Share

Bab 6. Jatuh Sakit

Author: ZeeHyung
last update Last Updated: 2025-08-26 15:28:41

"Kenapa Anda berkata seperti itu. Tapi Anda kan ...." Malik menghentikan ucapannya karena melihat Darren menatapnya dengan tajam.

Dia tidak ingin ada yang mengetahui jati diri dari Rossa terlebih lagi lawan bicaranya saat ini yang tidak lain adalah kliennya.

Klien Francis Darren menatap ke arah mereka. Walaupun sedikit agak jauh tapi Darren yakin mereka pasti mendengar sedikit banyaknya pembicaraan mereka berdua.

Darren tidak melanjutkan pembicaraan dan kembali bergabung dengan kliennya. "Maaf pembicaraan kita sedikit terganggu. Sampai di mana tadi?" tanya Darren dengan ramah.

"Siapa itu Rossa ? Apa dia wanitamu?" tanya klien Francis yang membuat Darren langsung terdiam memandang ke arah kliennya itu dengan datar.

Sudah dia duga kalau mereka pasti mendengar dan sekarang malah bertanya. Dengan tenang Darren menjawab siapa itu Rossa.

"Aku tidak tahu siapa, mungkin kekasihnya. Apa dia kekasihmu, Malik ? Kenapa dengan dia? Sakit dan memintamu pulang?" tanya Darren dengan tatapan mengintimidasi ke arah Malik hingga Malik sedikit gugup dengan pertanyaan dari tuannya.

Dia yang biasanya tenang kini menjadi salah tingkah karena tuannya mengatakan kalau Rossa itu kekasih dia. Padahal sudah jelas tuannya lah yang menikahi Rossa bukan dia.

Tidak mendapat jawaban dari Malik membuat Darren semakin kesal. Darren makin melotot meminta Malik untuk mengatakan iya. Kode yang diberikan Darren membuat Malik takut.

Malik takut dipecat akhirnya menganggukkan kepala. "benar, Tuan. Rossa itu kekasih saya. Dan dia sakit jadi saya diminta untuk datang ke rumah sakit. Saya meminta izin untuk pergi menjenguk dia," jawab Malik dengan suara terbata-bata dan juga gugup.

"Oh. Ya sudah pergi saja. Kasihan kekasihmu itu pasti dia membutuhkanmu. Ayolah, Tuan Darren izinkan asistenmu itu untuk bertemu dengan kekasihnya. Kamu juga pernah merasakan hal yang sama saat mendiang istrimu sakit bukan? Pasti kamu sangat cemas. Begitu juga dengan Tuan Malik. Izinkanlah dia untuk pergi melihat kekasihnya itu. Aiapa tahu kekasih Tuan Malik membutuhkan dia," ucap klien Darren yang menepuk pundaknya Malik.

Mendengar klien tuannya berkata seperti itu, Malik semakin takut. Apalagi melihat sorot mata dari majikannya itu tajam.

"Tidak apa-apa, Tuan. Saya sudah katakan kalau saya akan datang setelah acara selesai. Anda tenang saja dan terima kasih perhatiannya," jawab Malik menundukkan kepala.

Perkataan Malik yang menolak untuk pergi membuat klien dari Darren lagi-lagi memandang ke arah Darren.

"Ayolah, Tuan Darren jangan terlalu tegang. Dia masih lajang dia masih butuh wanita yang bisa menemaninya dan dia juga pasti sangat mengkhawatirkan kekasihnya itu," ucap kliennya lagi yang membuat Darren mau tidak mau mengizinkan Malik untuk pergi.

"Ya sudah kamu pergi sana tapi nanti jemput saya. Karena kita mau ke Belanda setelah ini," ucap Darren yang akhirnya setuju untuk mengizinkan Malik pergi ke rumah sakit menemui Rossa istrinya mewakili dirinya.

Malik mengerjapkan matanya, dia tidak percaya kalau Darren mengizinkan dia untuk pergi. "Anda yakin Tuan?" tanya Malik sekali lagi.

