Share

GPCD-4

Author: Dhini_218
last update Last Updated: 2024-02-27 15:53:33

"Siapa kalian?" tanya Carlton.

Namun, wanita yang ada di depan Carlton hanya membuka mulutnya dan menatap Carlton dengan tatapan tidak biasa.

Pria itu jelas sadar dengan tatapan menjijikan semacam itu. 

Carlton lantas menatapnya tajam. 
"Cepat! apa yang kalian inginkan! Waktu saya tidak banyak untuk melayani orang-orang semacam kalian!" tegasnya.

Seketika Lusi tersadar, lalu melirik ke arah pria yang ada di sampingnya.

"Vin, sepertinya kita salah kamar. Adel tidak mungkin ada di sini, tapi ...." Wanita itu langsung membuka layar ponselnya untuk menegaskan nomor kamar yang dia kirim tadi malam kepada sahabatnya itu.

"Eh! Kita salah kamar! Ini bukan kamar 171 tapi 170," ucapnya sambil tersenyum malu kepada pria yang ada di sampingnya.

"Oh, salah ya! Baguslah kalau begitu," ucap pria yang tak lain adalah Alvin.

"Kalau begitu, ayo pergi! Aku yakin kalau Adel tidak mungkin mengkhianati aku dan dia adalah wanita yang sangat baik," ucap Alvin sambil melirik sekilas ke arah Carlto dan berlalu begitu saja tanpa mengucapkan satu patah katapun padanya.

Sedangkan Lusi, wanita yang bersama Alvin masih tetap tersenyum ke arah Carlton.

"Maafkan kami karena sudah mengganggu waktu istirahat anda," ucapnya dengan kedipan mata genitnya.

Lalu, wanita itu segera pergi bersama pria di sebelahnya.

Melihat itu, seketika seluruh tubuh Carlton bergidik karena jijik.

"Hih! Jelek sekali wanita itu! diberi seratus pun aku tak tertarik sama sekali, tapi kalau yang di dalam ... satu pun aku tak akan pernah puas," ucap Carlton dengan seringai nakalnya.

Dia pun bergegas ingin menutup pintu.

Hanya saja, belum sempat dia menutup rapat pintunya.

Dia terkejut saat mendengar suara bising di kamar sebelahnya.

"Kenapa ramai sekali? Apakah pria itu sedang menangkap basah sebuah perselingkuhan? Tapi bukannya wanita itu ...." Entah kenapa, jiwa ingin tahu Carlton pun muncul dan pikirannya langsung tertuju pada wanita yang menghabiskan malam bersama dengannya.

"Alvin?" gumam Carlton yang perlahan melirik ke arah Adelia, "Mungkinkah dia datang untuk wanita milikku ini? Tapi ...."

Carlton kembali melihat ke arah luar.

Di sana ada seorang pria paruh baya yang berteriak marah kepada Lusi dan Alvin.

"Siapa kalian? Berani sekali kalian mengganggu waktu istirahat saya?" bentaknya.

"Saya mendengar jika tunangan saya berada di kamar ini. Cepat! Suruh dia keluar untuk menemui saya!" balas Alvin yang tak mau kalah dengan suara keras dari pria paruh baya itu.

"Hah? Tunangan kamu? Siapa tunangan kamu? Apakah gadis cantik yang seharusnya melayani saya tadi malam, tapi tak datang sama sekali?" jawab pria paruh baya itu dengan tatapan kesal.

"Sepertinya gara-gara kamu, gadis cantik yang sudah saya beli dengan harga sangat mahal itu tidak datang dan malah datang wanita jelek yang sebenarnya saya juga tidak merasa puas! maka ...." Pria paruh baya itu segera menarik tangan wanita yang semalam melayaninya, lalu mendorongnya tepat di depan Alvin.

"Nih, ambil wanita jelek ini! Saya kecewa sekali dengan pelayanannya! Wanita jalang seperti ini sudah sering saya temukan di mana-mana!" ucap pria paruh baya itu, lalu membanting pintu dengan kerasnya.

BRAKK!

Pintu pun tertutup dan meninggalkan tiga orang yang kini saling menatap satu sama lainnya.

"Ini!" Alvin menatap ke arah Lusi.

"Lusi, semalam kamu mengatakan kalau Adel pergi ke Hotel ini untuk menjual tubuhnya. Tapi sekarang, di mana Adel? Mengapa hanya ada wanita ini?" tanya Alvin.

Lusi gemetar, karena dia juga sama terkejutnya.

"Vin, aku ... aku juga tidak tahu! Tapi, semalam aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau Adel masuk ke dalam Hotel ini dan dia ...."

