Cinta seketika menarik napasnya dalam-dalam karena apa yang dikatakan oleh Daniel memang benar. Cinta bahkan mencurigai Daniel telah melakukan perselingkuhan dengan Risa setelah mendapat kiriman foto tersebut.Tiba-tiba saja Cinta menjadi kepikiran tentang siapa yang telah mengirimkan foto Daniel bersama Risa di jalan tersebut."Daniel Siapa kira-kira yang telah mengirimkan fotomu ke ponselku?" tanya Cinta Seraya menoleh ke arah Daniel."Kita akan segera mencari tahu setelah kita menemui Risa," sahut Daniel.Daniel kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga beberapa menit kemudian ia telah memarkirkan mobilnya di halaman sebuah hotel.Daniel langsung mengajak Cinta untuk naik ke lantai tiga di mana ia meninggalkan Risa di dalam kamar tadi.Setelah sampai didepan pintu kamar Risa, Daniel dan Cinta pun mengetuk pintu berkali-kali, akan tetapi pintu tersebut tak kunjung dibuka. Daniel dan Cinta saling pandang karena pikiran mereka mulai berkelana."Aku menghawatirkan Risa
Tubuh Della seketika melemas mendengar perkataan Cinta. Dia tidak menyangka kakaknya akan bernasib sangat menyedihkan malam itu. Dia tahu persis bagaimana Risa menjaga dirinya dengan baik dari godaan laki-laki demi menjaga kesucian cintanya dan kesetiaannya pada Gilang.Namun pada kenyataannya, Mr. Hua malah merenggut kesucian itu dengan seenaknya."Aku memintamu di sini untuk menjaga Risa di ruang rawat inap. Aku dan Daniel akan segera mengurusi Mister Hua agar mendapat hukuman yang setimpal," ujar Cinta seraya mengusap punggung Della dengan lembut.Cinta sedang memikirkan semuanya. Dia harus segera menyelesaikan masalah tersebut sebelum Mr. Hua memutar balikan fakta. Perempuan itu pun segera berlari menuju Daniel yang sedang berjaga di ruang ICU di mana Gio sedang dirawat."Sayang, kita tidak bisa menunggu ini terlalu lama. Kita harus segera menyerahkan Mr Hua kepada pihak polisi. Aku tidak ingin b******* itu bisa bebas begitu saja." Cinta berujar dengan wajah cemas.Daniel menoleh
Tuan Adiguna dan istrinya saling pandang. Mereka terkesima mendengar Cinta menceritakan tentang Dokter Arinda yang mampu menyembuhkan dirinya yang saat itu juga tengah depresi karena hampir diperkosa oleh mantan suaminya. "Tapi bagaimana dengan si kembar? Mereka tidak mungkin ikut kalian ke kota Jambi. Itu pasti akan sangat merepotkan pekerjaan kalian." Nyonya Adiguna menoleh ke arah si kembar yang sedang berebut mainan. "Bukankah ada Della yang bisa menjaga mereka?" "Tapi kami tidak ingin ada fitnah jika Della tetap berada di rumah ini." "Kalau begitu kalian bisa menikahkan Della terlebih dahulu." Daniel menyahut dengan cepat. "Nggak bisa begitu Mas Daniel. Aku tidak ingin menikah tanpa kehadiran Kak Risa," sanggah Della dengan cepat. "Jika kamu tetap berpegang teguh pada prinsipmu, itu artinya kamu tidak mencintai Risa." "Bukan begitu, Kak." "Saat ini Risa membutuhkan terapi yang hebat untuk mengembalikan ingatannya dan kesehatannya. Jika kita membawa dia ke rumah sakit jiwa
Sinar matahari menerobos kaca kamar hotel. Dua orang anak manusia sedang berpelukan tanpa busana di bawah selimut berwarna putih.Cinta mengerjapkan matanya sesaat dan merasakan sedikit pusing. Ia hendak beranjak bangun ketika tiba-tiba menyadari ada tangan seseorang dibawah kepalanya dan satu tangan lagi melingkar di pinggangnya.Cinta menoleh kebelakang dan betapa terkejutnya dia mendapati seorang lelaki tertidur nyenyak sambil memeluk nya."Kamu? Siapa kamu? apa yang kamu lakukan disini? mengapa kamu ada di kamar saya?" Cinta berteriak sembari menjauh dari lelaki bermata sipit itu.Lelaki bermata sipit yang memiliki nama Daniel Luckynai Wong terbangun dan kaget karena mendapati ada perempuan disampingnya. Kedua nya berteriak bersamaan setelah menyadari keadaan mereka yang tidak mengenakan sehelai benang pun. Beruntung di samping ranjang ada bathrobe. Cinta buru buru mengenakannya.Daniel pun demikian. Ia meraih handuk dan melilitkan di pinggangnya.Cinta berniat berlari keluar, dan