"Hhm. Ya pergilah nanti kabari aku. Dan ingat cepat kembali," jawab Darren yang terpaksa mengiyakan sekali lagi pertanyaan dari Malik. Padahal dia sudah muak dan kesal dengan kliennya.

"Nah, begitulah jadi majikan. Kita harus peduli dengan bawahan kita. Lagi pula ini bukan jamnya kerja jadi dia bisa bertemu dengan kekasihnya kapan saja. Aku juga seperti itu dengan asistenku ini bukan begitu Aldo ?" tanya klien Darren yang bernama Jack.

"Benar, Tuan Jack." Aldo mengiyakan perkataan majikannya itu.

Darren hanya menganggukkan kepala dan tersenyum kecil. Dia tidak ingin membahas lagi dan dia penasaran kenapa Rossa bisa sakit apakah dia tidak makan atau dia masih memikirkan kecelakaan kedua orang tuanya.

Darren masih menerka-nerka kenapa bisa Rossa sampai masuk rumah sakit. Sedangkan, Malik yang diberikan izin segera pergi ke rumah sakit. Dia berlari menuju ke pintu lift dan dia yakin kalau saat ini orang tua dari bosnya sudah ada di rumah sakit.

"Tuhan, apa yang harus aku katakan nanti jika tuan dan nyonya menanyakan ke mana Tuan Darren. Oh, ya Tuhan. Bisa-bisa aku diomelin oleh keduanya," dumel Malik yang sudah pasrah jika nanti dia diomeli oleh kedua orang tua majikannya itu.

Sesampainya di pintu lift Malik menekan tombol lift dan langsung terbuka. Malik segera masuk dan kembali menekan tombol satu. Tidak lama pintu lift terbuka kembali dan Malik segera bergegas menuju ke parkiran karena teleponnya terus berdering dan dia yakin kalau itu orang tua dari majikannya.

Tidak mungkin dia menjawab karena tidak ada tuannya di sini. Malik segera masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil menuju ke Rumah Sakit Harapan Bunda. Tangannya gemetar dan dia keringat dingin. Bingung apa yang harus dia katakan. Alasan apa lagi yang akan dia katakan untuk membela bosnya.

Sedangkan di rumah sakit Tuan dan Nyonya Tommy Wijaya masih menunggu dokter keluar dari ruang IGD dan tidak lama dokter keluar menemui keduanya.

"Saya ingin bertemu dengan keluarga pasien. Apakah Anda orang tua dari pasien ?" tanya Dokter kepada Tuan dan Nyonya Tommy Wijaya.

Keduanya berdiri dan menghampiri dokter. "ya kami orang tuanya. Bagaimana dengan anak kami. Kenapa dia bisa seperti ini ?" tanya Nyonya Pingkan dengan raut wajah yang cemas.

"Anak Anda mengalami shock berat dan dia harus dirawat di rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut dan kalau perlu anak Anda ini bisa dibawa ke terapis untuk menghilangkan shock atau traumanya. Kalau boleh tahu dia trauma atau shock apa ya?" tanya Dokter dengan serius.

Nyonya Pingkan dan Tuan Tommy Wijaya hanya bisa diam. Mereka tidak bisa berkata apa-apa. Yang menimpa menantunya itu benar-benar cukup berat.

"Dia sebenarnya menantu kami. Dia baru kehilangan orang tuanya atas kecelakaan pesawat terbang. Anda tahu 'kan pesawat terbang baru saja kecelakaan dan semua penumpangnya meninggal dunia. Pesawatnya masuk ke dalam laut. Nah, salah satu penumpangnya adalah kedua orang tua dari menantu kami. Mungkin itu yang membuat dia shock atau trauma atau mungkin terguncang jiwanya karena kehilangan kedua orang tuanya sekaligus dan di hari yang sama dia juga baru menikah dokter. Jadi, masalahnya bertubi-tubi menimpa dia," jawab Nyonya Pingkan menjelaskan kenapa Rossa bisa seperti itu dengan air mata berlinang.

