kejadian tadi malam.

Entah mengapa, dia ingin menggoda Adelia tiba-tiba.

Terlebih kala dilihatnya wanita itu yang masih mencoba turun dari kasur.

"Babe! Tunggu aku untuk membantumu nanti!” godanya.

“Babe?” Sang asisten sontak terkejut mendengar ucapan bosnya. 

"Bos! Anda kenapa? Mengapa Anda terdengar sedikit genit sekali? Apakah Anda sembuh karena Anda tidur dengan wanita?" tanyanya yang semakin penasaran. 

"Ya! Semalam saya tidur dengan wanita—” 

"Hah? Anda serius?” potong sang asisten tanpa sadar. 

Hal ini sontak membuat Carlton melirik ke arah Adelia yang kini sudah turun dalam balutan selimut.

Dia tampak mengambil pakaiannya yang hancur akibat perbuatan pria itu tadi malam. 

"Ini! Baju aku robek begini... Bagaimana aku pulang nantinya?” lirih Adelia pedih.

Tanpa sadar, Carlton tertawa, hingga dia menyadari Adelia sudah menangis.

"Hei! Babe, kenapa kamu menangis?" tanyanya mendekati Adelia, “Apa aku perlu panggillan dokter atau.... " 

Namun belum selesai Carlton bicara, Adelia langsung mendorong dadanya. 

"Semua gara-gara kamu! Bajuku hancur bagaimana nanti aku pulang!" keluh Adelia yang terus menangis. 

Dia sungguh membenci dirinya yang sudah kotor dan tak berdaya saat ini. 

Carlton segera mengelus kepala Adelia lembut. "Jangan menangis lagi! Aku akan menyuruh Daffa untuk membeli pakaian baru untuk kamu," ucapnya yang kemudian kembali bicara dengan asistennya yang masih tersambung panggilan telepon bersamanya. 

"Daffa, belikan pakaian baru dan pakaian dalam untuk wanita saya! Jangan lupa, pakaian saya serta bawa beberapa kebutuhan wanita lainnya. Selain itu, bawa dokter kemari untuk memeriksa kondisi tubuh wanita saya," tegas Carlton membuat Daffa terkejut akan drama yang didengarnya pagi ini.

"Bos… wanita Anda? Anda... Anda sudah menganggap wanita itu menjadi wanita milik Anda?" bingungnya. 

Tut' tut' tut!

Alih-alih menjawab, Carlton justru mengakhiri panggilan telepon saat itu juga.  

"Bos!” pekiknya tak percaya. 

Apa ini benar-benar Carlton yang dikenalnya?! Pria itu antiwanita dan sangat dingin.

Tapi ini...?

Di sisi lain, pria yang membuat asistennya bingung setengah mati itu, masih terus menenangkan Adelia.

"Di sini dingin. Ayo, kita kembali ke ranjang dulu," ajaknya.

Adelia menggeleng. "Apa yang harus aku katakan? Aku... Aku.... " 

Ucapan wanita itu terhenti karena Carlton langsung menggendongnya tiba-tiba.

Pria itu bahkan tak sadar bahwa selimut yang menutupi tubuh Adelia lepas semua.

Saking malunya, Adelia sampai menghentikan isak tangisnya dan membenamkan wajah di dada Carlton karena merasa sangat malu.

Hal ini sontak membuat Carlton mengerutkan kening.

“Kamu kenapa, be–” Ucapan Carlton terhenti kala menyadari tubuh Adelia sudah polos.

"Aaaa!"

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-66

    "Tuan, ini pakaian yang anda pesan," ucap sang pelayan yang datang menghampiri keduanya.Dia tersenyum ke arah Jeffran."Selamat pagi Tuan besar," sapanya dengan sopan.Jeffran hanya mengangguk dan kembali menatap ke arah Carlton."Carl, kakek Tunggu kalian di bawah, kakek rela menunggu lama asalkan bisa melihat cucu menantu Kakek," ucapnya dengan kesal, Jeffran pun langsung berjalan pergi meninggalkan tempat itu."Ya, tunggu saja dibawah, jangan muncul di depan kamarku lagi!" teriak Carlton dengan keras, membuat langkah Jeffran pun terhenti.Dia menoleh dengan tatapan kesal."Dasar cucu brengsek! Kalau bukan karena sayang, sudah saya pecat kamu Carl!" teriaknya dengan kesal dengan hentakan kaki beberapa kali, Jeffran pun memalingkan pandangannya lalu melanjutkan langkahnya lagi.Melihat itu, Carlton tertawa puas."Hahahaha ... Ternyata membuat marah Kakek tua itu cukup menyenangkan juga," ucapnya dengan tawa yang semakin keras.Sang pelayan hanya bisa tersenyum, dia tak berani ikut

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-65

    Tok' tok' tok'Suara ketukan itu membuat keduanya terkejut."Carl, ada yang orang di luar, apa mungkin Kakek kamu sudah sampai?" ucap Adelia dengan gugup."Ini masih pagi, tidak mungkin Kakek tua itu datang," jawab Carlton sambil mengecup lembut bahu Adelia."Sudah jangan memikirkannya, kamu pasti masih ngantuk kan sayang? Lebih baik, tidur lagi saja ya," perintahnya.Adelia menoleh dan menatap Carlton yang tersenyum kepadanya."Tapi Carl, aku tidak tenang. Aku takut membuat Kakek kamu marah dan juga status kita kan ...." Adelia langsung menundukkan kepalanya, bibirnya gemetar dengan tangan yang meremas kuat selimut yang menutupi tubuhnya itu.Carlton mengerenyitkan dahinya."Apa maksud kamu sayang? Status? Status apa sayang?" tanyanya dengan tatapan penasaran.Adelia masih menunduk, dia benar-benar tak memiliki kepercayaan diri sama sekali.Dia sadar, jika dirinya hanyalah wanita miskin yang tak mungkin diterima oleh keluarga kaya seperti keluarga Carlton, dia juga tahu kalau pernika

