Bab 39"Sayang ... jangan khawatir, mama nggak akan jatuh cinta pada siapapun," hibur Cinta pada putri semata wayangnya tersebut. Ia menyusul Carisa ke dalam kamar."Carisa juga gak mau, Bos mama itu sampai jatuh cinta sama mama," teriak Carisa kesal."Itu tidak akan pernah terjadi, Sayang," ujar Cinta mengusap rambut putrinya."Janji ya, Ma," pinta Carisa."Iya, Sayang," jawab Cinta tersenyum.Cinta lalu membacakan dongeng sebelum tidur sampai Carisa terlelap.***Cinta kembali ke kamarnya dan mengecek ponselnya. Ternyata ada beberapa chat dari Daniel.Cinta mulai mengetik untuk membalas chat tersebut, tapi, gerakan tersebut terhenti ketika Cinta mengingat ucapan putrinya tadi.Cinta berbaring diranjang. Perasaan Cinta tidak nyaman. Perlahan, ritual wajib sebelum tidur terbayang terus dipikirannya.Cinta memejamkan mata, mencoba melupakan ritual itu. Namun, semakin memejamkan mata, bayangan itu semakin nyata.Bayangan di saat Daniel mengecup mesra keningnya, mengecup kedua kelopak ma
Bab 40Desakan Daniel***Minggu sore,Cinta mengemasi barang yang akan dibawanya ke Apartemen.drettt...ponsel Cinta bergetar.Cinta mengusap layar ponselnya dan tertera chat dari Daniel.[Sayang, hari ini aku gak ikut jemput kamu. Aku ada meeting penting dengan klien,][Bukannya hari ini libur?][Iya sayang, tapi ini klienku dari bangkok][Ya sudah, gak apa-apa][Maaf ya, Sayang]Cinta menarik nafas pendek. Entah mengapa sesak yang dirasakan Cinta. Ia merasa sangat merindukan suaminya.Pukul 16.30 wib, Cinta berangkat dari perbatasan kota. Cinta melambaikan tangan kepada Carisa ketika mobil mulai bergerak melaju."Bos tidak bisa ikut menjemput, karena malam ini ada meeting dengan klien dari Bangkok" ucap Andi kepada istri majikannya itu."Iya, saya sudah tahu. Nggak apa-apa,"sahut Cinta menekan tombol tirai dan memasang alarm di ponselnya. Karena Cinta terbiasa tidur sepanjang perjalanan dan selalu digendong Daniel sampai ke kamar Apartemen.***Alarm di ponsel Cinta berdering. Ci
Bab 41Kumandang suara adzan membangunkan Cinta dari tidurnya. Cinta terkejut saat terbangun dan mendapati dirinya berada dalam pelukan Daniel. Namun, Ia tidak marah atau memukul Daniel seperti beberapa saat yang lalu.Cinta menatap wajah Daniel dengan seksama. Senyum terkulum dibibirnya. Menatap wajah suaminya dengan jarak sedekat itu, disaat sang empunya wajah sedang tertidur, tidak pernah dilakukan Cinta sebelumnya.Cinta mengamati wajah Daniel sedetailnya. Wajah ciptaan Tuhan yang terpahat sempurna. Mata yang tajam namun meneduhkan, hidung yang mancung, kulit yang putih mulus namun tetap memperlihatkan kharisma, dan bibir yang berwarna merah muda.Jika kebanyakan lelaki berkulit sawo matang dan bibir yang coklat atau malah hitam. Daniel justru memiliki kulit putih dan bibir berwarna merah muda. Itu karena Daniel tidak pernah merokok, ngopi, ataupun meminum minuman beralkohol."Belum puas menatapnya?"Cinta tersentak kaget ketika tiba-tiba Daniel berbicara dan memeluk tubuh Cinta d
Bab 42Kehadiran orang KetigaCinta mendapati Daniel sedang memotong sosis dan bakso ketika kembali ke dapur setelah selesai menerima telepon dari putrinya."Biar aku saja!" Ujar Cinta mengambil pisau yang dipegang oleh Daniel. Tanpa bicara, Daniel menyerahkan pisau tersebut kepada Cinta. Lalu duduk di kursi dengan diam. Cinta melirik Daniel sekilas, tidak biasanya suaminya tidak mengganggu pekerjaannya.Cinta merasa tidak nyaman dengan sikap Daniel yang diam seribu bahasa. Karena Ia terbiasa dengan larangan atau pun kemauan Daniel yang aneh-aneh , namun Cinta suka."Nasi gorengnya sudah siap." Cinta meletakkan nasi goreng tersebut dihadapan Daniel. Lalu menyiapkan segelas air putih. Daniel menerima nasi goreng dan melahapnya tanpa memandang Cinta sedikitpun. Mereka makan dalam diam, tanpa ada canda , atau pun sikap genit Daniel seperti biasanya.Setelah sarapan, Cinta membereskan meja makan dan membawa piring kotor kewastapel dan mencucinya. Sedangkan Daniel langsung berlalu meningga