"Oh, seperti itu ya ceritanya. Saya turut berduka cita Tuan dan Nyonya. Pantas saja dia seperti ini tapi saya yakin menantu Anda bisa lebih baik lagi jika suaminya menemaninya dan memberi support agar dia lebih tenang karena kita tidak tahu apa yang dibutuhkan menantu Anda. Yang pasti menantu Anda ini butuh dukungan dari orang terdekat salah satunya suaminya," jawab dokter yang dianggukan Nyonya Pingkan dan Tuan Tommy Wijaya.

"Terima kasih banyak dokter kami akan usahakan agar menantu kami kembali pulih seperti semula. Terima kasih banyak," ucap Tuan Tommy Wijaya yang dianggukan 'kan oleh dokter.

Tuan Tommy tidak mau memperpanjang masalah. Karena dia yakin anaknya itu tidak datang ke sini. Dan Rossa seperti ini juga ada kaitannya dengan dia.

"Ayo, Pa. Kita pindahkan Rossa ke ruangan yang sudah kita siapkan. Mama ingin menemani Rossa dia anak sahabat Mama satu-satunya. Mama tidak ingin anak sahabat Mama itu sedih berlarut-larut ditinggalkan oleh kedua orang tuanya," ajak Nyonya Pingkan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya sudah. Ayo kita pergi ke ruangan yang sudah kita siapkan. Makasih banyak dokter atas bantuannya."

"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi. Nanti saya cek lagi pasien jika sudah sadar kabari saya," jawab Pak Dokter segera pergi setelah mengatakan kondisi Rossa.

Tuan Tommy menganggukkan kepala membiarkan Dokter pergi. Tuan Tommy menoleh ke arah Pak Yan. "Pak Yan, dan kamu Mayang pulanglah dulu. Siapkan pakaian untuk anakku dan bawa makanan yang enak-enak untuknya dan buatkan juga sup kepiting yang biasa kami makan cepat ya. Biar kami di sini temani Rossa," ujar Tuan Tommy Wijaya yang meminta kepada Pak Yan dan juga Mayang untuk pulang dan menyiapkan semua kebutuhan dari menantunya.

"Baik Tuan. Kami akan siapkan semuanya kalau begitu kami permisi dulu. Nanti kami datang lagi. Tuan dan Nyonya apakah ingin saya bawakan pakaian juga?" tanya Pak Yan.

"Iya bawakan juga. Sekalian beritahukan kepada pelayan di sana kami tidak pulang beberapa hari kalau ada yang mencari kami berdua katakan kami ke rumah sakit. Dan kalau makanan kalian saja yang siapkan," jawab Tuan Tommy Wijaya yang dianggukan oleh Pak Yan dan juga Mayang.

Keduanya segera pergi untuk menyiapkan keperluan dari majikan mereka. Tidak lama suster membawa Rossa keluar dari ruangan IGD terlihat Rossa memejamkan matanya wajahnya juga pucat.

Nyonya Pingkan menangis melihat Rossa yang sangat sayu, matanya bengkak dia yakin kalau Rossa pasti menangis sepanjang waktu. Keduanya segera mengikuti suster ke ruangan di mana Rossa akan dirawat.

Malik yang baru datang segera keluar dari mobil dan berlari ke dalam. Dia ingin bertemu dengan tuan dan nyonya Tommy Wijaya. Sesampainya di lobby rumah sakit Malik segera mendekati resepsionis.

"Permisi, saya ingin bertanya pasien atas nama Rossa di mana ya ? Eh, maksud saya kamar berapa eh maksudnya dia dirawat di ruangan apa?" tanya Malik yang gugup dengan nafas yang tersengal bertanya kepada resepsionis, Rossa dirawat di kamar berapa.

"Oh pasien atas nama Nona Rossa Bayuni? Dirawat di ruangan VIP lantai 3 sebelah kanan ruangannya," ucap resepsionis tersebut.

"Terima kasih banyak," jawab Malik yang segera naik ke lantai 3.