Satu hari sebelumnya.Langit begitu gelap gulita, dan turun gerimis kecil. Cinta setengah berlari karena rintik hujan semakin deras. Sembari melindungi tas yang di jinjingnya dari guyuran hujan. Cinta berteduh di samping sebuah toko pakaian. Ia baru saja membeli semua keperluan sekolah putri semata wayangnya. Cinta merapatkan tubuhnya pada tembok karena hujan semakin deras.Bersamaan dengan itu, seorang lelaki juga berteduh. Lelaki tersebut sangat tampan dengan postur tubuh tegap. Lelaki itu hanya memandang Cinta sesaat, lalu kembali memandangi air hujan yang turun kian deras. Cinta meletakkan barang belanjaannya di dekat pintu toko tersebut agar tidak terkena hujan. Lelaki yang berada disamping Cinta memperhatikan kesibukan Cinta dengan tatapan heran. Cinta menyadari bahwa sosok di sebelahnya menatap heran. Namun, ia tidak peduli, Cinta terus membenahi belanjaannya.Setelah dirasa belanjaannya cukup aman, Cinta merapatkan tubuhnya di dinding ruko sembari mengusap-ngusap telapak tanga
Dua jam kemudian Cinta sampai ke pinggiran kota yang di tujunya. Cinta langsung memanggil ojek untuk mengantarkannya ke desa tempat tinggalnya.Satu jam perjalanan, Cinta pun sampai kerumahnya."Assalamualaikum." Cinta mengucap salam."Waalaikumsalam." Seorang anak perempuan menyambut Cinta dengan senyum ceria.Anak perempuan tersebut adalah Carisa, putri semata wayang Cinta."Mama kok lama banget pulangnya? Aku kangen." Carisa memeluk erat tubuh Cinta."Maaf, Sayang. Mama ada urusan penting. Makanya gak bisa pulang kemaren." Cinta mengusap pipi putri semata wayangnya dengan lembut."Ini belanjaannya bantu bawa masuk ya, Sayang." Cinta Menggandeng tangan putrinya."Sayang, mama capek. Mama mau Mandi dan istirahat dulu ya," ujar Cinta berlalu kekamar meninggal kan Carisa yang membongkar belanjaannya. Di kamar , Cinta menangis tersedu. Cinta benar benar merasa jijik pada dirinya atas kejadian semalam. Cinta memang tidak mengingat dengan jelas kejadian itu. Tapi Cinta selalu teringat ba
Siang itu Daniel dan Andi membuka aplikasi dimana Daniel memesan makanan untuk Cinta malam itu.Mereka lalu menelusuri letak restoran tersebut melalui aplikasi Google map.Andi mengemudi kendaraan dengan kecepatan sedang. Daniel terlihat masih termenung dengan kedatangan paparazy di kantornya tadi."Menurutmu, apa ada sesuatu dalam makanan yang aku pesan untuk Cinta?" Daniel menatap Andi dari kaca spion "Saya tidak tau pasti, Bos. Tapi firasat saya mengatakan, ada yang tidak beres dengan makanan tersebut." Andi balas menatap Daniel."Mengapa kamu bersikukuh mengajakku kesana?" Daniel memberondong Andi dengan pertanyaan"Insting saya mengatakan bahwa makanan yang anda pesan telah dicampur dengan obat perangsang, Bos." Andi menjawab sembari terus melajukan kendaraan."Aku tidak yakin. Restoran itu tidak mungkin melakukan kesalahan yang akan merusak reputasinya." Daniel menyanggah pendapat Andi."Maka dari itu, kita harus ke sana, Bos . untuk mencari kebenarannya," jawab Andi mantap."T
Dengan malas, Cinta membuka amplop tersebut. Matanya melebar sempurna melihat isi amplop."Kamu benar -benar gila. Apa maksudmu dengan mengambil gambar kejadian itu dan mencetak nya seperti ini, hah?"Plakkkkk Cinta menampar wajah Daniel dengan keras.Tapi seperdetik berikutnya Daniel mencium bibir Cinta dengan kuat."Setiap kamu menamparku, aku akan menciummu," ujar Daniel menatap Cinta dengan tersenyum.Cinta meraih handle mobil, tapi. Lagi-lagi Daniel menahannya. Daniel mengunci pintu mobil sehingga Cinta tidak bisa keluar."Dengarkan baik-baik. Menikahlah denganku. Apa yang terjadi malam itu adalah jebakan dari paparazy yang haus akan uang. Paparazy sengaja mencampur makanan yang aku pesan untukmu dengan obat perangsang." Daniel menatap Cinta"Kamu pikir aku percaya, hah? Lelaki brengsek seperti kamu, bagaimana bisa aku percaya?" Cinta masih mencoba untuk keluar dari mobil."Dengarkan aku!" Daniel mencengkram bahu Cinta."Kemarin, paparazy itu mendatangi kantorku dan memberikan P