"Cukup! Aku tahu kalau kamu mencintaiku dan kamu tidak pernah terima kalau Adelia adalah calon istriku! tapi, kamu harus ingat! Lusi kamu sendiri yang menawarkan diri untuk jadi selingkuhan aku dan kamu juga tahu sendiri, aku hanya mencintai dia. Jadi, berhenti membuat fitnah agar aku membencinya," ucap Alvin yang segera membalikkan tubuhnya.

"Lusi, kamu harus ingat! Kamu sendiri yang ingin menjadi selingkuhan, jadi jangan harap kalau aku akan menerima kamu seperti Adelia!" tegas Alvin yang setelah itu, bergegas pergi meninggalkan Lusi serta wanita yang menjadi pengganti Adelia.

"Vin! Alvin! Tunggu aku! Jangan ... Jangan tinggalkan aku!" Teriak Lusi yang segera berlari mengejar Alvin.

"Alvin sayang! Tunggu aku! Aku mohon sayang! Tunggu aku!" Lusi terus berteriak memanggil Alvin yang tak menghiraukan dirinya sama sekali.

Sedangkan Carlton, dia yang menjadi penonton hanya tersenyum tipis.

"Drama kehidupan yang sangat lucu sekali! Dia yang selingkuh tapi ingin menangkap pasangannya yang dituduh selingkuh! Ckckck ... Benar-benar brengsek!" gumamnya yang kemudian menutup pintu itu.

Namun, saat Carlton hendak membalikkan tubuhnya.

Dia terkejut saat melihat sosok Adelia yang sedang berdiri mematung di belakangnya.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Carlton yang menatap bingung ke arah wanita itu.

Sayangnya, Adelia justru tampak gemetar. Wajahnya bahkan jauh lebih pucat dari sebelumnya.

"Mereka...."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-65

    Tok' tok' tok'Suara ketukan itu membuat keduanya terkejut."Carl, ada yang orang di luar, apa mungkin Kakek kamu sudah sampai?" ucap Adelia dengan gugup."Ini masih pagi, tidak mungkin Kakek tua itu datang," jawab Carlton sambil mengecup lembut bahu Adelia."Sudah jangan memikirkannya, kamu pasti masih ngantuk kan sayang? Lebih baik, tidur lagi saja ya," perintahnya.Adelia menoleh dan menatap Carlton yang tersenyum kepadanya."Tapi Carl, aku tidak tenang. Aku takut membuat Kakek kamu marah dan juga status kita kan ...." Adelia langsung menundukkan kepalanya, bibirnya gemetar dengan tangan yang meremas kuat selimut yang menutupi tubuhnya itu.Carlton mengerenyitkan dahinya."Apa maksud kamu sayang? Status? Status apa sayang?" tanyanya dengan tatapan penasaran.Adelia masih menunduk, dia benar-benar tak memiliki kepercayaan diri sama sekali.Dia sadar, jika dirinya hanyalah wanita miskin yang tak mungkin diterima oleh keluarga kaya seperti keluarga Carlton, dia juga tahu kalau pernika

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-64

    Keesokan harinya.Matahari bersinar terang dan cahayanya pun menembus celah-celah kaca jendela dibalik tirai yang masih tertutup rapat di dalam sebuah kamar yang di dalamnya, ada sepasang pria dan wanita masih berbaring saling memeluk satu sama lainnya di bawah sebuah selimut.Hingga tiba-tiba saja.Drrrrttt ....Suara ponsel membangunkan keduanya."Hhmm ... Carl, itu ponsel kamu bukan?" ucap Adelia dengan mata yang masih tertutup rapat, rasanya sangat berat untuk membukanya.Carlton pun perlahan membuka matanya dan tangannya langsung meraba ke arah meja nakas yang ada di sebelahnya."Emm ... Sepertinya memang ponsel aku sayang, kamu tidur lagi saja, pasti kamu lelah sekali kan?" jawabnya sambil terus meraba meja nakas di sebelahnya dan akhirnya, dia pun berakhir mendapatkannya."Siapa sih yang ganggu sepagi ini? Tidak tahu apa kalau hari ini adalah hari libur, bisa-bisanya menganggu orang yang sedang tidur!" gerutunya.Carlton yang sudah berhasil mendapatkan ponselnya pun langsung me