"Aku harap Tuan besar tidak marah karena anaknya tidak bisa datang. Benar-benar aneh, dapat istri cantik kok ditolak," ucap Malik yang berlari ke arah lift.

"Eh, Malik kamu kenapa ada di sini? Siapa yang sakit, Malik?" tanya seseorang dari belakang yang membuat Malik terkejut dan berbalik melihat siapa yang memanggilnya dan bertanya padanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 6. Jatuh Sakit

    "Kenapa Anda berkata seperti itu. Tapi Anda kan ...." Malik menghentikan ucapannya karena melihat Darren menatapnya dengan tajam.Dia tidak ingin ada yang mengetahui jati diri dari Rossa terlebih lagi lawan bicaranya saat ini yang tidak lain adalah kliennya. Klien Francis Darren menatap ke arah mereka. Walaupun sedikit agak jauh tapi Darren yakin mereka pasti mendengar sedikit banyaknya pembicaraan mereka berdua. Darren tidak melanjutkan pembicaraan dan kembali bergabung dengan kliennya. "Maaf pembicaraan kita sedikit terganggu. Sampai di mana tadi?" tanya Darren dengan ramah. "Siapa itu Rossa ? Apa dia wanitamu?" tanya klien Francis yang membuat Darren langsung terdiam memandang ke arah kliennya itu dengan datar. Sudah dia duga kalau mereka pasti mendengar dan sekarang malah bertanya. Dengan tenang Darren menjawab siapa itu Rossa. "Aku tidak tahu siapa, mungkin kekasihnya. Apa dia kekasihmu, Malik ? Kenapa dengan dia? Sakit dan memintamu pulang?" tanya Darren dengan tatapan men

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 5. Diabaikan

    "Sebenarnya tidak terlalu penting juga Tuan. Saya hanya mau mengatakan akan ada pertemuan klien kita dari Prancis. Mereka mengundang kita untuk datang nanti malam ke hotel Kencana yang ada di Jalan Pattimura. Apakah Anda mau ikut menghadiri pertemuan itu ?" tanya Malik dengan hati-hati."Baik, aku akan pergi siapkan semuanya dan oh ya katakan kepada pihak penerbangan untuk tidak menghubungi Rossa. Mereka harus menghubungiku dulu karena aku walinya sekarang dan aku tidak ingin Rossa pergi ke bandara tanpa izin dariku. Kamu mengerti Malik?" tanya Darren yang meminta kepada Malik untuk tidak mengizinkan pihak bandara menghubungi Rossa. Dia mempunyai alasan tersendiri kenapa Rossa tidak boleh diberitahukan tentang peristiwa kecelakaan pesawat terbang yang membuat kedua orang tuanya Rossa meninggal."Tapi, Tuan. Maaf Nona Rossa salah satu anggota keluarganya. Menurut saya tidak etis kalau kita tidak memberitahukan kepada Nona Rossa. Saya yakin kalau Nona Rossa pasti dibutuhkan untuk sampe

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 4. Kehilangan

    Nyonya Pingkan terdiam mendengar pertanyaan dari Rossa menantunya. Dia mau jawab apa? Nyonya Pingkan yakin kalau Rossa tidak tahu apa yang terjadi. Darren masuk ke dalam rumah dan saat di dalam terlihat sudah ada di dalam orang tuanya dan Rossa berdiri tepat di depan ibunya. Rossa menoleh ke arah Darren. Dari sorot matanya, Rossa meminta penjelasan kepada dirinya untuk mengatakan apa yang Nyonya Pingkan katakan kepadanya. Nyonya Pingkan berbalik dan menatap Darren. "Darren, kamu tidak mengatakannya kepada Rossa? Kenapa? Kamu tidak boleh seperti ini Darren, dia anaknya dan dia berhak tahu apa yang terjadi. Ato katakan," pinta Nyonya Pingkan kepada Darren. "Benar yang dikatakan oleh ibumu, katakan apa yang terjadi dengan mereka. Kamu tidak boleh egois nak. Rossa anaknya dan dia berhak tahu kondisi dari keluarganya saat ini," ucap Tuan Tommy kepada Darren. Mendengar kata keluarga, Rossa gemetar. Ada apa dengan keluarganya yang tidak lain ibu dan ayahnya. Rossa mendekati Darren untuk