Bab 43Daniel membawa Cinta menuju mobilnya dan mendudukkan Cinta disamping kemudi."Aku tidak mau pulang, Daniel." Cinta mencoba melawan. Namun tangan kekar Daniel memasangkan Safetybelt dan menguncinya.Daniel menatap Cinta dengan sorot tajam."Aku tidak mau pu..."Cinta belum selesai bebicara ketika Daniel membungkam mulut istrinya dengan bibirnya. Menyesap bibir Cinta dengan lembut. Cinta terdiam, tidak menolak ciuman tersebut namun, tidak juga membalasnya."Aku jelaskan di apartemen." Daniel berlari mengitari mobil dan duduk di kemudi.Daniel melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang. Tidak ada pembicaraan. Hanya isakan Cinta yang terdengar. Sesekali Daniel mengusap airmata istrinya yang selalu ditepis oleh sang istri.Mobil terparkir di halaman Penthouse.Daniel turun dari mobil, berniat untuk membukakan pintu mobil Cinta. Namun Cinta turun terlebih dahulu dan berlari memasuki Penthouse.Setelah mengunci kendaraannya, Daniel mengejar Cinta."Sayang, dengarkan aku!" Daniel menc
Bab 44Pesakitan Cinta"Perubahan sikap? Maksudmu?" Daniel masih terlihat bingung."Owh. Ya sudah kalau kamu tidak menyadarinya." Cinta bangkit dan berlalu meninggalkan suaminya.Daniel meraih tubuh Cinta dan mendudukkannya di pangkuan dengan kedua tangan melingkar erat ditubuh perempuan berambut pendek itu."Lepaskan aku, aku masih marah, ya!" ujar Cinta melepaskan diri dari pelukan Daniel."Katakan padaku, perubahan mana yang kamu maksud, hmm?" Daniel memeluk istrinya semakin erat"Perubahan apa?" Cinta balik bertanya."Perubahan sikapku yang menyakitimu, katakan, perubahan yang mana?" Daniel menajamkan tatapannya."Tidak ada, lupakan!" Cinta mencoba melepaskan diri."Aku tidak akan melepaskanmu, kalau kamu tidak mau bicara!" ujar Daniel dengan nada mengancam."Pikirkan saja sendiri! Apa yang biasa kamu lakukan padaku, tapi tidak kamu lakukan hari ini," sahut Cinta bersidekap tangannya didada.Daniel berpikir sejenak, lalu senyum terkembang dibibirnya.Melihat reaksi Daniel yang ter
Bab 45Daniel terpaku mendengar ucapan Cinta. Daniel mengingat kembali kejadian tadi pagi. Membiarkan Cinta melanjutkan memotong sosis dan mencuci piring sendiri, menolak ketika Cinta ingin membenarkan dasinya. Dan mengirimkan chat kepada Cinta tanpa panggilan 'sayang'.Daniel duduk disofa, mengusap wajahnya dengan kasar.Janji akan selalu mencintai, tidak melukai dan menyakiti istrinya. Daniel memang pernah mengucapkan janji itu."Akhhhh!" Daniel memukul tangannya Ke dinding di dekat sofa sehingga buku-buku tangannya berdarah.Kejadian tadi pagi membuat Daniel kesal, karena Ia sudah mencapai hasratnya dan meminta istrinya mengucapkan kata cinta agar Hasrat lelakinya bisa tersalurkan, tetapi Cinta mengatakan belum mencintai Daniel. Jawaban tersebut yang membuat lelaki bermata sipit itu emosi dan tidak bersikap manis pada istrinya. Daniel tidak menyangka kalau apa yang dilakukannya melukai perasaan Cinta.Daniel kembali mengusap wajahnya ketika teringat, dia berjanji akan membuktikan
Bab 46Merasa bersalah"Hallo, apa Rachel?" Daniel sontak terbangun. Melipat kembali selimutnya dan menghubungi Andi."Andi, rumah Rachel kebakaran, cepat! kamu kerumahnya sekarang, amankan Rachel dan keluarganya" Perintah Daniel kepada Andi. Daniel masuk ke dalam kamar, dan memandang wajah damai Cinta. Daniel tidak menemui Rachel karena tidak ingin Cinta bersedih dan merasa tidak berarti. Meskipun pada saat ini, Rachel membutuhkan bantuannya.Daniel sudah berjanji untuk tidak menyakiti Cinta, dan Daniel sadar, Cinta merasa tidak nyaman dengan kedekatannya bersama Rachel, walaupun Daniel sudah menceritakan hubungan mereka.***Cinta menggeliat ketika merasa bibir seseorang menyentuh keningnya, Cinta membuka matanya dan mendapati wajah suaminya yang hanya berjarak beberapa senti saja. Cinta tersenyum dan menyentuh wajah tampan tersebut. "Good Morning," ucap Daniel tersenyum, tangannya mengusap wajah cantik Cinta dan mengecup tangan Cinta yang menyentuh wajahnya."Good Morning," sahut