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-63

    "Ma ... Pa! Tolong jangan tinggalkan Lia sendirian di sini, Lia butuh mama sama papa," ucapnya dengan mata terpejam, Adelia terus mengeluarkan air matanya."Dia sedang bermimpi tentang kedua orang tuanya?" ucap Carlton, dia pun jadi teringat dengan mendiang kedua orang tuanya, yang sama seperti Adelia, sudah meninggal saat dirinya masih kecil."Sayang, nasib kita sama, kita sama-sama anak yatim piatu."Carlton pun langsung menaruh ponsel Adelia diatas meja nakas dan dia segera berbaring di sebelah Adelia."Sayang, aku memahami perasaan kamu saat ini, kamu pasti kangen kan sama mendiang kedua orang tua kamu, aku ...." Carlton pun ikut sedih, karena dia juga jadi teringat mendiang kedua orang tuanya."Mama, papa! Aku juga kangen kalian," lirihnya.Carlton segera memeluk Adelia."Sayang, kita memiliki nasib yang sama dan semoga saat kita memiliki anak nanti, anak kita tidak memiliki nasib yang sama dan semoga kita diberi panjang umur agar bisa melihat mereka dewasa." Carlton memeluk erat

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-62

    "Halo!" jawab Carlton dengan nada tegas.Di seberang sana.Jerry yang sedang duduk diatas sofa bersama seorang wanita sexy tertawa penuh kepuasan."Halo keponakan om tersayang! Sedang apa sekarang?" tanyanya.Carlton mengetuk-ngetuk pelan meja di depannya, dia tersenyum tipis."Sedang menikmati kebahagiaan karena ada yang sudah mati-matian merencanakan semuanya dengan susah payah, ternyata rencana gagal total," jawab Carlton.Seketika senyuman Jerry pun menghilang."Brengsek! Berani sekali bocah seperti kamu menyindir saya! Jangan mentang-mentang kamu ....""Santai om, jangan marah-marah seperti itu! Ingat, umur om sudah tidak muda lagi, takutnya Asam urat om kambuh terus tidak bisa menikmati wanita cantik dalam pelukan om saat ini, rugi dong kalau sudah bayar mahal tidak bisa dinikmati, ya kan?" Carlton tertawa mengejek.Jerry semakin kesal mendengarnya."Diam kamu Carl! Berani sekali kamu mengejek saya! Kamu benar-benar anak kurang ajar! Dasar anak kurang didikan ya begini hasilnya,

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-61

    "I-ini ... Mau apalagi sih dia?" gerutu Adelia, dia langsung kesal ketika melihat pesan yang ternyata dari pria yang sudah mengkhianatinya itu."Cih! Dasar tidak tahu malu, mau apalagi si dia menghubungiku lagi? Memangnya belum puas sudah bersama dengan wanita tidak tahu malu itu?" Adelia terus mengumpat kesal dan rasa kantuknya langsung hilang karena melihat nama itu, padahal dia belum membaca isinya tapi api amarahnya langsung menyala baru melihat namanya saja."Sial! Kenapa harus sekarang sih? Aku mau istirahat tidak bisakah ...." Adelia menghela napas panjang, lalu segera duduk kembali."Sudahlah, aku baca dulu pesan apa yang dia kirimkan padaku," ucapnya sambil membuka kunci layar ponselnya, Adelia pun membaca pesan itu."Eh! Mau apalagi dia?!" raut wajah Adelia seketika berubah jijik ketika melihat pesan dari calon suaminya, lebih tepatnya dia sudah menganggap jika dia sudah menjadi mantan."Cih! Untuk apalagi masih berpura-pura menjadi pria yang setia dan seolah kalau aku satu-

  • Gairah Pernikahan CEO Dingin   GPCD-60

    "Berikan!"Carlton mengulurkan tangannya dengan tatapan kesal.Asep langsung bergidik melihat tatapan seram majikannya itu.Glek!"Tuan seram sekali!" gumamnya sambil menelan ludahnya secara kasar.Namun, dia pun segera memberikan ponsel itu ke tangan Carlton."I-ini ponselnya Tuan!" ucapnya dengan tangan bergetar.Carlton segera meraihnya dan dia segera menatap layar ponselnya yang masih menyala."Sial!" umpatnya secara tiba-tiba dan eksprwsu wajahnya lebih menyeramkan dari sebelumnya.Membuat Asep semakin ketakutan dan demi menghindari amarah majikannya, Asep segera pergi meninggalkan ruangan itu.Sedangkan Adelia, dia yang sudah selesai makan pun, bergerak mendekati Carlton karena rasa penasarannya."Carl! Kamu kenapa?" tanyanya sambil perlahan melirik ke arah layar ponsel milik Carlton yang terus mengeluarkan bunyi."Eh! Nomor tidak dikenal," ucap Adelia sambil melirik ke arah Carlton yang masih merengut menahan amarahnya."Carl! Kamu baik-baik saja kan? Apakah kamu merasa adanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status