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-64

    Keesokan harinya.Matahari bersinar terang dan cahayanya pun menembus celah-celah kaca jendela dibalik tirai yang masih tertutup rapat di dalam sebuah kamar yang di dalamnya, ada sepasang pria dan wanita masih berbaring saling memeluk satu sama lainnya di bawah sebuah selimut.Hingga tiba-tiba saja.Drrrrttt ....Suara ponsel membangunkan keduanya."Hhmm ... Carl, itu ponsel kamu bukan?" ucap Adelia dengan mata yang masih tertutup rapat, rasanya sangat berat untuk membukanya.Carlton pun perlahan membuka matanya dan tangannya langsung meraba ke arah meja nakas yang ada di sebelahnya."Emm ... Sepertinya memang ponsel aku sayang, kamu tidur lagi saja, pasti kamu lelah sekali kan?" jawabnya sambil terus meraba meja nakas di sebelahnya dan akhirnya, dia pun berakhir mendapatkannya."Siapa sih yang ganggu sepagi ini? Tidak tahu apa kalau hari ini adalah hari libur, bisa-bisanya menganggu orang yang sedang tidur!" gerutunya.Carlton yang sudah berhasil mendapatkan ponselnya pun langsung me

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-63

    "Ma ... Pa! Tolong jangan tinggalkan Lia sendirian di sini, Lia butuh mama sama papa," ucapnya dengan mata terpejam, Adelia terus mengeluarkan air matanya."Dia sedang bermimpi tentang kedua orang tuanya?" ucap Carlton, dia pun jadi teringat dengan mendiang kedua orang tuanya, yang sama seperti Adelia, sudah meninggal saat dirinya masih kecil."Sayang, nasib kita sama, kita sama-sama anak yatim piatu."Carlton pun langsung menaruh ponsel Adelia diatas meja nakas dan dia segera berbaring di sebelah Adelia."Sayang, aku memahami perasaan kamu saat ini, kamu pasti kangen kan sama mendiang kedua orang tua kamu, aku ...." Carlton pun ikut sedih, karena dia juga jadi teringat mendiang kedua orang tuanya."Mama, papa! Aku juga kangen kalian," lirihnya.Carlton segera memeluk Adelia."Sayang, kita memiliki nasib yang sama dan semoga saat kita memiliki anak nanti, anak kita tidak memiliki nasib yang sama dan semoga kita diberi panjang umur agar bisa melihat mereka dewasa." Carlton memeluk erat

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-62

    "Halo!" jawab Carlton dengan nada tegas.Di seberang sana.Jerry yang sedang duduk diatas sofa bersama seorang wanita sexy tertawa penuh kepuasan."Halo keponakan om tersayang! Sedang apa sekarang?" tanyanya.Carlton mengetuk-ngetuk pelan meja di depannya, dia tersenyum tipis."Sedang menikmati kebahagiaan karena ada yang sudah mati-matian merencanakan semuanya dengan susah payah, ternyata rencana gagal total," jawab Carlton.Seketika senyuman Jerry pun menghilang."Brengsek! Berani sekali bocah seperti kamu menyindir saya! Jangan mentang-mentang kamu ....""Santai om, jangan marah-marah seperti itu! Ingat, umur om sudah tidak muda lagi, takutnya Asam urat om kambuh terus tidak bisa menikmati wanita cantik dalam pelukan om saat ini, rugi dong kalau sudah bayar mahal tidak bisa dinikmati, ya kan?" Carlton tertawa mengejek.Jerry semakin kesal mendengarnya."Diam kamu Carl! Berani sekali kamu mengejek saya! Kamu benar-benar anak kurang ajar! Dasar anak kurang didikan ya begini hasilnya,

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-61

    "I-ini ... Mau apalagi sih dia?" gerutu Adelia, dia langsung kesal ketika melihat pesan yang ternyata dari pria yang sudah mengkhianatinya itu."Cih! Dasar tidak tahu malu, mau apalagi si dia menghubungiku lagi? Memangnya belum puas sudah bersama dengan wanita tidak tahu malu itu?" Adelia terus mengumpat kesal dan rasa kantuknya langsung hilang karena melihat nama itu, padahal dia belum membaca isinya tapi api amarahnya langsung menyala baru melihat namanya saja."Sial! Kenapa harus sekarang sih? Aku mau istirahat tidak bisakah ...." Adelia menghela napas panjang, lalu segera duduk kembali."Sudahlah, aku baca dulu pesan apa yang dia kirimkan padaku," ucapnya sambil membuka kunci layar ponselnya, Adelia pun membaca pesan itu."Eh! Mau apalagi dia?!" raut wajah Adelia seketika berubah jijik ketika melihat pesan dari calon suaminya, lebih tepatnya dia sudah menganggap jika dia sudah menjadi mantan."Cih! Untuk apalagi masih berpura-pura menjadi pria yang setia dan seolah kalau aku satu-

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status