Share

CHAPTER 44 | SURAT CERAI

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-09-08 08:04:40

Yessa berdiri di depan cermin, menatap refleksinya sendiri. Tubuh putihnya hanya tertutup bikini hitam yang kontras dengan kulitnya.

Di sana, bekas luka lama masih jelas terlihat, menjadi saksi dari masa lalu yang menyakitkan.

Namun kali ini bukan hanya luka yang tertinggal di tubuhnya. Ada pula jejak cinta—sentuhan hangat dan bekas kasih beberapa jam lalu dari Isandro—menyatu dengan lebam yang masih membekas.

Sebuah perpaduan antara perih dan rasa yang sulit ia definisikan.

“Mustahil Mas Isa gak jijik,” gumam Yessa pelan, matanya memancarkan kegetiran melihat tubuhnya sendiri dari pantulan cermin. “Aku sendiri bahkan gak enak lihatnya.”

“Sayang ....”

Suara berat Isandro dari ambang pintu wardrobe menghentikan monolog Yessa. Pria itu masuk hanya mengenakan boxer hitam yang menempel di tubuh atletisnya.

Yessa menatapnya dari pantulan cermin dan mengulas senyum kecil.

“Kamu ngapain?” Isandro bertanya sambil berjalan mendekat, lalu melingkarkan kedua lengannya di pinggang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 46 | HAVING SEKS

    Cahaya kamar redup, udara di dalamnya terasa berat oleh napas Isandro dan Yessa yang tidak teratur. Yessa perlahan naik ke atas tubuh Isandro, gerakannya ragu sejenak, tapi kemudian matanya menatap dalam ke arah pria itu. Ada api yang berkobar di sorot matanya—antara keinginan dan penolakan yang tak lagi mampu ia bedakan. Isandro terdiam, hanya membiarkan Yessa memimpin. Senyum tipisnya muncul, seolah menantang sekaligus menyerahkan kendali. Jemari besarnya menyusuri pelan sisi pinggang ramping Yessa, membuat wanita itu semakin bergetar. Detik demi detik, Yessa kian larut. Setiap desahan, setiap tatapan, justru semakin menjerumuskannya. Ia tahu ini salah, ia tahu ia sedang jatuh ke pelukan pria yang bukan suaminya—namun anehnya, di dada Yessa justru tumbuh rasa nyaman yang belum pernah ia temukan membuatnya berani. Saat tubuh mereka menyatu dalam ritme yang semakin intens, Yessa membungkuk, bibirnya nyaris menyentuh telinga Isandro. Suaranya bergetar, lirih namun jujur.

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 45 | FREYA LICIK

    Kaveer berdiri kaku di ambang pintu, jemarinya mencengkeram keras lembaran surat itu hingga hampir kusut. Sementara staf pengadilan tadi sudah pamit pergi beberapa menit yang lalu. Matanya membaca ulang deretan kata yang sama, tapi pikirannya menolak menerima kenyataan. “Cerai? Yessa gugat cerai aku?” desisnya sinis, suaranya tercekat di tenggorokan. Amarah merambat cepat ke wajahnya. Rahangnya mengeras, napasnya memburu. Ia merasa dipermalukan—istrinya, perempuan yang selalu bisa ia tekan dan kendalikan, kini berani melawan dengan cara paling terang-terangan. Menghilang, lalu mendatangkan surat gugatan cerai. “Berani-beraninya dia …,” gumamnya dengan tatapan liar. Dadanya naik-turun, antara ingin mengamuk atau sekadar tertawa pahit atas pengkhianatan yang menurutnya tak masuk akal. Kaveer menjatuhkan tubuhnya ke sofa, surat itu masih dalam genggaman. Kepalanya dipenuhi pertanyaan. Kenapa Yessa berani? Siapa yang mendukungnya? Salma? Freya? Semakin ia berpikir, semak

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 44 | SURAT CERAI

    Yessa berdiri di depan cermin, menatap refleksinya sendiri. Tubuh putihnya hanya tertutup bikini hitam yang kontras dengan kulitnya. Di sana, bekas luka lama masih jelas terlihat, menjadi saksi dari masa lalu yang menyakitkan. Namun kali ini bukan hanya luka yang tertinggal di tubuhnya. Ada pula jejak cinta—sentuhan hangat dan bekas kasih beberapa jam lalu dari Isandro—menyatu dengan lebam yang masih membekas. Sebuah perpaduan antara perih dan rasa yang sulit ia definisikan. “Mustahil Mas Isa gak jijik,” gumam Yessa pelan, matanya memancarkan kegetiran melihat tubuhnya sendiri dari pantulan cermin. “Aku sendiri bahkan gak enak lihatnya.” “Sayang ....” Suara berat Isandro dari ambang pintu wardrobe menghentikan monolog Yessa. Pria itu masuk hanya mengenakan boxer hitam yang menempel di tubuh atletisnya. Yessa menatapnya dari pantulan cermin dan mengulas senyum kecil. “Kamu ngapain?” Isandro bertanya sambil berjalan mendekat, lalu melingkarkan kedua lengannya di pinggang