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 3. Mengakhiri Hubungan

    Rossa akhirnya menemui sang kekasih di tempat biasa. Mereka sudah janjian. Rossa membalas pesan kekasihnya dan meminta bertemu di tempat biasa dan sekarang Rossa duduk di taman kota. Hamparan danau menambah indahnya taman kota tersebut. Beberapa orang sedang bercengkrama sambil tertawa riang. Rossa memandang kemesraan orang-orang yang ada di taman kota tersebut. "Andai aku bisa seperti mereka tentu hidupku akan lebih baik dan bahagia. Tapi, kenapa Tuhan menakdirkanku dan memilih jalan seperti ini. Tidak bisakah sedikit saja aku menemukan sosok pria yang benar-benar menerimaku dan menempatiku di dalam hatinya sekali saja," gumam Rossa yang perlahan air matanya mengalir. Rossa terkejut di saat dirinya menangis sebuah tangan mengusap air matanya yang mengalir di pipi. Rossa berbalik dan terlihatlah seseorang yang sudah tersenyum ke arahnya. "Kenapa kamu menangis cantik. Apa kamu merindukanku ?" tanya sang kekasih yang bernama Arya Kusuma. Rossa sedikit menepis tangan Arya dan itu di

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 2. Sah

    " Yakin, apa itu." Rossa penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Darren padanya. "Baiklah, saya akan katakan syaratnya. Syaratnya, sangat mudah kamu tidak boleh berharap apapun dariku. Cinta dan yang lainnya. Saya hanya kasih kamu nafkah saja tidak batin. Karena saya tidak bisa mengkhianati Rissa dan jangan akui saya sebagai suamimu di kampus. Anggap saja kita tidak kenal satu sama lain dan jaga sikapmu jika berpapasan dengan saya. Di mana pun kamu dan saya bertemu. Apa kamu paham?" tanya Darren dengan tatapan mata yang tajam. Aura Darren benar-benar berbeda. Kalau dulu Darren masih lembut wajahnya, sikapnya tapi kini menakutkan. Rossa pun mau tidak mau menerimanya karena sudah terlanjur juga dia menerima perjodohan ini. "Baik. Aku juga tidak menginginkan itu. Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, kita sudahi. Permisi," ucap Rossa yang berdiri dan meninggalkan Darren. Darren tidak menjawab apa yang Rossa katakan Dia memilih diam duduk tanpa sedikitpun masuk ke dalam resto

  • Gairah Semalam Dengan Kakak Ipar    Bab 1. Perjodohan

    "Ocha, kamu dari mana saja. Pulang jam segini. Apakah kamu tidak tahu kalau kamu itu anak gadis tidak boleh pulang larut. Apa kamu pergi dengan pria itu lagi?" tanya wanita paruh baya yang menatap tajam ke arah gadis cantik yang dipanggil Ocha oleh wanita paruh baya yang tidak lain ibu kandungnya. Ocha membolakan matanya, dia kesal ibunya sudah mulai bereaksi menjadi posesif pasti ada yang akan ibu katakan. "Aku pulang bukan dengan siapa-siapa. Aku pulang dengan kekasihku. Mama juga tahu siapa dia. Jadi, jangan diributin deh," jawab Ocha yang meninggalkan orang tuanya. "Ocha, mau kemana kamu? Mama belum selesai bicara. Ocha, kamu harus menikahi Darren dua minggu lagi," kata ibu kandungnya yang bernama Mila. Ocha yang hendak naik menghentikan langkah kakinya karena terkejut mendengar perkataan dari ibunya. "Apa ? Menikah dengan kakak iparku sendiri? Mama tidak salah?" tanya Ocha. "Tidak. Mama tidak salah. Apa kamu tega melihat Darren hidupnya seperti itu? Tidak ada yang mengurusi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status