Share

GPCD-4

"Siapa kalian?" tanya Carlton.

Namun, wanita yang ada di depan Carlton hanya membuka mulutnya dan menatap Carlton dengan tatapan tidak biasa.

Pria itu jelas sadar dengan tatapan menjijikan semacam itu. 

Carlton lantas menatapnya tajam. 
"Cepat! apa yang kalian inginkan! Waktu saya tidak banyak untuk melayani orang-orang semacam kalian!" tegasnya.

Seketika Lusi tersadar, lalu melirik ke arah pria yang ada di sampingnya.

"Vin, sepertinya kita salah kamar. Adel tidak mungkin ada di sini, tapi ...." Wanita itu langsung membuka layar ponselnya untuk menegaskan nomor kamar yang dia kirim tadi malam kepada sahabatnya itu.

"Eh! Kita salah kamar! Ini bukan kamar 171 tapi 170," ucapnya sambil tersenyum malu kepada pria yang ada di sampingnya.

"Oh, salah ya! Baguslah kalau begitu," ucap pria yang tak lain adalah Alvin.

"Kalau begitu, ayo pergi! Aku yakin kalau Adel tidak mungkin mengkhianati aku dan dia adalah wanita yang sangat baik," ucap Alvin sambil melirik sekilas ke arah Carlto dan berlalu begitu saja tanpa mengucapkan satu patah katapun padanya.

Sedangkan Lusi, wanita yang bersama Alvin masih tetap tersenyum ke arah Carlton.

"Maafkan kami karena sudah mengganggu waktu istirahat anda," ucapnya dengan kedipan mata genitnya.

Lalu, wanita itu segera pergi bersama pria di sebelahnya.

Melihat itu, seketika seluruh tubuh Carlton bergidik karena jijik.

"Hih! Jelek sekali wanita itu! diberi seratus pun aku tak tertarik sama sekali, tapi kalau yang di dalam ... satu pun aku tak akan pernah puas," ucap Carlton dengan seringai nakalnya.

Dia pun bergegas ingin menutup pintu.

Hanya saja, belum sempat dia menutup rapat pintunya.

Dia terkejut saat mendengar suara bising di kamar sebelahnya.

"Kenapa ramai sekali? Apakah pria itu sedang menangkap basah sebuah perselingkuhan? Tapi bukannya wanita itu ...." Entah kenapa, jiwa ingin tahu Carlton pun muncul dan pikirannya langsung tertuju pada wanita yang menghabiskan malam bersama dengannya.

"Alvin?" gumam Carlton yang perlahan melirik ke arah Adelia, "Mungkinkah dia datang untuk wanita milikku ini? Tapi ...."

Carlton kembali melihat ke arah luar.

Di sana ada seorang pria paruh baya yang berteriak marah kepada Lusi dan Alvin.

"Siapa kalian? Berani sekali kalian mengganggu waktu istirahat saya?" bentaknya.

"Saya mendengar jika tunangan saya berada di kamar ini. Cepat! Suruh dia keluar untuk menemui saya!" balas Alvin yang tak mau kalah dengan suara keras dari pria paruh baya itu.

"Hah? Tunangan kamu? Siapa tunangan kamu? Apakah gadis cantik yang seharusnya melayani saya tadi malam, tapi tak datang sama sekali?" jawab pria paruh baya itu dengan tatapan kesal.

"Sepertinya gara-gara kamu, gadis cantik yang sudah saya beli dengan harga sangat mahal itu tidak datang dan malah datang wanita jelek yang sebenarnya saya juga tidak merasa puas! maka ...." Pria paruh baya itu segera menarik tangan wanita yang semalam melayaninya, lalu mendorongnya tepat di depan Alvin.

"Nih, ambil wanita jelek ini! Saya kecewa sekali dengan pelayanannya! Wanita jalang seperti ini sudah sering saya temukan di mana-mana!" ucap pria paruh baya itu, lalu membanting pintu dengan kerasnya.

BRAKK!

Pintu pun tertutup dan meninggalkan tiga orang yang kini saling menatap satu sama lainnya.

"Ini!" Alvin menatap ke arah Lusi.

"Lusi, semalam kamu mengatakan kalau Adel pergi ke Hotel ini untuk menjual tubuhnya. Tapi sekarang, di mana Adel? Mengapa hanya ada wanita ini?" tanya Alvin.

Lusi gemetar, karena dia juga sama terkejutnya.

"Vin, aku ... aku juga tidak tahu! Tapi, semalam aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau Adel masuk ke dalam Hotel ini dan dia ...."

"Cukup! Aku tahu kalau kamu mencintaiku dan kamu tidak pernah terima kalau Adelia adalah calon istriku! tapi, kamu harus ingat! Lusi kamu sendiri yang menawarkan diri untuk jadi selingkuhan aku dan kamu juga tahu sendiri, aku hanya mencintai dia. Jadi, berhenti membuat fitnah agar aku membencinya," ucap Alvin yang segera membalikkan tubuhnya.

"Lusi, kamu harus ingat! Kamu sendiri yang ingin menjadi selingkuhan, jadi jangan harap kalau aku akan menerima kamu seperti Adelia!" tegas Alvin yang setelah itu, bergegas pergi meninggalkan Lusi serta wanita yang menjadi pengganti Adelia.

"Vin! Alvin! Tunggu aku! Jangan ... Jangan tinggalkan aku!" Teriak Lusi yang segera berlari mengejar Alvin.

"Alvin sayang! Tunggu aku! Aku mohon sayang! Tunggu aku!" Lusi terus berteriak memanggil Alvin yang tak menghiraukan dirinya sama sekali.

Sedangkan Carlton, dia yang menjadi penonton hanya tersenyum tipis.

"Drama kehidupan yang sangat lucu sekali! Dia yang selingkuh tapi ingin menangkap pasangannya yang dituduh selingkuh! Ckckck ... Benar-benar brengsek!" gumamnya yang kemudian menutup pintu itu.

Namun, saat Carlton hendak membalikkan tubuhnya.

Dia terkejut saat melihat sosok Adelia yang sedang berdiri mematung di belakangnya.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Carlton yang menatap bingung ke arah wanita itu.

Sayangnya, Adelia justru tampak gemetar. Wajahnya bahkan jauh lebih pucat dari sebelumnya.

"Mereka...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status