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 43 | BAYAR DENGAN TUBUH KAMU

    Ana kembali ke ruang perawat dengan ekspresi heboh yang jelas terpancar di wajahnya. “Yessa ...,” serunya sambil menghampiri Yessa yang tengah bersama Laras, masih dengan posisi berpelukan. “Kalian kenapa?” Laras melepaskan pelukannya dan menatap Anas ini. “Jadi selama ini kalian berdua nutupin hal dari aku aja? Yessa cuma cerita sama kamu, dan ke aku nggak. Kenapa?” Ana menelan ludahnya susah payah, lalu melirik Yessa yang hanya tersenyum kecil. “Sorry, Ras. Kita gak mau membebani bumil aja, takut kamu kepikiran. Kamu kan baru nikah, jadi ... takut overthinking.” “Tapi semoga ... suami kamu orang baik ya, Ras,” timpal Yessa dengan senyum manisnya. Tapi, dia diam-diam ragu, karena Kaveer dulu saat awal menikah sangat baik. Lalu perlahan-lahan sikap alisnya mulai keluar, dan lebih jelas lagi ketika dia diberi cobaan bangkrut. “Amin,” sahut Laras cepat. “Suami aku baik, akan selalu baik.” Ana dan Yessa ikut mengaminkan doa temannya itu. “Oh iya, gimana sama suaminya Yess

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 42 | DISAMPERIN KE RUMAH SAKIT

    Kaveer pulang dengan wajah kusut, langkah kakinya berat namun penuh amarah. Pintu rumahnya dibanting begitu saja hingga menimbulkan gema di ruang tamu yang kosong. Napasnya tersengal, dada naik turun menahan emosi yang sudah tak terbendung. Seharian penuh ia mengacak-acak rumah mertuanya, membuka setiap pintu, menelusuri tiap sudut, bahkan sempat membuat sang ibu mertua ketakutan karena sikapnya yang meledak-ledak. Namun hasilnya nihil—Yessa seakan hilang ditelan bumi. Ia merogoh saku celananya, menatap ponsel dengan tatapan tajam. Nomor Yessa sudah tak aktif, seolah-olah diputuskan dengan sengaja agar ia tak bisa lagi melacak keberadaannya. “Sial!” umpatnya, melempar ponsel ke sofa. Tangannya bergetar, bukan karena lelah, melainkan karena perasaan dikhianati dan ketidakberdayaan yang bercampur menjadi satu. Rumah yang biasanya terasa hidup kini bagai penjara kosong, hanya menyisakan gema langkahnya sendiri. Kaveer mengusap wajahnya kasar. Ada sesuatu yang tak beres—da

  • Gairah Terlarang: Sahabat Suamiku, Nafsu Rahasiaku   CHAPTER 41 | KAVEER MENGANCAM

    “Arby?” Yessa mengulas senyum lebar kala bocah laki-laki itu datang bersama ayahnya. Ia kemudian membuka pintu apartemen lebih lebar. “Silakan masuk, Mas, By,” ucapnya mempersilakan sang tamu. Isandro dan Arby lantas masuk ke ruangan luas nan mewah itu. Mereka duduk di sofa empuk yang berada di tengah, sementara Yessa bergegas ke dapur kecil untuk menyiapkan minuman. Tidak ada yang istimewa—hanya air putih saja, karena ia memang belum sempat berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari selama di apartemen itu. “Maaf ya, Mas, By … tante cuma ada air putih aja,” ucap Yessa sambil meletakkan dua gelas bening bersama cerek di meja. Arby menoleh cepat, bibirnya tersungging senyum manis. “Nggak apa-apa, Tante. Arby suka kok.” Isandro ikut mengangguk, menatap Yessa dengan lembut. “Nggak usah repot-repot, Yes. Air putih pun cukup. Yang penting kita bisa ngobrol tenang di sini.” Yessa tersipu kecil, berusaha menyembunyikan gugupnya. Ia duduk di seberang mereka, meremas jemarinya send

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status